LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
OLEH : GILANG AJI PRATAMA (015.01.3182)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM MATARAM 2016
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi A. Pengertian Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Andarmoyo, sulistyo, 2012). Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium ( Potter & Perry, 2006). B. Etiologi Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas
tulang
dan
dinding
dada,
nyeri,cemas,
penurunan
energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli. Keadekuatan sirkulasi, ventelasi, perfusi, dan transport gas – gas pernapasan kejaringan dipengaruhi oleh empat tipe factor : 1. Faktor fisiologis Tabel 1. Proses Fisiologis yang Mempengaruhi Oksigenasi (Potter & Perry, 2006) PROSES
PENGARUH PADA OKSIGENASI
Anemia
Menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen
Racun inhalasi
Menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen
Obstruksi jalan nafas
Membatasi
pengiriman
oksigen
yang diinspirasi ke alveoli Dataran tinggi
Menurunkan konsentrasi oksigen inspirator karena konsentasi oksigen
atmosfer yang lebih rendah. Demam
Meningkatkan
frekuensi
metabolism dan kebutuhan oksigen di jaringan. Penurunan pergerakan dinding Mencegah penurunan diafragma dan dada (kerusakan muskulo)
menurunkan
diameter
anteroposterior thoraks pada saat inspirasi, menurunkan volume udara yang diinspirasi. Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada : a. Kehamilan Ketika fetus mengalami perkembangan selama kehamilan, maka uterus maka uterus yanb berukuran besar akan mendorong isi abdomen ke atas diagfragma. b. Obesitas Klien yang obese mengalami penurunan volume paru.Hal ini dikarenakan thorak dan abdomen bagian bawah yang berat. c. Kelainan musculoskeletal Kerusakan muskulosetal di region thorak menyebabkan penurunan oksigenasi. d. Konfigurasi structural yang abnormal e. Trauma f. Penyakit otot g. Penyakit system persarafan h. Perubahan system saraf pusat i. Pengaruh penyakit kronis. 2. Faktor Perkembangan a. Bayi Prematur Bayi premature : berisiko terkena penyakit membrane hialin, yang diduga disebabkan defisiensi surfaktan. b. Bayi dan Todler Bayi dan toddler : berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) hasil pemaparan dari anak-anak lain dan pemaparan asap dari rokok. Selain itu, selama proses pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri
dan meningkatkan potensi terjadinya ISPA. ISPA yang sering doalami adalah nasofaringitis, faringitis, influenza, dan tonsillitis. c. Anak usia sekolah dan remaja Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi pernapasan dan factor-faktor resiko pernafasan, misalnya asap rokok dan merokok. d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan Individu pada usia pertengahan dan dewasa muda terpapar pada banyak factor resiko kerdiopulmonar seperti diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan. e. Lansia Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang berhubungan dengan osteoporosis dan kalsifikasi tulang rawan kosta.Otot – otot pernapasan melemah dan sirkulsi pemubuluh darah pulmonar menurun. 3. Faktor Perilaku a. Nutrisi Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa cara. Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan otot pernafasan.Kondisi ini menyebabkan kekekuatan otot dan kerja pernapasan menurun. b. Latihan Fisik Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan kebutuhan oksigen.Frekuensi
dan
kedalaman
pernapasan
meningkat,
memampukan individu untuk mengatasi lebih banyak oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondoksida. c. Merokok Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, penyakit paru obstrukti kronis, dan kanker paru. d. Penyalahgunaan Substansi Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara berlebihan akan menggganggu oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali memiliki asupan nutrisi yang buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan asupan makanan kaya gizi yang kemudian menyebabkan penurunan prosuksi hemoglobin. 4. Faktor Lingkungan
Abestosis merupakan penyakit paru yang memperoleh di tempat kerja dan berkembang setelah individu terpapar asbestosis. a. Ansietas Keadaan yang terus-menerus pada insietas beat akan meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen akan meningkat(Potter & Perry, 2006). C. Tanda dan Gejala Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011). D. Patofisiologis Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002). E. Pengkajian pada Gangguan Kebutuhan Oksigenasi Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang : 1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan).
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya. 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST). Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time). 3. Riwayat perkembangan. - Neonatus : 30 - 60 x/mnt - Bayi : 44 x/mnt - Anak : 20 - 25 x/mnt - Dewasa : 15 - 20 x/mnt - Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun 4. Riwayat kesehatan keluarga Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama. 5. Riwayat sosial Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll. 6. Riwayat psikologis Disini perawat perlu mengetahui tentang : - Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya. - Pengaruh sakit terhadap cara hidup. - Perasaan klien terhadap sakit dan therapy. - Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy. 7. Riwayat spiritual 8. Pemeriksaan fisik a. Mata 1) Konjungtiva pucat (karena anemia) 2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) 3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b. Kulit 1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer) 2) Penurunan turgor (dehidrasi) 3) Edema. 4) Edema periorbital. c. Jari dan kuku 1) Sianosis 2) Clubbing finger. d. Mulut dan bibir 1) membrane mukosa sianosis 2) bernapas dengan mengerutkan mulut. e. Hidung 1) Pernapasan dengan cuping hidung. f. Vena leher 1) Adanya distensi / bendungan. g. Dada 1) retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan) 2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. 3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan 4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) 5) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction) 6) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness) h. Pola pernapasan 1) pernapasan normal (eupnea) 2) pernapasan cepat (tacypnea) 3) pernapasan lambat (bradypnea) 9. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu: a. Pemeriksaan fungsi paru Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien. b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi. c. Oksimetri Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler d. Pemeriksaan sinar X dada Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan prosesproses abnormal. e. Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas. f. Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru. h. CT-SCAN Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal. F. Diagnosa Keperawatan pada Gangguan Kebutuhan Oksigenasi 1. Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas 2. Ketidakefektifan pola nafas 3. Gangguan pertukaran gas G. Perencanaan NO DX 1
TUJUAN DAN
INTERVENSI
RASIONAL
KRITERIA HASIL Setelah
dilakukan 1.
Auskultasi dada untuk 1.
Pernafasan rochi,
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan wheezing selama … x 24 jam adanya secret.
menunjukkan
diharapkan
tertahannya
jalan
bersihan
efektif 2. sesuai dengan kriteria: 1.
napas
Menunjukkan
jalan
Berikan hangat
air
minum
secret
obstruksi nafas Membantu mengencerkan
jalan
nafas bersih secret Suara nafas normal 3. Beri posisi yang nyaman 3. Memudahkan tanpa suara tambahan seperti posisi semi fowler 3. Tidak ada penggunaan pasien untuk 4. Sarankan keluarga agar otot bantu nafas bernafas 4. Mampu melakukan tidak memakaikan Pakaian yang 2.
perbaikan
bersihan pakaian
jalan nafas 5.
ketat
kepada ketat
menyulitkan
pasien pasien untuk Kolaborasi penggunaan bernafas nebulizer Kelembapan mempermudah pengeluaran
dan
mencegah pembentukan mucus tebal pada bronkus
dan
membantu 2
Setelah
dilakukan 1.
Kaji
frekuensi 1.
tindakan keperawatan pernafasan pasien.
frekuensi
selama….X24
pernafasan paasien
jam
diharapkan pola napas 2. efektif
Tinggikan kepala dan
dengan bantu mengubah posisi.
Duduk
tinggi
memungkinkan
kriteria : 1.
pernafasan Mengetahui
ekpansi paru dan
Menunjukkkan pola 3. Ajarkan teknik bernafas nafas efektif dengan dan relaksasi yang benar frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama
teratur 4. 2. Mampu menunjukkan perilaku fungsi paru
peningkatan
memudahkan pernafasan HE
dapat
memberikan Kolaborasikan pemberian obat
dalam pengetahuan pada pasien tentang teknik bernafas 4. Pengobatan mempercepat penyembuhan
dan
3
Setelah
dilakukan 1.
Auskultasi dada untuk 1.
memperbaiki
pola
nafas Weezing
atau
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan mengiindikasi
1.
selama ….X 24 jam adanya secret.
akumulasi
diharapkan pertukaran
sekret/ketidakmam
gas
puan membersihkan
dapat
dipertahankan dengan
jalan
kriteria :
sehingga Menunjukkan
napas otot
aksesori digunakan
perbaikan ventilasi dan dan 2. Beri posisi yang nyaman oksigenasi jaringan pernapasan 2. Tidak ada sianosis seperti posisi semi fowler meningkat. 3.
Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas 2.
4.
Memudahkan
sesuai kebutuhan
pasien
Ajarkan teknik bernafas
bernafas Mengurangi
dan
relaksasi
benar.
5.
kerja
Kolaborasikan oksigen
yang
untuk
konsumsi
oksigen
pada
periode
respirasi. HE
dapat
terapi memberikan pengetahuan
pada
pasien
tentang
teknik bernafas 5. Memaksimalkan sediaan
oksigen
khususnya ventilasi menurun
Daftar Pustaka Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 20092011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.