ANALISA JURNAL “Rancangan Penelitian Case Control dan Kohort”
(Makalah diselesaikan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Gizi, Semester III)
oleh:Kelompok III Sulang Aryawan Dwi Cahyani Made Rusyani Ida Ayu Widiastuti Yudhi Pratama Darmayanti Komang Dwi Pradnyani Laksmi Putriana Komang Arik Octavia Dian Savitri A A Titian Megasari Dwi Antara Wati Putri Cahyani Wayan Rustini Lenny Wulandari
(P07131013002) (P07131013003) (P07131013006) (P07131013008) (P07131013009) (P07131013012) (P07131013018) (P07131013021) (P07131013026) (P07131013034) (P07131013038) (P07131013041) (P07131013042) (P07131013046) (P07131013047)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI DENPASAR 2014
A. Analisa Studi Analitik Metode Observasional dengan Rancangan Penelitian Kohort. 1. Judul Jurnal Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Hubungannya Dengan Efektivitas Program Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pada Anak Bawah Dua Tahun Dengan Gizi Buruk Di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. 2. Ciri-ciri Rancangan Penelitian Kohort Penelitian kohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatu penelitian survey (non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit). Faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek yaitu penyakit atau salah satu indicator status kesehatan. Contoh klasik studi kohort adalah Framingham Heart Study. Rancangan penelitian kohort disebut juga sebagai survey prospektif meskipun sesungguhnya kurang tepat. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian epidemiologis noneksperimental yang paling kuat mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan dampak atau efek suatu penyakit. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan longitudinal ke depan, dengan mengkaji dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek suatu penyakit. Pendekatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko, kemudian dinamikanya diikuti atau diamati sehingga timbul suatu efek atau penyakit. Kesimpulan hasil penelitian diketahui dengan membandingkan subyek yang mempunyai efek positif (sakit) antara kelompok subyek dengan faktor risiko positif dan faktor risiko negative (kelompok kontrol). 3. Analisis Jurnal a. Analisa hubungan antara faktor resiko dengan efek Pada jurnal “Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Hubungannya Dengan Efektivitas Program Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pada Anak Bawah Dua Tahun Dengan Gizi Buruk Di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau”, dikaji mengenai faktor resiko yang berkaitan dengan kinerja tenaga pelaksana gizi puskesmas dalam mempengaruhi pemberian MP-ASI kepada baduta gakin dengan
gizi buruk (efek). Pada jurnal faktor resiko didasarkan pada kinerja tenaga pelaksana gizi yang dipengaruhi oleh:
Kurangnya koordinasi antara kepala puskesmas dengan tenaga pelaksana gizi, dalam pelaksanaannya buku mengenai Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan Pengelolaan MP-ASI dari Dinas Kesehatan Kabupaten kepada puskesmas tidak disampaikan oleh kepala puskesmas kepada tenaga pelaksana gizi khusnya. Sehingga tanpa adanya pedoman mengenai pengelolaan MP-ASI, tenaga pelaksana gizi tidak dapat bekerja secara optimal.
Pada saat kegiatan program gizi di Posyandu ada tenaga pelaksana gizi Puskesmas ada yang mendapatkan uang transportasi dan ada yang tidak mendapatkan. Jadi faktor ini mempengaruhi motivasi kerja dari tenaga pelaksana gizi tersebut.
Program MP-ASI yang dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi Puskesmas dapat diketahui bahwa ketidaktahuan dalam menentukan besar porsi, cara penyiapan dan penentuan usia sasaran menunjukkan tidak adanya koordinasi yang baik antara tenaga pelaksana gizi dengan kepala Puskesmas serta kurang adanya pelatihan keterampilan bagi tenaga pelaksana gizi puskesmas tersebut.
Jenis pendidikan tenaga pelaksana gizi di Puskesmas tersebut yang berlatar pendidikan gizi hanya 2 orang (22,2%) selebihnya berlatar belakang pendidikan non gizi (77,8%). Tenaga pelaksana gizi Puskesmas yang berlatar belakang pendidikan non gizi terdiri dari tenaga keperawatan (44,4%) dan kebidanan (33,4%). Jika dibandingkan dengan kasus baduta gizi buruk yang mencapai rata-rata 11% di puskesmas kabupaten Karimun maka jumlah tenaga gizi tersebut sangat tidak mencukupi.
b. Analisa menggunakan pendekatan longitudinal Pada jurnal pendekatan yang digunakan longitudinal yang artinya faktor risiko yang akan dipelajari dan diidentifikasi dahulu, kemudian diikuti kedepan secara prospektif timbulnya efek, yaitu penyakit atau salah satu indikator status kesehatan. Pada jurnal dibahas mengenai kinerja tenaga pelaksana gizi yang kedepannya akan mempengaruhi status gizi baduta melalui pemberian MP-ASI.
4. Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Penelitian Kohort Kelebihan penelitian Kohort: a. Dapat membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok subyek dengan faktor risiko positif dan subyek dari kelompok control sejak awal penelitian. b. Secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dari waktu ke waktu. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori WHO dan pengalaman Studi Multiside MP-ASI yang menyatakan bahwa pemberian MP-ASI selama 3 bulan (90 hari makan) sudah cukup berarti untuk meningkatkan keadaan gizi anak baduta dengan catatan tidak ada faktor penyerta yang dapat menganggu penyerapan MP-ASI. Jadi melalui rancangan penelitian ini segera diketahui mengenai hal tersebut. c. Keseragaman observasi terhadap faktor risiko maupun efek dari waktu ke waktu. Kekurangan penelitian Kohort: a. Memerlukan waktu penelitian yang relative cukup lama. Berdasar jurnal, waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu selama 3 bulan untuk mengetahui efektivitas pemberian MP-ASI dalam kaitannya dengan status gizi. Sedangkan masih perlu banyak waktu untuk melakukan penelitian lebih lanjut. b. Memerlukan sarana dan prasarana serta pengolahan data yang lebih rumit. c. Kemungkinan adanya subyek penelitian yang drop out sehingga mengurangi ketepatan dan kecukupan data untuk dianalisis. d. Menyangkut etika sebab faktor risiko dari subyek yang diamati sampai terjadinya efek, menimbulkan ketidaknyamanan bagi subyek.
B. Analisa Studi Analitik Metode Observasional dengan Rancangan Penelitian Case Control. 1. Judul Jurnal Alternatif Indeks Gizi Seimbang Untuk Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan Wanita Dewasa Indonesia 2. Ciri-ciri Rancangan Penelitian Case Control Penelitian Case Control atau biasa disebut sebagai studi retrospektif yaitu suatu penelitian yang berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi kemudian dari dampak tersebut ditelusuri variable-variabel penyebabnya atau variable yang mempengaruhi. Penelitian epidemiologi kasus-kontrol ini hasil korelasinya lebih tajam dan mendalam bila dibandingkan dengan rancangan penelitian potong-lintang, sebab menggunakan subyek kontrol atau subyek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek dengan dampak negatif juga dicari kontrolnya. Kemudian variable penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variable yang berpengaruh diamati secara retrospektif. 3. Analisis Jurnal a. Analisa hubungan antara dampak dengan faktor penyebab Pada jurnal “Alternatif Indeks Gizi Seimbang Untuk Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan Wanita Dewasa Indonesia”, dikaji mengenai faktor resiko yang berkaitan dengan penilaian mutu gizi konsumsi pangan wanita dewasa indonesia. Pada jurnal dampaknya berupa adanya masalah gizi ganda pada wanita dewasa yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif bagi keturunannya. Pada jurnal faktor penyebab didasarkan pada konsumsi pangan wanita dewasa yang meliputi : 1. PUGS belum sepenuhnya diterapkan dalam pola makan atau diet seharihari sehingga mengakibatkan masih tingginya masalah gizi ganda, khususnya pada kelompok wanita dewasa.
2. Jumlah konsumsi pada wanita dewasa tidak sesuai dengan anjuran jumlah porsi kelompok pangan karbohidrat, pangan hewani, dan kacang-kacangan mengacu pada panduan PUGS yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI (2002), yaitu empat porsi, empat porsi, dan tiga porsi. Anjuran jumlah porsi konsumsi sayur dan buah masing-masing berjumlah tiga porsi dan dua porsi. Anjuran proporsi energi dari lemak sebesar 30%, anjuran asupan lemak jenuh dan gula tambahan kurang dari 10% kebutuhan energi, serta asupan kolesterol kurang dari 300 mg/hari. Sementara itu, asupan natrium pada dewasa kurang dari 300 mg/hari dan 2 000 mg/hari. 3. Kurangnya keragaman bahan pangan yang dikonsumsi dan cenderung mengkonsumsi bahan pangan tertentu yang menjadi favorit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pengetahuan gizi, kesukaan, komposisi dan ukuran rumah tangga, ketersediaan pangan dan faktor ekologi, daya beli pangan, dan waktu yang tersedia untuk pengolahan pangan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control Kelebihan Penelitian Case Control a. Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian kohort dan eksperimental. b. Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan. c. Adanya pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam. d. Tidak perlu intervensi waktu, lebih ekonomis sebab subyek bias dibatasi. Kekurangan Penelitian Case Control a. Tidak diketahuinya efek variable luar oleh karena keterbatasan teknis yaitu variable yang tidak ikut dikenakan waktu matching. b. Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa mengetahui yang harus diukur (blind measurement). c. Kelemahan pengukuran variable secara retrospektif adalah obyektivitas dan reliabilitasnya sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya
dilengkapi data penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, misalnya pemeriksaan laboratorium klinis, roentgenologi, mikrobiologis, dan imunologis. Apabila data tersebut adalah data sekunder, perlu dilengkapi dengan uraian mengenai cara memperopleh data secara lengkap. d. Kadang-kadang untuk memilih kontrol dengan matching kita mengalami kesulitan oleh karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subyek penelitian.