Laporan Praktikum Metode Magnetik Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda terma…Full description
kopling anjayFull description
sDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
MagnetFull description
Medan ElektromagnetikaDeskripsi lengkap
semoga bermanfaatFull description
Pemisahan Mineral dengan menggunakan magnetik separatorFull description
koplingDeskripsi lengkap
Ketika dua buah kumparan didekatkan atau digandengkan, digandengkan, maka akan timbul suatu induksi, dengan kata lain kalau dua buah kumparan tersebut terpasang dalam masing-masing loop, maka interaksi dua buah loop yang di dalamnya terdapat kumparan yang digandengkan maka akan timbul medan magnet induksi atau kopling magnet. Induktansi Sendiri
Tegangan yang melewati kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap waktu yang melewati kumparan tersebut. V(L) = L di/dt
Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan fluks magnetik dikumpar tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan induksi emf (tegangan kumparan). V(L) = N dΦ/dt dengan N : jumlah lilitan kumparan Φ : fluks magnet sehingga , L di/dt = N dΦ/dt L = N dΦ/di
Induktansi Bersama
Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah ( Φ11) 1. Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks bocor ( ΦL1 ) 2. Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disebut fluks bersama ( Φ21)
Sehingga secara umum dikatakan fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1 adalah : Φ1= ΦL1+ Φ21 Tegangan induksi di kumparan 2 (Hukum Faraday) : V2 = N2 dΦ21/dt menghasilkan N2Φ21 = M21 Sehingga : V2 = M21 di1/dt N2 dΦ21/dt = M21 di1/dt M21 = N21 dΦ21/di1 (induksi bersama)
Fluks magnetik yang diakibatkan oleh arus i1: Φ1 = Φ21 + ΦL1 + Φ12 = Φ11 + Φ12 Tegangan dikumparan 1 : V1 = N1 dΦ1/dt = N1 dΦ11/dt + N1 dΦ12/dt dimana : N1Φ11 = L1.i1 N1Φ12 = M12.i2 sehingga : V1 = L1 di1/dt +M12 di2/dt Fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2: Φ2 = ΦL2 + Φ12 +Φ21 = Φ22 + Φ21
Tegangan di kumparan 2 : V2 = N2 dΦ2/dt = N2 dΦ22/dt +N2 dΦ21/dt dimana : N2Φ22 = L2.i2 N2Φ21 = M21.i1 sehingga : V2 = L2 d12/dt + M21 di1/dt M21 = M12 = M sumber : (rangkaian listrik_mohhamad ramdani) 59. Koefisien kopling Koefisien kopling didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks bersama dengan total fluks magnetik di satu kumparan. Koefisien Kopling (K)Koefisien kopling didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks bersama dendan totalfluks magnetik di satu kumparan.K =φ21/φ11 =φ12/φ22 Dari persamaan sebelumnya : M 21=N2 φ21/ i1 dan M 12=N1 φ12/ i2 dimana M21=M12 = M sehingga: M = K (L1 L2)^1/2 - Jika nilai k = 0 , berarti nilai M = 0 , artinya tidak ada kopling magnetik. - Jika nilai k = 1 , berarti M = (L1 L2)^1/2 , atau φ21 =φL1 + φ21yang berarti tidak ada fluks bocor atau semua fluks bersama melingkari kedua kumparan, unity coupled tr ansformator. 60. Analisis rangkaian kopling magnetik Suatu inti besi yang masing-masing bagiannya dililiti suatu kawat kumparan dikatakansebagai suatu transformator atau disingkat trafo.Trafo aplikasinya digunakan untuk mengubah amplitudo tegangan denganmenaikkannya untuk memperoleh transmisi yang lebih ekonomis, ataupunmenurunkannyaTinjau rangkaian trafo secara umum :