rgasilus Klasifikasi E rgasilus Klasifikasi Ergasilus Klasifikasi Ergasilus sebagai berikut : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species
: Animalia : Arthropoda :Maxillopoda :Poecilostomatoida : Ergasilidae : Ergasilus :Ergasilus sieboldi
Gambar. Ergasilus sieboldi (http://fce-study.netdna-ssl.com/2/images/upload-flashcards/67/11/37/7671137_m.png) Ergasiliosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh ektoparasit Crustacea genus Ergasilus. Ikan yang terserang parasit ini biasanya memiliki tanda khusus, operkulumnya membuka dan tidak menutup secara sempurna. Parasit masuk kolam budidaya melalui ikan yang terinfeksi, sedangkan larvanya masuk melalui air. Burung juga organisme yang mungkin dapat mengantarkan parasit ke dalam kolam budidaya. Meskipun parasit ini merupakan parasit insang, akan tetapi menyerang organ lain seperti sirip dan jaringan dekat mata. Akibatnya terjadi kelainan bentuk insang, penyempitan pembuluh darah, darah diisap, kematian jaringan insang dan jaringan tubuh, produksi lendir berlebihan dan kematian biasanya sangat tinggi. Mobilitas parasit yang mampu bergerak b ergerak kesana k esana – – kemari kemari menyebabkan areal yang rusak menjadi semakin lebar. Insang sebagai organ target, sebagian besar arealnya tidak dapat berfungsi, insang tererosi, mati mati dan ikan ikan akan akan kesulit kesulitan an melakuk melakukan an respir respirasi asi Erg as il us si eb ol di . 2.5.1 Morfologi
Pada Ergasilus sieboldin betina memiliki ukuran tubuh dengan panjang 1,3-1,7 mm serta lebarnya 0,4-0,7 mm dan memiliki antena 6 segmen. Bagian wajahnyanya terdapat kait-kait dan pada punggungnya memiliki pigmen berwarna biru tua dan berbentuk seperti lukisan akar.
Kantung telur berbentuk cerutu dengan panjang kira-kira 1 mm dan mengandung lebih dari 100 butir telur. Sedangkan pada Ergasilus sieboldi jantan perbed aannya adalah pada ukuran tubuhnya lebih kecil dan tidak memiliki kait-kait.
Gambar. Ergasilus pada insang ikan (https://www.fish-treatment.co.uk/freshwater-lice/) Ergasilus sieboldin biasanya menyerang ikan yang sedang mencari makan pada dasar perairan, dalam hal ini pasarit menyelam di perairan serta sebagian besar berada sedikit diatas dasar perairan,apabila parasit ini telah berada pada inang atau insang ikan, mereka akan hidup terutama dengan memakan sel-sel epitel dan
sel
mukus
pada
insang. Ikan yang sering
dijadikan inang antara lain ikan kakap, belanak dan belut.Parasit : Parasit ini ditemukan pada insang ikan terutama pada bagian dalamdan dasar inang berupa benda-benda asing panjang yang berwarna putih yang akan menimbulkan kerusakan insang yang kemudian akan membuka kesempatan infeksi cendawan Saprolegia dan Branchiomyces. 2.5.2 Siklus hidup
Siklus hidup Ergasilus sp melibatkan 6 tahap naupli, 5 tahap copepodid dan 1 tahap dewasa. Tahapan ini adalah hidup bebas, dan hanya betina dewasa yang parasit. Parasit jantan dewasa bebas berenang dan setelah kawin dengan betina, Ergasilus sp jantan mati Ergasilus betina bertelur saat masih menempel inang insang ikan. Tingkat penetasan tergantung suhu, dan sampai tiga generasi dapat diproduksi setiap musim. Saat overwinter/ musim dingin, Ergasilus betina mulai bertelur saat suhu meningkat di bulan Maret, dan berlanjut sepanjang musim panas dan awal musim gugur, dengan tingkat tertinggi serangan ikan yang terjadi pada akhir musim panas / awal musim gugur. Sampai tiga generasi bisa diproduksi setiap musim. Parasit ini dapat ditransfer ke sistem yang bersih baik pada ikan sendiri atau di air yang terinfeksi atau peralatan kotor.
2.5.3 Gejala Pada Ikan
Biasanya Ergasilus menyerang insang sehingga Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan. Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah sebagai berikut : 1. Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan. 2. Nafsu makan mulai berkurang. 3. Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air. 4. Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba. 5. Selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat). 6. Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas. 7. Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja. 8. Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih putihan atau kebiru-biruan. 9. Bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh. Biasanya menyerang ikan yang sedang mencari makan pada dasar perairan, dalam hal ini parasite menyelam di perairan serta sebagian besae berada sedikit di atas dasar perairan. Apabila parasit ini telah berada pada inang atau insang ikan mereka akan hidup terutama dengan memakan sel-sel epitel. Ikan
yang
sering
dijadikan
inang antara
lain
ikan
kakap,
belanak
Parasit ini ditemukan pada insang ikan terutama pada bagian dalam dan dasar
dan
belut.
inang. berupa
benda-benda asing panjang yang berwarna putih yang akan menimbulkan kerusakan insang yang kemudian akan membuka kesempatan infeksi cemdawan Saprolegia dan Branchiomyce. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan, nafsu makan mulai berkurang, ikan juga malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air, adakalanya ikan bergerak secara
cepat dan tiba-tiba, selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat). 2.5.4 Pencegahan dan Pengobatan
Ada beberapa teknik pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu secara mekanik, kimia, maupun biologis. Tindakan pencegahan secara mekanik adalah upaya mencegah serangan penyakit dengan bantuan peralatan mekanik. Pencegahan secara kimiawi adalah usaha pencegahan terhadap serangan penyakit dengan memanfaatkan berbagai senyawa kimia. Sedangkan pencegahan secara biologis adalah usaha pencegahan terhadap serangan penyakit dengan menggunakan prinsip-prinsip biologis atau organisme lain. Agar hasilnya memuaskan, pemilihan teknik pencegahan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. Beberapa teknik pencegahan hama dan penyakit ikan antara lain adalah sebagai berikut.
Pembersihan Kolam
Pembersihan (dekontaminasi) kolam dimaksudkan untuk membersihkan organisme parasit, virus, jamur dan bakteri serta hama yang t erdapat di dalamnya. Dekontaminasi dilakukan dengan pengeringan/penjemuran terpal plastik atau dengan menggunakan bahan kimia telah umum diterapkan. Bahan kimia yang sering digunakan adalah kalium permanganat (PK) dan metilin biru (methylene blue).
Pembersihan Peralatan
Pembersihan Ikan Peliharaan
Pembersihan ikan bisa dilakukan dengan sistem karantina. Caranya adalah dengan memelihara ikan-ikan tersebut dalam wadah khusus selama waktu tertentu. Dengan cara ini dapat diketahui apakah ikan tersebut “bersih” atau mengandung jenis organisme tertentu yang mampu menyebabkan penyakit, sehingga langkah pengamanan dapat segera diambil. Cara lain adalah dengan membersihkan benih sebelum ditebar ke kolam. Benih yang telah diperoleh terlebih dahulu disucihamakan sebelum ditebar ke dalam kolam terpal dengan menggunakan larutan kalium permanganat (PK) sebanyak 4 mg/liter air selama 30 menit atau bisa juga direndam dalam air garam dapur sebanyak 10 g/liter air selama 15 — 30 menit.
Meningkatkan Kekebalan Ikan
Salah satu caranya adalah melakukan imunisasi, yaitu penyuntikan antibodi ke tubuh ikan untuk mendapatkan kekebalan (imun) terhadap infeksi penyakit. Peningkatan kekebalan tubuh
ikan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi, yaitu menyuntikkan vaksin tertentu ke tubuh ikan. Selain penyuntikan, pemberian vaksin juga dapat dilakukan dengan teknik perendaman, pencelupan, penyemprotan, atau melalui pakan. Vaksin adalah suatu antigen yang digunakan untuk memvaksinasi ikan,yang terbuat dan organisme penyakit yang telah dilemahkan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu. Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberi demilin, dodis 1 g / ton air . alternatif ;lain bisa memakai masoten, dosis 0,3-.0,5 g/ton air . jika pengobatan belum efektif, dapat diulang 2-3 kali selama interval waktu 2 minggu . car5a lainnya yaitiu melakukan pencelupan dalam larutan kalium permangat (PK). Dosis 10-20 mg/liter air selama 30 menit. Pemakaian PK dapat merontokan kutu yang menempel dikulit ikan.