LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN “UJI
BAKAR PLASTIK ”
DOSEN PENGAMPU : Ir. INDRIYANI, M.P
ASISTEN DOSEN : PANDAPOTAN ERIKSON SAMOSIR JOKO LUDANG
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.
Setengah abad yang lalu masyarakat masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis bahan organik. Pada dekade tujuh puluhan orang masih banyak menggunakan tas belanja dari rotan, bambu, wadah makanan dan membungkus makanan dengan daun jati atau daun pisang. Sedangkan sekarang berhadapan dengan barang-bahan dari plastik. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, alat makanan (sendok, garpu, wadah, gelas), kantong pembungkus atau keresek, tv, kulkas, pipa paralon, plastik laminating, gigi palsu, sikat gigi, compack (CD), kutex (cat kuku), mainan anak-anak, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Menurut penelitian, menggunakan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan sebagian gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik). Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk di degradasikan (diuraikan) oleh mikroorganisme. Beberapa penelitiantelah menghubungkan bisphenol A dengan dosis rendah dengan beberapa dampak terhadap kesehatan, seperti meningkatkan kadar prostat, penurunan kandungan hormon testoteror, memungkinkan terjadinya kanker payudarah, sel prostat menjadi lebih stabil terhadap hormon dan kanker, dan membuat seseorang menjadi hiperaktif. Sampah plastik dapat bertahan bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidak bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernapasan manusia dan juga sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah. Plastik sendiri dikonsumsi sekitar 100 juta ton atau tahun diseluruh dunia. Satu tes membuktikan 95 % orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A. Oleh karena itu pemakaian plastik yang jumlahnya sangat besar tentunya berdampak siknifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan karena plastik mempunyai sifat terdegradasi (non-biodegredibel), plastik diperkirakan membutuhkan 100 hingga 500 tahun hingga dapat terkomposisi (terurai) dengan sempurna. Dengan demikian pemakaian plastik baik plastik yang masih baru maupun sampah plastik haruslah menurut persayaratan yang berlaku agar tidak berbahaya terhadap kesehatan dan lingkungan. 1.2 Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya unsur halogen plastik yang diuji.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemasan
Kemasan berasal dari kata kemas yang bearti teratur (terbungkus) rapi dan bersih. Pengertian kemasan lainya merupakan kemasan atau bungkus pelindung dagang (niaga). Kemasan adalah wadah atau pembungkus, bagi produk pangan, kemasan mempunyai peranan dalam upaya mempertahankan mutu dan keamanan pangan serta meningkatkan daya tarik produk. Agar bahan pangan yang akan di kaonsumsi bisa sampai kepada yang membutuhkannya dengan baik dan menarik, maka diperlukan pengemasan yang tepat. Pengemasan dalam hal ini ditunjukkan untuk melindungi bahan pangan olahan dari penyebab kerusakan, baik fisik, kimia, maupun mekanis (Benny,2014) 2.2 Kemasan Plastik
Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, mengeser penggunaan kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karenz kelebihan dari kemasan plastik yang ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak berkarat dan bersifat termoplastis, dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena ada sifat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi kedalam bahan pangan yang dikemas. Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau monomer. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi sintetik, namun ada beberapa polimer alami termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terjadi zat lain untuk meningkatkan peforma atau ekonomis (Azizah, 2009). 2.3 Jenis Kemasan Plastik 2.3.1 PE/PETE (Polyethylene Terephalate)
PE merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan sobek yang baik. Secara sifat fisiknya bahan PE dapat didaur ulang dengan mudah.Proses pemanasan pada suhu 110°c terhadap plastik plastik jenis ini akan menjadi plastik jenis ini lunak dan mencair. Berdasarkan sifat pereabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen maupun memiliki ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi (Nurminah,2003). Plastik berbahan PE dalam penggunaannya sering digunakan untuk botol plastik seperti : botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
2.3.2 HDPE (Hige Density Polyethylene)
HDPE merupakan polimer dengan jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibandingkan dengan PE. Rantai panjang yang lebih sedikit ini membuat pelastik HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen atara molekul yang ada pada plastik ini juga berperan dalam menentukan titik leleh plastik (Harper,1975). HDPE memiliki titik leleh yang cukup tinngi, oleh karena sifatnya ini HDPE sering digunakan untuk botol susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, kemasan deterjen, kemasan susu. 2.3.3 PVC (Polyvinyl Chloride)
PVC merupakan polimer termoplastik ketiga dalam hal jumlah pemakaian didunia . Di dunia, lebih dari 50% PVC yang di produksi dalam kontruksi bangunan. PVC banyak digunakan pada kontruksi bangunan karena PVC relatif murah, tahan lama, dan mudahdirangkai. PVC bisa di buat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plastiksizer. PVC yang memiliki sifat fleksibel umum di pakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. Dalam sifat fisiknya PVC merupakan jenis plastik yang paling sulit di daur ulang. PVC mempunyai sifat keras, kaku, jernih, dan mengkilap,sangat sukar terembus air dan pemeabilitas gasnya rendah sehingga sesuai untuk mengemas makanan yang banyak mengandung air (Suyitno,1990). 2.3.4 LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE adalah plastik tipe coklat sering dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang bersifat lunak. Plastik LDPE memiliki ciri kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. LDPE mempunyai masa jenis antara 0,91-0,94 gml-1, separuhnya berupa kristalin (50-60%) dan memiliki titik lebih 115°c (Billmeyer,1971). Secara fisik LDPE lebih fleksibel dan kerapatannya lebih kecil dibandingkan HDPE. 2.3.5 PP (Polypropilena)
Plastik PP memiliki sifat sangat mirip dengan plastik PE, dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa (Brody,1972). Plastik PE memiliki sifat lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap (Winarno dan Jenie,1982). Monomer PP diperoleh dengan pemecahan secara termal naphtha (destalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih tinggi dipastikan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan kualitas Natta-Ziegler polypropilen dapat
diperoleh dari propilen (Birly et al,1988). PP adalah bahan plastik yang dipakai pada kemasan makanan ringan atau snack, sedotan, kantung obat, penutup dan lain-lain. 2.3.6 PS (Polystyrene)
PS adalah produk polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dimana monomer stiernanya didapat dari hasil proses dehidrogenesi dari etil benzene (dengan bantuan katalis). Etilen benzena sendiri merupakan hasil reaksi antara etilena dengan benzena. PS meempunyai softening point rendah (90°c) sehingga ps tidak digunakan untuk pemakain pada suhu tinggi, atau misalnya pada makanan yang panas. Suhu maksimumyang boleh dikenakan dalam pemakaian adalah 75°c. Disamping itu, PS mempunyai sifat konduktifitass panas yang rendah(Murjiarto,2005). 2.3.7 OTHER
Other dibagi dalam beberapa bagian, seperti berikut : 2.3.7.1 ABS ( Acrylonicrille Butadine Sterene)
ABS merupakan kelompok plastik yang tergolong dalam enginering termoplastik yang berisi tiga monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat panas. Butadine memberi pembaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan (rigidity) dan mudah diproses (Mujiarto,2005) 2.3.7.2 PC (Polycarbonete)
Plastik PC merupakan engineering plastik yang dibuat dari reaksi kondensasi bisphenol A dengan fosgen (phosgene) dalam media alkali (Nurminah, M.2002). Polikarbonat mempunyai sifat : jernih seperti air, impact strengthnya yang baik, ketahanan terhadap pengaruh cuaca, suhu pengunaan yang tinggi mudah diproses dan hemeabilitasnya rendah. Untuk menghasilkan produk-produknya, dibuat dengan teknik pengolahan thermoplastik pada umumnya, yaitu : cetak injeksi , cetak tiup, dan sstructural foam moulding. Sheet polikarbonat dapat diproses dengan teknik thermoforming menggunakan tekanan maupun vakum (Mujiarto,2005). 2.3.7.3 NYLON
Nylon merupakan istilah yang digunakan terhadap polimida yang mempunyai sifat dapat serat, fil, dan pelastik. Struktur nylon ditunjukkan oleh gugus amida yang berkaitan dengan unit hidrokarbon ulangan yang panjang nya berbeda-beda dalam suatu polimer. Nylon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570°C. Titik leleh erart kaitanya dengan jumlah aom
karbon. Jumlah atom karbon makin besar , konsentrasi amida makin kecil, titik leleh pun menurun ( Musiarto,2005) 2.4 Uji Bakar Plastik
Uji bakar plasik merupakan suatu bentuk pengujian yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senis polimer dari suatu plastik dengan pembakaran plastik pada nyala api. Uji bakar plastik terdiri dari pengujiam kemudahan terbakar, kecepatan merambat nyala api, warna api, pembentukan asap, earna asap, dan bau saat terbakar.
BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pengemasan dilaksanakan pada hari selasa, 3 Oktober 2017 di Laboratorium Pengolahan (B106), Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain korek dan lilin. Sedangkan bahan yang digunakan adalah botol minuman (PET), shampoo head and shoulders (HDPE), pipa (PVC), kantong kresek hitam (LDPE), aqua gelas (PP), Styrofoam (PS), dan pasta gigi close up (Other). 3.3. Prosedur Kerja Pertama, disiapkan alat dan bahan, lalu dibakar pada salah satu ujung bahan, kemudian diamati kemudahan terbakar, kecepatan merambat, warna nyala, pembentukan asap, serta warna dan bau asap, terakhir dicatat hasil yang didapat untuk kemudian dicatat ditabel hasil pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil No
1.
Uji
Kemudahan
(1). Botol Aqua
(2). Botol Shampoo
(PET)
(HDPE)
(3). Pipa (PVC)
Mudah
Tidak Mudah
Tidak Mudah
Cepat
Lambat
Lambat
Terbakar 2.
Kecepatan merambat
3.
Warna nyala
Merah
Merah Kebiruan
Merah
4.
Pembentukan
Sedikit
Banyak
Banyak
Hitam, Menyengat
Putih, Menyengat
Putih, Menyengat
asap Warna dan Bau 5.
Asap
No
1.
Uji
Kemudahan
(4). Kresek Hitam
(5). Aqua Gelas
(6). Styrofoam
(LDPE)
(Polypropylene)
(Polystyrene)
Mudah
Mudah
Mudah
Cepat
Cepat
Cepat
Terbakar 2.
Kecepatan merambat
3.
Warna nyala
Merah Kebiruan
Merah
Merah
4.
Pembentukan
Banyak
Sedikit
Banyak
Putih, Menyengat
Hitam, Menyengat
Hitam, Menyengat
asap Warna dan Bau 5.
Asap
No
Uji
(7). Pasta Gigi Close Up ( Other)
1.
Kemudahan
Mudah
Terbakar 2.
Kecepatan
Cepat
merambat 3.
Warna nyala
Merah Kebiruan
4.
Pembentukan
Banyak
asap Warna dan Bau 5.
Putih, Menyengat
Asap
4.2. Pembahasan
Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-le mbaran dan mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Plastik dibuat dari resin baik alami ataupun sintetik yang tersusun dari banyak monomer yaitu rantai paling pendek, sehingga terbentuk suatu polimer. Plastik dapat diklarifikasikan menjadi 2 je nis berdasarkan struktur kimia, yaitu linier bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus, dan jaringan 3 dimensi bila monomer berbentuk 3 dimensi akibat polimerisasi berantai. Uji bakar plastik merupakan suatu bentuk pengujian yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis polimer dari suatu plastik dengan pembakaran plastik pada nyala api, warna api, pembentukan asap, warna asap dan bau saat terbakar. Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan plastik dari nomor 1-7. Nomor 1 botol aqua, nomor 2 botol shampoo head and shoulders, nomor 3 pipa air ( PVC ), nomor 4 kantong kresek hitam, nomor 5 aqua gelasan, nomor 6 styrofoam dan nomor 7 pasta gigi close up. Kemudahan terbakar dari pengemas tergantung dari ketebalan bahan yang digunakan untuk mengemas suatu bahan. Botol shampoo head and shoulders termasuk jenis plastik jenis plastik HDPE yang memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE juga memiliki ikatan hydrogen antar molekul. Hasil pengamatan adalah botol tidak mudah terbakar, lambat dalam merambat, warna nyala api merah kebiruan. Merah kebiruan disini mungkin terdapat unsur kimia lain pada botol shampoo. Pembentukan asap yang terjadi banyak serta warna dan bau asap adalah putih namun menyengat.
Pipa air termasuk kedalam jenis PVC ( Polyvinil Chlorida) yang mempunyai sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar ditembus air, dan permeabilitas gas rendah. Berdasarkan uji bakar plastik, pipa air tidak mudah terbakar dan daya rambatnya lambat. Sedangkan warna nyala api merah, asap banyak, dan warna & bau asap putih dan menyengat. Tidak terlihat adanya senyawa halogen dalam pipa yang ditandai dengan warna nyala api merah kehijauan. Kresek hitam (LDPE), aqua gelas (PP), Styrofoam (PS) dan pasta gigi close up masuk kedalam masing-masing LDPE, Polyprophylene, Polysthyrene,, dan Other . Masing-masing sama-sama mudah dan cepat terbakar. Namun kresek hitam yang memiliki nyala api merah kebiruan dan warna asap putih. Selain itu aqua gelas hitam dan pembentukan asap sedikit. Selebihnya sama memiliki warna nyala merah semua, dan pembentukan asap banyak serta warna dan bau asap hitam dan menyengat.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa uji bakar plasti k menggunakan bahan botol aqua (PET), botol shampoo head and shoulders (HDPE), pipa (PVC), kantong kresek (LDPE), aqua gelas (PP), Styrofoam (PS), dan pasta gigi close up (other), hasil yang didapat beragam. Hal ini dikarenakan senyawa dari bahan penyusun berbeda-bedaa sehingga hasilnya berbeda. 5.2. Saran
-Asisten dosen sebaiknya lebih bisa dalam mengkoordinir mahasiswa / praktikan. -Asisten dosen memberikan penjelasan terlebih dahulu seperti pendahuluan dan penjelasan mengenai bahan, alat maupun prosedur kerja bukan hanya sekedar memberi salam.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. Plastik www.wikipedia.org diakses pada tanggal 12 oktober 2017.
Beni R,N. 2014. Desain Kemasan Tradisional Dalam Konteks Kekinian. Jurnal Fakultas Desain. IKADO Surabaya.
Billmeyer.A.W, R.J. Heat and M.J. Scott. 1988. Plastic Materials Properties and Applicatons. Chapman and Hall Publishing : New York.
Brody.A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology Aug. 70-74.
Harper. 1975. Hand Book of Plastic and Elastomer, Westing House Electric Coorporation Baltimore, Marryland.
Melliati.T, Dkk. 2010. Penuntun Praktikum Teknologi Pengemassan dan Penyimpanan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung Mangkurat. Banjar Baru.
Mujiarto. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Jurnal Traksi Vol. 3 No. 5.
Nurminah. Mimi. 2002. Penelitian Berbagai Bahan Kemasan Plastic dan Kertas serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Jogjakarta.
Winarno.F.G dan Jennie. 1982. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta.