!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
INDIKATOR ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Disusun untuk melengkapi Praktikum Kimia Semester II
Disusun oleh:
Antonius Gerraldy Ehowu Hia Feren Jessica R. Jessica Jessica Nathania
(4) (9) (12) (18) (19)
SMA STRADA ST. THOMAS AQUINO TANGERANG 2012
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
A. JUDUL
: Indikator Asam Basa
B. TUJUAN
:
Mempelajari Indikator Alami Mempelajari Indikator Asam Basa meliputi Lakmus merah, Lakmus biru, Metil Merah, Metil Orange, Fenolftalein, Bromtimol biru
Mempelajari penggunaan Indikator Universal
Mempelajari penggunaan pH meter
C. DASAR TEORI Untuk mengetahui suatu larutan adalah asam atau basa, kita terlebih dahulu harus memiliki indikator asam basa. Indikator asam basa itu sendiri adalah suatu senyawa organik yaang dipakai untuk mengetahui titik akhir titrasi asam basa. Indikator ini sensitif dengan perubahan pH dalam larutan. Jadi pada kisaran pH tertentu indikator ini mengalami perubahan baik dalam warna ataupun skala. Indikator asam basa itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu alami dan buatan. Indikator alami berasal dari bahan organik. Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pHnya. Perubahan warna indikator alami bergantung pada warna jenis tanamannya. Contohnya Contohnya ekstrak ekst rak kembang sepatu, ekstrak bunga bunga mawar, kunyit, kunyit, dll.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat dilaboratorium atau di pabrik bahan kimia, kita tinggalmenggunakanny tinggalmenggunakannya. a. Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanya digunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru. Indikator asam basa buatan lainnya adalah indikator universal, fenolptalin, metil jingga, metil merah, bro mtimol biru, biru, dan pH meter . Kertas lakmus merah dan lakmus biru biasanya hanya digunakan untuk menguji sifat asam dan basa saja. Kertas lakmus merah didalam larutan asam akan tetap merah, di dalam larutan basa akan berwarna biru. Kertas lakmus biru di dalam larutan basa akan berwarna biru, di dalam larutan asam akan berwarna berwarna merah. mera h. Indikator Universal ada yang berbentuk kertas, batangan atau stik, dan berwujud cair. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau pH larutan.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Indikator universal kertas berwarna kuning jika dicelupkan ke dalam asam akan berubah menjadi warna merah atau jingga, jika dicelupkan ke dalam basa akan berubah menjadi biru atau ungu. Indikator universal stik penggunaannya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal dicelupkan pada larutan yang akan diuji kemudian bandingkan warna yang muncul dengan warna standar yang ada pada kotaknya dan ada skala pH-nya.
Indikator universal cair penggunaannya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal diteteskan pada larutan yang akan diuji kemudian bandingkan dengan pita warna indikator. Indikator asam basa lainnya biasanya tersedia dalam bentuk serbuk, kita tinggal melarutkan dala m alkohol. Contohnya Contohnya metil merah, metil jingga, bromtimol biru dan fenolptalin. Selain itu, ada juga pH meter yang merupakan indikator asam basa yang dapat menentukan derajat keasaman suatu larutan dengan menampilkan nilai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini ini bekerja bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas elektrolit/konduktivitas suatu suat u larutan.
D. ALAT DAN BAHAN No.
Alat dan Bahan
Ukuran dan Satuan
Jumlah
1
Rak Tabung Reaksi
-
1
2
Tabung Reaksi
-
12
3
Pipet Tetes
-
16
4
Tissue
-
-
5
Mortar
-
1
6
Alu
-
1
7
Akuades
200 mL
-
8
Buah Bit
-
-
9
Kunyit Kunyit
-
-
10
Kol Ungu
-
-
11
Bunga Mawar Merah
-
-
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
12
Kulit Manggis
-
-
13
Bunga Telang
-
-
14
Bunga Sepatu
-
-
15
Bunga Bougenville
-
-
16
Larutan Asam
-
-
17
Larutan Basa
-
-
18
Larutan A
-
-
19
Larutan B
-
-
20
Larutan C
-
-
21
Larutan D
-
-
22
Larutan E
-
-
23
Larutan F
-
-
24
Kertas Lakmus Merah
-
6
25
Kertas Lakmus Biru
-
6
26
Indikator Universal
-
6
27
pH meter
-
2
E. LANGKAH KERJA i) Indikator Alami
Ambil larutan
Basa
Asam
Teteskan dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak ± 1 mL
Setelah itu teteskan larutan indikator alami masing-masing 1 tetes ke dalam 8 larutan larut an asam dan ulangi meteskan indikator alami ke 8 larutan basa
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Setelah itu teteskan larutan indikator alami masing-masing sebanyak 1 tetes ke dalam 8 larutan asam dan da n ulangi meneteskan indikator alami ke 8 larutan basa
Amati perubahan warna yang terjadi Catat hasilnya! ii) Indikator Buatan
Ambil larutan A dalam 7 tabung reaksi masing-masing ± 1 mL tes t es dengan
"#$%&' ()*#+
"#$%&' .3*&
((
(,
--
./.
0123$#45* 6137)*'#8
9: %)4)*
Ulangi untuk larutan B, C, D, E, F
F. HASIL PERCOBAAN I.
Mempelajari Indikator alami
No.
Indikator Alami
Larutan Asam
Larutan Basa
1
Bit
Nila
Kuning Muda
2
Kunyit
Kuning Muda
Kuning Tua
3
Kol Ungu
Pink Tua
Kuning Kehijauan
4
Mawar Merah
Pink
Kuning Tua
5
Kulit Manggis
Pink
Kuning Tua
6
Bunga Telang
Pink
Kuning Muda
7
Bunga Sepatu
Pink
Kuning Muda
8
Bunga Bougenville
Peach/Pink kusam
Kuning Muda
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
II.
Mempelajari indikator asam basa, Indikator Universal
No.
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Sifat*
MM
MO
PP
BTB
pH**
Indikator Universal pH***
pH meter****
1
A
Merah
Merah
Asam
Merah
Merah
Tidak Berwarna
Kuning
<2,9
2
2,7
2
B
Merah
Merah
Asam
Merah
Jingga
Tidak Berwarna
Kuning
2,94,0
3
3,5
3
C
Merah
Merah
Asam
Merah
Orange
Tidak Berwarna
Kuning
2,94,0
5
3,9
4
D
Biru
Biru
Basa
Kuning
Kuning
Merah Muda
Biru
8,310,0
6
10,5
5
E
Merah
Biru
Netral
Kuning
Orange
Bening
Biru
-
6
9,7
6
F
Merah
Biru
Netral
Orange Tua
Orange Muda
Bening
Kuning Kehijauan
6,06,3
5
9,5
Keterangan: Sifat * =sifat larutan berdasar hasil dari indikator lakmus merah dan lakmus biru (asam/basa). pH** =perkiraan pH berdasarkan warna war na yang dihasilkan indikator MM, MO, PP, BTB dan setelah membuat trayek perubahan warna indikator. pH*** =perkiraan pH setelah menggunakan indikator indikator universal pH**** =perkiraan pH dengan pH pH meter G. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, kami akan membahas tentang Indikator asam basa. Kami telah melakukan percobaan terhadap ekstrak dari: buah bit, kunyit, kol ungu, bunga mawar merah, kulit manggis, bunga telang, bunga sepatu, dan bunga bougenville untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan indikator asam basa. Ketika kami menyampurkan antara larutan asam atau basa dengan indikator yang telah disediakan, terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli larutan indikator tersebut. Warna antara larutan asam dan larutan basa yang ditetesi indikator yang sama pun menghasilkan warna yang berbeda. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ketika ditambah atau dikurangi ion H + . Berdasarkan data hasil percobaan di atas : Ekstrak Buah bit mengalami perubahan warna menjadi Nila ketika dimasukkan dalam larutan asam, dan menjadi Kuning Muda ketika dimasukkan dalam larutan basa. Hal ini memperlihatkan warna ungu yang menjadi warna asli dari bit mengalami perubahan ketika dimasukkan dalam dalam larutan asam basa. Ekstrak Kunyit yang memiliki warna asli kuning tetap berwarna kuning ketika di campurkan ke dalam larutan asam dan basa. Namun, antara larutan asam dan basa memiliki tingkat kuning yang berbeda. Kuning pada larutan basa lebih tua daripada pada larutan asam.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Ekstrak Kol Ungu yang memiliki warna asli Ungu, berubah menjadi pink tua ( lebih muda) pada larutan asam, dan menjadi kuning kehijauan pada larutan basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa kol ungu dapat menjadi indikator indikator asam basa. Ekstrak Bunga Mawar Merah yang berwarna asli merah mengalami perubahan warna menjadi pink (lebih muda) pada larutan asam, dan menjadi kuning kehijauan pada larutan basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga mawar merah dapat menjadi indikator asam basa. Ekstrak kulit manggis yang berwarna asli coklat cok lat mengalami perubahan warna menjadi pink pada larutan asam dan menjadi kuning ku ning tua t ua pada larutan basa. Perubahan warna pada kedua larutan sangat jelas terlihat dan mampu memperlihatkan bahwa ekstrak kulit manggis manggis dapat dijadikan dijadikan indikator asam basa. Ekstrak Bunga Telang yang berwarna asli biru mengalami perubahan warna menjadi pink pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan basa. Perubahan warna warna pada kedua larutan juga sangat jelas terlihat dan mampu memperlihatkan bahwa ekstrak bunga bunga telang dapat dijadikan indikator asam basa. Ekstrak bunga sepatu yang berwarna asli merah mengalami perubahan warna menjadi menjadi pink (lebih muda) pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga sepatu dapat menjadi indikator asam basa. Ekstrak bunga bougenville yang berwarna asli jingga mengalami perubahan warna menjadi pink kusam pada larutan asam dan menjadi kuning muda pada larutan basa. Perubahan warna yang terjadi memperlihatkan bahwa bunga bougenville dapat menjadi indikator asam basa.
;#%<#* "#*&4#1 ='#% 2#1 .#'# >#1? 234)4)'3 0123$#45* =8#%3@ A)*)4 2)9#1B "#*&4#1 .#'# A)*)4 .)8#$#1?B "#*&4#1 ='#%
Selain melakukan percobaan terhadap bahan alami, kami juga melakukan percobaan terhadap Indikator buatan berupa kertas lakmus merah, lakmus biru, larutan Metil jingga, Metil Orange, Fenolftalein, Bromtimol Biru, Indikator Universal, dan pH meter. Indikator tersebut akan dicampurkan dengan larutan A, B, C, D, E, F yang belum diketahui d iketahui memiliki sifat s ifat asam atau basa. Dan kemudian akan didapatkan sifat dari larutan tersebut setelah set elah dicampurkan dengan indikator.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Berdasarkan percobaan diatas, didapatkan : Larutan A
tidak mengubah kertas lakmus merah dan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah, sehingga berdasarkan kertas lakmus, larutan A bersifat asam. asam. Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH adalah 2,7 yang artinya asam.
Trayek perubahan Larutan A:
warna
indikator
dari
MO CDE
4,0
MM 4,2
63
BTB 6,0
7,6
PP 83
10 0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH<2,9, hal ini berarti larutan A bersifat asam. Berdasarkan indikator universal dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan ini senilai 2, ini berarti larutan bersifat asam.
Hasil nilai pH dari indikator universal tidak berbeda jauh dengan nilai pH dari pH meter. Karena semua indikator mengatakan Larutan A bersifat asam, maka dapat dikatakan larutan A bersifat asam.
Larutan B tidak
mengubah kertas lakmus merah dan mengubah mengubah kertas lakmus lakmus biru menjadi merah, sehingga berdasarkan kertas lakmus, larutan B bersifat asam. Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH adalah 3,5 yang artinya asam. asa m.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Trayek perubahan warna indikator dari Larutan B: MO CDE
40
MM 4,2
BTB
6,3
6,0
7,6
PP 8,3
10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapatkan nilai kisaran pH 2,9 sampai 4,0, ini berarti larutan bersifat asam. Lalu berdasarkan indikator universal yang ada dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan ini senilai 3,5 ini berarti larutan bersifat asam.
Karena semua indikator mengatakan Larutan B bersifat asam, maka dapat dikatakan larutan B bersifat asam.
Larutan C tidak
mengubah kertas lakmus merah dan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah, sehingga berdasarkan kertas lakmus, larutan C bersifat asam. Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH adalah 3,9 yang artinya asam. Karena semua indikator mengatakan Larutan C bersifat asam, maka dapat dikatakan larutan C bersifat asam.
Trayek perubahan warna indikator dari larutan C: MO CDE
4,0
MM BTB PP
4,2
6,3
6,0
7,6 8,3
10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH antara 2,9 sampai 4,2, hal ini berarti larutan C bersifat asa m.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Berdasarkan indikator universal yang telah kami cantumkan terlihat bahwa pH larutan ini senilai 5, ini berarti larutan bersifat asam.
Karena semua indikator mengatakan Larutan C bersifat asam, maka dapat dikatakan larutan C bersifat asam.
Larutan D tidak
mengubah kertas lakmus biru dan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, sehingga berdasarkan kertas lakmus, larutan D bersifat basa. Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH adalah 11,5 yang art inya basa. Trayek Perubahan Warna Indikator dari Larutan D:
MO CDE
4,0
MM 42
6,3
BTB 6,0
7,6
PP 8,3
10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat pH antara 8,5 sampai 10, hal ini berarti larutan D bersifat basa. basa. Berdasarkan indikator universal yang ada dibawah ini, terlihat bahwa pH larutan ini senilai 6, ini berarti larutan bersifat asam. Hal ini tidak sesuai dengan data sebelumnya yang lebih banyak mengatakan basa, maka sepertinya telah terjadi kekeliruan dalam kelompok kami ketika memasukkan kertas indikator ke dalam larutan yang kami anggap D yang ternyata adalah E.
Walaupun tidak semua indikator menyatakan larutan D bersifat basa, namun sebagian besar mengatakan basa, sehingga dapat disimpulkan disimpulkan kalau larutan D bersifat basa.
Larutan E tidak
mengubah kertas lakmus merah ataupun biru, ini berarti larutan bersifat netral. Berdasarkan pH meter, nilai pH larutan ini adalahh 9,7. Hal ini kembali berbeda dengan data sebelumnya, sehingga kami tidak bisa mengatakan sifat dari larutan ini.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Trayek Perubahan warna indikator dari Larutan E: MO
CDE
4,0
MM 4,2
6,3
BTB 6,0
7,6
PP 8,3
10,0
Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, tidak didapatkan kisaran nilai pH karena semua indikator saling tidak mendukung dan menyulitkan kami menafsirkan nilai pH. Ini semua dapat terjadi karena kesalahan penafsiran warna oleh kelompok kami dan kurang bersihnya mengelap air yang tersisa pada tabung reaksi, sehingga mempengaruhi konsentrasi dan warna larutan. Setelah itu, berdasarkan indikator universal pH larutan bernilai 6. Hal ini berbeda dengan data dari kertas lakmus yang menyatakan larutan ini netral, maka sepertinya telah terjadi kekeliruan dari kelompok kami dalam menentukan warna indikator universal dengan warna dari kotak indikator.
Apabila di lihat dari rata-rata pH kemungkinan larutan ini adalah larutan netral. Untuk itu, kesalahan pH meter bisa disebabkan karena tidak benar saat mengkalibrasi pH meter dan ketidakcocokan pH meter dengan larutan E.
Larutan F
tidak mengubah kertas lakmus merah ataupun biru, ini berarti larutan bersifat netral. Berdasarkan pH meter ditampilkan nilai pH 9,5.
Trayek perubahan Larutan F:
warna
indikator
dari
MO CDE
4,0
MM 4,2
6,3
BTB 6,0
7,6
PP Berdasarkan trayek perubahan warna indikator MM, MO, PP, BTB, didapat kisaran nilai pH adalah 6,0 sampai 6,3 yang berarti asam.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Berdasarkan indikator universal dikatakan nilai pH adalah 5 yang berarti asam.
Masing- masing data tidak mendukung. Antara lakmus degan trayek perubahan warna masih berselisih sedikit, namun antara lakmus dengan indikator universal dan pH meter dapat dikatakan berbeda. Tapi apabila di lihat rata-ratanya maka larutan F dapat dikatakan netral. Sedangkan kesalahan dapat terjadi kembali karena tidak benar saat mengkalibrasi pH meter dan ketidakcocokan pH meter dengan larutan F dan juga kekeliruan kelompok kami dalam mencocokkan indikator universal dengan kot aknya. Keterangan: *Deret kiri ke kanan gambar larutan A, B, C, F, dicampurkan dengan: MM, MO, PP, BTB, lakmus biru, lakmus merah
H. KESIMPULAN
i)
Indikator Alami Bahan alami dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Dari 8 bahan alam yang tersedia, semuanya dapat digunakan sebagai indikator alami.
ii) Indikator Alami akan mengalami perubahan warna ketika tercampur dengan larutan asam ataupun basa. Sedangkan, bahan alami yang tidak mengalami perubahan warna, berarti tidak bisa bisa dijadikan sebagai indikator. iii) Kebanyakan indikator alami apabila dicampur dengan larutan basa akan mengalami perubahan warna menjadi kuning. iv) Indikator alami hanya mampu memperlihatkan suatu larutan asam atau basa saja dan tidak bisa menampilkan nilai pH secara tepat.
Indikator asam basa i) Lakmus merah akan tetap merah apabila bercampur dengan larutan asam dan netral, dan akan menjadi biru ketika bercampur dengan larutan basa. Sedangkan, lakmus biru akan tetap biru apabila bercampur dengan larutan basa dan netral, dan akan menjadi merah ketika bercampur dengan larutan asam. ii) Indikator seperti MM, MO, PP, dan BTB akan mengalami perubahan warna apabila bercampur dengan larutan asam atau basa. Dan secara jelasnya dapat dilihat di bawah ini:
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
Indikator
Warna
pH
Phenolptalein
Tak Berwarna – Merah
8,3 – 10,0
Brom timol biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
Indikator ini hanya mampu memperkirakan kisaran pH bukan memperlihatkan nilainya secara langsung
Indikator Universal i)
pH meter i)
Indikator ini akan mengalami perubahan warna apabila bercampur dengan larutan asam atau basa. Perubahan warna yang terjadi dapat dicocokan dengan kotak indikator dan memperlihatkan nilai pH secara sec ara langsung.
indikator ini hanya perlu dimasukkan ke dalam larutan dan mampu menampilkan nilai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi
Keseluruhan Setiap indikator dapat digunakan untuk mengetahui suatu larutan asam atau basa, namun untuk mendapatkan hasil yang akurat, kita harus menyingkirkan faktor dari luar yang dapat mempengaruhi kondisi indikator sehingga dapat membuat kesalahan dalam pengamatan.
I. Pertanyaan Manakah dari indikator-indikator di atas yang dapat secara t epat memperkirakan pH? Indikator yang dapat secara tepat dan cepat memperkirakan pH adalah pH meter sebab dapat memperlihatkan nilai pH secara langsung dan memiliki ketelitian lebih tinggi (satu angka di belakang koma) daripada indikator yang lain. Sementara indikator yang lain, seperti indikator universal hanya menampilkan nilai pH secara bulat, termasuk indikator universal cair yang hanya memperlihatkan perkiraan nilai pH dan bergantung pada masing-masing indikator cair (MM, MO, BTB, FP) untuk mempersempit jangkauan perkiraan nilai pH, juga kurang efisien karena harus membuat trayek terlebih dahulu. Begitu juga dengan kertas lakmus yang hanya mampu memperlihatkan suatu larutan asam, netral, atau basa (hanya mampu memperlihatkan pH<7, pH=7, atau pH>7). Apalagi indikator alami yang hanya memperlihatkan perubahan warna ketika ditetesi dengan larutan asam atau basa, sehingga tidak bisa digunakan apabila ingin mengetahui suatu larutan asam atau basa. Indikator alami mengharuskan kita mengetahui terlebih dahulu larutan tersebut asam atau basa dan perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi, barulah kita bisa menggunakannya menggunakannya sebagai se bagai indikator asam basa.
!""#$%%&&&'()*+,"*-./0-,"*("'1234(#3"')35%
J. DAFTAR PUSTAKA Purba, Michael. 2007.
Kimia untuk SMA kelas XI semester 2. Jakarta:
Erlangga
Sijojong, Elyza.” Laporan Kimia Asam-Basa” Asam-Basa”. http://www.scribd.com/doc/42546479/laporan-kimia. (diakses http://www.scribd.com/doc/42546479/laporan-kimia. (diakses tanggal 1 Februari 2010) Okta. “Pengertian Asam, Basa, dan Garam”. http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-asam-basa-dangaram/ . (diakses tanggal tanggal 31 Mei 2010) Situmorang, Antonius. “Indikator Buatan”. http://www.scribd.com/doc/59769193/60/Indikator-Buatan.