BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer, (Plummer, 1987). Sebab pentingnya pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto, dkk). Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikroba yang tidak diinginkan.
B. Tujuan
Menambah ilmu pengetahuan tentang Mikrobiologi-Virologi khususnya dalam praktikum.
Mengetahui tentang pentingnya sterilisasi
Mengetahui prosedur sterilisasi
Mengetahui peralatan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi-Virologi.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan
khusus
lebih
banyak
digunakan
untuk
suatu
pengukuran
atau
penentuan
(Moningka,2008). Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan ditumbuhkan di dalam suatu suatu medium tidak ada lagi lagi jasad renik yang dapat dapat berkembang biak. biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sterilisasai adalah tahap awal yang penting dari proses pengujian mikrobiologi. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan sporasporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu : • Sterilisasi uap (panas lembap) • Sterilisasi panas kering ` • Sterilisasi dengan penyaringan • Sterilisasi gas • Sterilisasi dengan radiasi Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembap) dan metode sterilisasi panas kering.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 2
A. Sterilisasi Uap Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organism tersebut. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat & bahan yang 0
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 C. Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara 0
panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 0
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121 C atau 249,80F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian 0
di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100 C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 0
121 C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 0
121 C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 0
121 C dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 3
lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
B. Sterilisasi Panas Kering Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven pensteril. Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi 0
panas kering biasanya ditetapkan pada temperature 160-170 C dengan waktu 1-2 jam. Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak dapat ditembus atau tidak tahan dengan uap air. Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak lemak, gliserin (berbagai jenis minyak), dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini juga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Karena suhu sterilisasi yang tinggi, sterilisasi panas kering tidak dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh:alat ukur) dan penutup karet atau plastik.
C. Sterilisasi dengan penyaringan Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 4
D. Sterilisasi gas Sterilisasi
gas
digunakan
dalam
pemaparan
gas
atau
uap
untuk
membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya. E. Sterilisasi dengan radiasi Radiasi sinar gamma atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah struktur jaringan, jaringan, tidak meninggalkan meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat-Alat
1. Cawan petri
13. Beaker Glass
2. Tabung reaksi
14. Tabung Durham
3. Rak tabung reaksi
15. Pembakar Bunsen
4. Pipet biasa
16. Pinset
5. Pipet ukur
17. Bulb
6. Pipet mikro dan tip
18. Kaca Silinder
7. Spatel drugalsky
19. Colony Counter
8. Jarum tajam
20. Spektrofotometer
9. Jarum ose
21. Inkubator
10. Labu Erlenmeyer
22. Oven
11. Kapas
23. Autoklaf
12. Yellow pages
24. Transfer Box (Laminar Air Flow)
B. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat
Autoclave) Autoklaf ( Autoclave Diagram autoklaf vertical 1. Tombol pengatur waktu mundur (timer ) 2. Katup pengeluaran uap
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 6
3. pengukur tekanan 4. kelep pengaman 5. Tombol on-off 6. Termometer 7. Lempeng sumber panas 8. Aquades (dH 2O) 9. Sekrup pengaman 10. batas penambahan air Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya o
o
15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 C (250 F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama o
sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121 C.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. 2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. 3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. o
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 C.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 7
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan tekanan mencapai 2 atm 6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Incubator) Inkubator ( Incubator Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 o
misalnya adalah 10-70 C.
Hot plate stirrer stirrer dan Stirre bar Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer )
berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat ( plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS
®
misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L,dengan o
kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425 C. Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 8
Colony counter Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala (kuadran) yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di- reset .
Biological Biological Safety Cabinet Cabinet Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat
yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier™ Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut: 1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja 2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 9
3. Nyalakan lampu neon dan blower 4. Biarkan selama 5 menit 5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal atau alkohol 70 % 6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap 7. masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh ( overload ) karena memperbesar resiko kontaminan 8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril 9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang berbahan bakar gas. 10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja 11. setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC. 12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan. Matikan lampu neon dan blower. Mikropipet (Micropippete) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya ( adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume ( fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl.dalam μl.dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 10
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. mikropipet. 3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. 8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 11
Cawan Petri (Petri Dish) Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkancawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Pipet Ukur ( Measuring Measuring Pippete Pippete)
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini.
Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar. Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 12
Pasteur Pippete Pippete) Pipet tetes ( Pasteur Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.
Reaction Tube Tube / Test Test Tube ) Tabung reaksi ( Reaction Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak ( deep tube agar ) dan agar miring ( slants agar ). ). Untuk membuat agar
miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 13
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
Gelas ukur (Graduated Cylinder )
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 14
Beaker Glass Glass Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di
dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung aquades dll.
Bunsen Burner Burner) Pembakar Bunsen ( Bunsen Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya
lebihkecil
dan
berfungsi
untuk
menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabungreaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara). Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 15
Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran ( loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak ( stab inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture.
Pipet Filler Filler / Rubber Rubber Bulb Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang
dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran
memiliki katup. Katup yang bersimbol A ( aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E ( exhaust ) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur. Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 16
Kaca Silinder Silinder Biasa digunakan pada penetapan potensi suatu antibiotik. Berfungsi untuk tempat uji sampel larutan antibiotik.
Spektrofotometer Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari
spektrometer
dan
fotometer.
Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan
atau
yang
diabsorpsi.
Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek tra yek panjang gelombang 30-40 30- 40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 17
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar SM,1990).
Membungkus cawan petri
1. Ambillah sebuah cawan petri yang sudah di bersihkan dan siap digunakan. 2. Kemudian ambillah selembar kertas HVS ukuran 22 x 36 cm, jika kertas tersebut punya tulisan maka bagian yang ada tulisannya di simpan di bagian dalam. 3. Simpan cawan petri di tengah-t engah kertas tersebut kemudian bagian ujung-ujung kertas tersebut dilipat. 4. Pertemukan kedua ujung lipatan tadi kemudian satukan. 5. Rapikan ujung-ujung lipatan kertas yang sudah disatukan kemudian buatlah bentuk segitiga pada kedua sisi kertas yang sudah dilakukan. 6. Setelah itu periksa kembali hasil lipatan segitiga tadi kemudian kencangkan lipatan yang di anggap longgar karena dapat membuat hasilnya akan kurang rapi jika lipatannya tidak kencang. 7. Setelah lipatan segitiga tadi kencang kemudian lipat kebagian bawah dari cawan petri. Kemudian cawan petri yang sudah dibungkus simpan di tempatnya.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 18
BAB IV PEMBAHASAN
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi dan spesifikasi setiap alat yang ada di laboratorium mikrobiologi. Alat-alat ini terdiri dari alat sterilisasi, alat isolasi, dan alat inokulasi mikrobia. Alat yang terdapat di ruangan laboratorium seperti spektrofotometer, autoklaf, laminar air flow, coloni counter, shaking inkubator, oven dan kulkas. Sedangkan alat-alat sterilisasi yang terdapat di laboratorium mikrobiologi seperti autoklaf dan laminar air flow. Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung reaksi, tapi di dalamnya terdapat tambahan tabung kecil. Fungsi tabung ini adalah sebagai indikator terjadinya fermentasi. Fermentasi terjadi jika gelembung-gelembung udara muncul pada bagian tabung kecil di dalam tabung durham. Alat lain yang penting diketahui adalah laminar air flow. Rangkaian alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilisasikan udara ditempat kerja, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikrobia dapat dilakukan di sekitar laminar air flow. Maka sebelum digunakan, ruangan tersebut harus disterilkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan alkohol 70%, dibersihkan kembali dengan lap setelah semua dilakukan, ruangan/alat tersebut dapat dipergunakan. Fungsi lain adalah ketika menggunakan alat-alat yang sudah disterilisasikan, sehingga untuk mencegah timbulnya kontaminasi tidak perlu menggunakan pemanasan dari lampu spritus ataupun lampu bunsen.
Alat- alat laboratorium mikrobiologi ini memiliki teknik sterilisasi yang tidak semuanya sama
antara lain:
1. Alat gelas : Alat- alat gelas ini disterilkan dengan menggunakan oven, atau disebut juga hot air sterilization. Alat- alat gelas disterilkan oleh udara panas di dalam oven. Alat- alat yang
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 19
disterilkan dengan menggunakan oven adalah alat yang
tahan terhadap
panas.
2. Alat non gelas: Alat- alat non gelas ini disterilkan dengan menggunakan autoklaf yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi. Alat- alat yang disterilkan dngan otoklaf adalah alat yang tidak tahan terhadap panas/mudah meleleh.
3. Alat- alat lain: jarum tanam tajam dan jarum ose, Alat ini disterilkan dengan menaruh benda pada nyala api bunsen sampai merah membara.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 20
BAB V KESIMPULAN Prinsip umum sebelum memulai praktikan yaitu mengenali alat-alat yang akan digunakan berikut kegunaannya, hal ini dimaksudkan untuk memenimalisir kesalahan dalam prosedur kerja dan atau penggunaan alat praktek itu sendiri,sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Setelah mengenali peralatan, sama halnya dengan praktik-praktik mata kuliah lain yaitu memahami langkah-langkah awal dalam praktikan. Pada praktikan mikrobiologi ini hal yang utama adalah memahami proses sterilisasi berikut jenis-jenisnya, ini penting karena dalam setiap praktikan diperlukan alat dan bahan yang steril demi tercapainya praktikan yang baik dan benar, sehingga kesalahan atau kekeliruan dalam hasil praktikan dapat ditekan seminimal mungkin. Mengutip dari pepatah arab kuno bahwa “Sukses diakhir mencerminkan prosedur yang be benar nar diawal”. Oleh karenanya, kiranya memahami prosedur dalam setiap praktikan sangat penting adanya. Alat-alat yang digunakan dalam praktek mikrobiologi umumnya tidak jauh berbeda dengan alat-alat lab lainnya, ada yang berfungsi sebagai pengukur, peghitung, pensteril, penyimpan sample, dan pensteril. Sebagian ada yang sudah dalam bentuk analitik, dalam arti alat yang sangat teliti dalam mengukur seperti mikropipet, colony counter, atau bahkan neraca analitik.
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 21
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
1. FMIPA. (2009). Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi - Virologi. Jakarta:UHAMKA Jakarta:UHAMKA 2. http://www.scribd.com/do http://www.scribd.com/doc/24620541/Sterilisasi. c/24620541/Sterilisasi. *16/10/11 18.35 pm 3. http://www.scribd.com/doc http://www.scribd.com/doc/38156230/membungkus-cawan-petri. /38156230/membungkus-cawan-petri. 16/10/11 18.40 pm
4. http://www.freewebs.com/mikrodas/petunjuk .freewebs.com/mikrodas/petunjuk%20praktikum.p %20praktikum.pdf df *16/10/11 20.33 pm
Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi
Page 22