A. PENGE PENGERTI RTIAN AN
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan. (Azzilzah, 2010 !raktur !rakt ur iga yaitu retak atau rusaknya rusaknya strukt struktur ur tulang iga. !raktur pada iga ("ostae merup merupakan akan kelain kelainan an terserin tersering g yang diaki diakibatkan batkan trauma tump tumpul ul pada dinding dada. (#meltzer dan $are, 2001 B. KLASIFI KLASIFIKASI KASI FRAKT FRAKTUR UR IGA IGA
!raktur iga dan sternum sering merupakan akibat dari trauma tumpul toraks,, dapat dijumpai toraks dijumpai mulai dari fraktur jenis sederhana (greensti"k, (greensti"k, simple, isolated hingga fraktur iga jamak (multiple. $orrie, % membuat pembagian fraktur iga menjadi & 1. #imple (i (issolated, meru rup pak akaan fraktur iga tanpa ker eru usa sak kan yan ang g
2.
berarti dari jaringan lainnya. 'omp 'o mpou ound nd,, tru truma ma me mene nemb mbus us ku kuli litt dan dan me mero robe bek k ple pleur uraa par parie ieta tali liss di di
).
baahnya yang disertai fraktur iga. 'om ompl pli" i"at ated ed,, fragm fragmen en dari dari frak fraktu turr iga men meny yeb ebab abk kan "ede "edera ra org organ
+.
*isera. ahtologi" , neoplasma atau kista tulang iga sebagai penyebab dari
.
fraktur iga. !lail "he "hest ada adalah ar area tho thoraks yan yang g mel melay ayan ang g/ ( flail flail oleh sebab adanya fraktur iga multipel berturutan ) iga.
'. T3435 enye en yebab bab ters terserin ering, g, bia biasany sanyaa aki akibat bat ke" ke"elak elakaan aan lal laluli ulinta ntas, s, Trau rauma ma tumpul ke"elakaan pada pejalan kaki, jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar yang keras atau akibat perkelahian. D. PA PATO TOFISIOLOGI FISIOLOGI
'ostae merupakan salah satu komponen pembentuk rongga dada yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap organ di dalamnya dan yang
lebih penting adalah mempertahankan fungsi *entilasi paru. !raktur "ostae dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah depan, samping, ataupun dari belakang. 6alaupun kontruksi tulang iga sangat kokoh dan kuat namun tulang iga adalah tulang yang sangat dekat dengan kulit dan tidak banyak memiliki pelindung. Apabila terjadi trauma tajam dan trauma tumpul dengan kekuatan yang "ukup besar saja yang mampu menimbulkan "edera pada alat 7 organ dalam yang *ital yang ada di dalamnya. 'edera pada organ tersebut tergantung pada bagian tulang iga yang mana yang mengalami fraktur. 'edera pada tiga iga pertama jarang terjadi karena ditunjang pula oleh tulang-tulang dari bahu seperti skapula, kal*ikula, humerus dan seluruh otot. 8amun dapat mengakibatkan kematian yang tinggi karena fraktur tersebut berkaitan dengan laserasi arteri atau *ena subkal*ia. 'edera pada iga keempat hingga kesembilan merupakan tempat fraktur yang paling umum dapat terjadi kemungkinan "edera jantung dan paru. 9apat mengakibatkan kerusakan *entilasi paru, meningkatkan stimulasi saraf sehingga pasien akan mengalami nyeri yang sangat hebat, nyeri tekan, dan spas me otot di atas area fraktur, yang diperburuk dengan batuk, napas dalam, dan gerakan. #ehingga terjadi masalah keperaatan yaitu 8yeri akut. :ntuk mengurangi nyeri tersebut pasien melakukan kompensasi dengan bernapas dangkal sehingga masalah keperaatan yang akan timbul adalah ;etidakefektifan pola pernapasan dan menghindari untuk menghela napas, napas dalam, batuk, dan bergerak. ;eengganan untuk bergerak atau bernapas ini sangat mengakibatkan penurunan *entilasi dan juga dapat terjadi masalah keperaatan yaitu nefektif bersihan jalan napas dan 5angguan mobilitas fisik, selanjutnya dapat terjadi kolaps al*eoli yang tidak mendapatkan udara (atelektasis sehingga terjadi
hipoksemia bahkan dapat terjadi gagal napas. Apabila melukai otot jantung dapat mengakibatkan tamponade jantung dengan tertimbunnya darah dalam rongga perikardium yang akan mampu meredam akti*itas diastolik jantung. #edangkan iga 10-12 agak jarang terjadi fraktur, karena iga 10-12 ini bisa
mobilisasi,
apabila
terjadi
fraktur
kemungkinan
"edera
organ
intraabdomen seperti pada limpa dan hepar karena tergores oleh patahan tulang iga. E. MANIFESTASI KLINIS
paradoksal,
tanda>tanda
insuffisiensi
pernafasan & sianosis,ta"hypnea, ;adang akan tampak ketakutan dan "emas, karena saat bernafas bertambah nyeri. F. PENATALAKSANAAN
ada fase akut, pasien harus istirahat dan tidak melakukan akti*itas fisik sampai nyeri dirasakan hilang oleh pasien. emberian 3ksigen membantu proses bernapas. 8amun tidak dianjurkan dilakukan pembebatan karena dapat mengganggu mekanisme bernapas. engobatan yang diberikan analgesia untuk mengurangi nyeri dan membantu pengembangan dada&
baah yang "edera. Tempat penyuntikan di baah tepi baah "osta, antara tempat fraktur dan prosesus spinosus. %angan sampai mengenai pembuluh darah interkostalis dan parenkim paru. Tujuan pengobatan adalah untuk mengontrol nyeri dan untuk mendeteksi serta mengatasi "edera. #edasi digunakan untuk menghilangkan nyeri dan memungkinkan napas dalam dan batuk. ?arus hati-hati untuk menghindari o*ersedasi dan menekan dorongan bernapas. #trategi alternatif untuk menghilangkan nyeri termasuk penyekat saraf interkosta dan es di atas tempat fraktur, korset dada dapat menurunkan nyeri saat bergerak. $iasanya nyeri dapat diatasi dalam sampai hari dan rasa tidak nyaman dapat dikontrol dengan analgesia apidural, analgesia yang dikontrol pasien, atau analgesia non-opioid. ;ebanyakan fraktur iga menyembuh dalam ) sampai B minggu. asien dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan "edera.#etelah nyeri berkurang, lakukan latihan fisik dengan ahli fisioterapi pada keadaan fraktur yang tidak terlalu berat. 4akukan peghisapan mukus. ada keadaan fraktur yang sangat buruk seperti pada Flail Chest , kasus ini membutuhkan pembedahan traksi pada bagian dinding dada yang mengambang, bila keadaan penderita stabil dapat dilakukan stabilisasi dinding dada se"ara operatif. 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. emeriksaan 9arah 4engkap se"ara berkala seperti pemeriksaan ?b, ?t, 4euko, Trombosit, dan analisa gas darah. 2. Contgen 9ada ). ;5 +. Aortografi & :ntuk memeriksa ada tidaknya ruptur aorta ?. KOMPLIKASI 1. Atelektasis 2. neumonia ). ?ematotoraks
+. . B. .
I.
neumotoraks 'idera arteri inter"ostalis leura *is"eralis, paru maupun jantung 4aserasi jantung
PROGNOSA
!raktur iga pada anak dengan tanpa komplikasi memiliki prognosis baik karena tulang iga anak-anak yang masih lentur hanya menyebabkan ruptur saja dibutuhkan benturan yang "ukup kuat untuk menyebabkan fraktur pada tulang iga anak. #edangkan !raktur iga pada orang deasa, penyambungan tulang relatif lebih lama dan biasanya disertai komplikasi.