LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI UNIVERSITAS TADULAKO
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PERCOBAAN : 1.
PEMBUATAN SIMPLISIA TANAMAN
2.
PENGAMATAN AMILUM SECARA MIKROSKOPIK
3.
PENGAMATAN SIMPLISIA UMUM SECARA MIKROSKOPIK
4.
IDENTIFIKASI PENDAHULUAN
DI SUSUN OLEH : NAMA
: AHMAD AL IDRUS
STAMBUK
: G 701 16 251
KELAS
:C
KELOMPOK
: VIII (DELAPAN)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2017
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Amilum disebut juga dengan pati. Pati yang di perdagangkan di peroleh dari berbagai tanaman,misalnya endsospermae biji tanaman gandum,jangung dan umbi misalnya kentang, umbi akar manihot esculenta (pati tapioka) , batang metroxylem, sagu (pati sagu) dan rhizoma umbi. Tumbuhan yang bersifat media meliputi canna edulis (Gunawan,2004). Uji mikroskopik di lakukan dengan mikroskop yang dapat di uji berupa sayatan melintang,radial,paradermal membujur ataupun serbuk. Dari pengujian ini akan di ketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal spesifik masingmasing simplisia (Wiryodayao,2007). Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada suatu tanaman. Hal ini berfungsi sebagai data awal untuk menentukan, metode ekstraksi digunakan agar komponen aktif yang terdapat pada sampel dapat diekstraksi secara optimal. Tumbuhan memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat (Gembog,2001). Aplikasi dalam bidang farmasi, yaitu agar mahasiswa farmasi dapat mengetahui pada sampel atau pada tanaman-tanaman apa saja yang dapat dijadikan sebagai obat dan khasiat-khasiat apa saja yang terkandung pada sampel atau tanaman tersebut.
I.2
Maksud dan Tujuan I.2.1
Percobaan Pembuatan Pembuatan Simplisia Tanaman
1. Mempelajari cara pembuatan simplisia yang baik 2. Mempelajari bahan baku simplisia I.2.2
Percobaan Pengamatan Pengamatan Amilum Secara Mikroskop
1. Memahami cara mengidentifikasi simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik 2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum I.2.3
Percobaan Pengamatan Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
1. Memahami cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara organoleptik 2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis simplisia I.2.4
Percobaan Identifikasi Pendahuluan
1. Memahami kandungan kimia pada simplisia 2. Memahami cara mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin dan glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia
I.2.1
Percobaan Percobaan Pembuatan Pembuatan Simplisia Tanaman
3. Mempelajari cara pembuatan simplisia yang baik 4. Mempelajari bahan baku simplisia I.2.2
Percobaan Pengamatan Pengamatan Amilum Secara Mikroskop
3. Memahami cara mengidentifikasi simplisia yang mengandung amilum secara organoleptik 4. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum I.2.3
Percobaan Pengamatan Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
3. Memahami cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara organoleptik 4. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis simplisia I.2.4
Percobaan Identifikasi Pendahuluan
3. Memahami kandungan kimia pada simplisia 4. Memahami cara mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin dan glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia
I.3
Prinsip Kerja I.3.1
Percobaan Pembuatan Simplisia Tanaman
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini dilakukan dengan pemilihan dan pengambilan bahan baku, lalu di lakukan sortasi
basah,
kemudian
di
cuci,
selanjutnya
di
lakukan
pengubahan bentuk yaitu dengan perajangan, kemudian sampel di jemur agar mengalami proses pengeringan lalu dilakukan sortasi kering, kemudian dikemas dan selanjutnya sampel dibuat menjadi herbarium. I.3.2
Percobaan Pengamatan Pengamatan Amilum Secara Mikroskop
Pada percobaan kali ini, prinsip yang digunakan yaitu mengidentifikasi amilum pada padi (Oryza (Oryza sativa) sativa) dan amilum dari jagung ( Zea mays) mays) secara mikroskopik dengan alat mikroskop melalui perbesaran (40x dan 100x). I.3.3
Percobaan Pengamatan Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
Prinsip percobaan yang dilakukan yaitu dengan melakukan identifikasi pada simplisia secara organoleptik yaitu dengan menguji bau, rasa, warna maupun tekstur dan juga manfaatnya serta dengan melakukan pemeriksaan secara mikroskopik dengan menggunakan larutan kloralhidrat.
I.3.4
Percobaan Identifikasi Pendahuluan
Pada percobaan kali ini prinsip yang digunakan yaitu menguji kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, tanin, dan flavanoid pada tanaman atau simplisia. Tanaman yang digunakan yaitu Daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas), Daun Kelor ( Moringa oleifera), Daun Sembung ( Blumea balsamifera), Daun Mayana
( Plectranthus
( Muntingia calabura).
sentellarioides)
dan
Daun
Kersen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.2
Deskripsi Tanaman 1. Deskripsi Daun Sembung
Deskripsi = sembung merupakan tumbuhan mirip perdu, tegak, berbatang satu, bercabang banyak berbau sangat aromatis dengan tinggi mencapai 1-4 meter. Daun sembung berambut bertangkai panjang atau pendek, berbentuk bulat telur terbalik hingga lantet, dengan pangkal runang, bergerigi, bergigi beringgit, berlekut, juga ada yang bertepi rata dengan lebar 2,5-20 cm. Bunga sembung bertepi banyak, berkelamin betina, bentuk benang dengan ujung yang sering berambut, berlekuk pendek, dan tangkai putik bercabang. Tumbuhan sembung mempunyai buah yang keras, berambut, dan panjangnya sekitar 1mm (Von stenis, 1997).
2. Deskripsi Daun Kelor
Deskripsi = Tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki ketinggian batang 87-11 meter. Pohon kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya mudah patah dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat berkembang biak dengan baik pada bagian yang mempunyai ketinggian tandu 300-500 meter diatas permukaan laut (Niong, 2011).
3. Deskripsi Daun Kersen
Deskripsi = Tanaman kersen mempunyai ketinggian 3-12 meter percabangannya mendaftar, menggantung kearah ujung, berbulu halus, daunnya tunggal, berbentuk bulat telur sampai berbentuk lanset, pangkal lembaran daun yang nyata tidak simetris, tapi daun bergerigi,
lembaran daun bagian bawah berbau kelabu. Buahnya mempunyai tipe buah buni (Haki, 2009).
4. Deskripsi jarak Pagar
Deskripsi = Jarak Pagar berbentuk semak besar degan tinggi dapat mencapai lebih 5 M, sistem percabangan tidak teratur, batangnya berkayu, berbentuk silindris, dan bergetah, kulit batangnya berwarna keabu-abuan, apabila ditoreh, batang mengeluarkan getah seperti lateks yang berwarna putih atau kekuning-kuningan. Daun jarak pagar cukup benar, panjang helai dan berkisar antara 6-16 cm dan lebar 5-15 cm (Van staenis, 1988).
5. Deskripsi Daun Mayana
Deskripsi = Daun mayana atau yang biasa disebut dengan tanaman liar. Tanaman ini tergolong kedalam famili lamiaceae, yaitu tumbuhan liar yang terdapat diladang atau dikebun-kebun sebagai tanaman hias. Berbatang basah dengan tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga atau bentuk bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi dari warna hijau merah keungu-unguan (Sindya, 2010).
II.2 Uraian Bahan dan Sampel
1. FeCl3 (FI Edisi III : 659) Nama Resmi
: FERRI CHLORIDUM
Nama Lain
: Besi (III) Klorida
RM/BM
: FeCl3/102,206
Rumus Struktur
:
Cl Fe Cl
Pemerian
Cl
: Hablur atau serbuk hablur hitam kehijauan bebas warna jingga dari garam hidrad yang terpengaruh oleh kelembapan
Kelarutan
: Larut dalam air, larutan berupa valensi
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% FeCl 3
2. C2H5OH (FI Edisi IV : 63-64) Nama Resmi
: AETHANOLUM
Nama Lain
: Etanol, Alkohol
RM/BM
: C2H5OH /46,07
Rumus Struktur
:
H
H
C
C
H
H
H
Pemerian
OH
: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah, mudah menguap walaupun suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 o
Kelarutan
: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan seluruh pelarut organik
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar
: Mengandung tidak kurang dari 92,3% b/ b dan tidak lebih dari 93,8% b/ b
3. Aquadest (FI Edisi III : 96) Nama Resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama Lain
: Etanol / Alkohol
RM/BM
: H2O / 18,00
Rumus Struktur
:
O H
Pemerian
H
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Kelarutan
:-
Kegunaan
: Sebagai Pelarut
Khasiat
: Sebagai Pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar
:-
4. Kloralhidrat (FI edisi III : 142) Nama Resmi
: CHORALIAYDRAS
Nama Lain
: Kloralhidrat
RM/BM
: C2H3Cl3O2 / 162,40
Rumus Struktur
:
Pemerian
: Hablur, transparan, tidak meleleh basah, agak
CCl3 – CHCOH12 pahit, melebur pada suhu lebih kurag 95 o dan \ perlahan-lahan menguap.
Kelarrutan
: Sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun, mudah larut dalam etanol ( 95 % dalam kloroform dan dalam eter).
Khasiat
: Sedativum
Kegunaan
: Pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
5. Nama Resmi Nama Lain
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM : Asam Klorida
RM/BM
: HCl / 36,46
Rumus Struktur
:
H - Cl Pemerian
: cariran ; tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan
: Larut dalam air
Khasiat
: Zat Tambahan
Kegunaan
: Sebagai Pereaksi
Penyimpanan
: Dalam wdah tertutup rapat
6. Dragondraf (Pudjaatmaka, 659) Terbuat dari
: 1,5 gram Bismuth Subnitrat 20 ml air panas 7 gram kalium iodida 20 Asam Klorida
a.
Bismuth subnitrat (FI edisi III, 1979) Nama Resmi
: BISMUTH SUBNITRAT
Nama Lain
: Bismut Subnitrat
Pemerian
: Serbuk halus putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organik, larut dalam asam klorida p. dan asam sitrat p.
Khasiat
: Astrigen
Kegunaan
: Bahan pereaksi dragendraff
b. Kalium Iodida ( FI edisi III : 330) Nama Resmi
: KALIUM IODIDUM
Nama Lain
: Kalium Iodida
RM/BM
: KI / 166,00
Pemerian
: Hablur heksahidrat transparan atau tidak berwarna opak dan putih atau serbuk butiran putih higroskopik.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, lebih mudahlarut dalam air mendidih. Larut dalam etanol 95% P mudah larut dalam etanol.
c.
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Bahan pereaksi dragendraf
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Asam Klorida ( FI III : 53) Nama Resmi
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
: Asam Klorida
RM/BM
: HCl / 36,46
Pemerian
: Cariran ; tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan
: Larut dalam air
Khasiat
: Zat Tambahan
Kegunaan
: Bahan Pereaksi dragen dragendaff
7. Pati Beras ( FI III : 93) Nama Resmi
: AMYLUM ORYZAE
Nama Lain
: Pati Beras
RM/BM
: C6H8O6/176,13
Pemerian
: Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P
Khasiat
:-
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
8. Pati Jagung ( FI III : 108) Nama Resmi
: AMYLUM MAYDIS
Nama Lain
: Pati Jagung
RM/BM
: C6H10O5/162
Pemerian
: Serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P
Khasiat
:-
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
II.3
Klasifikasi Tanaman
1. Daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas) (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Trachephyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Malpighiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Jatropha
Spesies
: Jatropha curcas
2. Daun Kersen ( Muntingia calabura) (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Malvales
Famili
: Elaeocarpaceae
Genus
: Muntingia
Spesies
: Muntingia calabura
3. Daun Sembung ( Blumea balsamifera) (www.plantamor,com) Kingdom : Plantae Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Astarales
Famili
: Astaraceae
Genus
: Blumea
Spesies
: Blumea balsamifera
4. Daun Kelor ( Moringa oleifera) (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Magnopiophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Brasicules
Famili
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Spesies
: Moringa oleifera
5. Daun Mayana (Coleus hibridus) (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Lamiales
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Coleus
Spesies
: Coleus hibridus
III. 2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat
1. Blender 2. Ayakan 3. Sendok 4. Karung 5. Gunting 6. Pisau/cutter 7. Mikroskop 8. Object glass 9. Deck glass 10. Pipet tetes 11. Botol semprot 12. Sendok tanduk 13. Kamera 14. Bunsen 15. Korek api 16. Tabung reaksi 17. Cawan porselin 18. Gegep 19. Corong 20. Rak tabung
III.2.2 Bahan
1. Daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas) 2. Daun Sembung ( Blumea balsamifera) 3. Daun Kelor ( Moringa oleifera) 4. Daun Kersen ( Muntingia calabura) 5. Daun Mayana (Solenostemon scutellarioides) 6. Etiket 7. Kantong plastik 8. Pot salep 9. Kapas 10. Isolasi bening 11. Kertas koran 12. Alkohol 13. Aquadest 14. Amilum padi 15. Amilum jagung 16. Tissue 17. Kloralhidrat 18. Besi III Klorida (FeCl3) 19. Asam Klorida (HCl) 20. Kloroform 21. Amilum padi 22. Amilum jagung
III.3 CARA KERJA III.3.1
Percobaan 1 1. Pembuatan Simplisia Tanaman
a. disiapkan alat dan bahan b. di lakukan pemilihan bahan baku untuk simplisia c. di lakukan sortasi basah untuk memisahkan tanah atau kerikil, rumput atau bahan-bahan yang tidak berguna d. dilakukan pencucian untuk menghilangkan bahan-bahan yang melekat pada bahan baku simplisia e. dilakukan pengubahan bentuk berupa perajangan untuk mempercepat proses pengeringan f. dilakukan pengeringan dengan cara di angin-anginkan untuk mendapatkan bahan baku simplisia yang tidak mudah rusak atau berjamur g. di lakukan sortasi kering untuk menghilangkan bahan-bahan yang tidak layak digunakan h. di lakukan penghalusan bahan baku simplisia dengan cara di blender kemudian di ayak untuk mendapatkan serbuk halusnya i. disimpan dalam 2 wadah pot salep 100 gram dalam bentuk rajangan dan serbuk halusnya
2. Pembuatan Herbarium
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil tanaman utuh dari sampel simplisia c. di cuci tanaman menggunakan air lalu di beri alkohol 70% d. di lapisi sampel dengan kertas Koran dan kardus lalu di ikat dengan tali rafia atau isolasi dengan isolasi bening agar semakin rapat e. di simpan di bawah beban yang berat selama kurang lebih 3 hari f. di beri etiket setelah sempurna g. di dokumentasi semua perlakuan h. dilaminating III.3.2 Percobaan 2
1. di identifkasi tiap amilum secara organoleptis 2. di siapkan alat dan bahan 3. di ambil amilum dengan sendok tanduk, lalu di letakkan di atas objek gelas 4. di teteskan satu tetes aquadest lalu tutup dengan deck glass 5. di amati sampel dengan menggunakan mikroskop 6. di dokumentasi
III.3.3 Percobaan 3 1. Pengamatan Secara Organoleptik
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil serbuk simplisia tanaman c. dicium bau, dirasakn, diperhatikan warna, di amati teksturnya dan dilihat khasiatnya pada etiket d. di catat hasil uji organoleptik untuk satu kelompok e. di dokumentasi serbuk simplisia 2. Pengamatan Mikroskopik
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil sedikit serbuk simplisia dan di letakkan pada objek gelas c. ditetesi kloralhidrat secukupnya d. dipanaskan diatas Bunsen e. ditutup dengan deck glass f. diletakan pada meja preparat mikroskop g. di amati h. di dokumentasi
III.3.4
Percobaan 3 1. Alkaloid
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil 0,1-0,5 gram simplisia c. dimasukan ke dalam tabung reaksi d. dimasukan aquadest 5-10 ml e. disaring menggunakan corong f. di teteskan 5 tetes dragendraff g. diamati perubahan warna yang terjadi h. di dokumentasikan
2. Flavonoid
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil 0,1-0,5 gram simplisia c. dimasukan kedalam tabung reaksi d. dimasukan aquadest 5-10 ml, dikocok e. dimasukan 0,1 gram serbuk Mg, dikocok f. dimasukan 3 ml hcl pekat , dikocok g. diamati perubahan warna yang terjadi h. didokumentasikan
3. Saponin
a. disiapkan alat dan bahan b. diambil 0,1-0,5 gram simplisia c. dimasukan kedalam tabung reaksi d. dimasukan 5-10 ml aquadest e. dikocok dan diamati f. didokumentasikan 4. Tanin
a. disiapkan alat dan bahan b. di ambil 0,1-0,5 gram simplisia c. dimasukan kedalam tabung reaksi d. dimasukan 5-10 ml aquadest, kocok e. disaring menggunakan corong f. ditempatkan pada cawan porselin g. ditetesi FeCl3 h. diamati perubahan warna yang terjadi i. di dokumentasikan
III.4 SKEMA KERJA III.4.1.
Pembuatan Simplisia Tanaman
A. Pembuatan Simplisia Alat dan Bahan Pengambillan bahan baku Sortasi Basah
Pencucian
Perubahan bentuk Pera an an Pengeringan
Sortasi Kering
Timbang sampel
Pembuatan Serbuk Simplisia
Timbang sampel
Penyimpanan
% Residu
B. Pembuatan Herbarium Alat dan Bahan
Ambil Tumbuhan Utuh
Cuci Bersih
Oleskan Alkohol
Tanaman Lapisi Koran Dan Dos
Tempel Pada Kertas Kuarto
Beri Etiket
Laminating
III.4.2 Pengamatan Amilum Secara Mikroskopis Alat Dan Bahan
-Diambil
Amilum
Amilum
Oryzae
Meydis
Object Glass
+ teteskan 1-2 tetes aquadest tutup Deck Glass -
amati
MIkroskop
Perbesaran 10 x, 40 x, dan 100 x
Dokumentasi
Gambar Hasil
III.4.3 Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
A. Pengamatan Mikroskopik Alat dan Bahan
-ambil
Serbuk Simplisia
-letakkan
Objek glass + 1 tetes klaralhidrat -Panaskan
Bunsen -Tutup
Deck glass -Amati
Mikroskopis dan Makroskopis
Dokumentasi
B. Pengamatan Organoleptik Alat dan Bahan
-ambil
Serbuk Simplisia
-ambil
Warna
Rasa
Teksture
Bau
Dokumentasi -Catat
Hasil
Khasiat
III.4.1 Identifikasi Pendahuluan III.4.1.1
Alkoloid
Alat dan Bahan
+ Timbang 0,5 g
Simplisia
-Masukkan
Tabung Reaksi
+ 5-10 ml aquadest
Saring + 5 tetes Dragendrof
Tabung Reaksi
Amati
Dokumentasi
III.4.1.2
Saponin
Alat dan Bahan
+ Timbang 0,5 g
Simplisia
Masukkan
Tabung Reaksi
+ 5-10 ml air panas -kocok
Amati
Dokumentasi
III.4.1.3
Tanin
Alat dan Bahan
+ Timbang 0,5 g
Simplisia
-Masukkan
Tabung Reaksi
5 – 10 ml aquadest
Saring
-Tetesi FeCl3
Tabung Reaksi
Amati
Dokumentasi
III.4.1.4
Flavonoid
Alat dan Bahan
Timbang 0,5 gram
Simplisia
Masukka
Tabung Reaksi
+5-10 ml aquadest +0,1 g serbuk mg + 3ml HCL pekat
Amati
Dokumentasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1
Hasil Pengamatan
IV.1.1 Pembuatan Simplisia
No.
1.
2.
3.
4.
Gambar Tanaman
Nama Tanaman
Daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas)
Daun Kersen ( Muntingia calabura)
Daun Sembung ( Blumea balasamifera)
Daun kelor ( Moringa oleifera)
% Residu
51,68%
33,61%
35,72%
35,75%
5.
Daun Mayana (Coleus hibridus)
35,70%
IV.1.2 Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik
No
Sampel
1.
Amilum
Gambar Percobaan
Gambar literatur
oryzae
Padi (Oriza sativa) Perbesaran 100 x Perbesaran 10 x
Perbesaran 40 x
( Ellenora 2014)
Padi
(Zea
perbesara
100
Mays) x
Ellenora 2014)
Padi (Oriza sativa) Perbesaran 100 x
Perbesaran 100 x ( Ellenora 2014)
(
2.
Amylum maydis
Perbesaran 10 x
Padi
(Zea
perbesara
Mays)
100
x
Ellenora 2014)
Padi (Oriza sativa) Perbesaran 40 x
Perbesaran 40 x ( Ellenora 2014)
Perbesaran 100 x
Perbesaran 100x ( Zea Mays L) ( Ellenora 2014)
(
IV.1.3.1 Uji Organoleptik
No. Gambar
Hasil Pengujian Rasa
: lama-kelamaan rasa agak pahit
1. Daun Mayana
Bau
: bau khas aromatik
Warna
: hijau kehitam-hitaman
Tekstur
: agak kasar
Khasiat
: sebagai penambah nafsu
(Coleus hibridus)
2.
makan, anti malaria
Rasa
: pahit
Bau
: khas menyengat
Warna
: hijau kecoklatan
Tekstur
: halus
Khasiat
: diuretik, mengobati rematik
Daun Sembung
dan ekspektoran
( Blumea balsamifera)
3. Daun Kersen
Rasa
: agak pahit
Bau
: khas menyengat
Warna
: hijau pekat
Tekstur
: agak kasar
Khasiat
: anti hipertensi, anti
( Muntingia calabura)
4.
Daun Kelor ( Moringa oleifera)
inflamasi dan anti septik Rasa
: lama-kelamaan manis
Bau
: menyengat
Warna
: hijau kecoklatan
Tekstur
: halus
Khasiat
: mengatasi sakit kuning, flek kitam pada wajah, dan penyakit bernanah
5.
Rasa
: pahit
Bau
: khas menyengat
Warna
: hijau tua
Tekstur
: agak halus
Khasiat
: mengatasi sariawan, obat
Daun Jarak Pagar
diare, untuk perut kembung
( Jatropha curcas)
pada bayi
IV.1.3.2 Uji Mikroskopik
N Nama Simplisia
Gambar
Literatur
Keterangan
o. 1.
Daun Jarak
1. Celah
Pagar
stomata
(Jatropha
2. Sel
curcas)
tetangga 3. Sel 2
2.
penutup
Daun Kelor
1.Kloroplas
( Moringa
2. Celah
oleifera)
stomata 3. Sel tetangga 4. Sel penutup 5. Pigmen antosianin
3.
Daun Kersen
1. Celah
( Muntingia
stomata
calabura)
2. Sel penutup
4.
Daun Sembung
1.Celah
( Blumea
stomata
balasamifera)
2.klorofil 3.Sel penutup 4. Sel tetangga
5.
Daun Mayana
1. Floem
(Coleus
2. Celah
hibridus)
stomata
IV.1.4 Identifikasi Perlakuan
No
Sampel
Pengujian Alkaloid
1.
Tanin
Saponin
Flavanoid
-
-
Daun Sembung ( Blumea balsamifera)
-
(+) 2.
Daun Kelor ( Moringa oleifera)
-
-
-
(+) 3.
Daun Kersen ( Muntingia calabura)
-
-
-
(+) 4.
Daun Jarak Pagar ( Jatropha
-
-
-
-
(+)
(+)
(+)
(+)
curcas) 5.
Daun Mayana (Coleus hibridus)
IV.2 Pembahasan IV.2.1
Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik
Pati adalah polisakrida nutrien yang ditemukan dalam sel tanaman dan beberapa mikroorganisme. Dalam beberapa hal, pati memiliki beberapa kesamaan dengan glikogen (glikogen disebut pati hewan) pati selalu terdapat dalam sel tumbuhan berbentuk granula bentuk ini berdiameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda yaitu amilosa dan amilopektin. Jumlah kedua polisakarida ini berbeda bergantung pada jenis pati. Pati kentang, jagung, dan tumbuhan lain yang banyak mengandung pati memiliki kandungan amilopektin 75-80% dan amilosa 20-25% (Nurmala, 2010). Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara mengidentifikasi simplisia yang mengandung amilum secara organoleptis dan untuk mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum. Pada praktikum ini, dilakukan pengidentifikasian amilum maydis dari jagung dan amilum oryzae dari beras, dengan menggunakan alat yaitu mikroskop cahaya. Pada uji mikroskop, dilakukan pengidentifikasian menggunakan mikroskop. Untuk mengetahui jenis penampang amilum pada suatu amilum tumbuhan, untuk amilum jagung dan beras diberikan perlakuan yang sama saat proses pengidentifikasian yaitu sampel amilum diambil secukupnya dengan mengguanakan sendok tanduk, kemudian diletakkan diatas kaca objektif yaitu agar sampel amilum dapat diamati dengan mikroskop, sebab kaca objektif merupakan wadah untuk tempat mengamati dan menaruh sampel. Setelah itu ditetesi dengan air sebanyak 1 tetes agar dapat memperjelas sampel yang akan diamati dan sampel dapat menempel dengan baik kemudian ditutup dengan menggunakan deck glass. Tujuan ditutup dengan deck glass agar preparat yang akan diamati menempel dengan baik dan tidak adanya gelembung pada kaca preparat.
Kemudian setelah itu preparat diletakkan diatas meja objek pada mikroskop untuk diamati dengan menggunakan perbesaran 10x, 40x, dan 100x. Hasil yang didapatkan yaitu tempat hilus tanpa lamela pada masingmasing sampel yaitu sampel pati beras dan pati jagung. Berdasarkan literatur yang diguanakan yaitu (FI Edisi IV 1995), pati jagung secara mikroskopik berbentuk butir persegi banyak, bersudut ukuran 2nm, s ampai 23 nm atau butir bulat dengan diameter 15um sampai 32um. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau telah berjumlah 3-5, tidak ada lamela sedangkan pada pati beras (Amilum Oryzae) secara mikroskopik butiran bersegi banyak berukuran 2um sampai 5um hingga 20um hilus ditengah, tidak terikat jelas, tidak ada lamela, konsentris. Pada saat praktikum, didalam pengamatan yang dilakukan pada Amilum Oryzae dan amilum maydis tidak didapatkan pada perbesaran 10x, yang dikarenakan kesalahan pada praktikan pada saat meletakkan sampel diatas objeck glass dan pada lensa mikroskop yang kotor. Prinsip kerja pada mikroskop yaitu mikroskop dikeluarkan dari tempatnya kemudian diletakkan diatas meja dan dicok pada stop kontak. Kemudian sampel yang akan diamati diletakkan diatas objeck glass kemudian pilih perbesaran yang akan digunakan setelah itu atur keadaan gambar dengan menaikturunkan skrupnya, sesuaikan cahaya yang akan digunakan. Kemudian amati hasil gambar yang terlihat pada lensa okuler. Kemudian ganti perbesarannya jika ingin mengamati dengan perbesaran lain. Aplikasi
dalam
bidang
farmasi,
dapat
membedakan
dan
mengetahui perbedaan jenis penampang amilum pada berbagai jenis tumbuhan yang ingin diamati dan ingin diketahui.
IV.2.2 Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali proses pengeringan. Ditinjau dari asalnya, simplisia digolongkan menjadi simplisia hewani (Afifah, 2003). Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi berbagai simplisia
secara
organoleptik
dan
mengetahui
cara
pemeriksaan
menggunakan mikroskop pada berbagai janis simplisia. Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan lalu diambil serbuk simplisia lalu dihirup bau, dirasakan rasa dari simplisia masing-masing, dilihat warna dan tekstur serta khasiat dari tanaman tersebut. Untuk uji mikroskopik, ambil sedikit serbuk simplisia tanaman kemudian diletakkan diatas objeck glass lalu ditetesi kloralhidrat secukupnya dengan tujuan untuk menghilangkan sel-sel lain yang terdapat pada simplisia seperti protein agar dapat memperjelas hasil pengamatan. Kemudian simplisia yang telah ditetesi kloralhidrat tadi difikasasi atau dipanaskan diatas bunsen, sampai sedikit panas. Tujuan dari fiksasi ini yaitu agar simplisia tadi tidak mudah terbang, lalu ditutup dengan deck glass dan diletakkan diatas meja preparat atau meja mikroskop untuk diamati. Hasil dari percobaan ini, pada uji organoleptik yaitu bau dari serbuk Daun mayana (Coleus hibridus) yaitu bau khas menyengat, warna hijau tua, memiliki tekstur yang sangat kasar dan khasiatnya yaitu untuk sebagai penambah nafsu makan,sebagai anti malaria dan mengobati batuk serta melancarkan dahak. Kandungan kimia yang dimiliki oleh daun mayana (Coleus hibridus) yaitu golongan minyak atsiri, flavonoid,alkaloid,steroid, tanin dan saponin.
Prinsip kerja mikroskop yaitu mikroskop bersihkan terlebih dahulu, kemudian diambil objeck glass dan deck glass. Sampel yang akan diamati diletakkan diatas objeck glass kemudian ditetesi aquadest atau larutan yang akan digunakan. Lalu tutup dengan deck glass lalu letakkan diatas meja preparat lalu dijepit dengan penjepit preparat. Lalu atur cahaya yang akan dilakukan atau diamati. Atur ketepatan objek dengan menaik turunkan merja preparat dengan memutar skrup kasar atau halus, lalu amati hasilnya. Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu farmasi dapat mengetahui berbagai macam fragmen dalam simplisia, selain itu juga farmasis dapat melakukan pengujian secara organoleptik dan mikroskopik, serta farmasis dapat mengetahui khasiat tanaman (simplisia) untuk kesehatan manusia.
IV.2.4 Identifikasi Pendahuluan
Identifikasi kandungan kimia atau skrining fitokimia adalah suatu metode untuk mengetahui golongan kimia pada suatu sampel dengan menguji secara kualitatif adanya senyawa kandungan dalam sampel yang digunakan seperti misalnya tanin, saponin, flavanoid, steroid terpenoid, serta kandungan kimia lainnya (Mutiatikum, 2010). Pada praktikum kali ini bertujan untuk mengetahui kandungan kimia pada sampel serta mengetahui cara mengidentifikasi kandungan senyawa aktif alkaloid, saponi dan glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia, sampel yang di gunaan yaitu Daun mayana (Coleus hibridus). Pada pengujian alkaloid serbuk simplisia di masukkan dalam tabung reaksi kemudian di tambahkan 5-10 ml aquadest. Tujuannya untuk melarutkan serbuk simplisia , selanjutnya dilakukan penyaringan tujuan nya untuk mengambil filtrat simplisia, setelah itu dimasukkan pereaksi dragendraff tujuannya untuk mengetahui kandungan alkaloid pada daun mayana (Coleus hibridus) dan selanjutnya diamati perubahan yang terjadi. Pada pengujian saponin, serbuk simlisia dimasukkan dalam tabung reaksi setelah itu di tambahkan 5-10 ml air panas
tujuan nya untuk
membentuk larutan koloid dan saponin dalam air selanjutnya dilakukan pengocokan agar terbentuk buih dan diamati perubahan yang terjadi. Pada pengujian flavonoid serbuk simplisia daun mayana (Coleus hibridus) dimasukkan dalam tabung reaksi di tambahkan 5-10 ml aquadest tujuannya untuk melarutkan simplisia selanjutnya di tambahkan 0,1 g serbuk mg dan 2 ml hal pekat yang bertujuan untuk mereduksi dan mengethui ada dan tidaknya senywa flavonoid.
Pada uji tanin dilakukan dengan memasukkan 0,1-0,5 gr simplisia ke dalam tabung reaksi di tambahkan 5-10 ml aquadest untuk melarutkan simplisa selanjutnya tabung di kocok agar campurannya homogen selanjutnya di saring menggunakan corong kaca
tujuannya untuk
mempermudah proses penyaringan hasil saringannya di masukkn di dalam tabung reaksi kemudian di tetesi FeCl3 dimana senyawa klorida yang berasal dari besi (III) klorida akan bereaksi dengan atom N pada tanin yang terkandung dalam sampel simplisia jika positif maka akan membentuk warna hijau ketuaan atau hijau kecokelatan. Hasil pengamatan yang di peroleh dari sampel daun mayana (Coleus hibridus) mengandung alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Hal in sesuai dengan literatur (Hatbone,1987) Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui kandungan metabolik sekunder pada jenis simplisia. Hal ini sangat membantu farmasis dalam pegujian senyawa kalitatif metabolik sekunder.
BAB V PENUTUP
V.1
Kesimpulan V.1.1 Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Amylum maydis memiliki rasa pekat, berbau seperti jagung, berwarna kuning dan membentuk serbuk halus. 2. Amylum oryzae memiliki rasa sepat dan berserat, tidak berbau, berwarna putih dan berbentuk serbuk halus. V.1.2 Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Mengidentifikasi simplisia secara organoleptik dengan menentukan bau, rasa, warna dan tekstur 2. Cara pemeriksaan mikroskopik dengan menyiapkan alat dan bahan kemudian diletakkan sampel serbuk tanaman simplisia lalu ditetes kloralhidrat ditutup menggunakan deck glass dan diamati makro dan mikroskopik.
V.1.3 Identifikasi Pendahuluan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kandungan kimia pada simplisa : a. Daun mayana : saponin,alkaloid,tanin,flavonoid,minyak atsiri, polifenol dll. b. Identifikasi kandungan senyawa aktif pada daun mayana (Coleus hibridus) flavonoid.
terdapat
senyawa
aktif
alkaloid,tanin,saponin
dan
V.2
Saran V.2.1 Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik
Praktikan
menyarankan
agar
sebaiknya
alat-alat
didalam
laboratorium lebih diperbanyak lagi, agar praktikan dapat mencoba dan mengikuti praktkum sepenuhnya. V.2.2 Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik
Praktikan menyarankan agar ketersediaan alat-alat di dalam lab lebih ditambah lagi jumlahnya, agar praktikum dapat sesesai pada waktunya. V.2.3 Identifikasi Pendahuluan
Sebaiknya jumlah alat-alat yang akan digunakan di dalam praktikum lebih ditambah lagi jumlahnya agar dapat menunjang keberhasilan dan ketepatan waktu pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah,E., 2003, Khasiat dan Manfaat Temulawak, Agromedia Pustaka, Jakarta. Dalimastha.,Adrian,F.,2012,Makanan & Herbal untuk Penderita Diabetes Melitus, Penebar Swadaya,Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Elenora, 2014, Karbohidrat Berdasarkan Struktur Mikroskop, Swadaya, Surabaya. Fried, 2007, Biologi Edisi Kedua, Pustaka Widyata, Jakarta. Haki,M., 2009, Efek Ekstrak Daun Talok (Muntingia calabura) Terhadap Aktifitas Enzim, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hesti.,Suharmiati, 2003, Khasiat dan Manfaat Jati Belanda si Pelangsing Tubuh dan Peluruh Kolestrol, Agromedia Pustaka, Jakarta. Ide,P., 2010, Health Secret of Pepino, Elex Media Komputindo, Jakarta. James.,Helen, 2008, Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan, Erlangga, Jakarta. Marthan,S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5, Pustaka Budaya, Depok. Marzuki, 2010, Kimia Dalam Kerawatan, Pustaka As Salam, Makassar. Mulyani,S, 2006, Anatomi Tumbuhan, Kansus, Yogyakarta. Ning.,Utami, 2013, Jamu Ajaib Penakluk Diabetes Hanya Dalam Selang Waktu 1 Jam Kadar Gula Darah Turun, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Prasetya., Entang., 2013, Pengobatan Herbal Untuk Penyakit Ringan, Graha Mulia, Jakarta. Sinaga, 2010, Jamur Merang dan Budidaya, Swadaya, Depok. Soeharto,I., 2004, Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung Edisi Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sudewo,B, 2009, Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo, Agromedia P ustaka, Jakarta. Sugiarto., Agung., 2008, 273 Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta. Suharmarmiati., Mayani, 2003, Khasiat dan Manfaat Jati Belanda, Agromedia Pustaka, Jakarta. Sumardjo,D., 2009, Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I, EGC, Jakarta. Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta. Tilong, 2011, Tanaman Obat, Agromedia, Tangerang. Tini,N., Amri,K, 2002, Mengebunkan Jati Unggul, Agromedia Pustaka, Jakarta. Utami, 2002, Tanaman Obat untuk Mengobati Diabetes Melitus, Pustaka Ilmu, Jakarta. Van Steanis, 1992, Flora, PT. Praditya Paramita, Jakarta. Van Steanis, 1997, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, PT. Praditya Paramita, Jakarta.