PENDAHULUAN
Latar Belakang Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan
tumpang tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950-an dikembangkan sistem digital untuk melakukan analisis dalam memecahkan permasalahan keruangan. Hingga kini berbagai peranan Sistem Informasi Geografis telah berkembang yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan ruang. ruang. Perkembangan dibidang teknologi komputer telah membawa manfaat yang sangat besar bagi penyebaran informasi. Dengan internet misalnya, kita dapat melihat tempat-tempat yang indah disegala penjuru dunia bila tampilannya memanfaatkan sistem informasi geografi. Sistem informasi geograft (SIG) adalah bahagian daripada sistem informasi yang diaplikasikan untuk data geografi atau alat data base untuk analisis dan pemetaan sesuatu yang terdapat dan terjadi di bumi. SIG mulai dikenal pada tahun 1950-an. Pada mulanya penelitian-penelitian dibidang SIG terbatas dikalangan peneliti-peneliti bidang botani, meteorologi dan transportasi. Mereka mulai membuat peta-peta yanng bersifat otomatis dan berusaha mempresentasikan kartografi berkomputer. Sistem Informasi Geografi (SIG) mulai dikenal pada awal tahun 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik lunak maupun keras, SIG berkembang pesat pada era 1990-an. Secara harfiah SIG dapat diartikan: ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,
menyimpan,
memperbaiki,
memperbaharui,
mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. Software
SIG
mengalami
perkembangan
yang
cepat,
ada
yang
dikembangkan oleh industri jasa dan ada pula yang open source. Software berlisensi yang banyak digunakan adalah dari ESRI yang menghasilkan ArcView hingga ArcGIS yang diikuti oleh MapInfo. Berbagai software open source mulai dikembangkan, misalnya GRASS dan MapWindows.
1
ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Saat ini SIG termasuk salah satu teknologi yang berkembang pesat. Teknologi ini terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang didesain untuk mengorganisir data yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada umumnya data geografi mengandung 4 aspek penting yaitu: 1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta). 2. Atribut, informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan 3. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif di antara objek -objek ruang 4. Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang. Data SIG mempunyai dua komponen, yaitu komponen spatial atau geografis, komponen atribut atau tabel. Data spatial menampilkan lokasi geografis dari suatu features. Pada umumnya features tersebut ditampilkan dalam bentuk titik ( point ), garis (line), poligon ( polygon). Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis. Untuk memulai penggunaan Arcview 3.3 pastikan di dalam komputer sudah terinstal Arcview 3.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi-fungsi dan cara-cara aplikasi dari geoprocessing dalam program ArcView 3.3.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Perkembangan ini diikuti oleh membanjirnya produk teknologi SIG di pasar-pasar Indonesia, demikian cepat arus datangnya produk-produk teknologi sistem informasi yang multi-disiplin ini sudah sepatutnya juga diikuti pula dengan kemampuan dalam memahami pengertian sistem, data dan informasi, sistem informasi, sistem informasi geografis agar bisa mengimbangi kecepatan perkembangan teknologinya (Aini, 2007). Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya berhubungan dan berkerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat lunak SIG ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat “ plug-in” dan dapat diaktifkan ketika penggunanya memerlukan kemampuan fungsionalitas tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di- instal ) ke dalam perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst , Edit Tools v3.1, Geoprocessing , JPGE (JFIF) Image Support , Legend Tool , Projection Utility Wizard , Register and Transform Tool dan XTools Extensions (Syakur, 2007). Sumber data yang akan dimasukkan ke dalam sebuah proyek ArcView akan dianggap sebagai sebuah Theme baru. Theme merupakan serangkaian kenampakan geografi dalam sebuah view. Sebuah theme sebaiknya hanya berisi satu macam tema data. Misalnya, sebuah theme berisi data tentang peta dasar, jaringan jalan, jaringan sungai, bentuk lahan, penutupan lahan, dan lain-lain. Setiap theme yang dibuat dapat diaktifkan atau tidak diaktifkan dari view, sehingga isi dari theme tersebut akan tampak pada view atau tidak tampak. Theme aktif akan tampak pada view dengan urutan susunan yang sesuai dengan urutan menurun theme pada daftar isi (table of content). Theme aktif ditandai dengan kesan menonjol pada theme tersebut (Budiyanto, 2002).
3
Data yang digunakan SIG selalu diperoleh dari berbagai jenis dan disimpan dengan cara yang berbeda. SIG menyediakan alat dan metode untuk mengintegrasikan data yang berbeda ke suatu format sehingga dapat dibandingkan dan dianalisa. Sumber data utama diperoleh dari digitasi manual dan penyiaman (scanning) foto udara, lembaran peta dan seperangkat data digital yang sudah ada. Remote sensing dan GPS merupakan sumber data SIG yang terus berkembang (Puntodewo, dkk , 2003). Data spasial yang digunakan untuk analisis dalam SIG dapat diperoleh dari berbagai sumber serta dalam berbagai format. Untuk keperluan analisis data-data tersebut perlu dikelola dalam satu sistem basis data yang terintegrasi. Data yang diperoleh dari suatu sumber lain terkadang tidak bisa langsung digunakan untuk proses analisis lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena masing-masing perangkat lunak ( software) mempunyai struktur data yang berlainan, baik dari segi konsep maupun dari segi teknik penyimpanan maupun pengelolaan data. Selain itu, data tersebut seringkali perlu diubah dari satu tipe data ke tipe data yang lain. Begitu juga dengan informasi koordinat sistem maupun georeferensi, perlu dilakukan transformasi sehingga data-data spasial yang akan digunakan untuk analisis dapat terintegrasi dengan baik dan benar (Mustopa, 2009). ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari themetheme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan komponen-komponen programnya ( view, theme, table, chart , layout dan script ) dalam sebuah project . Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView (Syakur, 2006). Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Ada 6 fungsi dalam geoprocessing yaitu Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data. Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari fungsi Buffer. Geoprocessing merupakan tambahan/extensions dari arcview 3.x.
4
Sehingga untuk menggunakannya haruslah dilakukan penambahan extension ini terlebih dahulu. Fungsi geoprocessing ini diaktifkan lewat menu: ViewGeoprocessing Wizard
(Prasetyo, 2007).
Geoprocessing ini merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di sistem informasi lainnya. Hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir 60-70% kegiatan SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data kurang berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum mengaplikasikan geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai alat pemetaan. Berkaitan dengan entry data yang menyerap 60-70% kegiatan SIG dan ketersediaan data spasial (peta) sangat kurang, penggunaan GPS bukan hanya menjadi alat alternative, tetapi juga – khususnya sejak 2 Mei 2000 saat selective avaibility dilepas oleh Amerika Serikat- tingkat keakuratannya yang cukup tinggi disamping pengoperasiaannya relatif mudah. Keterkaitan antara feature dengan atribut juga selalu disajikan dalam geoprocessing. Misalnya, pada operasi Intersect, intersect satu data dengan data lain akan menghasilkan data baru, baik secara grafis (feature) maupun deskripsinya (Suprapto, 2008). Fungsi pertama yang terdapat pada form geoprocessing wizard adalah fungsi dissolve. Fungsi Dissolve akan menggabungkan object-object dalam sebuah layer yang
mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama. Fungsi
dalam geoprocessing selanjutnya adalah merge. Sesuai dengan namanya, fungsi ini akan menggabungkan beberapa peta menjadi satu peta dengan mengambil bentuk susunan tabel dari salah satu peta yang digabungkan. Fungsi clip digunakan untuk memotong peta dengan bentuk potongan berdasar bentuk object dari peta yang lain. Fungsi Intersect dan Union adalah fungsi untuk membuat peta baru yang terbentuk dari hubungan 2 buah peta (Trenggana, 2006).
5
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Geoprocessing” ini dilaksanakan pada hari Rabu 26 November 2013 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di ruang Laboratorium Manajemen Hutan, Program Studi Kehutanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum SIG ini adalah laptop, flashdisk, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum SIG ini adalah software ArcView 3.3. Prosedur A. Dissolve
1. Dibuka program ArcView 3.3, kemudian buka file langkat lalu klik OK
2. Setelah itu klik view , pilih geoprocessing wizard , pilih dissolved featured basse on , klik next .
6
3. Setelah di klik next , maka akan muncul gambar seperti ini, pada pilihan pertama , pilih langkat, pada pilihan select an attribute to dissolve ganti dengan P106 , pada output file pilih dimana file nya akan di simpan, lalu next.
4. Pada pilihan choose one or more additional fields and opeirations to be included in the output file pilih P106_id by Average, lalu klik finish
7
5. Setelah finish , maka akan muncul disslvtesa.shp, dan gambar seperti ini akan muncul
B. Merge
1. Buka view 2, lalu pilih file asahan dan batubara, lalu klik OK . Maka akan muncul gambar berikut.
2. Klik view , pilih geoprocessing wizard , pilih merge themes together , lalu klik next .
8
3. Pilih kedua file pada pilihan select at least , pada kolom use fields from : pilih Batubara pada output file , pilih dimana file akan disimpan, tapilannya seperti ini , lalu klik finish.
4. Setelah finish akan muncul mergetesa.shp , dan tampilannya seperti ini
9
C. Clip One Theme
1. Buka view 3, lalu pilih file asahan dan kab sumut, lalu klik OK , maka akan muncul gambar seperti ini.
2. Lalu klik file arcView Projection utility , maka akan muncul gambar seperti ini , dan klik ok.
3. Setelah itu pada pilihan directory , pilih data kab.sumut , lalu klik next. Pada arcView Projection Utility- Step 2 , kolom name pertama pilih Geographic , pada kolom nama ke 2 ganti menjadi GSC_WGS_1984 (4326) , lalu klik next , dan akan muncul gmbr seperti ini
10
4. Klik yes , lalu pada Pada arcView Projection Utility- Step 3 , kolom name pertama pilih Projected , pada kolom nama ke 2 ganti menjadi WGS_1984 _UTM_Zone 47N (32647) , lalu klik next , dan akan muncul gmbr seperti ini.
5. Setelah itu pilih tempat penyimpanan , lalu klik finish. Setelah berhasil , pilih dimana file akan di simpan , setelah di simpan buka lagi dimana file di simpan , lalu klik new view. Setelah itu buka file asahan , ceklis asahan. Maka tampilan akan seperti ini
11
6. Setelah itu lakukan geoprocessing wizard , dan pilih dimana file akan di simpan lalu next , next dan finish , maka tampilannya akan menjadi seperti ini
12
D. Union two themes
1. Setelah gambar seperti di atas , ketik view lalu geoprocessing wizard Pilih union two themes , lalu klik next
2. Lalu pada pilihan output file , pilih dimana file akan di simpan , lalu klik finish, maka akan muncul gmbr seperti ini
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari kegiatan praktikum Geoprocessing ini diperoleh hasil-hasil dari proses geoprocessing seperti berikut ini: A. Dissolve
B. Merge
14
C.Clip One Theme
D. Union
15
Pembahasan
Dari kegiatan praktikum Geoprocessing ini diperoleh 4 buah hasil yang merupakan hasil dari 4 buah proses dalam kegiatan Geoprocessing yaitu Dissolve, Merge, Clip One Theme, dan Union. Kegiatan Geoprocessing ini dapat dilakukan dalam program ArcView 3.3, karena di dalam program ArcView dapat dilakukan tambahan/extensions Geoprocessing dan merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat dalam sistem informasi lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Syakur (2007) bahwa Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya berhubungan dan berkerja dengan bantuan extensions yang berguna untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Salah satu contoh extensions ini adalah Geoprocessing. Dari hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa Dissolve berfungsi untuk menggabungkan objek-objek yang terdapat dalam suatu peta. Merge befungsi untuk menggabungkan 2 buah peta, Clip One Theme berfungsi untuk memotong suatu peta dengan bentukan sesuai dengan bentuk objek tertentu. Sedangkan Union berfungsi untuk membentuk sebuah peta baru yang terbentuk dari hubungan 2 buah peta. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Trenggana (2006) yang menjelaskan tentang fungsi-fungsi yang terdapat pada form Geoprocessing Wizar
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Geoprocessing merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di sistem informasi lainnya. 2. Fungsi Dissolve akan menggabungkan object-object dalam sebuah layer yang mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama. 3. Fungsi Merge akan menggabungkan beberapa peta menjadi satu peta dengan mengambil bentuk susunan tabel dari salah satu peta yang digabungkan. 4. Fungsi clip digunakan untuk memotong peta dengan bentuk potongan berdasar bentuk objek dari peta yang lain. 5. Fungsi Union adalah fungsi untuk membuat peta baru yang terbentuk dari hubungan 2 buah peta. Saran
Dalam proses Geoprocessing ini sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada agar data dapat diolah atau diproses dengan baik di dalam program ArcView 3.3 sehingga diperoleh hasil sesuai dengan fungsi-fungsi dari Geoprocessing Wizard dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
17