10/12/2013
KTI BP ANAKKU
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan ke perawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem pernapasan: broncopneumonia di Ruang Melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem pernapasan: bronkopneumonia bronkopneumonia di Ruang Melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012. 2. T ujuan Khusus Khusus a.
Mampu melakukan pengkajian pada klien An. A dengan kasus bronkopneumonia di bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
b.
Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
c.
Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
d.
Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
e.
Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Institusi Dapat digunakan sebagai bahan refere nsi untuk penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan asuhan asuhan keperawatan pada anak denganbronchopneumonia denganbronchopneumonia..
2. Untuk Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan mahasiswa. mahasiswa. 3. Untuk Peneliti Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan bronchopneumonia bronchopneumonia serta dalam melakukan pendokumentasian dan penyusunan makalah bronchopneumonia. E. Metode Penulisan Metode dalam penulisan makalah Ilmiah ini menggun menggunakan akan metode deskriptif dan metode studi kasus kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik mengolah 1 (satu) kasus dengan menggunakan proses keperawatan. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu: 1. BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika pe nulisan. 2. BAB II : Tinjauan pustaka, yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiolo gi (klasifikasi proses perjalanan penyakit dan manifestasi klinis), komplikasi, penatalaksanaan, konsep tumbuh kembang anak, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
3. BAB III : http://putr hyshal j u.bl og spot.com/
2/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan ke perawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem pernapasan: broncopneumonia di Ruang Melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem pernapasan: bronkopneumonia bronkopneumonia di Ruang Melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012. 2. T ujuan Khusus Khusus a.
Mampu melakukan pengkajian pada klien An. A dengan kasus bronkopneumonia di bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
b.
Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
c.
Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
d.
Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
e.
Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien An. A dengan bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Beny amin Guluh.
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Institusi Dapat digunakan sebagai bahan refere nsi untuk penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan asuhan asuhan keperawatan pada anak denganbronchopneumonia denganbronchopneumonia..
2. Untuk Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan mahasiswa. mahasiswa. 3. Untuk Peneliti Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan bronchopneumonia bronchopneumonia serta dalam melakukan pendokumentasian dan penyusunan makalah bronchopneumonia. E. Metode Penulisan Metode dalam penulisan makalah Ilmiah ini menggun menggunakan akan metode deskriptif dan metode studi kasus kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik mengolah 1 (satu) kasus dengan menggunakan proses keperawatan. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu: 1. BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika pe nulisan. 2. BAB II : Tinjauan pustaka, yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiolo gi (klasifikasi proses perjalanan penyakit dan manifestasi klinis), komplikasi, penatalaksanaan, konsep tumbuh kembang anak, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
3. BAB III : http://putr hyshal j u.bl og spot.com/
2/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Tinjauan kasus, yang meliputi pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
4. BAB IV : Pembahasan, yang menjelaskan tentang kesenjangan antara teori dan hasil penelitian meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. 5. BAB V : Penutup, y ang meliputi kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai Bronkopneumonia adalah
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui melalui hematogen hematogen sampai ke bronkus.. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009). bronkus
Bronkopneumonia adalah merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan Bronkopneumonia adalah
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008). 2. Etiologi Penyebab tersering brokopneumonia brokopneumonia pada pada anak adalah pneumokoku adalah pneumokokuss sedang penyebab lainnya antara lain: streptococcus pneumoniae, stapilokokus aureus, haemopillus influenza,, jamur (seperti candida albicans), influenza albicans ), dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.
3. Anatomi Fisiologi Sistem Sistem Perna Pernapasa pasan n Anatomi pernafasan agar udara bisa mencapai paru-paru adalah hidung, laring, trakhea, bronkhus dan bronkhus dan bronkhiolus bronkhiolus.. Fungsii masingFungs masing-masing masing bagian ini sebagai berikut: a.
Fungsi hidung 1) Terdapat bentukan-bentukan yang berfungsi untuk : a)
Bulu-bulu hidung berguna untuk menyaring udara yang baru masuk, debu dengan diameter > 5 mikron akan tertangkap.
b) Selaput lendir hidung berguna untuk menangkap debu dengan diameter lebih besar, ke mudian melekat pada dinding rongga hidung. hidung. c)
Anyaman v ena ( Flexus Flexus venosus) venosus) berguna untuk menyamakan kondisi udara yang akan masuk paru dengan kondisi udara yang ada di dalam paru.
d)
Konka (tonjolan dari tulang rawan hidung) untuk memperluas permukaan, agar proses pe nyaringan, pelembaban berjalan dalam suatu bidang yang luas, luas, sehingga sehingga proses diatas menjadi menjadi lebih efisien.
2)
Pharing Terdapat persimpangan antara saluran napas dan saluran Pharing pencernaan. Bila menelan makanan glotis glotis dan epiglotis epiglotis menutup saluran napas, untuk mencegah terjadinya aspirasi. Pada pemasangan endotrakeal tube glotis tidak glotis tidak dapat menutup sempurna, sehingga mudah terjadi aspirasi.
3)
Laring Terdapat pita suara / flika / flika vokalis vokalis, bisa menutup dan membuka saluran napas, serta melebar dan menyempit.
http://putr hyshal j u.bl og spot.com/
3/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Gunanya:
a)
Membantu dalam proses mengejan -Membuka dan menutup saluran napas secara intermitten pada waktu batuk. Pada waktu mau batuk flika vo kalis menutup, saat batuk membuka, sehingga benda asing keluar.
b)
Secara reflektoris menutup saluran napas pada saat menghirup udara yang tidak dikehendaki.
c) Untuk proses bicara. d)
Trakea dikelilingi tulang rawan berbentuk tapal kuda (otot polos dan bergaris) sehingga bisa mengembang dan menyempit. T rakea berc abang menjadi 2bronkus utama. 4)
Bronkus Merupakan percabangan trakea, terdiri dari bronkus kanan dan kiri. Antara percabangan ini terdapat karina yang memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang. Bronkus kiri dan kanan tak simetris. Yang kanan lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hampir vertikal. Yang kiri lebih panjang dan lebih sempit dengan sudut lebih tajam. Bronkus ini kemudian bercabang menjadi bronkus lobaris, bronkus segmentasi, bronkus terminalis, asinus yang terdiri dari bronkus respiratorius yang terkadang mengandung alveoli, duktus alveolaris dan sakus alveolaris terminalis.
5)
Paru Terdiri dari paru kanan dan kiri yang kanan terdiri dari 3 lobus, kiri 2 lobus. Dibungkus oleh selaput yang disebut pleura viseralis sebelah dalam dan pleura parietalis sebelah luar yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat cavum interpleura yang berisi cairan. Di dalam saluran napas selain terdapat lendir,
juga bulu-bulu getar/ silia yang berguna untuk menggerakkan lendir dan
kotoran ke atas. a. Pernapasan Eksterna Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveo li, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinafaskan k eluar melalui hidung dan mulut. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksternal : 1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan y ang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. 2) Arus darah melalui paru-paru. 3)
Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.
4)
Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen. (Evelyn C. Pearce , 2000)
5)
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2. Jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
http://putrhyshalju.blogspot.com/
4/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU dalamnya
pernapasan.
Penambahan
ventilasi
yang
dengan
demikian
terjadi
pengeluaran CO2 dan memungut lebih banyak O2. (Evelyn C. Pearce, 2000) b. Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna Sementara bagaimana oksigen digunakan oleh jaringan dan bagaimana karbon dioksida dibebaskan oleh jaringan disebut respirasi internal . Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima sebagai gantiny a hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida. (Evelyn C. Pearce, 2000) Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveo li, yang disebabkan pernapasan ekste rna dan pernapasan interna atau penapasan jaringan.
1) Udara (atmosfer) yang dihirup : a) Nitrogen : 79 % b) Oksigen : 20 % c) Karbondioksida : 0-0,4 Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer. 2) Udara yang dihembuskan a) Nitrogen : 79 % b) Oksigen : 16 % c) Karbon dioksida : 4-0, Udara y ang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 pe rsen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dik eluarkan). (Evely n C. Pearce, 2000) Daya Muat Udara oleh Paru-paru Besarnya daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.5 00 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kirakira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa dengan tenang. (Evelyn C. P earce, 20 00) Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru , pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan. (Evelyn C. Pearce, 2000)
4. Patofisiologi Proses perjalanan penyak it kuman masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran pernapasan dari atas untuk mencapai bronkiolus dankemudian alveolus sekitarnya. Kelainan yang tibul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru-paru, lebih banyak pada bagain basal. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).
Secara hematogen maupun langsung (lewat peny ebaran sel) mikroorganisme yang
terdapat di dalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan lumen bronkus bersebukan sel radang akut, terisi eksudat (nanah) dan sel epitel rusak. Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada saat awal peradangan dan bersifat fagositosis dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronkus rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat timbul bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah menjadi purulen, dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan tersebut dapat http://putrhyshalju.blogspot.com/
5/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mengalami sesak nafas. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). T erdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan mengakibatkan peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus sehingga timbul peningkatan refleks batuk. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).
Perjalanan patofisiologi di atas bisa berlangsung sebaliknya y aitu didahului dulu dengan
infeksi pada bronkus kemudian berkembang menjadi infeksi pada paru-paru. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). 5. Manifestasi klinik
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39-40˚C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal disertai cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, merintih dan sianosis. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula–mula kering dan kemudian menjadi produktif. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari luas daerah auskultasi yang terkena. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau sedang. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). Bila sarang bronkopneumomonia manjadi satu mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). 6. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut, mungkin juga komplikasi lain yang dekat seperti etelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat. (Ngastiyah, 2005).
7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Menurut (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). a.
Terapi 1)
Pemberian obat antibiotik penisilin 50.000 U/Kg BB/hari, ditambah dengan kloramfenikol
50-70
mg/Kg
BB/hari
atau
diberikan
antibiotik
yang
mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5
hari. Pemberian obat kombinasi bertujuan untuk
menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotik. 2)
Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukusa 5 % dan Nacl 0,9 % dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/500ml/botol infus.
3) Karena sebagian besar pasien jatuh k edalamasidosis metabilisme akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri. 4)
Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik pada penderita y ang sudah mengalami perbaikan sesak nafas.
5)
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiakan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti pemberian terapi nebulizer dengan flexotid dan ventolin. Selain bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus.
b. Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan http://putrhyshalju.blogspot.com/
6/33
10/12/2013 1)
KTI BP ANAKKU Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predomainan atau dapat ditemukan
leukoponenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau sedang. 2) Pemeriksaan radiologis member gambaran bervariasi : a) Bercak konsolidasi merata pada bronkopnemonia b) Bercak komsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris. c) Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat pada pneumonia stafilokokus. 3) Pemeriksaan cairan pleura 4) Pemeriksaan mikrobiologi 8. Konsep Tumbuh Kembang Anak Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan be rkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu Pertumbuhan (Growth) dan Perkembangan (Development) merupakan dasar Ilmu Tumbuh Kembang oleh karena meskipun merupakan proses yang berbeda, keduanya t idak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain.
Pertumbuhan (growth) merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (centi meter, meter). Perkembangan
(development) merupakan
bertambahnya
kemampuan
(skill/
keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009). a.
Berat badan Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami pertambahan setiap minggu sekitar140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali lipat berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram danpada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir.
b. Tinggi badan Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1 ,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir. c.
Lingkar kepala Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. pada usia-usia selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 c m.
d. Perkembangan motorik kasar 1)
Pada usia 0-28 hari diawali dengan gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.
2)
Pada usia 1-4 bulan dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak,jatuh terduduk di pangkuan ketika di sokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi lengan dan tungai kurang fleksi , dan berusaha untuk merangkak.
3)
Usia 4-8 bulan dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada
http://putrhyshalju.blogspot.com/
7/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri; duduk dengan kepala tegak; membalikan badan; bangkit dengan kepala tegak; menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun ke depan dan ke belakang; berguling dari terlentang ke te ngkurap; serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat. 4)
Pada usia 8-12 bulan di awali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik, dan berdiri sendiri.
5)
Usia 1-2 tahun anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke2 sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melo mpat.
e. 1)
Perkembangan motorik halus
Pada usia 0-28 hari di mulai dengan adanya ke mampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon te rhadap gerakan jari atau tangan.
2)
Pada usia 1-4 perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan memasukan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.
3) Pada usia 4 -8 bulan sudah mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang mengeksplorasi benda yang sedang di pegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, sert a memindahkan objek dari satu t angan ketang lain. 4) Usia 8-12 bulan mencari atau meraih benda k ecil; bila di beri kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakan benda atau kubus ke tempatnya. 5)
Anak usia 1 -2 tahun pada usia ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam mencoba meny ususn atau membuat menara kubus (A. Aziz Alimul Hidayat, 200 8).
f. 1)
Perke mbangan bahasa Pada usia 0-28 hari dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis)
dan bereaksi terhadap suara atau bel. 2) Pada usia 1-4 ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ ahh”, tertawa dan berteriak, menguceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh. 3)
Pada usia 4-8 bulan dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti “ba-ba”.
4)
Usia 8-12 bulan mampu mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata.
5) Usia 1 -2 tahun anak mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata; tingginya k emampuan meniru, mengenal, dan responsif terhadap orang lain; mampu menunjukan dua gambar; mampu mengombinasikan kata-kata; serta mulai mampu menunjukkan lambaian anggota badan. g. Perkembangan prilaku/ adaptasi sosial 1)
Pada usia 0-28 hari dapat ditunjukan dengan adanya tanda-tanda tesenyumdan mulai menatap muka atau mengenali seseorang.
2)
Pada usia 1-4 bulan dapat diawali dengan kemampuan mengamati tangannya; tersenyum
http://putrhyshalju.blogspot.com/
8/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum; mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak; te rsenyum pada wajah manusiaa; waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun; menangis bila terjadi sesuatu yang aneh; membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal; senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada orang yang tak dik enal (asing). 3)
Pada usia 4-8 bulan anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
4)
Usia 8-12 bulan dimulai dengan kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya dengan orang lain.
6) Usia 1-2 t ahun anak ditunjukkan dengan adanya ke mampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
Pengkajian Bronchopneuonia menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, (2009) adalah
sebagai berikut. a.
Identitas klien : nama klien, tempat lahir, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan.
b. Riwayat pola makan :frek uensi makan, jenis makan, makanan yang disenangi. c.
Pengkajian antopometri : lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, leingkar dada, berat badan (BB), tinggi badan (TB), lipatan kulit.
d.
Monitor hasil laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit, laju endap darah (LED), serum protein (albumin dan globulin) dan hormon per tumbuhan.
e.
Timbang berat badan
f.
Kaji tanda-tanda vital : te kanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
g. Pola persepsi sehat-penatalaksanaan sehat Data yang muncul sering orang tua berpersepsi meskipun anaknya batuk masih menggap belum terjadi gangguan serius, bila asanya orang tua menganggap benar-benar sakit apa bila anak sudah mengalami sesak nafas. h. Pola metabolik nutrisi Anak dengan bronkopneumonia sering muncul anoreksia (akibat respon sistemik melalui kontrol saraf pusat), mual dan muntah (karena peningkatan rangsangan gaster sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme). i.
Pola eliminasi Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan cairan melalui proses evaporasi karena demam.
j.
Pola tidur-istirahat data yang sering muncul adalah anak mengalami kesulitan tidur
http://putrhyshalju.blogspot.com/
9/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU karena sesak naf as. Penampilan anak terlihat lemah, sering menguap, mata merah, anak juga sering menangis pada malam hari karena ketidaknyamanan tersebut.
k. Pola aktifitas-latihan Anak tampak menurun aktifitas dan latihannya sebagai dampak k elemahan fisik. A nak tampak lebih banyak minta digendong orang tuanya atau bedres. l.
Pola kognitif-persepsi Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang pernah disampaikan biasanya sesaat akibat penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada otak. Pada saat dirawat anak tampak bingung kalau ditanya tentang hal-hal baru disampaikan.
m. Pola persepsi diri-konsep diri Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kurang bersahabat, tidak suka bermain, ketakutan terhadap orang lain meningkat.
n. Pola peran-hubungan Anak tampak malas kalau diajak bicara baik dengan teman sebaya maupuan yang lebih besar, anak lebih banyak diam dan selalu bersama dengan orang terdekat orangtua). o. Pola seksualitas-reproduktif Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah mengalami pubertas mungkin terjadi gangguan yang menstruasi pada wanita terapi bersifat sementara dan biasanya penundaan. p. Pola toleransi stress-koping Aktif itas yang sering tampak saat menghadapi stress adalah anak sering menangis, kalau sudah remaja saat sakit y ang domain adalah mudah tersinggung dan suka marah. q. Pola nilai-keyakinan Nilai key akinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan untuk mendapat sumber kesembuhan dari Tuhan. r. 1)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predomainan atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
2) Pemeriksaan radiologis member gambaran bervariasi : a) Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia. b) Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris. c) Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat pada pneumonia stafilokokus. 3) Pemeriksaan cairan pleura. 4)
Pemeriksaan mikrobiologi , dapat dibiak dari spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru. (Arif Mansjor, 2000).
2. Diagnosa Keperawatan Setelah data terkumpul langkah berikutnya adalah menganalisa data, sehingga diperoleh diagnosa keperawatan yang artinya adalah masalah kesehatan aktual atau potensial. Terjadi masalah kesehatan (pada seseorang, kelompok, atau keluarga) yang dapat ditangani oleh perawat untuk menentukan tindakan perawat yang untuk mencegah, menanggulangi, atau mengurangi masalah tersebut. (Menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). Diagnosa yang ditemukan pada penyakit bronkopneumonia antara lainya yaitu; a.
Bersihan jalan nafas tidak efek tif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. Kemungkinan dibuktikan oleh: 1) Pernapasan cepat dan dangkal (RR mungkin >35 kali/menit)
http://putrhyshalju.blogspot.com/
10/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU 2)
Bunyi nafas ronkhi basah, terdapat retraksi dada dan penggunaan otot bantu pernapasan
3) Pasien mengeluh sesak nafas. 4) Batuk biasanya produktif dengan produksi sputum yang cukup banyak.
b. Kerusakan pertuk aran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus. Kemungkinan dibuktikan oleh: 1) Dispnea, sianosis 2) Takipne dan takikardi 3) Gelisah atau perubahan mental 4) Kelemahan fisik 5) Dapat juga terjadi penurunan kesadaran 6)
Nilai AGD menujukan peningkatan PCO² (normal PCO² 35-45 mmHg), sedangkan pada kondisi asidosis dapat menjadi 70 mmHg dan penurunan PH (normal PH 7,35-7-45 , kalau asidosis 7,25 mmhg ).
c.
Nyer i dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru. Kemungkinan dibuktikan oleh: 1) Pasien mengeluh dadanya sakit. 2) Pasien terlihat meringis kesakitan. 3) Terlihat gerakkan dada terbatas saat bernafas 4) Perilaku distraksi , gelisah. 5) Tampak perilaku seperti meringis kesakitan, menangis, rewel. d.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen atau k elelahan yang be rhubungan dengan gangguan pola tidur.
Kemungkinan dibuktikan oleh: 1) Laporan verbal kelemahan kelelahan, keletihan. 2) Pasien tampak lemah, saat dic oba untuk bangun pasien mengeluh tidak kuat. 3) Nadi teraba lemah dan cepat dengan frekuensi >100 kali permenit. e.
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi. Kemungkinan dibuktikan oleh:
1) Pasien mengeluh lemah 2) Berat badan anak mengalami penurunan. 3) Kulit tidak kencang. 4) Nilai laboratorium Hb kurang dari 9 gr/dl (normal usia 1 tahun keatas 9-14 gr/dl. f.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia. Kemungkinan dibuktikan dengan data:
1) Pasien tampak merah wajahnya 2) Suhu tubuh sama dengan atau lebih 37 ,5˚C 3) Pasien menggigil 4) Nadi naik (diatas 100 kali permenit). 3. Interv ensi Keperawatan Tahap selanjutnya yaitu perencanaan yang meliputi perkembangan strategi sasaran untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menentukan rencana dok umentasi. http://putrhyshalju.blogspot.com/
11/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
a.
DX 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keper awatan diharapkan bersihan jalan nafas teratasi. 2) Kriteria hasil : Pernapasan normal, bunyi nafas normal, klien tidak se sak, tidak ada sputum. 3) Intervensi keperawatan : a) Kaji frek uensi atau kedalaman pernadasan dan gerakan dada.
Rasional: takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris terjadi karena peningkatan tekanan dalam paru dan penympitan bronkus. Semakin sempit dan tinggi semakin meningkat f rekuensi pernapasannya.
b) Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara. Rasional: suara mengi mengindikasikan terdapatnya penyempitan bronkus oleh sputum. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan, krekles terjadi pada area paru yang banyak cairan eksudatnya. c) Bantu pasien latihan nafas dan batuk secara efektif. Rasional: nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih kecil. Batuk secara efektif mempermudah pengeluaran dahak dan mengurangi tingkat ke lelahan akibat batuk. d) Section secara indikasi . Rasional: mengeluarkan sputum secara mekanik dan mencegah obstruksi jalan nafas. e) Lakukan fisioterapi dada. Rasional: merangsang gerakan mekanik lewat vibrasi dinding dada supaya sputum mudah bergerak keluar. f)
Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/hari (kecuali kontra indikasi), tawarkan air hangat dari pada dingin. Rasional: meningkatkan hidrasi sputum, air hangat mengurangi tingkat keke ntalan dahak sehingga mudah dikeluarkan.
4) Kolaborasi a)Terapi obat-obatan bronkodilator dan mukolitik melalui inhalasi . Contoh pemberian obat ventolin dan bisolvon. Rasional: memudahkan pengenceran, dan pembuangan secret dengan cepat. b) Berikan obat bronkodialtor, ekspetoran, dan mukolitik secara oral. Rasional: mengurangi spasma bronkus, memudahkan pengenceran, dan pembuangansecret melalui silia mucus pada saluran pernafasan. c)Berikan cairan tambahan misalnya cairan intravena Rasional: cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan,memobilisasikan se cret . d) Awasi seri sinar X dada, GDA, nadi oksimetri . Rasional: mengevaluasi kemajuan dan efek proses penyakit dan memudahkan pilihan terapi yang diperlukan.
e)Kolaborasi pemberian antibiotik. Rasional: membunuh mikroorganisme penyebab, sehingga bisa mengurangi peningkatan produk sputum yang merupakan sebagai akibat timbulnya peradangan. b.
DX 2: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus.
1)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan kerusakan pertukaran gas teratasi.
2)
Kriteria hasil : Tidak terjadi dispnea, tidak sianosis, kesadaran compos mentis, nilai AGD dalam batas normal.
3) Intervensi keperawatan : a) Kaji frek uensi, kedalaman dan kemudahan bernafas http://putrhyshalju.blogspot.com/
12/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Rasional: distress pernafasan yang dibuktikan dengan dispnea dan takipnea sebagai indikasi penurunan kemampuan menyediakan oksigen bagi jaringan. b)
Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan jaringan sental. Rasional: sianosis kuku menunjukan vasokonstriksi , sedangkan sianosis daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut (membran hangat) menunjukan hipoksemia sistemik.
c) Kaji status mental dan penurunan kesadaran. Rasional: gelisah, mudah tersinggung, bingung dan samnolen sebagai petunjuk hipoksia atau penurunan oksigenasi serebral .
d) Awasi frekuensi jantung atau irama. Rasional: takikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksia. e) Awasi suhu tubuh. Rasional: demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan menggangu oksigenasi seluler. f)
Kaji tingkat ansietas sediakan waktu untuk berdiskusi dengan pasien atau susun bersama jadwal pertemuan. Rasional: ansietas adalah manifestasi masalah psikologi sesuai respon fisiologi terhadap hipoksia.
4) Kolaborasi: a) Berikan terapi ok sigen dengan benar Rasional: tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg (normal PO2 80-100 mmHg), oksigen diberikan dengan metode y ang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien. b) Pemantauan AGD (Analisa Gas Darah). Rasional: AGD yang menunjukan penurunan PO2 sebagai indikasi penurunan oksigen jaringan. c.
DX 3: Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkrim paru.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keper awatan diharapkan nyeri dada hilang. 2)
Kriteria hasil : Dada tidak sakit lagi, klien menunjukkan muka yang rileks, ekspresi wajah santai.
3) Intervensi keperawatan : a)
Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk, selidiki perubahan karakter, atau lokasi atau intensits nyeri. Rasional: nyeri pneumonia mempunyai karakter nyeri dalam meningkat saat dibuat inspirasi dan biasanya menetap.
b) Pantau tanda vital Rasional: nyeri akan meningkat mediator persyarafan yang dapat merangsang vasokonstriksi pembuluh darah sistermik, meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. c)
Berikan tindakan distraksi, misalnya mendengarkan musik anak, menonton film tentang anak. Rasional: mengurangi fokus terhadap nyeri dada sehingga dapat mengurangi keteganggan hingga nyeri.
d)
Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi, atau latihan nafas. Rasional: tindakan non-analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgetik.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
13/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
4) Kolaborasi: a) Berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi Rasional: obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-produktif atau proksimal atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan keny amanan atau istirahat umum. d. DX 4: Into leransi aktiv itas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen atau k elelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur. 1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intoleransi aktivitas teratasi. 2) Kriteria hasil : Klien tidak lemah, tidak letih, klien dapat melakukan aktivitas. 3) Intervensi keperawatan : a)
Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas. Rasional: menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien memudahkan pilihan intervensi.
b)
Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.
c)
Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.
d) Batu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur. Rasional: pasien mungkin nyaman dengan posisi tinggi, tidur dikursi atau menunduk kedepan meja atau bantal. e)
Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan. Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
e.
DX 5: Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keper awatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi. 2) Kriteria hasil : Klien tidak lemah, berat badan klien be rtambah, nilai Hb normal. 3) Intervensi keperawatan : a)
Identifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah, misalnya sputum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri. Rasional: sputum akan merangsang nervus vagus sehingga berakibat mual, dispnea dapat merangsang pusat pengaturan di medulla oblongata.
b)
Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan atau bantu kebe rsihan mulut setelah muntah. Rasional: setelah tindakan aerosol dan drainase postural , dan sebelum makan.
c) Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum makan. Rasional: menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini. d) Auskultasi bunyi usus, Observasi atau palpasi distensi abdomen. Rasional: bunyi usus mungkin menurun/tak ada bila proses infeksi berat atau memanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau menunjukan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastrointestinal . e) Berikan makanan porsi kecil. Rasional: tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin http://putrhyshalju.blogspot.com/
14/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU lambat untuk kembali.
f)
Evaluasi status nutrisi umum. Rasional: adanya kondisi kronis seperti PPOM atau alkoholisme atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi dan atau lambatnya respons terhadap
f. 1)
DX 6: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan peningkatan suhu tubuh
teratsi. 2)
Kriteria hasil : Suhu klien normal (36˚C-37˚C), klien tidak menggigil, nadi klien dalam batas normal.
3) Intervensi keperawatan : a) Kaji suhu tubuh dan nadi setiap 4 jam. Rasional: untuk mengetahui tingkat perkembangan pasien. b) Pantau warna kulit dan suhu.
Rasional: sianosis menunjukan vasokostriksi atau respon tubuh terhadap demam.
c) Berikan doro ngan untuk minum sesuai perasaan. Rasional: peningkatan suhu tubuh menimbulkan peningkatan IWL, sehingga banyak c airan tubuh yang keluar dan harus diimbangi pemasukan cairan. d) Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan, misalnya: k ompres hangat. Rasional: demam tinggi sangat meningkatakan kebutuhan metabolik dan mengganggu oksigen selulur. 4) Kolaborasi: a) Berikan antipiretik yang diresepkan sesuai kebutuhan. Rasional: mempercepat penurunan suhu tubuh. 4. Implem entasi Keperawatan Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan atau direncanakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer At All,1996). 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dilaksanakan untuk mengajukan apakah tujuan yang ditetapakan dapat tercapai atau belum dengan kriteria hasil standar dari masing-masing masalah keperawatan yang penulis rumuskan dan rencanakan yang ditetapkan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: masalah belum teratasi, masalah teratasi sebagian dan masalah sudah teratasi.
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Biodata 1) Identitas klien Nama
: An. A
Umur
: 2,2 tahun
Jenis Kelamin Agama
: Perempuan : Islam
Pendidikan Alamat
: Belum Sekolah : Jl. Durian
Tanggal Masuk Tanggal Pengkajian
: 31-07 -2012 : 01-08-201 2
Diagnosa Medis
: Bronchopneumonia
No. Rekam Medis
: 0234 64
http://putrhyshalju.blogspot.com/
15/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU 2) Identitas orang tua (a) Ay ah Nama
: Tn. D
Umur
: 31 Tahun
Pendidikan Pekerjaan
: SMK : Swasta
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Durian
(b) Ibu Nama
: Ny. I
Umur
: 23 Tahun
Pendidikan
: SMP
Peker jaan
: Swasta
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Durian
2. Riwayat Kesehatan a.
Keluhan utama Ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir.
b. Riwayat ke luhan utama Ibu klien mengatakan anaknya batuk karena sering makan makanan ringan/ jajanan, batuk berlendir terutama saat menangis dan gelisah, dan sesak di bagian dada, ibu klien mengatakan klien batuk sejak 1 bulan yang lalu. c.
Riwayat kesehatan sekarang Alasan masuk rumah sakit ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir ± 1 bulan yang lalu, sesak nafas sejak kemarin, ibu klien juga mengeluh anaknya gelisah dan menangis sejak 2 malam, ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun ± 1 minggu yang lalu dan mulai kembali demam sejak semalam, selama sakit Ibu klien sempat membawa klien berobat 3 kali kedokter tetapi tetap tidak sembuh akhirnya Ibu klien membawa klien ke Rumah Sakit dan diopname sampai sekarang.
d. Riwayat ke sehatan masa lalu 1) Perinatal care a) Ibu klien mengatakan selama hamil melakukan 6 k ali pemeriksaan kehamilan. b) Ibu klien mengatakan tidak ada keluhan selama hamil. c)
Ibu klien mengatakan selama hamil riwayat minum obat vitamin penambah darah.
d) Ibu klien mengatakan kenaikan BB selama hamil naik 1 kg/bulan. e) Ibu klien mengatakan selama hamil telah diimunisasi TT 2 kali. 2) Natal a) Ibu klien mengatakan tempat saat melahirkan klien di rumah. b) Ibu klien mengatakan bahwa persalinannya spontan dan nor mal. c) Saat melahirkan penolong per salinannya didampingi dukun. 3) Post natal a) Ibu klien mengatakan kondisi bayi saat bersalin sehat, dan BB bayi 3500 gram, ibu klien mengatakan lupa berapa panjang badan anaknya saat lahir. b) Ibu klien mengatakan tidak ada masalah menyusui. 4)
Ibu klien mengatakan penyakit yang pernah dialami anaknya yaitu batuk, demam, diare, dan sesak nafas.
5) Ibu klien mengatakan anaknya sudah ke-empat kaliny a dirawat di Rumah Sakit. 6)
Ibu klien mengatakan anaknya alergi batuk jika memakan makanan yang berminyak/ makanan ringan.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
16/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
e. 1.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan anaknya.
2. Genogram tiga generasi Generasi I
Generasi II
Generasi III
Keterangan : : laki- laki : perempuan X
: meninggal : klien/ pasien : tinggal serumah : garis keturunan
3. Riwayat Imunisasi Tabel 1. Riwayat Imunisasi No.
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
Reaksi Setelah Pemberian
1.
BCG
1 bulan
Muncul seperti bisul pada
2.
DPT (I, II, III )
2, 4, 6 bulan dan
Demam
1,5 tahun
pada bekas imunisasi
Setelah lahir, 2, 4,
Tidak ada reaksi demam
dan 6 bulan
dan lain-lain
bekas imunisasi.
3.
Polio (I,II,III,IV)
dan
bengkak
4.
Campak
9 bulan
Demam
5.
Hepatitis
Setelah lahir, 1 dan
Tidak ada demam
6 bulan 4. Riwayat Tumbuh Kembang a.
Pertumbuhan fisik : BB lahir 3500 gram BB sekarang 17 kg
b. Waktu tumbuh gigi : 7 bulan c.
Perkembangan tiap tahap 1. Ibu klien mengatakan pert ama kali klien berguling pada usia 6 bulan. 2. Ibu klien mengatakan k lien dapat duduk saat usia 8 bulan. 3. Ibu klien mengatakan klien dapat berdiri saat umur 1 tahun. 4. Ibu klien mengatakan klien dapat berjalan saat usia 1,3 tahun. 5.
Ibu klien mengatakan pertama kali klien senyum pada orang lain saat
usia 3 tahun.
6. Ibu klien mengatakan pertama kali bicara saat umur 9 bulan.
5. Riwayat Nurisi a.
Pemberian Asi 1) Ibu klien mengatakan klien di beri ASI sejak lahir.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
17/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU 2) Ibu klien mengatakan pemberian ASI pada anakny a setiap kali menangis. 3) Ibu klien mengatakan lama pemberian ASI kepada k lien pada usia 1,2 tahun.
b. Pemberian susu formula : 1)
Ibu klien mengatakan alasan pemberian susu formula pada anaknya karena sudah tidak keluar ASI.
2) Ibu klien mengatakan sudah 1 tahun anaknya diberik an susu formula. 3) Ibu klien mengatakan pemberian susu for mula dengan menggunakan Dot. c.
Pemberian makanan tambahan 1)
Ibu klien mengatakan pertama kali diberi makanan tambahan sejak umur 4 bulan.
2)
Ibu klien mengatakan hanya memberikan jenis bubur tim yang dibuat sendiri dan diberi pisang ambon.
d. Pola perubahan Nutrisi tiap tahap usia sampai Nutrisi saat ini. Tabel 2. Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahap Usia No
Usia
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
1.
0 - 4 Bulan
ASI
1,2 tahun
2.
4 – 1 2 Bulan
Bubur tim, Pisang & ASI
1,2 tahun
3.
Saat ini
Nasi & Susu formula
Sampai sekarang
6. Riwayat Psikososial a.
Ibu klien menyatak an anaknya tinggal serumah dengan orang tuanya dirumah sendiri.
b. Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya berada di ko ta. c.
Ibu klien mengatakan hubungan antar anggota keluarga harmonis.
d. Ibu klien mengatakan pengasuh anaknya yaitu orang tuanya dan neneknya. 7. Aktiv itas Sehari – Hari Tabe l 3. Aktif itas Sehari- Hari Aktiv itas a.
Nutrisi - Selera makan - Menu makan - Frekuensi makan - Makanan pantangan
Saat Sakit
-
Baik Bevariasi 2-3x/ hari Tidak ada
-
Baik Nasi, bubur, telur 3x/ hari Makanan/ minuman ringan
-
Tidak ada
-
Tidak ada
-
Disuap Tidak ada
-
Disuap Tidak ada
-
Susu formula, air putih 4-5x/ hari
-
Susu formula, air putih >4 x/ hari
-
Popok
-
Popok
-
± 5x/ hari Tidak ada Kuning Popok
-
± 6x/ hari Tidak ada Kuning Popok
-
1x/ hari Lembek Tidak ada Tidak ada
-
>3x/ hari Lembek Tidak ada Tidak ada
-
08:00 - 12:00 20:00 – pagi Tidak ada Minum susu
-
08:00 - 12:00 20:00 – pagi Tidak ada Minum susu
-
Tidak ada
-
Tidak ada
-
Ibu klien mengatakan dibantu mandikan 2x/ hari Sabun, handuk
-
-
b.
c.
d.
e. -
-
Pembatasan pola makan - Cara makan - Ritual saat makan Cairan - Jenis minuman - Frekuensi minum Eliminasi (BAB/ BAK ) - Tempat pembuangan BAK - Frekuensi BAK - Kesulitan BAK - Warna urin - Tempat pembuangan BAB - Frekuensi BAB - Konsistensi - Kesulitan BAB - Obat pencahar Istirahat Tidur - Jam tidur siang - Jam tidur malam - Pola tidur - Kebiasaan sebelum tidur - Kesulitan tidur Personal Hygiene Mandi - Cara mandi
Sebelum Sakit
- Frekuensi - Alat mandi Cuci rambut - Frekuensi - Cara
http://putrhyshalju.blogspot.com/
-
-
Ibu klien mengatakan belum pernah Belum pernah Belum pernah
18/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU -
Gunting kuku - Frekuensi - Cara - Gosok gigi - Frekuensi - Cara f. Aktiv itas Mobilitas Fisik - Kegiatan sehari-hari - Penggunaan alat bantu - Kesulitan pergerakan tubuh
-
2x/ hari Pakai sampo
-
Belum pernah Belum pernah
-
1x / minggu Pakai gunting kuku
-
Belum pernah Belum pernah
-
Belum pernah Belum pernah
-
Belum pernah Belum pernah
-
Bermain
-
Baring
-
Tidak ada
-
Tidak ada
-
Tidak ada
-
Tidak ada
8. Pemeriksaan Fisik a.
Keadaan umum klien: klien tampak lemah
b. Tanda- tanda v ital: suhu: 37o C, nadi: 120x/ menit, RR: 40x / menit. c. Antropometri : 1) Berat badan: 17 kg 2) Lingkar lengan atas: 20 cm 3) Lingkar kepala: 50 cm 4) Lingkar dada: 59 cm 5) Lingkar perut: 61 cm 6) Skin fold : tidak ada lipatan kulit d. Sistem Pernafasan : Hidung: simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret atau polip, mukosa lembab, tidak ada edema, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan atau deformitas, Leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid , ataupun tumor, bentuk dada normal simetris, tidak ada deformitas, pergerakan dada menggunakan otot pernapasan, suara napas ronchi basah, tidak ada clubbing finger, dan klien tampak batuk dan gelisah, frekuensi pernapasan 40x/ menit, irama napas tidak teratur, pernapasan cepat dan dangkal klien tampak kesulitan bernapas. e.
Sistem Kardiovaskular :
Konjungtiva tampak berwarna merah muda atau tidak anemis, bibir tampak kering,
kurang bersih, dan mengelupas, tidak ada tekanan dan peningkatan vena jugularis ( JVP) , CRT cepat (kembali ≤ 3 detik), bunyi jantung lup-dup (S1-S2), tidak ada bunyi jantung tambahan. f.
Sistem Pencernaan : Sklera tidak ikterus, bibir kering kurang bersih, dan mengelupas, klien mampu menelan dan mengunyah, klien juga mampu menggerakan lidahnya, gaster tidak kembung, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, dan ada gerakan peristaltik (+), feases lembek, anus normal, kondisi anus tidak ada lec et maupunhemoroid .
g. Sistem Pengindraan : Kelopak mata normal, distribusi bulu mata lebat dan merata, lipatan epikantus sejajar dengan ujung atas telinga, reflex berkedip (+), tidak ada trauma maupun perdarahan pada hidung atau deformitas, tidak ada secret maupun pembengkakan pada hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung. Klien tampak mendengar dengan jelas, tidak ada ny eri tekan, tidak ada serumen, keadaan daun telinga utuh. h. Status Mental : Saat klien diajak bicara oleh ibu dan nenek klien mengerti, klien dapat mengingat nenek klien dan keluarganya, terkadang klien bila diajak bicara tidak mau menjawab, bentuk ekstremitas simetris, ada sensasi tajam, halus, panas, dan dingin, tidak ada pembengkakan, tidak ada kaku kuduk. i.
Kesadaran (GCS) : 15 Compos Mentis, E (4), M (6), V (5).
j.
Sistem Muskuloskeletal :
http://putrhyshalju.blogspot.com/
19/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Bentuk kepala simetris dan normal ( mesosephal ) pergerakan kepala normal/ bebas, tidak ada pembengkakan, maupun kekak uan, gerakan lutut normal/ bebas, gerakan kaki baik/ bebas, tidak ada pembengkakan dan kaku, kemampuan berjalan baik, k lien baring dan terpasang infus, bentuk tangan simetris, gerakan nor mal/ bebas, tidak ada pembengkakan.
k. Rambut : Distribusi rambut merata, lembab, halus, dan bersih,warna kulit putih, temperatur hangat, kulit lembab, bulu kulit tidak tampak jelas, tidak ada ruam, tekstur halus, kuku warna merah muda, panjang dan kurang bersih. l.
Sistem Endokrin : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid , tidak ada eksresi urin berlebih, tidak ada polidipsi dan polipagi, suhu tubuh seimbang, tidak ada keringat berlebih, tidak ada riwayat air seni di ke lilingi semut.
m. Sistem Perkemihan : T idak ada edema palpebra, tidak ada moon face, tidak ada peningkatan tekanan kandung kemih. n. Sistem Reproduksi : Payudara klien belum tampak membesar. o. Sistem I mmun: Ibu klien mengatakan anaknya akan batuk-batuk jika memakan makanan berminyak dan makanan ringan. p. Test Diagnostik/ Pemerik saan Penunjang: Hasil laboratorium pada tanggal 31 Juli 2012 Pukul 21 : 10 Tabel 4. Hasil Laboraratorium Jenis
Hasil
Nilai Normal
Satuan
WBC ( lekosit )
11,8
6,0-14
x 103/ ml
RBC ( erytrosit )
4,35
3,8-5,4
x 106/ ml
HGB ( hemoglobin )
11,5
10,0-14,0
g/ dl
HCT ( hematokrit )
32,9
32-42
%
MCV
75,6
72-88
Fl
MCH
26,4
24-30
Pg
MCHC
35,0
-
g/ dl
PLT
382
150-400
x 103/ ml
q. Terapi Saat Ini: IVFD KAEN 3B 20 Tetes/ Menit Ceftriaxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Pharacetamol Syrup 3x11 /2 Nebulizer dengan Combivent / 8 Jam Puyer Batuk 3x1 Bungkus 2. Klasifikasi Data a.
Data Subyektif 1) Ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir 2) Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas 3) Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus 4)
Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya belum pernah mandi, cuci rambut dan menggunting kuku.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
20/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
b. Data Obyektif 1) Klien tampak lemah 2) Klien tampak batuk 3) Suara napas tambahan ronchi basah 4) Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan 5) Frekuensi pernapasan 40x/ menit 6) Irama napas tidak teratur 7) Pernapasan cepat dan dangkal 8) Klien tampak kesulitan bernapas. 9) Klien tampak gelisah 10) Bibir tampak ker ing, kurang bersih, dan mengelupas 11 ) Kuku tampak panjang dan kurang bersih. 3. Analisa Data Tabel 5. Analisa Data No. 1.
Data DS: - Ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir DO: - Klien tampak batuk - Suara napas tambahan ronchi basah
Etiologi
Masalah
Bakteri
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Masuk melalui saluran pernapasan atas
Kuman berlebih di bronkus
Akumulasi secret di Bronkus
Penumpukan secret di Bronkus Bersihan Jalan Nafas tidak efektif 2.
DS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus DO: Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan Frekuensi pernapasan 40x/ menit - Irama napas tidak teratur - Pernapasan cepat dan dangkal Klien tampak kesulitan bernapas. - Klien tampak gelisah
Pola nafas tidak efektif
Peningkatan produksi secret di Bronkus Penumpukan secret di Bronkus Obstruksi bronchial Pola nafas tidak efektif Etiologi
No. 3.
Proses peradangan/ inflamasi
Masalah
Data DS: -
Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya belum pernah mandi, cuci rambut dan menggunting kuku. DO: - Klien tampak lemah Bibir tampak kering, mulut kurang bersih, dan mengelupas Kuku tampak panjang dan kurang bersih.
Akibat proses inflamasi/ peradangan
Kurangnya perawatan diri ( personal hygiene)
Kelemahan fisik
Ketidakmampuan melakukan perawatan diri Kurangnya perawatan diri/ kebersihan diri (personal hygiene)
B. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tidak efekt if berhubungan dengan penumpukan secr et
http://putrhyshalju.blogspot.com/
21/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
Ditandai dengan: DS : - Ibu klien mengeluh anaknya batuk DO : - Klien tampak batuk - Suara napas ronchi basah 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi Bronchial Ditandai dengan: DS : - Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas - Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus
DO : - Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan - Frekuensi pernapasan 40x/ menit - Irama napas tidak teratur - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien tampak kesulitan bernapas. - Klien tampak gelisah 3. Kurangnya perawatan diri ( Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik. Ditandai dengan: DS : - Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya belum pernah mandi, cuci rambut dan menggunting k uku. DO : - Klien tampak lemah - Bibir tampak ker ing, mulut kurang bersih, dan mengelupas - Kuku tampak panjang dan kurang bersih.
C. Int ervensi Keperawatan Tabel 6. Intervensi Keperawatan No. 1.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Bersihan jalan Tujuan: 1. Kaji frekuensi napas tidak - Bersihan jalan atau kedalaman efektif napas kembali pernapasan dan berhubungan efektif/ gerakan dada. dengan teratasi 2. Auskultasi area penumpukan paru catat adanya sekret. Kriteria Hasil: suara napas Ditandai dengan: - Batuk tambahan. - Ibu klien berkurang mengeluh atau hilang. 3. Bantu klien anaknya batuk - Suara napas mengeluarkan - Klien tampak kembali dahak/ sputum batuk normal. dengan pijatan - Suara napas - Tidak ada ringan setiap kali ronchi basah sekret. batuk. 4. Berikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. 5. Berikan obat antibiotik.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
Rasional 1. Semakin sempit dan tingg bronkus semakin meningkat frekuensi pernapasan. 2. Suara napas yang disebabkan oleh sputum dapat menyebabkan obstruksi. 3. Sputum yang keluar dapat membantu jalan napas kembali normal. 4. Air hangat mengurangi tingkat kekentalan dahak sehingga mudah dikeluarkan. 5. Membunuh mikroorganisme penyebab, sehingga bisa mengurangi peningkatan 22/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
6. Siapkan untuk pemberian humidifikasi misalnya Nebulizer.
7. Berikan obat bronkodilato r.
2.
3.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi Bronchial Ditandai dengan: - Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas - Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus - Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan - Frekuensi pernapasan 40x / menit - Irama napas tidak teratur - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien tampak kesulitan bernapas. - Klien tampak gelisah Kurangnya perawatan diri (Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik.
http://putrhyshalju.blogspot.com/
Tujuan: - Pola napas kembali efektif/ normal. Kriteria Hasil: - Tidak menggunakan otot bantu pernapasan - Frekuensi pernapasan kembali normal - Irama napas teratur dan - Pernapasan normal - Klien tampak tenang.
Tujuan: - Kebersihan diri sesuai pola Kriteria Hasil: - Mulut, badan, rambut, dan kuku dalam keadaan bersih. - Klien tampak merasa nyaman dan dapat beristirahat dengan tenang.
produksi sputum, yang merupakan sebagai akibat timbulnya peradangan. 6. Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret untuk memudahkan pembersihan. 7. Memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret dengan cepat.
1. Kaji status, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, catat adanya gerakan otot pernapasan. 2. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas abnormal. 3. Tinggikan kepala di atas tepat tidur dan bantu klien mengubah posisi. 4. Bantu klien untuk mengatasi ketakutan/ kecemasan klien dengan menenangkan klien.
1. Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernapasan.
1. Kaji kembali pola kebersihan.
1. Data dasar dalam melakukan intervensi. 2. Agar klien merasa nyaman dan tampak bersih.
2. Bantu klien dalam mengatasi kebersihan dirinya (badan, mulut, rambut dan kuku). 3. Anjurkan pada ibu dan keluarga klien untuk menjaga dalam kebersihan klien. 4. Lakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya kebersihan diri.
2. Bunyi napas yang menurun biasanya terjadi obstruksi. 3. Memudahkan pernapasan klien. 4. Rasa takut dan cemas dapat memicu tingkat pernapasan.
3. Mempertahankan rasa nyaman klien.
4. Meningkatkan pengetahuan dan membuat ibu klien lebih kooperatif.
23/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
D. Implementasi dan Evaluasi Tabel 7. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan No. Dx 1.
Tgl/ Jam Rabu, 01/08/2012 08.10
08.30
09.15
09.30
10.00
12.00
14.00
20.00
22.00
22.10
04.00
06.00
2.
08.10
08.30
09.20
http://putrhyshalju.blogspot.com/
Implementasi
Evaluasi
1. Mengkaji frekuensi atau Jam 08.25 / 02/ 08/ 2012 kedalaman pernapasan dan S: gerakan dada. - Ibu klien mengatakan Hasil: irama napas cepat dan anaknya masih batuk. dangkal, dan menggunakan otot pernapasan. O: 2. Mengauskultasi area paru - Klien tampak batuk. catat adanya suara napas - Suara napas terdengar tambahan. adanya sputum. Hasil: terdengar adanya suara - Irama napas cepat dan napas tambahan ronchi basah. dangkal, menggunakan oto t 3. Membantu klien pernapasan. mengeluarkan dahak/ sputum dengan pijatan ringan setiap A: Masalah belum teratasi. kali batuk. Hasil: klien mengeluarkan P: Lanjutkan intervensi. dahak dua kali. 4. Memberikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. Hasil: membuat susu klien dengan air hangat. 5. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 6. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 7. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 8. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 9. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 10. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 11 . Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 12. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 1. Mengkaji status, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, catat adanya gerakan otot pernapasan. Hasil: Pernapasan cepat dan dangkal, menggunakan otot pernapasan. 2. Mengauskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas abnormal. Hasil: suara napas terdengar ronchi basah. 3. Meninggikan kepala di atas tepat tidur dan bantu klien mengubah posisi. Hasil: posisi kepala klien lebih tinggi menggunakan 2 bantal.
Jam 08.45/ 02/ 08/ 2012 S: - Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak. - Ibu klien mengatakan kadang-kadang anaknya gelisah dan rewel. O: - Pergerakan dada menggunakan oto t pernapasan - Frekuensi pernapasan 30x/ menit - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien tampak kesulitan 24/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU 09.45
3.
08.15
09.00
09.25
10.15
1.
Kamis, 02/08/2012 08.15
08.25
08.50
09.10
10.15
12.10
14.05
20.00
22.00
22.05
04.10
06.15
http://putrhyshalju.blogspot.com/
4. Membantu klien untuk mengatasi ketakutan/ kecemasan klien dengan menenangkan klien di dekat ibunya. Hasil: Klien tampak tenang jika di dekat ibunya. 1. Mengkaji kembali pola kebersihan. Hasil: klien belum bisa melakukan perawatan diri sendiri. 2. Membantu klien dalam mengatasi kebersihan dirinya (badan, mulut, rambut dan kuku). Hasil: klien tampak bersih dan nyaman 3. Menganjurkan pada ibu dan keluarga klien untuk menjaga dalam kebersihan klien. Hasil: ibu klien mau membantu menjaga kebersihan klien. 4. Melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya kebersihan diri. Hasil: ibu dan keluarga klien mengerti tentang pentingnya kebersihan diri.
bernapas. - Klien tampak gelisah. A: Masalah belum teratasi. P: Lanjutkan intervensi.
Jam 08.50 / 02/ 08/ 2012 S: - Ibu klien mengatakan sudah memotong kuku klien. O: - Badan klien tampak bersih dan nyaman. - Badan, rambut, mulut dan kuku tampak pendek dan bersih. A: Masalah teratasi P: Pertahankan Intervensi.
1. Mengkaji frekuensi atau Jam 08.15 / 03/ 08/ 2012 kedalaman pernapasan dan S: gerakan dada. - Ibu klien mengatakan Hasil: irama napas cepat dan anaknya masih batuk. dangkal, dan menggunakan otot pernapasan. O: 2. Mengauskultasi area paru - Klien tampak batuk. catat adanya suara napas - Suara napas terdengar tambahan. adanya sputum. Hasil: terdengar adanya suara - Irama napas cepat dan napas tambahan ronchi basah. dangkal, menggunakan oto t 3. Membantu klien pernapasan. mengeluarkan dahak/ sputum dengan pijatan ringan setiap A: Masalah belum teratasi. kali batuk. Hasil: klien dapat P: Lanjutkan intervensi. mengeluarkan dahaknya. 4. Memberikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. Hasil: membuat susu klien dengan air hangat. 5. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 6. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 7. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 8. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 9. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 10. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 11 . Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . 25/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 12. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 2.
08.15
08.25
08.46
12.05
1.
Jumat, 03/08/2012 08.10
08.15
08.30
08.55
10.10
12.15
14.05
20.00
22.05
22.15
04.10
06.05 http://putrhyshalju.blogspot.com/
1. Mengkaji status, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, catat adanya gerakan otot pernapasan. Hasil: Pernapasan cepat dan dangkal, menggunakan otot pernapasan. 2. Mengauskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas abnormal. Hasil: suara napas terdengar ronchi basah. 3. Meninggikan kepala di atas tepat tidur dan bantu klien mengubah posisi. Hasil: posisi kepala klien lebih tinggi menggunakan 2 bantal. 4. Membantu klien untuk mengatasi ketakutan/ kecemasan klien dengan menenangkan klien di dekat ibunya. Hasil: Klien tampak tenang jika di dekat ibunya.
Jam 08.25 / 03/ 08/ 2012 S: - Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak. - Ibu klien mengatakan kadang-kadang anaknya gelisah dan rewel. O: - Pergerakan dada menggunakan oto t pernapasan - Frekuensi pernapasan 30x/ menit - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien tampak kesulitan bernapas. - Klien tampak gelisah. A: Masalah belum teratasi. P: Lanjutkan intervensi.
1. Mengkaji frekuensi atau Jam 08.20 / 04/ 08/ 2012 kedalaman pernapasan dan S: gerakan dada. - Ibu klien mengatakan Hasil: irama napas cepat dan anaknya masih batuk. dangkal, dan menggunakan otot pernapasan. O: 2. Mengauskultasi area paru - Klien tampak batuk. catat adanya suara napas - Suara napas terdengar tambahan. adanya sputum. Hasil: terdengar adanya suara - Irama napas cepat dan napas tambahan ronchi basah. dangkal, menggunakan oto t 3. Membantu klien pernapasan. mengeluarkan dahak/ sputum dengan pijatan ringan setiap A: Masalah belum teratasi. kali batuk. Hasil: klien mengeluarkan P: Lanjutkan intervensi. dahak dua kali. 4. Memberikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. Hasil: membuat susu klien dengan air hangat. 5. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 6. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 7. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 8. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 9. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 10. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 11 . Menyiapkan untuk pemberian 26/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 12. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 2.
10.00
10.20
10.35
12.00
1.
Sabtu, 04/08/2012 08.17
08.25
08.45
9.00
10.00
12.15
14.10
20.00
22.05
22.15
04.15
http://putrhyshalju.blogspot.com/
1. Mengkaji status, frekuensi, Jam 08.27 / 03/ 08/ 2012 dan kedalaman pernapasan, S: catat adanya gerakan otot - Ibu klien mengatakan sesak pernapasan. anaknya mulai berkurang. Hasil: Pernapasan mulai - Ibu klien mengatakan normal, menggunakan oto t anaknya sudah tidak gelisah pernapasan mulai berurang. lagi. 2. Mengauskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas O: abnormal. - Pergerakan otot pernapasan Hasil: suara napas tambahan mulai berkurang ronchi basah mulai berkurang. - Frekuensi pernapasan 28x/ 3. Meninggikan kepala di atas menit tempat tidur dan bantu klien - Pernapasan mulai normal mengubah posisi. - Klien tampak mulai tenang. Hasil: posisi kepala klien lebih tinggi menggunakan 2 bantal. A: Masalah teratasi sebagian. 4. Membantu klien untuk mengatasi ketakutan/ P: Lanjutkan intervensi. kecemasan klien dengan menenangkan klien di dekat ibunya. Hasil: Klien tampak tenang jika di dekat ibunya. 1. Mengkaji frekuensi atau Jam 09.10 / 05/ 08/ 2012 kedalaman pernapasan dan S: gerakan dada. - Ibu klien mengatakan Hasil: gerakan dada mulai batuknya berkurang. normal, dan tidak menggunakan oto t O: pernapasan. - Batuk tampak berkurang. 2. Mengauskultasi bunyi napas - Suara sputum berkurang. dan catat adanya bunyi napas - Irama napas normal. abnormal. Hasil: suara napas tambahan A: Masalah teratasi sebagian. ronchi basah terdengar sudah berkurang. P: Lanjutkan intervensi. 3. Membantu klien mengeluarkan dahak/ sputum dengan pijatan ringan setiap kali batuk. Hasil: klien dapat mengeluarkan dahaknya. 4. Memberikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. Hasil: susu klien menggunakan air hangat. 5. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 6. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 7. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 8. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 9. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 10. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ 27/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU 06.05
2.
10.17
10.25
10.40
12.00
1.
Minggu, 05/08/2012 09.05
09.20
09.45
10.00
10.15
11.55
14.00
20.00
22.05
22.15
04.05 http://putrhyshalju.blogspot.com/
Iv/ 1 2 Jam 11 . Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 12. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 1. Mengkaji status, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, catat adanya gerakan otot pernapasan. Hasil: Pernapasan normal, gerakan otot pernapasan berkurang. 2. Mengauskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas abnormal. Hasil: suara napas tambahan ronchi basah berkurang. 3. Meninggikan kepala di atas tempat tidur dan bantu klien mengubah posisi. Hasil: posisi kepala klien lebih tinggi menggunakan 2 bantal klien tampak lebih mudah bernapas. 4. Membantu klien untuk mengatasi ketakutan/ kecemasan klien dengan menenangkan klien di dekat ibunya. Hasil: Klien tampak tenang jika di dekat ibunya.
Jam 09.30 / 05/ 08/ 2012 S: - Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak. - Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak gelisah dan rewel. O: - Tidak menggunakan otot pernapasan - Frekuensi pernapasan 24x/ menit. - Klien tampak tenang. A: Masalah teratasi. P: Hentikan intervensi.
1. Mengkaji frekuensi atau Jam 09.00 / 06/ 08/ 201 2 kedalaman pernapasan dan S: gerakan dada. - Ibu klien mengatakan Hasil: gerakan otot anaknya sudah tidak batuk pernapasan berkurang. lagi. 2. Mengauskultasi area paru catat adanya suara napas O: tambahan. - Batuk tampak berkurang. Hasil: suara napas tambahan - Suara sputum berkurang. ronchi basah berkurang. - Irama napas normal. 3. Membantu klien mengeluarkan dahak/ sputum A: Masalah teratasi. dengan pijatan ringan setiap kali batuk. P: Hentikan intervensi. Hasil: klien mengeluarkan dahaknya. 4. Memberikan klien susu dengan menggunakan air hangat dari pada air dingin. Hasil: susu klien menggunakan air hangat. 5. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 6. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 7. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 8. Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 9. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus. 10. Memberikan Obat Injeksi Hasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/ 28/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Iv/ 1 2 Jam Injeksi Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 1 2 Jam 11 . Menyiapkan untuk pemberian Nebulizer dengan combivent . Hasil: klien telah di berikan Nebulizer. 12. Memberikan obat batuk puyer. Hasil: klien meminum obat batuk puyer 1 bungkus.
06.10
BAB IV PEMBAHASAN Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia di ruang melati BLUD rumah sakit binyamin guluh kabupaten kolaka tahun 2012. peneliti berusaha menerapkan proses keperawatan mulai dari
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan/
intervensi
keperawatan,
implementasi dan evaluasi.Pada bab ini, akan diuraikan mengenai kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian, faktor pendukung dan penghambat, dalam menerapkan asuhan keperawatan. A. Pengkajian Pengkajian merupakan dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang klien agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual. Pada saat pengumpulan data peneliti tidak mengalami hambatan dalam pengambilan data dari klien dan keluarga hal ini dikarenakan klien dan keluarga sangat kooperatif pada perawat. Selain itu, data-data dari perawat ruangan yang telah membantu dan memfasilitasi pengumpulan data serta dokumentasi dengan melihat buku status klien di r uangan. Data-data yang didapatkan oleh peneliti dalam pengumpulan data meliputi keluhan utama klien dan saat pengkajian di lahan penelitian data yang didapatkan dari klien adalah bersihan jalan napas tidak efe ktif. Dalam teori klien yang menderita dengan Bronchopneumonia akan mengeluh sesak napas, sehingga ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori dengan realita di lahan penelitian. Dalam pengumpulan data terdapat kesenjangan antara teori dengan realita di lahan penelitian seperti dalam teori saat dikaji biasanya ditemukan demam/ peningkatan suhu tubuh pada klien, namun saat pengkajian di lahan penelitian tidak dite mukan data tersebut. Itu dikarenakan, kondisi klien yang sudah membaik karena ibu klien berusaha merawat klien di rumah dan membawa klien kedokter untuk diperiksa dan adanya pengobatan sebelumnya. Maka pada tahap pengkajian ini ada kesenjangan antara teori dan aktual. Kesenjangan lainnya secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: 1.
Sikap klien dan keluarga yang mau menerima dan kooperatif dengan pengkaji dan pelaksana asuhan keperawatan.
2. Psikolo gi dan manajemen koping yang dimiliki setiap individu y ang berbeda-beda. B. Diagnosa Keperawatan Setelah data terkumpul, peneliti kemudian mengelompokkan data dan menganalisa data, setelah peneliti/ pelaksana asuhan keperawatan merumuskan diagnosa keperawatan berdasark an hasil pengkajian dan studi kasus di lahan penelitian. Secara teori (Menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009), diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan Bronchopneumonia adalah: 1. Bersihan jalan nafas tidak efek tif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 2. Kerusakan pertuk aran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus. http://putrhyshalju.blogspot.com/
29/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU
3. Nyeri dada be rhubungan dengan kerusakan parenkim paru. 4.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen atau k elelahan yang ber hubungan dengan gangguan pola tidur.
5.
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infek si.
6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian pada klien yak ni: 1. Bersihan jalan napas tidak efek tif berhubungan dengan penumpukan sekret 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi Bronchial 3. Kurangnya perawatan diri ( Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik. Diagnosa yang tidak ditemukan saat setelah pengkajian dan ada dalam teori (Menurut Sujono Riyadi & Suk armin, 2009) adalah: 1. Kerusakan pert ukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus. 2. Nye ri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru. 3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen atau ke lelahan yang ber hubungan dengan gangguan pola tidur.
4.
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hanya tiga diagnosa, sedangkan pada teori enam diagnosa, berarti ada kesenjangan antara teori dan aktual. Itu dikarenakan, kondisi klien yang sudah membaik karena ibu klien berusaha merawat klien di rumah dan membawa klien kedokter untuk diperiksa dan adanya pengobatan sebelumnya. C. Perencanaan/Intervensi Peneliti/pelaksana
asuhan
keperawatan
membuat
perencanaan
asuhan
keperawatan yang berorientasi pada masalah yang muncul pada saat pengkajian dan melalui analisa data yang didasarkan pada teori y ang didapat peneliti. Perencanaan pada klien dengan Bronchopneumonia, difokuskan pada tindakan keperawatan untuk mengatasi jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, dan kurangnya perewatan diri (personal hygiene). Hal- hal yang mendukung dalam kelancaran proses per encanaan, klien dan keluarga kooperatif, dukungan dari perawat ruangan, tersedia sarana dan prasrana yang memadai, tersedianya literatur/referensi, dan saran pembimbing yang sangat membantu dalam penyusunan perencanaan. Sedangkan untuk hambatan- hambatan yang dialami oleh pelaksana asuhan keperawatan selama membuat per encanaan tidak ada. D. Implementasi Dalam melaksanakan implementasi keperawatan, pelaksana asuhan keperawatan berusaha melakukan sesuai dengan rencana k eperawatan, baik sec ara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dalam proses pelaksana tindakan keperawatan, pemberi
asuhan
keperawatan
dapat
melaksanakan
semua
rencana
tindakan
keperawatan pada klien. Sedangkan selama melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan, peneliti menemukan hambatan dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, peneliti tidak dapat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dengan lengkap pada klien selama 24 jam sehingga peneliti tidak dapat mengetahui secara penuh perkembangan klien, seperti memberikan antibiotik dan Bronchodilator. Namun hal tersebut dapat ditangani dengan mendelegasikan kepada perawat ruangan dan keluarga klien. Selain itu buku status klien dan buku jadwal injeksi membantu dalam pengontrolan peneliti dalam melaksanakan asuhan keperawatan. E. Evaluasi http://putrhyshalju.blogspot.com/
30/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai asuhan yang telah diberikan. Tahap ini dilakukan mulai tanggal 01 sampai 05 agustus 2012. Dari tiga masalah yang ditemukan pada klien An. A dengan gangguan Sistem Pernapasan : Bronchopneumonia.
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret teratasi karena ibu klien tidak mengeluh batuk berlendir lagi dan batuk klien tampak berkurang.
2.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi Bronchial telah teratasi karena ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak lagi, dan pernapasan kembali efek tif.
3. Kurangnya perawatan diri ( Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik dapat teratasi karena ibu klien mengatakan kien telah dimandikan, memotong kuku, membersihkan mulut klien, kuku pendek , dan klien tampak bersih.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Bronchopneumonia Di Ruang Melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka yang dilakukan mulai tanggal 01 agustus 2012 sampai dengan 05 agustus 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tahap Pengkajian Dari hasil pengkajian penulis tidak menemukan data senjang pada klien timbulnya keluhan utama jalan napas tidak efektif dan keluhan yang biasa didapatkan berdasarkan teori yakni sama, jalan napas tidak efektif. 2. Tahap Diagnosa Keperawatan Dari data senjang yang diperoleh berdasarkan hasil pengkajian, maka peneliti merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut : a.
Bersihan jalan napas tidak efek tif berhubungan dengan penumpukan sec ret
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi Bronchial c.
Kurangnya perawatan diri ( Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Tahap Perencanaan Keperawatan Perenc anaan yang dibuat sesuai dengan tujuan dan dasar pemikiran dari tiap intervensi berdasarkan studi literatur yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Perencanaan yang dibuat peneliti untuk menyelesaikan masalah pada diagnosa keperawatan jalan nafas tidak efekif yakni menganjurkan dan menganjurkan ibu klien untuk mengeluarkan dahak klien dan kolaborasi dalam pemberian bronchodilator dan antibiotik. 4. Tahap I mplemenasi Keperawatan Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis berusaha melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dalam pelaksaan tindakan, peneliti dapat melaksanakan semua rencana tindakan keperawatan pada klien. Tindakan yang dilakukan dalam menangani masalah klien disesuaikan dengan intervensi
yang
telah
direncanakan.
Selain
itu,dalam
pelaksanaan
tindakan
keperawatan dilakukan se tiap shift pagi sampai siang. 5. Tahap Evaluasi Evaluasi keperawatan dilakukan pada setiap shift jaga dan ke 3 (tiga) masalah semua teratasi. B. Saran Untuk melaksanakan dan meningkatkan kualitas studi kasus asuhan keperawatan,
http://putrhyshalju.blogspot.com/
31/33
10/12/2013
KTI BP ANAKKU perlu beberapa usulan dan saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut : Dalam menyusun studi kasus asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : Bronchopneumonia sebaiknya dilakukan pengawasan serta pelayanan yang lebih intensif, karena pada klien Bronchopneumonia dapat memberikan dampak yang lebih besar dan bahkan memberika dampak yang dapat menyebabkan kematian. Maka diharapkan lebih fokus kepada pendidikan kesehatan untuk lebih ditingkatkan agar tidak terjadi kekambuhan ulang. Keluarga klien penting di
berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
gangguan
sistem
pernapasan:
Bronchopneumonia untuk mengatasi permasalahan yang timbul seperti jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif. Kerjasama yang baik antara sesama perawat, dokte r, klien An. A dan keluarga sebaiknya selalu dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan mutu studi kasus asuhan keperawatan serta pengembangan profesi keperawatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer, dkk, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
A.
Aziz Alimul Hidayat, (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak , Jakarta: Salemba Medika.
A. Aziz Alimul Hiday at, (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.
A. Aziz A limul Hidayat, (2009). Pengantar I lmu Keperawatan Anak 1, Jakarta: Salemba Medika.
Eva Ellya Sibagariang, SKM, Dkk, (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, Jakarta: TIM.
Evelyn C. Pearce (2000). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://diaryofeffatazebaoth.blogspot.com/2011/07/kti-damuz bronkopneumonia.html
http:// journal-kesehatan.blogspot.com/2012/01/ askep-bronch opneumoni-padaanak.html
http:// jurnal-kesehatanmu.blogspot.com /2008/11/asuhan-k eperawatan-padaanak-dengan-bronchopneumoni.html
Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sak it. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sujono Riyadi & Sukarmin, (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi pertama. Yo gyakart a: Graha Ilmu. http://putrhyshalju.blogspot.com/
32/33