Bed Side Teaching and Case Report Session
ATRIAL SEPTAL DEFECT Oleh : Gan Ee Xian Irma Suwandi Sadikin Andaru Noor Fauzi Cheryl Shaine Jenn Linus Mohd. Hafeez bin Mohd. Rafee
Preceptor: Novina Andriana, dr., SpA., Mkes
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2015
KETERANGAN UMUM
Nama pasien : An. Rafi.R Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 8 tahun Alamat :Jalan Nekla Agama : Islam Tanggal pemeriksaan: 25 Febuari 2015 Nama ibu :Khomsaroh Pekerjaan : IRT Pekerjaan ayah : Swasta
ANAMNESA Keluhan Utama: Gampang capek waktu lari-lari Pasien datang ke Poliklinik Umum pada hari jumaat tanggal 20 Febuari 2015 untuk membuat pemeriksaan terhadap anaknya yang sering mengeluhkan gampang capek waktu beraktivitas. Keluhan itu disertai oleh kebiruan pada bibir dan kalo udah tambah parah kebiruannya bias sampai ke ujungujung jari. Selain itu pasien juga tampak pucat, gementar, berkeringatan sama detak jantungnya cepat bangat sampai bisa kelihatan dari luar. Gejala biasa berlaku waktu pasien masih ada di sekolah dan udah berlangsung selama satu minggu sebelum dirawat ke poli umum. Gejala tidak disertai batuk yang lama, sakit tengkorokan sebelumnya atau sesak nafas, BAB & BAK tidak bermasalah, sama tidak kelihatan ada bengkak-bengkak di tubuh badan manapun. Ini adalah pertama kali pasien mengeluhkan gejala seperti ini. Sebelumnya pernah dirawat di doctor setempat pada hari ke-3 gejalanya muncul, lepas itu langsung dirujuk ke RSHS dan dibilang ini masalah jantung. Tidak ada obat-obatan yang telah diberikan kepada pasien. Riwayat masalah yang sama atau riwayat penyakit jantung bawaan di keluarganya tidak ada. Riwayat kontak dengan patient TB juga tidak ada. Riwayat kontak dengan perokok ada iaitu ayahnya, tetapi hanya merokok di luar rumah. Riwayat immunisasi pasien sudah lengkap sampai immunisasi lanjut dan booster dose juga sudah diberikan. Pasien lahir dari ibu P3A0 dikandung selama 9bulan, lahir spontan, langsung menangis, ditolong oleh bidan. Berat badan saat lahir 2,6kg. Ibu pasien sehat selama mengandung. Tumbuh kembang sesuai usia pasien dan pasien tidak bermasalah di sekolah maupun di rumah. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran Kesan sakit Tinggi Badan (TB) Berat Badan (BB) BMI BMI/U TB/U Status gizi
: Compos Mentis : Tidak tampak sakit : 133 cm : 24 Kg : 13.6 : <-1 : >0 : Normal
Dada : Bentuk dan gerak simetris, Retraksi interkostal (-)
Paru
: bentuk dan gerak simetris, Sonor, VBS kiri = kanan, Ronchi -/-, crackles -/- , wheezing -/Jantung: Ictus cordis tidak tampak, teraba di ICS IV LMCS, thrill (-), gallop (-) Tricuspid diastolic flow murmur RA/LA heave (-), BJ: Wide fixed splitting ULSB ( ICS 2-3) Perut : Datar lembut, distensi (-),nyeri epigastrium (-), Retraksi epigastrik (-), dullnes (-) Hepar dan lien tidak teraba BU (+) 13×/min normal Kelamin: G1 P1 Ekstrimitas : Edema pretibial -/Edema dorsum pedis -/Clubbing finger -/Pulsation L&U +/+, +/+ equal Akral sianosis -/CRT<2”
DIAGNOSA BANDING
Atrial septal defect
Ventricular septal defect
Patent ductus arteriosus
DIAGNOSA KERJA
Atrial septal defect
USULAN PEMERIKSAAN
Foto thorax
EKG
Echocardiography
USULAN PENATALAKSANAAN
Medis o Pembatasan aktivitas tidak diperlukan o Profilaksis untuk infeksi endokarditis tidak diindikasikan, kecuali pasien mempunyai mitral valve prolaps
Operasi
Bila volume darah shunt besar, operasi dianjurkan untuk mencegah terjadinya gagal jantung atau penyakit paru vaskular. Defek di perbaiki dengan penutupan dengan penjahitan langsung ataupun dengan penambalan pericardium atau sintetik. PEMBAHASAN Kenapa Pasien didiagnosa ASD? Echocardiographic index: Pulmonary Vascular Resistance (PVR) normal atau rendah ASD dan Right Ventricular Dimension (RVD) index meningkat pada ASD. Pada VSD sama PDA mendapat PVR yang normal tetapi RVD indexnya normal. Auscultasi: ASD: komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung kedua terpisah lebar dan tidak berubah saat inspirasi atau expirasi (Wide Fixed Splitting). Tidak disertai thrill. Terdapat bising tricuspid diastolic flow murmur. VSD: Bising systole dini pendek yang mungkin didahului early systolic click (intensitas P2 sedikit mengeras). Bunyi jantung kedua terbelan menyempit. Murmur holosystole di tepi kiri bawah sternum dan mid diastolic rumble di apeks PDA: Teraba thrill dan dengar bising systole cresendo pada upper left sternal border. Apakah prognosis pada pasien ini? Quo ad vitam: dubia ad bonam Pada umumnya dikatakan bahawa prognosis atrial septal defect tanpa operasi cukup baik pada waktu usia muda, meskipun hal ini bergantung kepada besarnya bocoran lubang pada dinding atrium, tetapi tetap ada complikasi seperti pulmonary hypertension, RS heart failure atau bias atrial fibrillation or flutter. Mortality rate selepas operasi <1% untuk pasien kurang daripada umur 45tahun tanpa masalah gagal jantung dan systolic pulmonary artery pressure <60mmHG. Namun tetapi bila ridak diobati complikasi akan muncul pada sekitar usia 20-30thn. Quo ad fungsionam: dubia ad bonam Pada pasien ini, “quality of life” menurun disebabkan penyakit ini. Aktivitas pasien ini terganggu sehingga dia tidak dapat beraktivitas seperti anak seusianya.