KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS THI N LAYER CH ROMATO ROMATOGRAPHY GRAPHY
Nariswari Fidara*, drh. Rr. Bhintarti S, M.Biomed & Arina Findo Sari, M.Si, Aina Nadila & Khoirunnisa Listinasi
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta *corresponding author:
[email protected]
Abstrak
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal . Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah daun Sp. 1, daun hanjuang, daun bayam hijau dan daun bayam merah. Metode ini didasarkan oleh interaksi antara sampel dengan fase gerak dan fase diam . Praktikum kromatografi lapis tipis ini bertujuan untuk memisahkan dan menentukan pigmen ataupun klorofil dalam berbagai sampel tumbuhan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis . Bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0 pada setiap sampel dengan range yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari warna yang dihasilkan. Warna tersebut dapat diidentifikasikan sebagai pigmen yang terdapat dalam sampel tumbuhan yang digunakan. Pigmen yang terdapat pada sampel adalah klorofil a, klorofil b, ksantofil, karoten, dan feofitin . Kata kunci: klorofil, komponen, kromatografi, pelarut, pigmen. Abstract
Thin Layer chromatography (TLC) is a way of splitting the compound mixture into pure compounds and know the quantity that uses. Rf value can be defined as the distance traveled by a compound from the origin divided by the distance traveled by the solvent from the point of origin. The sample used in this experiment is the leaf 1, leaf SP. cordyline leaf spinach, green and Red spinach leaves. This method is based on the interaction between the sample by phase motion and phase silent thin layer chromatography lab course. This aims to isolate and determine the pigment chlorophyll or in a variety of sample plants by using thin layer chromatography. The number of Rf is always smaller than 1.0 on each sample with a different range that can be seen from the resulting color. The color can be identified as the pigment contained in plant samples are used. Pigments found in t he sample is chlorophyll a, chlorophyll b, ksantofil , beta-carotene, and feofitin. Keywords: chlorophyll, chromatography, components, pigment, solvent.
I.
PENDAHULUAN
bidang
1.1.Latar Belakang
lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat
Kromatografi dikembangkan Schraiber
lapis oleh
pada
tipis
tahun
1938.
kromatografi
elektroforesis.
Berbeda
kromatografi
diisikan
atau
komponennya, Flavonoida
di
diamnya
seragam
berupa
(uniform)
lapisan
pada
dan
misalnya
senyawa
isoflavonoida
yang
terdapat pada tahu, tempe, bubuk kedelai
dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase
Kromatografi
substansi campuran menjadi komponen-
debgan
dikemas
kolom.
digunakan sebagai untuk memisahkan
dan
kromatografi kolom yang mana fase diamnya
oleh
dikatakan sebagai bentuk terbuka dari
KLT
kertas
didukung
(2007), kromatografi planar ini dapat
dan
merupakan bentuk kromatografi planar, selain
yang
plastik. Meskipun demikian menurut Ibnu
(KLT)
Izmailoff
datar
dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia
yang
anagalis, dan Torenia violacea. Yang
permukaan
pada senyawa s enyawa isoflavon is oflavon memiliki memil iki banyak 1
manfaat. Beberapa kelebihan senyawa
ditentukan merupakan bercak yang
isoflavon yang potensial bagi kesehatan
tidak bergerak.
manusia, di antaranya adalah sebagai antioksidan,
antitumor
/
1.2.Tujuan
antikanker,
Praktikum kromatografi lapis tipis ini
antikolesterol, antivirus, antialergi, dan
bertujuan
dapat mencegah osteoporosis. Fase gerak
bergerak
karena
sepanjang
pengaruh
atau
pada
menurun
(descending)
Kromatografi
pengaruh
pengembangan
lapis
1.3.Tinjauan Pustaka
menaik
karena
gravitasi
menggunakan kromatografi lapis tipis.
pada
secara
Kromatografi
secara
(Ibnu,
2007).
tipis
dalam
dibandingkan
kromatografi peralatan
kolom.
yang
digunakan.
mengetahui
merupakan
juga
penyerap dapat
cepat
yang
cuplikannya.
dengan
dipakai
KLT
dua
tujuan.
selayaknya
sebagai
dari
atau
preparatif.
Kedua,
dipakai untuk menjajaki system pelarut dan system penyangga yang akan dipakai
tipis
dalam
banyak
kromatografi
kolom
atau
digunakan untuk tujuan analisis.
kromatografi cair kinerja tinggi (Roy et
Identifikasi
komponen
al, 1991). KLT dapat digunakan untuk
pereaksi
memisahkan senyawa – senyawa yang
warna, fluorosensi atau dengan radiasi
sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida lipida
menggunakan sinar ultraviolet.
dan hidrokarbon yang sukardikerjakan
Dapat dilakukan elusi secara menaik
dengan kromatografi kertas. KLT juga
(ascending), menurun (descending),
dapat berguna untuk mencari eluen untuk
atau dengan cara elusi 2 dimensi.
kromatografi kolom, analisis fraksi yang
Ketepatan penentuan kadar akan lebih
diperoleh
baik karena komponen yang akan
identifikasi senyawa secara kromatografi,
dapat
lapis
dipakai
kuantitatif,
kromatografi planar ini : Kromatografi
analisis
juga
metode untuk mencapai hasil kualitatif,
dapat melaksanakan setiap saat secara
Kromatografi
maupun
Pertama,
dikatakan hampir semua laboratorium
keuntungan
yang
memerlukan bahan sangat sedikit, baik
Dalam
digunakan lebih sederhana dan dapat
Beberapa
(KLT)
kuantitasnya
menggunakan.
kromatografi lapis tipis, peralatan yang
cepat.
Tipis
senyawa menjadi senyawa murninya dan
dengan
Demikian
Lapis
merupakan cara pemisahan campuran
pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah
dan
dalam berbagai sampel tumbuhan dengan
diam
kapiler
pengembangan (ascending)
fase
memisahkan
menentukan pigmen ataupun klorofil
yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan
untuk
pemisahan
dilakukan
dengan
dari
kromatografi
kolom,
dan isolasi senyawa murni skala kecil. 2
Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan
dengan
sifat
II. METODE
kelarutan
2.1.Alat dan Bahan
senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan
Alat yang digunakan pada praktikum
tipis seperti silika gel adalah senyawa
kromatografi lapis tipis ini adalah 4 mikro
yang tidak bereaksi dengan pereaksi –
tube, mikropipet 200 dan 400 µl , mikro
pereaksi yang lebih reaktif seperti asam
tipe, mikropestle, vorteks, sentrifuge, plat
sulfat. Data yang diperoleh dari KLT
KLT, cawan petri, mortar, dan beaker
adalah nilai Rf yang berguna untuk
glass.
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa
murni
dapat
Bahan yang digunakan praktikum
dibandingkan
kromatografi
dengan nilai Rf dari senyawa standar.
KLT.
oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena
2.2.Cara Kerja
itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0. Pelaksaanan kromatografi lapis tipis
Praktikum kromatografi lapis tipis ini
menggunakan sebuah lapis tipis silika
terdiri dari beberapa tahapan kerja. Mula-
atau alumina yang seragam pada sebuah
mula tumbuk sampel daun sp 1, daun
lempeng gelas atau logam atau plastik
hanjuang, daun bayam hijau dan daun
yang keras. Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga
menggunakan
mortar
yang
berbeda
atau
sampai
halus.
secara
Pindahkan
tidak tertukar. Masukkan sampel pada
pelarut yang sesuai. Pelaksanaan ini
mikrotube
biasanya dalam pemisahan warna yang
secukupnya.
Setelah
itu
tambahkan aseton 90% sebanyak 400 µl
merupakan gabungan dari beberapa zat
lalu diaduk menguunkana mikropestle
pewarna atau pemisahan dan isolasi
hingga larut dan aseton berubah warna
pigment tanaman yang berwarna hijau
kemudian tambahkan kembali aseton
biasanya
90% sebanyak 200 µl. Kemudian sampel
digunakan dalam pemisahan pewarna
yang berada pada mikrotube divorteks
yang merupakan sebuah campuran dari (Day
dengan
yang berbeda dan telah diberi label agar
gerak merupakan pelarut atau campuran
pewarna
merah
sampel pada masing-masing cawan petri
berpendar dalam sinar ultra violet. Fase
zat
bayam
bergantian
mengandung substansi yang mana dapat
beberapa
adalah
90%, n-heksana, dan aquadest dan solvent
asal dibagi dengan jarak yang ditempuh
Kromatografi
ini
bayam hijau, daun bayam merah, aseton
yang ditempuh oleh senyawa dari titik
kuning.
tipis
tumbukan daun sp1, daun hanjuang, daun
Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak
dan
lapis
hingga larut, setelah larut disentrifuge
&
selama 1 menit dengan kecepatan 6000
Underwood, 1997).
ppm. 3
Setelah
disentrifuge
sampel
dipindahkan
pada
mikrotube
yang
beaker
glass
sesuai
plat
KLT
berbeda dan ditambahkan n-hekasana 200
keluarkan plat. Tuang solvent KLT sesuai
µl.
kembali
garis tanda pembatas plat KLT. Ambil
kemudian disebtrifuge selama 1 menit
sampel A, B, C, dan D secara bergantian
dengan kecepatan 6000 ppm. Setelah
menggunakan mikrotip dan ditotolkan
disentrifuge
atau
pada garis plat sampai warna hijau pekat
lapisan yang paling atas menggunakan
± diameter 2 mm lalu dikering anginkan.
mikropipet
pada
Setelah sampel kering masukkan plat
mikrotube yang baru. Setelah terpisah
KLT kedalam beaker glass yang telah
supernatan ditambahkan dengan aquadest
berisi solvent KLT jangan digeser dan
sebanyak 200 µl kemudian divorteks dan
jangan
setelahnya disentrifuge kembali. setelah
pigmen
disentrifuge
mencapai 1 cm batas atas ambil plat
Lalu
sampel
divorteks
ambil
dan
supernatan
pindahkan
ambil
lapisan
atas
dan
pindahkan pada mikrotube yang yang baru.
dipindahkan. bergerak
Tunggu
sampai
atas,
sebelum
ke
KLT. Tandai dengan pensil setiap strip pigmen yang terbentuk. Kemudian hitung
Diberi tanda pada plat KLT 1cm dari
nilai Rf dengan cara: RF = jarak yang
atas dan dari bawah dan beri tanda A
ditempuh
(sp1), B (daun hanjuag), C (bayam hijau)
komponen
:
jarak
ditempuh pelarut.
dan D (bayam merah). Kemudian tandai
III. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Proses Osmosis
Kel.
Sampel
Kode Sampel
Jarak
Jarak
Tempuh
Tempuh
Komponen
Pelarut
Nilai Rf
A1
2,5
A2
2,8
A3
4,1
0,87
B1
2,5
0,53
Hanjuang
B2
2,8
0,59
(Cordyline) Cordyline)
B3
3,4
B4
4,1
0,87
Bayam Hijau
C1
2,6
0,55
( Amaranthus Amaranthus
C2
2,9
tricolor)
C3
3,5
sp 1
1.
lalu
0,53 4,7
4,7
4,7
0,59
0,72
0,61 0,74
4
Foto*
yang
C4
4,2
0,89
D1
2,8
0,59
blitum
D2
3,1
rubrum) rubrum)
D3
4,3
0,91
A1
2,5
0,52
A2
3,4
A3
4,3
A4
4,7
0,97
B1
2,4
0,5
Hanjuang
B2
3,2
0,66
(Cordyline) Cordyline)
B3
4,2
B4
4,6
0,95
C1
2,4
0,5
C2
3,3
C3
4,3
C4
4,7
D1
2,7
A1
1,5
0,32
A2
2,0
0,43
A3
2,3
0,5
A4
2,9
A5
3,1
0,67
A6
3,8
0,82
A7
4,5
0,97
B1
1,9
0,41
B2
2,1
0,45
B3
2,6
B4
3,8
0,82
B5
4,5
0,97
Bayam hijau
C1
1,3
0,28
(Amaranthus
C2
1,9
Bayam Merah ( Amaranthus Amaranthus
Sp 1
2. Bayam Hijau ( Amaranthus Amaranthus tricolor)
4,7
4,8
4,8
4,8
0,65
0,70 0,89
0,75
0,68 0,89 0,97
Bayam Merah ( Amaranthus Amaranthus blitum
4,8
0,56
rubrum) rubrum)
Sp 1
3.
Hanjuang (Cordyline) Cordyline)
4,6
4,6
4,6 5
0,63
0,56
0,41
tricolor)
C3
2,6
0,54
Bayam merah
D1
1,3
0,28
( Amaranthus Amaranthus
D2
2,0
D3
2,8
0,60
A1
2,5
0,59
A2
4
Hanjuang
B1
2,3
(Cordyline) Cordyline)
B2
4,1
Bayam Hijau
C1
2,2
(Amaranthus
C2
2,3
tricolor)
C3
4,05
0,96
D1
2,3
0,55
blitum rubrum) rubrum) Sp 1
4.
4,6
4,2
4,2
0,43
0,95 0,54 0,98 0,52
4,2
0,54
Bayam Merah ( Amaranthus Amaranthus
4,2
blitum D2
4,1
0,98
A1
3
0,61
A2
3,4
A3
4
A4
4,8
0,97
B1
2,9
0,59
Hanjuang
B2
3,3
(Cordyline) Cordyline)
B3
3,9
B4
4,8
0,97
Bayam Hijau
C1
2,9
0,59
(Amaranthus
C2
3,3
tricolor)
C3
4,7
0,95
Bayam Merah
D1
2,1
0,42
( Amaranthus Amaranthus
D2
3
blitum
D3
3,5
rubrum) rubrum)
D4
4,8
0,97
A1
2
0,41
A2
2,4
A3
4,2
B1
1,8
rubrum) rubrum)
Sp 1
5.
6.
Sp 1
Hanjuang
4,9
4,9
4,9
4,9
4,8
0,69 0,81
0,67 0,79
0,67
0,61 0,71
0,5 0,87
4,8 6
0,37
(Cordyline) Cordyline)
B2
2,2
0,45
B3
4,2
0,87
Bayam Hijau
C1
2
0,41
(Amaranthus
C2
2,3
tricolor)
C3
4,2
0,87
Bayam Merah
D1
1,9
0,39
D2
2,2
D3
3,5
0,72
A1
2
0,44
A2
2,4
0,53
A3
2,6
A4
4,3
0,96
B1
2,3
0,50
Hanjuang
B2
2,6
(Cordyline) Cordyline)
B3
3,3
B4
4,3
0,93
C1
2
0,44
C2
2,3
C3
2,5
C4
4,2
0,93
Bayam Merah
D1
1,5
0,33
( Amaranthus Amaranthus
D2
2,3
0,51
blitum
D3
3,2
rubrum) rubrum)
D4
3,5
0,78
A1
2,2
0,45
A2
2,5
A3
4,3
0,89
B1
2,3
0,47
B2
3,2
B3
4,3
C1
2,3
4,8
( Amaranthus Amaranthus blitum rubrum) rubrum)
Sp 1
7. Bayam Hijau (Amaranthus tricolor)
Sp.1
8.
Hanjuang (Cordyline) Cordyline)
4,8
4,5
4,6
4,5
4,5
4,8
4,8
0,47
0,45
0,58
0,57 0,72
0,51 0,56
0,71
0,52
0,66 0,89
Bayam Hijau (Amaranthus
4,8
tricolor)
7
0,47
Bayam Merah
D1
2,4
0,5
( Amaranthus Amaranthus
4,8
blitum
D2
3,2
0,66
rubrum) rubrum) * Sumber: dokumentasi pribadi, 2017.
senyawa non polar dapat melarutkan senyawa
IV. PEMBAHASAN
Percobaan pengamatan ini tentang analisa
non
polar
dan
senyawa
polar
dapat
kuantitatif pigmen klorofil pada beberapa
melarutkan senyawa yang polar juga. Aseton
tanaman dengan metode kromatografi lapis
90% dan aquadest memiliki sifat yang sama
tipis atau yang biasa disingkat dengan metode
yaitu polar maka kedua pelarut tersebut akan
KLT. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan
melarutkan senyawa klorofil pada sampel
untuk memisahkan dan menentukan pigmen
yang bersifat polar. Pelarut n-heksana bersifat
dalam
non polar sehingga dapat melarutkan senyawa
berbagai
kromatografi
sampel
lapis
tipis.
daun Sampel
dengan yang
klorofil
non
polar
pada
digunakan pada percobaan ini adalah daun Sp.
(Sudjadi,1998).
1, daun hanjuang, daun bayam hijau dan daun
tersebut dan adanya proses pencampuran pada
bayam merah. Metode ini didasarkan oleh
vorteks
interaksi antara sampel dengan fase gerak dan
terjadinya perbedaan larutan yang berupa
fase diam. Fase gerak merupakan pelarutnya
supernatan dan natan. Namun, pada proses
dan fase diam dari sampel daun sp.1, daun
ekstraksi ini yang diambil adalah bagian natan
hanjuang, daun bayam hijau dan daun bayam
karena merupakan larutan atau senyawa
merah. Fase gerak mengalir melalui fase diam
murni dari sampel-sampel tersebut.
dan membawa komponen-komponen yang
dan
Penambahan
sampel
sentrifiugasi
Tahapan
selanjutnya
bahan-bahan
menyebabkan
adalah
analisis
terdapat dalam campuran. Komponen yang
komposisi pigmen yang terkandung dalam
berbeda bergerak pada laju yang berbeda.
filtrat murni sampel. Pigmen adalah benda-
Hal
pertama
dilakukan
adalah
benda
dalam
sel
jaringan
mempunyai
sampel.
proses
asalnya,
pigmen
dapat
penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga
menjadi
pigmen
endogen
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut
eksogen. Klorofil merupakan jenis pigmen
dengan pelarut cair. Menurut Roy (1991),
endogen yaitu jenis pigmen berada dalam sel
tujuan ekstraksi yaitu memisahkan suatu
atau jaringan. Analisa komposisi pigmen
komponen
dilakukan
menggunakan
dari
merupakan
campurannya
pelarut.
Digunakan
dengan
dengan
sendiri.
yang
mengekstraksikan pigmen klorofil dari daun Ekstraksi
warna
atau
Berdasarkan
dikelompokkan dan
menggunakan
pigmen
metode
aseton
kromatografi lapis tipis. Prinsip kerja KLT
90%, n-heksana dan aquadest karena sifat
adalah partisi dan adsorbsi dimana eluen
kepolarannya. Berdasarkan teori yang ada,
sebagai fase gerak dan lempeng KLT sebagai 8
fase diam. Proses selanjutnya yaitu proses
berwarna hijau kuning; klorofil a 0,57-0,64
penjenuhan plat. Proses ini dilakukan dengan
berwarna hijau biru, feofitin a 0,74-0,82
cara plat dimasukkan ke dalam beaker glass
berwarna abu-abu dan karoten 0,87-0,93
yang sudah berisi larutan solvent KLT. Proses
berwarna orange (Briton,1995).
ini bertujuan untuk menyeimbangkan tekanan
Hasil yang dapatkan pada sampel B
atmosfer didalam dan di luar beaker glass
(hanjuang) memiliki nilai Rf 0,37; 0,41; 0,45;
agar noda berjalan lurus (tidak berkelok-
047; 0,50; 0,53; 054; 0,56; 0,57; 0,59; 0,66;
kelok). Proses berikutnya yaitu penotolan
0,67; 0,72; 0,75; 0,79; 0,82; 0,87; 0,89; 0,93;
sampel pada lempeng plat KLT dengan
0,95; 0,97; dan 0,98. Berdasarkan range yang
menggunakan mikrotip. Lempeng yang telah
telah didaptakna bahwa pada sampel hanjuang
ditotolkan
untuk
memiliki pigmen flavonoid yang memiliki
menguapkan pelarut lalu dimasukkan ke
range 0,32-0,40 yang memiliki warna kuning
dalam beaker glass ditunggu sampai fasa
muda. Klorofil a dengan range 0,40-0,63 yang
geraknya sampai dengan tanda batas. Tahap
berwarna hijau biru, klorofil b dengan range
selanjutnya adalah penentuan nilai Rf (Roy,
0,30-0,57
1991).
pelargonidin 3-glukosida dengan range 0,71-
dikeringkan
sejenak
yang
berwarna
hijau
kuning,
Data yang diperoleh dari KLT adalah
0,74 yang memiliki pigmen warna merah
nilai Rf yang berguna untuk identifikasi
darah, feofitin dengan range 0,74-0,82 dengan
senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat
warna abu-abu, karoten dengan range 0,87-
dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa
0,93
standar. Nilai Rf dihitung sebagai jarak yang
terhidrolisis dengan range 0,94-0,98 berwarna
ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak
kuning kehijauan (Rahayu, 2006).
berwarna
orange,
dan
tanin
yang
tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap
Hasil yang didapatkan pada sampel C
senyawa. Rf juga menyatakan derajat retensi
(bayam hijau) memiliki nilai Rf 0,28; 0,41;
suatu komponen dalam fase diam karena itu
0,44; 0,47; 0,50; 0,51; 0,52; 0,54; 0,55; 0,56;
Rf juga disebut faktor referensi.Oleh karena
0,59; 0,61; 0,67; 0,68; 0,74; 0,87; 0,89; 0,93;
itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0
0,95; 0,96; dan 0,97. Berdasarkan nilai Rf
(Roy, 1991).
yang didapatkan maka dapat ditentukan
Berdasarkan hasil yang di dapatkan pada
pigmenyang terkandung dalam bayam hijau
sampel A (sp.1) terdapat nilai Rf 0,32; 0,41;
adalah ksantofil dengan range 0,26-0,34
0,43; 0,44; 0,45; 0,5; 0,52; 0,53; 0,58; 0,59;
dengan warna kuning, klorofil a dengan range
0,61; 0,63; 0,67; 0,69; 0,70; 0,81; 0,82; 0,87;
0,40-0,63 berwarna hijau biru, klorofil b
0,89; 0,95; 0,96; 0,97 Adanya nilai Rf dapat
dengan
menetukan bahwa pigmen warna pada sp.1
kuning, feofitin dengan range 0,74-0,82
adalah
kuning
berwarna abu-abu, karoten 0,87-0,93 yang
memiliki range 0,26-0,34; klorofil b 0,48-0,56
memiliki pigmen warna orange, tanin dengan
ksantofil
dengan
warna
9
range
0,30-057
berwarna
hijau
range Rf 0,94-0,98 memiliki pigmen warna
diidentifikasikan
kuning kehijauan (Heriyanto, 2006)
terdapat
0,59; 0,60; 0,61; 0,65; 0,66; 0,71; 0,72; 0,78;
yang
tumbuhan
yang
terdapat
pada
DAFTAR PUSTAKA
0,91; 0,97; dan 0,98. Berdasarkan hasil yang
G.Britton, S.Liaaen-Jensen, H.P.fander. 1995.
telah didapatkan bahwa pada bayam merah
Carotenoids: Isolation and analysis, vol.
terdapat pigmen ksantofil 0,26-0,34 berwarna
IA. IA. Birkhauser Verlag. Basel
kuning, klorofil a dengan range 0,40-0,63
Heriyanto dan Leenawaty Limantara. 2006.
berwarna hijau biru, klorofil b dengan range
KOMPOSISI
0,30-057 berwarna hijau kuning, pelagordinin
PIGMEN
3-glukosida dengan range 0,71-0,74 yang
DAN
KANDUNGAN
UTAMA
TUMBUHAN
TALIPUTRI Cuscuta australis R.Br. DAN
berwarna merah darah, feofitin dengan range
Cassytha
0,74-0,82 berwarna abu-abu, karoten 0,87-
filiformis
L. L.
MAKARA,
SAINS, VOL. 10, NO. 2. 69-75
0,93 yang memiliki pigmen warna orange,
Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul Rohman.
tanin dengan range Rf 0,94-0,98 memiliki
2007. Kimia Farmasi Analisis. Analisis. Pustaka
pigmen warna kuning kehijauan (Heriyanto,
Pelajar: Yogyakarta
2006).
Keenan, 1990. Kimia Untuk Universitas. Universitas.
V. KESIMPULAN
cara
Pigmen
yang
karoten, dan feofitin.
0,39; 0,42; 0,43; 0,45; 0,50; 0,51; 0,55; 0,56;
merupakan
sampel
pigmen
sampel adalah klorofil a, klorofil b, ksantofil,
(bayam merah) memiliki nilai Rf 0,28; 0,33;
Kromatografi
dalam
digunakan.
Hasil yang didapatkan pada sampel D
sebagai
Erlangga. Jakarta Lapis
Tipis
pemisahan
(KLT)
Rahayu, Puji., Neltji Herlina Ati., dkk. 2006.
campuran
Komposisi
dan
Kandungan
Pigmen
senyawa menjadi senyawa murninya dan
Tumbuhan Pewarna Alami Tenun Ikat di
mengetahui kuantitasnya yang menggunakan.
Kabupaten
Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak
Propinsi Nusa Tenggara Timur . 6 (3),
yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal
325-331
dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh
Timor
1991.
bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0. Nilai
Bandung: Penerbit ITB
Rf pada setiap sampel memiliki range yang
Warna
tersebut
Pengantar
Kromatografi. Kromatografi.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Pemisahan. Kanisius:
berbeda-beda yang dapat dilihat dari warna dihasilkan.
Selatan,
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S.,
pelarut dari titik asal. Oleh karena itu
yang
Tengah
Yogyakarta.
dapat
10