NAMA : THERESA M. ROPA NIM : 16021102056 KONSTRUKSI KAYU Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu.
Ada beragai jenis kayu yang dihasilkan dari pohon yang secara umum dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu : Jenis pohon dari golongan pohon daun lebar, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Umumnya bentuk daun lebar. Tajuk besar dan membundar Terjadi guguran daun Pertumbuhan lambat/lama Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol Umumnya memiliki kayu yang lebih keras. Jenis pohon dari golongan pohon daun jarum, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Bentuk daun seperti jarum Tajuk berbentuk kerucut. Umumnya tidak menggugurkan daun,kecuali beberapa pohon saja. Pertumbuhan cepat dan lurus keatas. Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan. Keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan Keutungan Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam kembali (Reboisasi). Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga yang relatif murah. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup tinggi/baik. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempunyai nilai dekoratif yang indah/baik. Kedap suara. Kerugian/kekurangan Sifatnya kurang homogen. Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca. Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi. Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah Agak mudah terbakar. A.
JENIS-JENIS KAYU Memilih Jenis Kayu Agar cocok untuk penggunaan dan pemakaian kayu sebagai bahan bangunan, maka pedoman dibawah ini dapat dijadikan pegangan, diantaranya : Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu : Sifat keawetan kayu Sifat kekuatan kayu. Sifat-sifat lainnya. Berdasarkan keadaan permukaan kayu : Warna dan pola kayu Ukuran serat dan pori-pori. Berdasarkan kelas pemakaian kayu Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh konsumen kayu. Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis kayu yang bersangkutan.
B.
KARAKTERISTIK KAYU Sifat fisik : berat jenis, kadar air, penyusutan volume metris, keawetan Sifat mekanis : kuat tekan, kuat geser
KONSTRUKSI BETON Beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu. dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang, plat lantai, dll. Konstruksi Beton merupakan konstruksi dengan bahan dari beton yang terdiri dari semen (umum Portland semen) dan bahan semen lain seperti fly ash dan semen terak, agregat (agregat kasar umumnya terbuat dari batu kerikil atau dihancurkan seperti kapur, atau batu granit, ditambah agregat halus seperti pasir), air, dan kimia pencampuran. Beton mengeras dan mengeras setelah pencampuran dengan air dan penempatan karena proses kimia yang dikenal sebagai hidrasi. Air bereaksi dengan semen, yang obligasi komponen lainnya bersama-sama, akhirnya membuat bahan batu. Beton digunakan untuk membuat trotoar, pipa, struktur arsitektur, jalan raya /jalan, jembatan/jalan layang, parkir struktur, bata/blok dinding dan pondasi untuk pintu gerbang, pagar dan tiang. Beton digunakan lebih dari setiap material buatan manusia lain di dunia. Pada 2006, sekitar 7,5 kilometer kubik beton yang dibuat setiap tahun lebih dari satu meter kubik untuk setiap orang di Bumi
Jenis Beton yaitu : a. b. c. d.
Beton normal Beton bertulang Beton pratekan Beton komposit
Parameter-parameter yang mempengaruhi kekuatan beton adalah : a. Kualitas semen (PC) b. Proporsi semen dalam campuran beton c. Kekuatan dan kebersihan agregat d. Ikatan/ adhesi antara pasta, semen dan agregat e. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton f. Pemadatan beton dan perawatan
Kelebihan dan Kekurangan Beton Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. Tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan. Beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi. Sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah : 1. Kelebihan beton : a. Dapat dibentuk sesuai keinginan b. Mampu memikul beban tekan yang berat c. Tahan terhadap temperatur tinggi d. Biaya pemeliharaan rendah / kecil 2. Kekurangan beton a. Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah b. Pelaksanaa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi c. Berat d. Daya pantul suara besar e. Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk f. Tidak memiliki kekuatan tarik g. Setelah dicampur beton segera mengeras h. Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang
Proses Pencampuran Beton Pencampuran yang menyeluruh sangat penting untuk produksi seragam, beton kualitas tinggi. Oleh karena itu, peralatan dan metode yang sebaiknya mampu secara efektif pencampuran bahan beton yang mengandung agregat tertentu untuk menghasilkan campuran terbesar seragam serta praktis untuk pekerjaan. Pencampuran Semen dan Air terlebih daluhu sebelum dicampurkan dengan agregat dapat meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan. Pada umumnya dicampur dengan kecepatan tinggi (concrete mixer) kada air semen dari 0,30-0,45 oleh massa. Sebelum pencampuran pasta semen mungkin harus dicampur dengan bahan aadditif seperti akselerator atau retarder,
plastisizer, pigmen, atau silica fume Pasta premixed kemudian dicampur dengan agregat dan air yang tersisa batch, dan pencampuran akhir ini selesai pada peralatan pencampuran beton konvensional.
KONSTRUKSI BAJA Baja merupakan salah satu material struktur selain beton yang sudah sangat banyak diaplikasikan dalam kehidupan manusia. Dalam mendisain struktur baja, dewasa ini dipergunakan dua filosofi desain yaitu : desain tegangan kerja, yang diacu oleh American Institute of Steel Construction (AISC) sebagai Allowable Stress Design (ASD) yang telah menjadi filosofi utama selama 100 tahun terakhir.dan desain keadaan batas yang diacu oleh AISC sebagai Load and Resistance Factor Design (LRFD). Selama kurang lebih 20 tahun ini, desain struktural telah bergeser menuju prosedur desain yang lebih rasional dan berdasarkan pada probabilitas yang disebut sebagai desain “keadaan batas” (limit sates). Metoda keadaan batas meliputi metode-metode yang umumnya disebut sebagai “desain kekuatan ultimit” (ultimate strength design), “desain kekuatan” (strength design), “desain plastik” (plastic design), “desain faktor beban” (load factor design), “desain batas” (limit design), dan sekarang “desain faktor resistensi dan beban (LRFD). Struktur dan batang-batang struktur harus memiliki kekuatan dan ketahanan yang cukup, sehingga dapat berfungsi selama umur layanan. Desain harus menyediakan cadangan kekuatan yang diperlukan untuk menanggung beban layanan, terutama terhadap kemungkinan kelebihan beban. Kelebihan beban dapat terjadi akibat perubahan fungsi struktur, terlalu rendahnya taksiran atas efek-efek beban karena penyederhanaan yang berlebihan dalam analisis srtukturalnya, atau akibat variasivariasi dalam prosedur konstruksinya. Disamping itu harus ada cadangan terhadap kemungkinan mutu kekuatan material yang lebih rendah. Penyimpangan dalam dimensi batang, meskipun dalam batas toleransi yang masih dapat diterima, dapat mengakibatkan suatu batang memiliki kekuatan yang lebih rendah ketimbang yang telah diperhitungkan. Material (baja untuk elemen batang, baut dan las) mungkin saja memiliki kekuatan yang lebih kecil daripada yang digunakan dalam perhitungan desain. Suatu profil baja mungkin saja memiliki tegangan leleh dibawah harga minimum yang dispesifikasikan namun masih berada dalam batas-batas yang secara statistik masih dapat diterima. Apapun filosofinya, desain struktural harus memberikan keamanan yang cukup, baik terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan kekuatan (understrength). Selama tiga puluh tahun terakhir ini, telah berkembang studi mengenai unsur-unsur yang menentukan keamanan struktural. Dorongan yang utama berasal dari keinginan untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya “kegagalan” pada batang, penyambung, atau sistem dengan menggunakan berbagai metode probabilitas. Namun istilah “keadaan batas” lebih disukai ketimbang “kegagalan”. Keadaan batas berarti “kondisi-kondisi dimana suatu struktur berhenti memenuhi fungsi yang diharapkan darinya”. Keadaan batas pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu pertama kekuatan (strength): merupakan fenomena-fenomena perilaku pada saat mencapai kekuatan daktail maksimum, tekukan, fatig, retakan, dan geseran, kedua kemampuan layanan (serviceability), menyangkut penggunaan bangunan, misalnya karena adanya defleksi, vibrasi, deformasi permanen dan rekahan. Beban-beban yang bekerja maupun resistensi struktur terhadap beban merupakan variabel-variabel yang harus diperhitungkan. Pada umumnya hampir mustahil untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap semua ketidakpastian yang mungkin akan mempengaruhi pencapaian “keadaan batas”. Secara umum persamaan untuk persyaratan keamanan dapat ditulis sebagai berikut:
fRn > SgiQi
dimana:
fRn = resistensi (kekuatan) dari komponen atau sistem. Harga nominal R n dikalikan dengan faktor resistensi (reduksi kekuatan) f, untuk menda-patkan kekuatan desain, disebut kekuatan / resistensi yang dapat digunakan. Rn dapat berupa Momen Nominal Mn, atau Aksial Nominal Nn. SgiQi = beban yang diharapkan akan ditanggung. Qi merupakan berbagai efek beban seperti beban mati, beban hidup, beban gempa dan sebagainya dikalikan dengan faktor-faktor kelebihan beban g i untuk mendapatkan SgiQi dari beban-beban terfaktor. Juga dapat diartikan seagai gaya-gaya dalam M u dan Nu akibat pembebanan yang ada.
KONSTRUKSI RANGKA BAJA A. Pengertian Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana setriap pertemuan beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat penyambung (bout, paku keeling dan las lumer). B. Penggunaan Konstruksi Rangka Baja Penggunaan konstruksi rangka baja untuk bangunan sangat luas sekali, antara lain: Kuda-kuda ( kap spant ) Ikatan angina Jembatan rangka Tiang transmisi ( untuk jaringan listrik tegangan tinggi ) Menara air C. Bentuk-bentuk Baja dalam Perdagangan Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa bahan batangan dan plat.Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain: 1) Profil baja tunggal Baja siku-siku sama kaki Baja siku-siku tidak sama kaki (baja T) Baja siku-siku tidak sama kaki (baja L) Baja I Baja canal 2) Profil gabungan Dua baja L sama kaki Dua baja L tidak sama kaki Dua baja I
3)
Profil susun Dua baja I atau lebih
D. Sifat-sifat Baja Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuannya dalam berbagai macam keadaan pembebanan atau muatan, terutama tergantung pada: Cara peleburannya Jenis dan banyaknya logam campuran Proses yang digunakan dalam pembuatan E. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Konstruksi Baja Dibandingkan dengan konstruksi lain seperti beton atau kayu pemakaian baja sebagai bahan konstruksi mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu: Keuntungan : Bila dibandingkan dengan beton baja lebih ringan Baja lebih mudah untuk dibongkar atau dipindahkan Konstruksi baja dapat dipergunakan lagi Pemasangannya relative mudah Baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik Kerugian : Bila konstruksinya terbakar maka kekuatannya berkurang Baja dapat terkena karat sehingga membutuhkan perawatan Memerlukan biaya yang cukup besar dalam pengangkutan Dalam pengerjaannya diperlukan tenaga ahli dalam hal konstruksi baja F.
Jenis-jenis Alat Penyambung Baja Alat penyambung baja dapat berupa: Bout Pemakaian bout diperlukan bila: Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keeling Jumlah plat yang disambung > 5d (diameter bout ) Konstruksi yang dapat dibongkar pasang Paku keeling Sambungan paku digunakan pada konstruksi yang tetap, jumlah tebal plat tidak boleh > 6d ( diameter paku keeling ) Las Menurut bentuknya las ada 2 macam yaitu las tumpul dan las sudut