TUGAS KOMUNITAS PENEGAKKAN DIAGNOSA SECARA DINI DAN PENGOBATAN YANG CEPAT DAN TEPAT (EARLY DIAGNOSIS AND PROMPT TREATMENT) PENYAKIT MENULAR TBC
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 SUSAN ARBA
(08060001)
VIVI SUNDARI
(08060004)
YUDA PRATAMA
(08060007)
CHAIRUDDIN SASTRADINATA (08060013) RIZKY FADILAH
(08060016)
INDRIATI RAHMI
(08060023)
BINTI KARUNIA
(08060041)
ROSI RISKAWATI
(08060052)
DWI SETIANI SUMARDIKO
(08060053)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan tindakan pengobatan pada fase patogenesis, berupa diagnosis dini dan pengobatan segera untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan tidak jadi lebih parah. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk : 1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap ini 2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular 3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah
Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular
Mengobati dan menghentikan proses penyakit
Menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
A. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Menggunakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat ( Early
Diagnosis and Promotion), yaitu : 1.
Mencari kasus sedini mungkin
a. Pengumpulan data penyakit di lingkungan b. Survey lingkungan yang beresiko terkena penyakit c. Penyelidikan epidemiologis d. Melakukan program pengobatan gratis (pemeriksaan umum, Pemeriksaan Sputum dan Rontgen) kepada masyarakat baik yang beresiko maupun yang sudah terpapar TBC. e. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif yaitu dengan promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan, didukung
dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB. f. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB terutama mereka yang BTA nya positif dan pada keluarga yang menderita TB yang menunjukan gejala yang sama, harus diperiksa dahaknya.
2.
Melakukan pemeriksaan umum secara rutin.
a . M e l a k u k a n d i a g n o s a pemeriksaan sputum (dahak) untuk mendeteksi BTA pada orang dewasa. b. Melakukan foto thorax c. Diagnosa dengan tes tuberculin d. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test
3.
Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu (TBC).
a. Berikan Imunisasi Lengkap b. Pengobatan perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina c. Menjaga kondisi lingkungan dan perilaku hidup sehat, terutama pada penderita TBC agar mengetahui bagaimana cara batuk yang benar. d. Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat e. Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian), ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup f. Khusus di Rumah Sakit dan Puskesmas, penderita pengidap batuk diberi masker agar tidak menyemburkan batuk dan bersin g. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. h. Mencari orang – orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular. i. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita
a. Diperlukan seorang PMO ( Pengawas Minum Obat) yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus
disegani dan dihormati oleh pasien dan tinggal dekat dengan pasien. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. b. Meminta keluarga dan orang terdekat untuk memberikan motivasi pada penderita agar tidak menyerah dengan penyakit dan keadaannya yang sedang dialami, yaitu dengan minum obat secara teratur dan selalu check up sesuai anjuran dokter.
5. Mencari orang – orang yang pernah berhubungan dengan penderita dengan penyakit menular
a. Melakukan penyelidikan orang-orang yang pernah kontak dengan penderita, terutama keluarga, petugas dirumah sakit, petugas/guru disekolah, dan petugas foto rontgen. Tuberculin-test bagi seluruh anggota keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara-cara ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif. b. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
6. Pemberian pengobatan yang tepat pada permulaan kasus
a. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat. Obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter diminum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama ( 6 atau 12 bulan). Diwaspadai adanya kebal terhadap obatobat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.
KERANGKA ACUAN LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat salah satunya dengan melakukan pengobatan gratis di lingkungan masyarakat dikarenakan semakin melejitnya harga kebutuhan bahan pokok, sehingga masyarakat kelas bawah menjadi menomor duakan kesehatan. Meskipun mereka sakit, mereka tidak mau berobat, dikarenakan kurangnya biaya. Diharapkan dengan adanya program pengobatan gratis, mereka semakin sadar akan pentingnya kesehatan.
Dalam hal ini yang lebih penting adalah lebih menekankan pada proses pendeteksian kasus-kasus yang terjadi di masyarakat yang tanpa disadari oleh masyarakt itu sendiri (case finding). Hal ini akan dapat membantu masyarakat meningkatkan perhatian terhadap masalah kesehatan dan membantu bagi tenaga kesehatan untuk dapat merumuskan tindakan pencegahan maupun pengobatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dapat bersifat potensial atau dapat meningkatkan resiko yang lebih buruk dari sebelumnya.
Salah satu tugas dari tenaga kesehatan adalah agar masyarakat terhindar dari sakit dan tidak jadi sakit dengan cara pengenalan dini tentang suatu penyakit yang mungkin akan di alami oleh individu dalam suatu masyarakat tertentu. Melalui program-program pengobatan gratis memang bukan sebagai bentuk pemfokusan sebagai pengobatan lini terdepan dalam masalah kesehatan di masyarakat, tetapi diharapkan dapat memberikan dampak yang baik untuk menggali data-data penyakit yang sudah ada serta peningkatan pemahaman melalui kegiatan yang inovatif tentang arti hidup sehat dan perubahan gaya hidup serta ketaatan tiap masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan tempat tinggalnya sehingga masyarakat yang mendatangi dan memanfaatkan layanan kesehatan maupun bentuk pengobatan gratis dan yang lainnya.
TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : •
Meningkatkan kepedulian sosial dan solidaritas terhadap masyarakat sekitar
•
Mencari kasus penyakit menlar (TBC) sedini mungkin
TARGET KEGIATAN
Pencapaian target kegiatan ini adalah untuk menemukan kasus-kasus TBC yang ada dimasyarakat baik yang beresiko maupun yang sudah ter papar.
SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan ini di peruntukkan untuk Masyarakat Desa X Kelurahan Y Kecamatan Z.
BENTUK KEGIATAN
Adapun bentuk kegiatan sebagai berikut : Pengobatan Gratis/Free Medical Check Up
Diperuntukkan bagi masyarakat umum, selain melakukan cek kesehatan juga dapat berobat berbagai penyakit. Di khususkan bagi masyarakat yang beresiko terpapar maupun yang sudah terpapar penyakit TBC. Pembagian Masker secara Gratis
Mewujudkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.
SUSUNAN KEGIATAN PENGOBATAN GRATIS NO 1 2
3
KEGIATAN Cek In Peserta Pengobatan Gratis Pembukaan •
Salam pembuka
•
Sambutan
PJ
Dwi & Vivi Nona & Tata (MC)
- Ketua pelaksana
Yuda
- Kepala desa
Bapak X
Pengobatan Gratis : •
Pemeriksaan secara umum
•
Pemeriksaan sputum
Foto Rontgen Pembagian Masker Penutup
Paramedis
•
4 5
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Susan, Indri, Binti, Rosi Nona & Tata (MC)
Kegiatan ini dilakukan pada hari minggu 6 November 2011 bertempat di Balai Desa X, Pukul 08.00 wib – selesai
DANA KEGIATAN NO 1 3 3 4
KEGIATAN Biaya pengobatan Rp.30.000,- @ 100 orang Kosumsi petugas 5 orang x Rp. 10.000,Kosumsi panitia 9 orang x Rp. 10.000,Pembelian Masker 2 box Total Biaya Keseluruhan Terbilang : Tiga Juta Dua Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah
JUMLAH (Rp) 3.000.000 50.000,90.000,80.000,3.220.000,-
PANITIA PELAKSANA
Ketua
: Yuda Pratama
Sekretaris
: Dwi Setiani
Bendahara
: Susan Arba
Bidang Acara
: Rizky fadilah Chairuddin Sastradinata
Bidang Pubdokmas
: Indriati rahmi
Bidang Konsumsi
: Binti Karunia
Bidang Perlengkapan & transportasi : Vivi Sundari Bidang Dana dan Usaha
: Rosi Riskawati
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini dibuat sebagai kerangka acuan untuk pelaksanaan kegiatan, harapan kami kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sukses sesuai rencana dan target, atas bantuan dan partisipasi berbagai pihak kami ucapkan terima kasih