Praktikum Pengaruh pelarut organik terhadap membran sel darah merah
: Memperlihatkan bahwa membran sel darah merah dapat mengalami lisis 1. Tujuan dalam pelarut organik tertentu. 2. Dasar : Membran SDM antara lain mengandung lipid. Pelarut organik tertentu yang bersifat melarutkan lemak anak menyebabkan lipid membran larut sehingga terjadi hemolisis.( Murray, Robert K. 2009) Dinding sel darah merah adalah suatu lipoprotein. Lemak merupakan pelarut organik. Dalam pelarut lemak, dinding ini akan larut, sehingga bila sel darah merah dimasukkan dalam pelarut lemak akan terjadi hemolisis. Oleh karena itu, lemak termasuk larutan hipotonis karena dapat membuat sel darah merah menjadi lisis. (Murray, Robert K. 2009) Uraian singkat pelarut:
NaCl 0,9 % : garam fisiologis tubuh manusia Kloroform: nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kelarutan dalam air sebesar 0.80 g/L Aseton: CH3COCH3 dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, dengan air, etanol, etanol, dietil dietil eter,dll. eter,dll. Dapat larut dengan baik dalam air Toluene : C6H5CH3 metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. seperti benzena. Toluena Toluena adalah hidrokarbon adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. sebagai pelarut. Kelarutand Kelarutand alam air sebesar 0,47g/L Alkohol: CnH2n+1OH stilah yang umum untuk senyawa untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH ) yang terikat pada atom karbon, atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atom hidrogen dan/atau atom karbon atom karbon lain. Contoh dari senyawa ini adalah etanol, senyawa ini dapat larut dalam air
3. Bahan dan pereaksi :
Darah segar
Larutan NaCl 0,9%
Kloroform
Aseton
Toluen
Alkohol
4. Cara Kerja : 1. Kedalam 5 tabung reaksi masukkan setiap 10 mL larutan NaCl 0,9% 2. Tabung pertama digunakan sebagai kontrol dan pada ke 5 tabung lainnya tambahkan setiap 2 tetes kloroform, eter, aseton, toluen, dan a lkohol secara berurutan. 3. Tambahkan ke dalam tiap tabung 2 tetes suspensi darah, biarkan selama setengah jam. Perhatikan warna yang terbentuk dan bandingkan dengan kontrol.
5. Hasil :
Pelarut NaCl 0,9% (kontrol) Kloroform Aseton Toluen Alkohol
Gambar: Sebelum 30 menit
Hemolisis + ++ ++ + ++
Kiri ke kanan: NaCl, Kloroform, Aseton, Toluen, Alkoho l.
Sesudah 30 menit
Kiri ke kanan: NaCl, Kloroform, Aseton, Toluen, Alkoho l.
6. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bahwa hemolisis paling kuat (nyata) terjadi pada larutan yang mengandung kloroform, kemudian secara berurutan (dari paling kuat ke paling lemah) aseton, alkohol, dan toluen. Hal ini menunjukkan daya larut masing-masing pelarut organik, makin tinggi sifat pelarut dalam melarutkan lemak (nonpolar), makin kuat daya lisisnya terhadap membran sel darah merah
7. Kesimpulan 1.) Membran sel darah merah dapat mengalami lisis dalam pelarut organik tertentu 2.) Hemolisis paling kuat terjadi pada larutan yang mengandung pelarut dengan daya larut lemak paling tinggi.
.