2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa – seyawa ini menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Adapun berbagai macam karbohidrat yang terdapat dalam makanan diantaranya adalah amilum atau pati dan sukrosa (gula tebu). Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Selanjutnya glukosa yang dihasilkan diubah menjadi amilum dan disimpan pada buah atau umbi. Reaksinya adalah:
6CO2 + H2O C6H12O6 + 602
Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Rumus empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa. Monosakarida yang paling kecil n = 3 adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10 monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda.
Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekulglukosa dan 1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
Poisakarida
Polisakarida tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari strukturnya, butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri atas rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul – molekul glukosa.
Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya mereduksi, yang dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch dipergunakan untuk mengenal karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol ataupun -naftol. Reagen Seliwanof dipergunakan untuk mengenal adanya karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida amilum.
Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan perubahan warna yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisis.
RUMUSAN MASALAH
Uji Molisch
Bagaimana menentukan atau menmgidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarisa, polisakarida) pada bahan uji ?
Bagaimanakah menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya ?
Uji Bennedict
Bagaimana menentukan atau menmgidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarisa, polisakarida) pada bahan uji ?
Bagaimanakah menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya ?
Uji Seliwanoff
Bagaimana menentukan atau menmgidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarisa, polisakarida) pada bahan uji ?
Bagaimanakah menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya ?
Uji Iodine
Bagaimana menentukan atau menmgidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarisa, polisakarida) pada bahan uji ?
Bagaimanakah menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya ?
TUJUAN
Uji Molisch
Untuk menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji ini.
Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya.
Uji Bennedict
Untuk menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis dan dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi.
Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya.
Uji Seliwanoff
Untuk menunjukkan adanya fruktosa.
Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya.
Uji Iodine
Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum) dan dapat membedakan amilum dari glikogen.
MANFAAT
Adapun manfaat dari ke-empat percobaan tentang karbohidrat yaitu :
Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
Untuk membuktikan adanya polisakarida.
Untuk membuktikan adanya gula reduksi.
Untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Untuk membuktikan adanya fruktosa.
Untuki membedakan antara amilum dan glikogen.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).
Uji Molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu (Adisendjaja, 2014). Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Adisendjaja, 2014). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu (Adisendjaja, 2014).
Uji Bennedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
Uji seliwanoff adalah uji kimia untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan gugus keton. Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008). Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks (Adisendjaja, 2014).
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Uji Molisch
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Kertas label
Penjepit tabung reaksi
Waterbath
Bahan
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Sari buah tomat (mentah, ranum dan matang)
Pereaksi Molisch (larutan α-naphthol 10% dalam ethanol atau methanol)
Prosedur kerja
Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan menjadi konsentrasi 1 %
Masukkan 2 ml karbohidrat 1 % kedalam tabung reaksi yang berbeda.
Tambahkan 2 – 3 tetes pereaksi molish, kocok perlahan – lahan selama 5 detik.
Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml ( ± 20 tetes ) H2SO4 melalui dinding tabung reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati apakah ada cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan.
Uji Bennedict
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Kertas label
Penjepit tabung reaksi
Waterbath
Bahan
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Laktosa 1%
Sukrosa 1%
Maltosa 1%
Pereaksi Bennedict
Prosedur kerja
Menyiapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1%.
Memasukkan 2 ml pereaksi benedict kedalam tabung reaksi.
Menambahkan 5 tetes larutan glukosa 1 %, kemudian memanaskan dalam waterbath ( penangas ) selama 5 menit, membiarkan dingin dan bendingkan perubahan warna yang terjadi.
Melakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1 % yang lain.
Uji Seliwanoff
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Kertas label
Penjepit tabung reaksi
Waterbath
Bahan
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Pereaksi Seliwanoff
Prosedur kerja
Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1 %.
Masukkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 2 tetes larutan karbohidrat 1%. Pada waktu bersamaan tabung reaksi dari larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai terbentuk warna (catat kecepatan terbentuknya warna dari masing – masing tabung reaksi).
Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang lain.
Uji Iodine
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Kertas label
Penjepit tabung reaksi
Waterbath
Bahan
Amilum 1%
Selulosa 1%
Laktosa 1%
Larutan Iodium.
HCL 6M
NaOH 6M
Larutan Iodine 1M (10 gram KI dalam 1 liter air + 2,5 gram iodine)
Prosedur kerja
Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang digunakan seperti plat tetes, pipet tetes, larutan iodine 1M dan aneka buah mentah, ranum, dan matang.
Isi 3 tabung reaksi masing – masing diberi 3 ml larutan amilum 1%
Tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama 2 tetes HCL kedalam tabung kedua, 2 tetes NaOH kedalam tabung ketiga. Kocok semua tabung, lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing- masing tabung. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Panaskan tabung yang bewarna lalu dinginkan. Perhatikan perubhan-perubahan yang terjadi.
Lakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1% dan glikogen 1%
Uji Buah
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Waterbath
Cawan petri
Bahan
Pereaksi Seliwanoff
Pereaksi Bennedict
Pereaksi Molisch
Pereaksi Iodine
H2SO4 pekat
Ekstrak buah tomat mentah, ranum dan matang
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 UJI MOLISCH
Tabel 4.1 Tabel Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Molisch
No
Bahan karbohidrat yang Diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
1
Glukosa 1%
2 ml glukosa 1% + P.molis + H2SO4 pekat
Larutan glukosa bewarna bening + P. Molis dan dikocok selama 5 detik (larutan menjadi bewarna merah jambu)
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (++)
2
Fruktosa 1%
2 ml fruktosa 1% + P.molis + H2SO4 pekat
Larutan fruktosa bewarna bening + P. Molis dan dikocok selama 5 detik (larutan menjadi bewarna merah jambu)
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+++)
3
Sukrosa 1%
2 ml sukrosa 1% + P.molis + H2SO4 pekat
Larutan sukrosa bewarna bening + P. Molis dan dikocok selama 5 detik (larutan menjadi bewarna merah jambu)
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
4
Maltosa 1%
2 ml maltosa 1% + P.molis + H2SO4 pekat
Larutan maltosa bewarna bening + P. Molis dan dikocok selama 5 detik (larutan menjadi bewarna merah jambu)
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
5
Laktosa 1%
2 ml laktosa 1% + P.molis + H2SO4 pekat
Larutan laktosa bewarna bening + P. Molis dan dikocok selama 5 detik (larutan menjadi bewarna merah jambu)
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
Tabel 4.1 Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Molisch pada Ekstrak Buah
No
Bahan karbohidrat yang Diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
1
Tomat mentah
2 ml ekstrak tomat mentah + P.molis + H2SO4 pekat
Ekstrak tomat mentah bewarna hijau + P. Molis dan dikocok selama 5 detik hijau tua
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
2
Tomat ranum
2 ml ekstrak tomat ranum + P.molis + H2SO4 pekat
Ekstrak tomat ranum bewarna kuning + P. Molis dan dikocok selama 5 detik coklat
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (++)
3
Tomat matang
2 ml ekstrak tomat matang + P.molis + H2SO4 pekat
Ekstrak tomat matang bewarna merah + P. Molis dan dikocok selama 5 detik merah
Ditetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (++)
Hasil Analisis
Bedasarkan tebel uji molisch pada larutan karbohidrat di atas :
2 ml glukosa (bening) ditambah pereaksi molisch (merah jambu) dan kemudian di tetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (++)
2 ml fruktosa (bening) ditambah pereaksi molisch (merah jambu) dan kemudian di tetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+++)
2 ml sukrosa (bening) ditambah pereaksi molisch (merah jambu) dan kemudian di tetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
2 ml maltosa (bening) ditambah pereaksi molisch (merah jambu) dan kemudian di tetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
2 ml laktosa (bening) ditambah pereaksi molisch (merah jambu) dan kemudian di tetesi H2SO4 pekat muncul cincin bewarna ungu (+)
Berdasarkan tabel uji molis pada ekstrak buah tomat di atas :
2 ml ekstrak tomat matang (merah) ditambah pereaksi molish (merah) ditetesi H2SO4 pekat, terbentuk Larutan berwarna merah , terbentuk cincin ungu, mengandung maltosa.
2 ml ekstrak tomat ranum (kuning) ditambah pereaksi molish (coklat) ditetesi H2SO4 pekat, terbentuk Larutan berwarna merah, terbentuk cincin ungu, mengandung glukosa.
2 ml ekstrak tomat mentah (hijau) ditambah pereaksi molish (hijau tua) ditetesi H2SO4 pekat, terbentuk Larutan berwarna merah, terbentuk cincin ungu, terdapan endapan di permukaan atas, mengandung laktosa.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data dari tabel uji molish pada buah tomat, baik buah tomat matang, ranum maupun mentah, ketiganya dapat membentuk cincin berwarna merah keunguan. Cincin berwarna merah keunguan terbentuk akibat dehidrasi monosakarida oleh asam sulfat pekat menjadi furfural yang bereaksi dengan pereaksi molish membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga buah tersebut mengandung karbohidrat, dimana pada buah tomat masak mengandung maltosa, tomat ranum mengandung glukosa, dan tomat mentah mengandung laktosa. Kondisi inilah yang menunjukkan bahwa buah tomat mentah dan masak tersusun atas monosakarida-monosakarida. Akan tetapi dapat diketahui bahwa, ketiga buah tomat tersebut memiliki perbedaan ketebalan cincin merah keunguan. Perbedaan ketebalan cincin merah keunguan, menunjukkan struktur penyusun karbohidratnya. Semakin tipis cincin merah keunguan yang terbentuk saat reaksi, maka semakin sederhana penyusun karbohidratnya (monosakarida).
Diskusi
Mengapa terbentuk cincin bewarna ungu pada bahan yang mengandung karbohidrat ?
Jawab :
Mekanisme dari reaksi ini adalah karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana monosakarida akan bereaksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakarida karena pada monosakarida langsung bisa mengalami dehidrasi dengan asam sulfat membentuk furfural, sementara pada disakarida harus diubah dahulu menjadi monosakarida baru bisa dihidrolisis oleh asam sulfat membentuk furfural.
Samakah intensitas warna cincin bewarna merah ungu pada bahan uji yang anda gunakan dalam praktikum ini ? jelaskan !
Jawab :
Intensitas warna cincin bewarna ungu pada bahan uji yang saya lakukan yaitu tidak sama hal ini disebabkan karena perbedaan ketebalan cincin merah keunguan, menunjukkan struktur penyusun karbohidratnya. Semakin tipis cincin merah keunguan yang terbentuk saat reaksi, maka semakin sederhana penyusun karbohidratnya (monosakarida).
4.2 UJI BENEDICT
Tabel 4.2 Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Benedict
No.
Bahan Karbohidrat yang di uji
Kegiatan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
1.
Glukosa 1 %
Pereaksi benedict + 5 tetes glukosa 1% dipanaskan
Warna biru
Endapan :
Warna endapan : merah bata (++++)
Warna larutan :
Biru (++)
Hijau (++)
2.
Fruktosa 1%
Pereaksi benedict + 5 tetes fruktosa 1% dipanaskan
Warna biru
Endapan :
Warna endapan : merah bata (+++)
Warna larutan
Hijau : (+)
Biru : (++)
3.
Laktosa 1%
Pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% dipanaskan
Warna biru
Endapan :
Warna endapan : merah bata (++)
Warna larutan : Biru (+)
4.
Sukrosa 1%
Pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% dipanaskan
Warna biru
Endapan : -
Warna larutan : Biru (+++)
5.
Maltosa 1 %
Pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% dipanaskan
Warna biru
Endapan :
Warna endapan : merah bata : (+)
Warna larutan : Biru (+)
No.
Bahan Karbohidrat yang di uji
Kegiatan
Hasil Pengamatan
Mentah
Ranum
Matang
1.
Nanas
Endapan : (+)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (++++)
Warna Atas : Orange (+++)
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (+++)
Warna Atas : Orange (++)
Endapan : (+++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (++)
Warna Atas : Coklat (++)
2.
Mangga
Endapan : (+)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (+)
Warna Atas : Orange (+)
Endapan : (+++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : -
Warna Atas : Orange (+)
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : -
Warna Atas : Orange (++)
3.
Belimbing
Endapan : (+)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (++)
Warna Atas : Orange (++)
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : -
Warna Atas : Orange (+++)
Endapan : (+++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Hijau (+)
Warna Atas : Orange (+)
4.
Tomat
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Biru (+)
Warna Atas : Orange (+)
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Biru (++)
Warna Atas : Orange (++)
Endapan : (+++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Biru (+++)
Warna Atas : Orange (+++)
5.
Pepaya
Endapan : (++)
Warna endapan : merah bata
Warna Tengah : Biru (+)
Warna Atas : Orange (+)
Endapan :
Warna endapan :
- Kuning (+)
- Merah bata (+)
Warna Tengah : Biru (++)
Warna Atas : Hijau (+)
Endapan :
Warna endapan:
Kuning (++)
Merah bata (++)
Warna Tengah : Biru (+++)
Warna Atas : kuning (+)
Tabel 4.2 Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Benedict pada Ekstrak Buah
Keterangan :
+ : Pudar
++ : Sedikit pudar
+++ : Pekat
++++ : Semakin pekat
Hasil Analisis
Bedasarkan tebel uji molisch pada larutan karbohidrat di atas :
5 tetes larutan glukosa 1% ditambah 2 ml pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan tidak ada endapan. Dan setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi merah bata dan terdapat endapan (++++).
5 tetes larutan fruktosa 1% ditambah 2 ml pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan tidak ada endapan. Dan setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi merah bata dan terdapat endapan (+++).
5 tetes larutan laktosa 1% ditambah 2 ml pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan tidak ada endapan. Dan setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi merah bata dan terdapat endapan (++).
5 tetes larutan sukrosa 1% ditambah 2 ml pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan tidak ada endapan. Dan setelah dipanaskan, larutan tetap bewarna biru dan tidak terdapat endapan.
5 tetes larutan maltosa 1% ditambah 2 ml pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan tidak ada endapan. Dan setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi merah bata dan terdapat endapan (+).
Berdasarkan tabel uji molis pada ekstrak buah tomat di atas :
Ekstrak tomat matang 5 tetes (jernih) ditambah 2 ml benedict dikocok dan dipanaskan selama 5 menit terdapat endapan merah bata (+++) dan mengandung sukrosa.
Ekstrak tomat ranum 5 tetes (jernih) ditambah 2 ml benedict dikocok dan dipanaskan selama 5 menit terdapat endapan merah bata (++) dan mengandung fruktosa.
Ekstrak tomat mentah 5 tetes (jernih) ditambah 2 ml benedict dikocok dan dipanaskan selama 5 menit terdapat endapan merah bata (++) dan mengandung glukosa.
Pembahasan
Pada kegiatan pengujian zat-zat yang dapat mereduksi dengan larutan Benedict menunjukkan adanya endapan merah yang menandakan bahwa larutan mengandung sakarida yang dapat mereduksi di suasana alkalis. Glukosa dan fruktosa memiliki gugus pereduksi bebas sehingga dapat bereaksi positif dalam uji benedict, sedangkan sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi bebas karena sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa yang berikatan sehingga tidak lagi memiliki gugus pereduksi bebas yang bermutarotasi menjadirantai terbuka. Fruktosa merupakan gugus keton, sedangkan glukosa merupakan gugus aldehid.
Gugus keton akan lebih mudah bereaksi daripada gugus aldehid karena gugus keton langsung bisa didehidrasi menjadi furfural. Sedangkan aldehid harus diubah menjadi keton dulu baru kemudian didehidrasi menjadi furfural. Jadi fruktosa lebih cepat bereaksi daripada glukosa. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada sampel sukrosa, hal ini dimungkinkan karena sampel sukrosa sendiri yang sudah lama disimpan sehingga mungkin terjadi oksidasi. Glukosa , fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa menunjukkan terdapat endapan merah bata yang bervariasi ketebalannya.
Ekstrak tomat matang terdapat endapan merah bata (+++) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung sukrosa. Ekstrak tomat ranum terdapat endapan merah bata (++) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung fruktosa. Ekstrak tomat matang terdapat endapan merah bata (++) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung glukosa.
Diskusi
Apa warna dari endapan yang terbentuk ? mengapa demikian ?
Jawab :
Warna endapan yang terbentuk yaitu merah bata karena gula tersebut dapat mereduksi ion Cu2+ dari cupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O.
Pada uji Benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi ?
Jawab :
Karena sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi bebas karena sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa yang berikatan sehingga tidak lagi memiliki gugus pereduksi bebas yang bermutarotasi menjadi rantai terbuka.
4.3 UJI SELIWANOFF
Tabel Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Seliwanoff
No.
Bahan Karbohidrat yang diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
1
Glukosa 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes glukosa 1% dan dipanaskan
Bening
9 menit 49 detik, bewarna orange
2
Fruktosa 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes fruktosa 1% dan dipanaskan
Bening
3 menit 2 detik bewarna orange +++
3
Laktosa 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes laktosa 1% dan dipanaskan
Bening
11 menit 10 detik bewarna orange
4
Sukrosa 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes sukrosa 1% dan dipanaskan
Bening
3 menit 15 detik bewarna orange ++
5
Selulosa 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes selulosa 1% dan dipanaskan
Bening
7 menit 21 detik bewarna orange
6
Amilum 1%
1 ml seliwanoff + 2 tetes amilum 1% dan dipanaskan
Bening
7 menit 3 detik bewarna orange
Tabel Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Seliwanoff Pada Ekstrak Buah
No.
Bahan Karbohidrat yang diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
1
Pepaya mentah
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak pepaya mentah dan dipanaskan
Keruh
1 menit 55 detik, bewarna merah bata
Pepaya ranum
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak pepaya ranum dan dipanaskan
Keruh
2 menit 37 detik bewarna merah bata ++
Pepaya matang
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak pepaya matang dan dipanaskan
Orange
2 menit 3 detik bewarna merah bata +++
2
Belimbing mentah
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak belimbing mentah dan dipanaskan
Keruh
2 menit 3 detik bewarna merah ++
Belimbing ranum
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak belimbing ranum dan dipanaskan
Keruh
2 menit 2 detik bewarna merah bata ++
Belimbing matang
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak belimbing matang dan dipanaskan
Keruh
2 menit 26 detik bewarna merah bata ++
3
Tomat mentah
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak tomat mentah dan dipanaskan
Keruh
2 menit 53 detik bewarna orange muda
Tomat ranum
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak tomat mentah dan dipanaskan
Keruh
1 menit 52 detik bewarna orange muda +
Tomat matang
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak tomat mentah dan dipanaskan
Keruh
1 menit 34 detik bewarna orange muda +++
4
Mangga mentah
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak mangga matang dan dipanaskan
Kuning +
3 menit 55 detik bewarna orange tua
Mangga ranum
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak mangga matang dan dipanaskan
Kuning ++
2 menit 55 detik bewarna orange tua +
Mangga matang
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak mangga matang dan dipanaskan
Kuning +++
2 menit 26 detik bewarna orange tua +
5
Nanas mentah
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak nanas matang dan dipanaskan
Kuning muda
2 menit 39 detik bewarna orange tua
Nanas ranum
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak nanas matang dan dipanaskan
Kuning muda
2 menit 31 detik bewarna orange tua +
Nanas matang
1 ml seliwanoff + 2 tetes ekstrak nanas matang dan dipanaskan
Kuning muda
2 menit 11 detik bewarna orange tua +
Hasil Analisis
Bedasarkan tebel uji molisch pada larutan karbohidrat di atas :
2 tetes glukosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 9 menit 49 detik, warna berubah menjadi orange.
2 tetes fruktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 3 menit 2 detik, warna berubah menjadi orange (++).
2 tetes laktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 11 menit 10 detik, warna berubah menjadi orange.
2 tetes sukrosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 3 menit 15 detik, warna berubah menjadi orange (++).
2 tetes selulosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 7 menit 21 detik, warna berubah menjadi orange.
2 tetes amilum 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff bewarna jernih. Setelah dipanaskan selama 7 menit 3 detik, warna berubah menjadi orange.
Berdasarkan tabel uji molis pada ekstrak buah tomat di atas :
1ml pereaksi seliwanoff (jernih) ditambah 2 tetes ekstrak tomat matang 1% (keruh) kemudian dikocok dan dipanaskan sampai terjadi perubahan warna menjadi orange muda dalam waktu 2 menit 53 detik, mengindikasaikan bahwa larutan mengandung laktosa.
1ml pereaksi seliwanoff (jernih) ditambah 2 tetes ekstrak tomat ranum 1% (keruh) kemudian dikocok dan dipanaskan sampai terjadi perubahan warna menjadi orange muda (+) dalam waktu 1 menit 52 detik, mengindikasaikan bahwa larutan mengandung laktosa.
1ml pereaksi seliwanoff (jernih) ditambah 2 tetes ekstrak tomat mentah 1% (jernih) kemudian dikocok dan dipanaskan sampai terjadi perubahan warna menjadi orang muda (+++) dalam waktu 1 menit 34 detik, mengindikasikan bahwa larutan mengandung fruktosa.
Pembahasan
Pada kegiatan pengujian glukosa, fruktosa, laktosa, selulosa, amilum dan sukrosa dengan larutan seliwanoff menunjukkan adanya warna orange yang menandakan bahwa larutan mengandung gugus keton atau fruktosa. Sesuai dengan teori bahwa sukrosa tersusun atas fruktosa dan glukosa.
Pada uji seliwanoff ketosa akan dihidrasi oleh HCl menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan megalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga menjadi dasar dari uji Seliwanoff. Dari percobaan tersebut didapat hasil bahwa larutan yang tidak mengalami perubahan warna adalah larutan yang bereaksi negatif. Sedangkan larutan yang mengalami perubahan warna menjadi orange bereaksi positif. Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk ketosa.
Ekstrak tomat matang berubah berwarna orange (+++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung laktosa, ekstrak tomat ranum berubah berwarna orange (+) mengindikasikan bahwa larutan mengandung laktosa, dan ekstrak tomat mentah berubah berwarna orange mengindikasikan bahwa larutan mengandung fruktosa.
Diskusi
Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff ? Mengapa ?
Jawab :
Fruktosa, karena Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna orange (+++) yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah bata. Hal ini tidak dialami oleh zat uji yang lain di mana selulosa, sukrosa, amilum, glukosa, dan maltose dan laktosa menunjukkan hasil negatif terhadap adanya ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna orange.
Dapatkah uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dan fruktosa ?
Jawab :
Bisa, dalam uji ini percobaan pada fruktosa mengalami perubahan warna yang awalnya jernih menjadi orange (+++) sedangkan pada pecobaan sukrosa mengalami perubahan warna yang awalnya jernih menjadi orange (++). Hal ini di sebabkan karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna orange.
4.4 UJI IODINE
Tabel 4.4 Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Iodine
No
Bahan karbohidrat yang diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
1
Amilum 1%
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes air + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Kuning ++
Jernih
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes HCL + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Kuning ++
Kuning +
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes NAOH + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Jernih
-
2
Selulosa 1%
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes air + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Kuning ++
Endapan +
Kuning ++
Endapan +
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes HCL + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Kuning ++
Endapan +++
Kuning jernih +
Endapan +++
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes NAOH + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Jernih
Endapan +
Jernih
Endapan +
3
Laktosa 1%
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes air + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Jernih
-
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes HCL + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Kuning
Jernih
- 3 ml amilum 1% + 2 tetes NAOH + 3 tetes iodine dikocok
- Dipanaskan
- Didinginkan
Jernih
-
Tabel Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Iodin pada Ekstrak Buah
No
Bahan karbohidrat yang diuji
Kegiatan
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
1
Buah tomat matang
1 tetes ekstrak tomat matang + 1 tetes iodin
Merah (++)
Merah (+)
2
Buah tomat ranum
1 tetes ekstrak tomat ranum + 1 tetes iodin
Orange (++)
Orange (+)
3
Buah tomat mentah
1 tetes ekstrak tomat mentah + 1 tetes iodin
Hijau (++)
Hijau (+)
Hasil analisis
Bedasarkan tebel uji molisch pada larutan karbohidrat di atas :
Amilum 1%
3 ml amilum 1% di tambahkan 2 tetes air di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna kuning (++), akan tetapi setelah dipanaskan warna akan berubah menjadi jernih dan tidak ada endapan.
3 ml amilum 1% di tambahkan 2 tetes HCL di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna kuning (++), akan tetapi setelah dipanaskan warna akan berubah menjadi kuning (+) dan tidak ada endapan.
3 ml amilum 1% di tambahkan 2 tetes NaOH di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna jernih, akan tetapi setelah dipanaskan warna tetap jernih dan tidak ada endapan.
Selulosa 1%
3 ml selulosa 1% di tambahkan 2 tetes air di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna kuning (++) dan terdapat endapan (+), akan tetapi setelah dipanaskan warna akan berubah menjadi jernih dan ada endapan (+).
3 ml selulosa 1% di tambahkan 2 tetes HCL di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna kuning (++) dan terdapat endapan (+++), akan tetapi setelah dipanaskan warna akan berubah menjadi kuning jernih dan ada endapan (+++).
3 ml selulosa 1% di tambahkan 2 tetes NaOH di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan berwarna jernih dan terdapat endapan (+), akan tetapi setelah dipanaskan warna tetap jernih dan ada endapan (+).
Laktosa 1%
3 ml laktosa 1% di tambahkan 2 tetes air di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan berwarna jernih, akan tetapi setelah dipanaskan warna tetap jernih dan tidak ada endapan.
3 ml laktosa 1% di tambahkan 2 tetes HCL di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan menghasilkan warna kuning, akan tetapi setelah dipanaskan warna akan berubah menjadi jernih dan tidak ada endapan.
3 ml laktosa 1% di tambahkan 2 tetes NaOH di tambah dengan 3 tetes iodine dikocok akan berwarna jernih, akan tetapi setelah dipanaskan warna tetap jernih dan tidak ada endapan.
Berdasarkan tabel uji molis pada ekstrak buah tomat di atas :
Pada plat beri 1 tetes ekstrak buah tomat mentah (tidakberwarna) ditambah 1 tetes iodine (kuning). Terbentuk larutan berwarna kuning, mengandung maltosa.
Pada plat beri 1 tetes ekstrak buah tomat ranum (tidakberwarna) ditambah 1 tetes iodine (kuning). Terbentuk larutan berwarna kuning, mengandung maltose.
Pada plat beri 1 tetes ekstrak buah tomat matang (tidakberwarna) ditambah 1 tetes iodine (kuning). Terbentuk larutan berwarna kuning, mengandung maltose.
Pembahasan
Uji iodium merupakan salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan untuk menentukan polisakarida. Prinsip pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan polisakarida seperti adanya dekstrin, amilum atau pati dan glikogen pada bahan makanan yang diujikan.. Semakin pekat perubahan warna pada bahan makanan yang diujikan, semakin besar kandungan polisakarida yang terkandung didalamnya.
Pada uji iodium, hanya patilah yang menunjukan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan warna kuning pada komplek tersebut.
Dari percobaan diatas membuktikan bahwa amilum NaOH dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan berwarna jernih hal ini membuktikan bahwa amilum NaOH membuktikan tidak adanya terdapat kandungan polisakarida. Amilum HCL ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan bewarna kuning, kuning keruh bahkan ada yang bewarna kuning pekat. Hal ini membuktikan adanya kandungan karbohidrat yang terdapat golongan polisakarida dalam larutan amilum HCL pada larutan tidak terdapat endapan didalam larutan.
Dari percobaan diatas membuktikan bahwa selulosa NaOH dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan berwarna kuning dan terdapat endapan (+) hal ini membuktikan bahwa selulosa NaOH membuktikan tidak adanya terdapat kandungan polisakarida. Selulosa HCL ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan bewarna kuning (++). Hal ini membuktikan adanya kandungan karbohidrat yang terdapat golongan polisakarida dalam larutan amilum HCL pada larutan terdapat endapan (+++) didalam larutan.
Dari percobaan diatas membuktikan bahwa laktosa NaOH dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan berwarna jernih hal ini membuktikan bahwa amilum NaOH membuktikan tidak adanya terdapat kandungan polisakarida. Laktosa HCL ditambah dengan 1 tetes larutan iodine menghasilkan larutan bewarna kuning. Hal ini membuktikan adanya kandungan karbohidrat yang terdapat golongan polisakarida dalam larutan amilum HCL pada larutan tidak terdapat endapan didalam larutan.
Diskusi
Mengapa pada buah masak masih ditemukan adanya karbohidrat dalam bentuk polisakarida ?
Jawab :
Karena pada buah yang masak monosakarida yang terdapat pada buah yang masih muda berikatan menjadi polisakarida sebagai cadangan energi tambahan.
Jelaskan proses hidrolisis amilum secara enzimatis ?
Jawab :
Proses hidrolisi amilum secara enzimatis yaitu amilum di hidrolisis oleh enzim amilase menjadi dekstrin lelu menjadi maltosa dan akhirnya menjadi glukosa.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
5.1.1 Uji Molisch
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa larutan-larutan buah (tomat mentah, tomat ranum dan tomat matang) terbentuknya cincin keunguan menunjukkan bahwa larutan-larutan tersebut mengandung karbohidrat. Perbedaan ketebalan cincin merah keunguan, menunjukkan struktur penyusun karbohidratnya. Semakin tipis cincin merah keunguan yang terbentuk saat reaksi, maka semakin sederhana penyusun karbohidratnya (monosakarida): larutan amilum, glukosa dan fruktosa. Semakin tebal cincin merah keunguan, semakin komplek penyusun karbohidratnya (disakarida atau oligosakarida): larutan maltosa, sukrosa dan laktosa.
Uji Benedict
Berdasakan hasil tersebut semua ekstrak buah diatas mengandung zat-zat dan sakarida yang dapat mereduksi di suasana alkalis kecuali ekstrak tomat matang. Hal tersebut dikarenakan tomat matang, mengandung sukrosa, karena sukrosa tidak mengandung gugus aldehid atau keton bebas sehingga tidak terbentuk endapan pada larutan setelah bereaksi dengan pereaksi benedict. Pada maltosa, laktosa dan sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Uji Seliwanoff
Pada hasil percobaan tampak bahwa dalam tabung yang berisi glukosa, laktosa, selulosa, dan amilum, warna larutan orange. Hal ini terjadi karena glukosa, laktosa, selulosa dan amilum tidak memiliki gugus keton sehingga tidak memberikan reaksi terhadap pereaksi Seliwanoff, sedangkan pada tabung yang berisi fruktosa dan sukrosa, warna larutan berubah menjadi orange pekat. Hal ini terjadi karena fruktosa berwarna orange dengan reagen Seliwanoff resorsinol-HCl. Sedangkan sukrosa berwarna orange pekat karena ketika dipanaskan terlalu lama, akan terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa sehingga menimbulkan warna orange lebih pekat.
Uji Iodine
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa buah-buahan mengandung polisakarida dalam berbagai bentuk. Salah satu contoh buah yang mengandung karbohidrat dalam bentuk polisakarida yang berupa amilum yaitu buat tomat.
SARAN
Saran dari praktikum percobaan ini antara lain:
Sebaiknya percobaan selanjutnya dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan data yang diperoleh dan diperoleh data yang akurat.
Hendaknya hasil percobaan ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat untuk ditindak lanjuti, baik adanya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada buah-buhan maupun sebagai acuan pemilihan jenis buah-buahan sebagai bahan konsumsi sehat yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA
Farid. 2009. Analisis Kualitatif Karbohidrat, (Online). http://fariedmakmur.wordpress.com/2009/05/08/analisis-kualitatif-karbohidrat/ diakses pada tanggal 07 November 2015 pukul 19.30 WIB
Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
Isnawati . 2009. Biokimia. Surabaya:Unesa University Press.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Yazid, Estien, Lisda nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: Andi