Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang Upaya Jepang untuk mempertahankan Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya serta menarik simpati rakyat Indonesia meliputi bidang-bidang:
Bidang Politik
ImageDalam usaha menarik simpati bangsa Indonesia dengan tujuan agar rakyat mau membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang mengumandangkan semboyan 3A yakni: “Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia”. Hal ini menyatakan bahwa kehadiran Jepang di Asia, termasuk Indonesia adalah untuk membebaskan Asia dari penjajahan bangsa Barat, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Bidang Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dan industrinya, maka Jepang melakukan eksploitasi terhadap sumber kekayaan alam Indonesia. Hal ini berupa eksploitasi dibidang hasil pertanian, perkebunan, hutan, bahan Tambang, dan lain-lain.
Bidang Sosial Budaya
Dibidang sosial, kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan karena kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan sumber daya manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa (Romusha) serta dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer maupun semi militer. Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukkan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei).
Dampak pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut .
• Keuntungan: 1. Kesempatan bagi bangsa bangsa Indonesia Indonesia untuk menjadi birokrat. birokrat. 2. Bahasa Indonesia Indonesia dijadikan dijadikan sebagai bahasa pengantar pengantar dalam dunia pendidikan. pendidikan. 3. Status sosial pribumi mengalami kenaikan. 4. Adanya kesempatan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memperoleh memperoleh pendidikan / bersekolah. 5. Dengan berdirinya PETA, para pemuda dapat memperoleh pendidikan militer militer dan penanaman jiwa nasionalis. 6. dsb.
• Kerugian : 1. Semua organisasi politik dilarang untuk untuk beraktivitas. beraktivitas. 2. Kesengsaraan rakyat karena adanya Romusha. 3. Kontrol media cetak cetak dan elektronik yang kuat. 4. Alam Indonesia diekspoitasi secara besar-besaran. 5. Banyak para pejuang pejuang yang yang dihukum dihukum mati. 6. Pemerintahan Jepang yang kejam karena berbau fascis (adanya polisi militer yang kejam) kejam) 7. Banyak wanita Indonesia Indonesia yang dijadikan Jogunianfu. 8. dsb.
Di awal tahun 1945 ,Jendral McArthur ,Panglima Komando Pertahanan Pasifk Barat Daya melancarkan siasat lompat katak (leapfrogging) untuk membalas Jepang .Satu per satu wilayah yang dikuasai Jepang baik di Asia maupun Pasifik berhasil direbut kembali oleh sekutu .Tidak lama kemudian Amerika Serikat membom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945. Kedua peristiwa pemboman tersebut membuat Jepang mau tidak mau harus menyerah, apalagi Amerika Serikat yang termasuk dalam Sekutu telah mengeluarkan ultimatum bagi Jepang agar menyerah. Pada akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 (tanggal 14 Agustus 1945 waktu New York).Dengan demikian Perang Pasifik berakhir dan kekuasaan Jepang di Indonesia pun berakhir.
Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia Masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia. Umumnya beranggapan bahwa masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia. Dalam masa pendudukan Jepang yang singkat itu telah membawa dampak positif dan juga dampak negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya.
Dampak
Positif
Pendudukan
Jepang
Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain: a.
Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
b.
Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
c.
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan agar Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
d.
Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
e.
Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA.
f.
Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi.
g.
Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
h.
Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
i.
Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
j.
Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Dampak
Negatif
Pendudukan
Jepang
Selain dampak positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain : a.
Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
b.
Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
c.
Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
d.
Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
e.
Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
f.
Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
g.
Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasan Jepang.
h.
Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lainlain.
i.
Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
j.
Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat- pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam. Sumber: http://id.wikipedia.org
Artikel
Terkait
•
Peranan
KTN
dalam
•
Makna
dan
Alasan
•
Latar
•
Sejarah
•
Lahirnya
•
Sejarah
•
Peranan
•
Sifat
•
Tindakan
•
Sikap
•
Periode
•
Faktor
Ekstern
•
Faktor
Intern
•
Politik
•
Ekspansi
•
Latar
•
Metodologi
•
Sejarah
•
Aktivitas
•
Biografi
•
Pengaruh
•
November
•
Wayang
•
Pengaruh
•
Pan
•
Peranan
•
Perjuangan
dengan Penyelesaian RI
Sengketa
Indonesia
Menerima
Belakang
Belanda
Persetujuan
Linggarjati
Persetujuan
Singkat
Istana
Linggarjati
Kepresidenan
Bogor
Demokrasi Singkat
dan
Sejarah
Perguruan
Pers Strategi
dalam Perjuangan
Pemerintah
Pergerakan Pergerakan
Belanda
Terhadap
Pergerakan Radikal
Luar
Nasional
Jepang
pada
Organisasi
Indonesia Periode
Bertahan
Pergerakan
Radikal
Kedatangan
Pergerakan
Jepang
Nasional
Pergerakan
Timbulnya
Siswa
Nasional
Menghadapi
Timbulnya
Negeri
Taman
Organisasi
Hindia
Kaum
Terpimpin
Pergerakan Setelah
Kegagalan
Jepang
Indonesia
Nasional
Indonesia
Nasional
Indonesia
Ekspansinya
ke
Ke
Belakang
Cina
Imperialisme
Jepang
Penelitian Terbentuknya Politik
Angkatan
Tan
Malaka
Sejarah Perang
Pasca
Republik
Proklamasi
Singkat Gagalnya November
Indonesia
Kemerdekaan
Tan
Belofte Terhadap
Pan
Sebagai Islamisme
Perhimpunan
Indonesia (1918)
Media Terhadap
Indonesia Malaka
Belofte Kulit
Cina
Penyebaran
Pergerakan
Islam
Nasional
Indonesia Islamisme
Falatehan Islam
dalam dalam
Penyebaran Melawan
Islam
Imperialisme
di Belanda
Jawa di
Barat Indonesia
•
Terbentuknya
Kolonialisme
•
Pergeseran
•
Keruntuhan
Majapahit
•
Perkembangan
Majapahit
•
Sejarah Peristiwa Korban 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan
Kekuasaan
dari
Majapahit
Belanda ke
Kerajaan-kerajaan
di Islam
di
Indonesia Jawa
(abad
ke-16)
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia Pada awal abad ke-20, Jepang telah berhasil memodernisasi negaranya menjadi Negara industri modern yang sangat membutuhkan sumber bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri maupun daerah untuk menjual barang-barang hasil industrinya. Untuk dapat merebut wilayah tersebut, Jepang harus berlawanan dengan Barat di Perang Pasifik (1941-1945) atau disebut Perang Asia Timur Raya (oleh bangsa Jepang. Perang Pasifik diawali oleh penyerangan Jepang terhadap pangkalan militer Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai. Akibat tindakan Jepang ini, Amerik Serikat dan termasuk negara Belanda menyatakan perang terhadap Jepang. Namun, karena ketidaksiapan Belanda menghadapi Jepang, Jepang berhasil merebut Indonesia dengan menyerbu dan menduduki instalasi-instalasi penting seperti di Tarakan, Balikpapan, Manado, Maluku, Palembang, dan Banjarmasin. Oleh karena itu, pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Bab II
Permasalahan
Pendudukan Jepang di Indonesia Kedatangan Jepang di Indonesia dan negara Asia lainnya memiliki maksud dan tujuan tertentu. Maksud kedatangan Jepang ke Indonesia adalah karena landasan riil dan idiil yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Landasan riil ini antara lain karena adanya
ledakan penduduk Jepang sehingga dibutuhkan tempat baru, kurangnya bahan mentah bagi industrialisasi Jepang, dan adanya pembatasan imigrasi ke Amerika dan Australia akibat kecurigaan adanya bahaya kuning. Sedangkan landasan idiilnya adalah ajaran Shintoisme yang dianut Jepang tentang hokkaichu. Jepang sebagai negara yang maju ingin mempersatukan bangsa-bangsa Asia di bawah Kesatuan Asia Timur Raya sehingga Jepang pada awalnya mendapat banyak simpati sebagai sudara tua diantara bangsa Asia lainnya. Untuk menyukseskan ekspansinya Jepang menggunakan banyak taktik antara lain dengan mengebom Pearl Harbour agae memutus kuatan Amerika Serikat di AsiaPasifik serta memudahkan untuk menguasai wilayah lainnya termasuk Indonesia. Selain itu, untuk menambah kekuatan Jepang juga menggabungkan diri dengan Jerman dan Italia yang juga terlibat dalam Perang Dunia II. Persekutuan itu dikenal dengan sebutan Poros Roberto (Roma-Berlin-Tokyo). Jepang pun mulai mengadakan aksi gempuran-gempuran dalam menguasai wilayah dan pada akhirnya Jepang pun berhasil merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda. Keberadaan Jepang di Indonesia tidaklah lama, namun banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat Jepang di Indonesia baik dalam bidang pemerintahan, ekonomi, sosial-politik, dan lainnya.
Bab III
Pembahasan
Pengaruh Kebijakan Pemerintahan Pendudukan Jepang di Indonesia 1.
Sistem Pemerintahan a. b. c. d. e.
f. g.
Pada mulanya kedatangan Jepang disambut gembira oleh bangsa Indonesia karena berusaha menarik simpati dengan cara-cara berikut: Mengumandangkan propaganda bahwa Jepang merupakan “Saudara Tua” bangsa Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia di samping bahasa Jepang sebagai bahasa resmi. Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi-organisasi resmi pemerintahan Jepang. Menarik simpati umat Islam dengan mengizinkan organisasi Majelis Islam A’laIndonesia tetap berdiri. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang Hinomaru. Begitu juga lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan disamping lagu kebangsaan Jepang Kimigayo . Rakyat diwajibkan menyerahkan besi tua. Semua harta peninggalan Belanda yang berupa perkebunan, pabrik, maupun bank disita.
Dalam bidang politik pemerintahan, Jepang membentuk 8 bagian pada pemerintah pusat dan bertanggung jawab pengelolaan ekonomi pada syu (karesidenan). Dalam susunan pemerintah daerah di Jawa terdiri atas Syu (Karesidenan yang dipimpin oleh Syucho , Si (Kotamadya) dipimpin oleh Sicho , Ken (Kabupaten) sipimpin oleh Kencho , Gun (Kewedanan) dipimpin oleh Guncho , Son (Kecamatan) dipimpin oleh Soncho , dan Ku (Desa/Kelurahan) dipimpin oleh Kuncho .
2. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Pendudukan
Jepang
terhadap
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk mengadakan perlawanan dan mengusir Jepang dari tanah air Indonesia.
a. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Politik
1.
1. 2. 3.
2.
3.
Pada masa pendudukan Jepang perjuangan untuk mencapai kemerdekan dilakukan secara kooperatif (bekerja sama) serta dengan cara sembunyi-sembunyi atau bawah tanah. Adapun organisasi-organisasi buatan Jepang yang digunakan untuk menanamkan nasionalisme Indonesia antara lain sebagai berikut. Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan April 1942, dengan ketuanya adalah Mr. Syamsudin. Semboyan Gerakan Tiga A adalah: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan Gerakan Tiga A adalah menanamkan kepercayaan rakyat bahwa Jepang adalah pelindung dan pemimpin Asia. Namun, rakyat Indonesia telah mengetahui maksud propaganda gerakan tersebut. Karena tidak mendapat sambutan dari rakyat, maka Gerakan Tiga A dibubarkan. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Pusat Tenaga Rakyat dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Pendirinya adalah Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu. Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In) Cguo Sang In dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya adalah R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini adalah memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.
b. Pengaruh Kebijakan Jepang Pada Bidang Ekonomi Pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia dipegang oleh militer, maka semua jenis kegiatan diarahkan untuk kepentingan perang. Sumber alam dan bahan makanan diperas oleh Jepang. Hal ini menyebabkan rakyat sangat menderita serta kekurangan sandang dan pangan sehingga terjadi kematian diberbagai tempat. Selain pemerasan dibidang pertanian, Jepang juga mewaijibkan rakyat untuk menyerahkan besi-besi tua untuk pembuatan senjata. Jepang juga merampas harta benda rakyat terutama emas. c. Pengaruh Kebijakan Jepang pada Bidang Sosial
1.
2.
3. a) b) c) d) e) f) g) h)
Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun semi militer yang dibentuk Jepang. Romusha Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang. Tujuannya adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang. Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta gua-gua tempat persembunyian. Kinrohosi Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan pegawair rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para kinrohosi banyak yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan tentara Jepang. Wajib Militer Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu. Seinendan (Barisan Pemuda), dibentuk tanggal 9 Maret 1943 dengan anggota para pemuda usia 14-22 tahun. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan anggota para pemuda usia 23-25 tahun. Fujinkai (Barisan Wanita), dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota para wanita usia 15 tahun ke atas. Gakutotai (Barisan Pelajar), anggotanya terdiri dari murid-miridd sekolah lanjutan. Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan anggota pemuda berusia 18-25 tahun. PETA (Pembela Tanah Air), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dengan tujuan untuk memoertahankan tanah air Indonesia dari penjajahan bangsa Barat. Jawa Hohokai (Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944 dengan tujuan untuk mengerahkan rakyat agar mau membantu atau berbakti kepada Jepang. Suisyintai (Barisan Pelopor), dibentuk pada tanggal 24 September 1944 dan diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat.
Bab IV
Kesimpulan
Dampak pendudukan Jepang di Indonesia : Keuntungan:
1. Kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi birokrat. 2. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. 3. Status social pribumi mengalami kenaikan.
4. Adanya kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memperoleh pendidikan militer dan penanaman jiwa nasionalis. 5. Dengan berdirinya PETA, para pemuda dapat memperoleh pendidikan militer dan penanaman jiwa nasionalis. 6. Dsb.
Kerugian:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Semua organisasi politik dilarang untuk beraktivitas. Kesengsaraan rakyat karena adanya Romusha. Kontrol media cetak dan elektronik yang kuat. Alam Indonesia diekspoitasi secara besar-besaran. Banyak para pejuang yang dihukum mati. Pemerintah Jepang yang kejam karena berbau fascis (adanya polisi militer yang kejam). Banyak wanita Indonesia dijadikan Jogunianfu. Dsb.