BAB I PENDAHULUAN
Neoplasma di daerah sinus paranasal merupakan kasus yang jarang terjadi, hanya sekitar 3% dari semua kasus neoplasma di saluran aerodigesti. Keganasan pada rongga hidung juga termasuk dalam kelompok penyakit neoplasma ini. Gejala dari penyakit ini biasanya berupa rhinos rhinosinu inusi sitis tis kronis kronis akibat akibat keterl keterlamb ambata atan n diagnos diagnosis. is. Tumor Tumor pada pada sinus sinus parana paranasal sal dapat dapat dikelompokan dikelompokan menjadi tumor jinak dan tumor ganas, dengan jenis tumor jinak tersering tersering adalah adalah papiloma dan tumor ganas yang paling sering adalah karsinoma sel squamousa. Keganasan di daerah sinus paranasal lebih umum terjadi dibandingkan dengan penyakit tumor jinak.1
Setiap negara memiliki ariasi kejadian tumor yang berbeda!beda. "eberapa penelitian mengat mengataka akan n hal terseb tersebut ut dipenga dipengaruh ruhii arias ariasii dari dari kondisi kondisi geogra geogra#is #is,, #aktor #aktor budaya, budaya, sosial sosial,, lingkungan tempat tinggal dan kerja yang berbeda beda, menyebabkan arisasi kejadian tumor yang tersering terjadi masing!masing negara di belahan dunia berbeda pula.$ nsidensi tertinggi keganasan sinonasal ditemukan di &epang yaitu $ sampai 3.' per 1(( penduduk per tahun. )i departemen T*T +K -S ipto /angunkusumo, keganasan ini ditemuakan pada 1(!10 % dari seluruh tumor ganas T*T. aki!laki ditemukan lebih banyak dengan rasio laki!laki banding 2anita sebesar $1.3
Tumor yang termasuk dalam neoplasma di daerah ma4ila antara lain bersumber dari muko mukosa sa
epita epitali lium um,,
kelen kelenja jarr
serom seromus usin inus us,,
jari jaring ngan an
luna lunak, k,
tula tulang, ng,
kart kartil ilag ago, o,
jari jaringa ngan n
neural neural5ne 5neuro uroe6t e6toder odermal mal,, sel haemato haematolym lymphoi phoid d dan aparat aparatus us odontog odontogeni enik. k. 7sal 7sal tumor tumor yang yang disebutkan tersebut bisa tumbuh di seluruh bagian tubuh dan namun angka kejadiannnya sangat ke6il. ke6il. Tumor Tumor sinonasal sinonasal yang khas untuk daerah tersebut adalah neuroblastoma neuroblastoma ol#aktori ol#aktorius. us.8
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
$.1. 7natomi 7natomi Sinus Sinus 9aranasal 9aranasal Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsikan karena bentuknya sangat berariasi pada tiap indiidu. 7da 8 pasang sinus paranasal mulai dari yang terbesar yaitu, sinus maksila, sinus #rontalis, sinus etmoid, dan sinus s#enoid.0
Gambar 1. Sinus paranasal'
$ .1 . 1 . Sinus maksila Sinus maksila merupakan sinus paranasal terbesar, berbentuk piramid. )inding anterior sinus tersebut adalah #osa kanina, dinding posterior berbatasan dengan permukaan in#ra! temporal temporal os maksila, maksila, dinding dinding medialnya medialnya adalah dinding lateral rongga hindung, dinding dinding superior adalah dasar orbita dan dinding in#eriornya adalah prosessus aleolaris dan palatum. :stium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui in#undibulum etmoid.0,' )ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah 1; dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu premolar <91, 9$; dan molar 1, /$;, kadang!kadang juga gigi taring <; dan gigi molar /3, bahkan akar!akar gigi ters terseb ebut ut dapa dapatt meni meninj njol ol ke dala dalam m sinu sinuss sehi sehing ngga ga in#e in#eks ksii gigi gigi muda mudah h naik naik ke atas atas menyebabkan menyebabkan sinusitis, sinusitis, $; Sinusitis Sinusitis maksilaris maksilaris dapat menyebabkan komplikasi komplikasi di daerah
$
orbita, 3; ostium sinus maksilaris terletak lebih tinggi dari dasar sinus sehingga dranase hanya bergantung dari gerak silia.0 $.1.$.
Sinus +rontal
Sinus #rontal terletak di os #rontal, dengan bentuk kanan dan kiri sinus ini tidak simetris. kuran sinus #rontal adalah $,= 6m tingginya, lebar $,8 6m dan dalam $ 6m. sinus ini berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus #rontalis yang berhubungan dengan in#udibulum etmoid.0
$.1.3.
Sinus >tmoid
)ari semua sinus paranasal sinus etmoid yang paling berariasi dan merupakan bagian paling penting karena merupakan #okus!#okus in#eksi bagi sinus lainnya. "entuk sinus etmoid adalah seperti piramid. kurannya dari anterior ke posterior 8!0 6m, tinggi $.8 6m dan lebar (.0 6m di bagian anterior dan posteriornya 1.0 6m.0
Sinus etmoid berongga terdiri dari sel!sel yang menyerupai sarang ta2on yang terdapat dibagian lateral os etmoid, yang terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. "erdasarkan letaknya sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior muaranya di meatus medius dan sinus etmoid posterior muaranya di meatus superior.0
)i bagian terdepan dari sinus etmoid terdapat bagian sempit yang disebut sebagai resesus #rontalis yang berhubungan dengan sinus #rontal. Sel etmoid yang terbesar disebut sebagai bula etmoid, di daerah etmoid anterior terdapat pula penyempitan yang disebut in#undibulum etmoid. "agian ini menghubungkan sinus etmoid dengan sinus maksilaris. 7tap dari sinus etmoid disebut sebagai #oea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribosa. )inding lateral dari sinus ini adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan berbatasan dengan sinus etmoid dari rongga orbita. )i bagian belakang sinus ini berbatasan dengan sinus s#enoid.0
$.1.8.
Sinus S#enoid 3
Sinus s#enoid terletak di dalam os s#enoid di belakang sinus etmoid posterior. Sinus ini dibagi menjadi $ bagian kanan dan kiri oleh sekat yang disebut septum inters#enoid. kuran tinggi $ 6m, dalamnya $,3 6m dan lebarnya 1.? 6m. @olum sinus ini berariasi 0!?.0 ml.0
"atas!batas sinus s#enoid adalah superior terdapat #osa serebri media dan kelenjar hipo#isis, batas in#eriornya adalah atap naso#aring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kaernosus, dan a.karotis interna dan sebelah posteriornya berbatasnya dengan #osa serebri posteriot di daerah pons.0
$.$. +isiologi Sinus 9aranasal Sampai saat ini masih belum ada penyesuaian pendapat mengenai #isiologi sinus paranasal. 7da beberapa yang berpendapat sinus tersebut tidak memiliki #ungsi apapun karena terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan tulang muka.0
"eberapa teori yang dikemukakan mengenai #ungsi sinus paranasal antara lain <1; sebagai pengatur kondisi udara, <$; sebagai penahan suhu, <3; membantu keseimbangan kepala, <8; membantu resonansi suara, <0; peredam perubahan tekanan udara dan <'; membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hindung.0
$.3. Tumor /aksila $.3.1. )e#inisi Tumor adalah pertumbuhan abnormal dari jaringan. Tumor maksila adalah tumor yang lokasi berada di daerah maksila.8 $.3.$.
>tiologi
>tiologi dari penyakit ini umumnya tidak diketahui.' menurut A*: #aktor predisposisi dari kejadian tumor ini berasal dari adanya paparan debu kayu yang berasal dari kayu pohon beech atau oak . )imana ekporsure tersebut menyebabkan adanya in#lamasi se6ara kronis dan menyebabkan terbentuknya tumor 6arsinoma sinonasal. /ul6ulnya keganasan biasanya sekitar 8( tahun setelah kontak pertama.8,' 9ada kasus tumor jinak ilmua2an per6aya terbentuknya proses tersebut sebagai akibat dari adanya trauma yang tidak dterapikan dengan adekuat.8 8
$.3.3.
Klasi#ikasi
Tumor se6ara umum di kelompokkan sebagai $ jenis yaitu tumor ganas dan tumor jinak.' 7dapun yang termasuk dalam kelompok tumor jinak yang berada di maksila antara lain kelompok epitel dan nonepitel serta tumor odontogenik. Sedangkan tumor ganas terdiri dari tumor epitel dan nonepitel.$ Tabel 1. &enis!jenis Tumor /aksila$ Tumor jiinak epitel antara lain • •
7denoma 9apiloma
Tumor jinak nonepitel antara lain • • • • • •
+ibroma 7ngio#ibroma *emangioma Neurilemomma :steoma )isplasia #ibrosa
Tumor odontogenik • • •
$.3.8.
Tumor ganas epitel antara lain • • •
Karsinoma sel squamousa Kanker kelenjar liur 7denokarsinoma
Tumor ganas non epitelia antara lain • • • • •
*emangioperisitoma :steogeni6 sarkoma -abdominosarkoma im#oma malignum 9lasmasitoma
7meloblastoma 7damantinoma Kista tulang
>pidemiologi
Tumor pada sinus paranasal dapat dikelompokan menjadi tumor jinak dan tumor ganas, dengan jenis tumor jinak tersering adalah papiloma dan tumor ganas yang paling sering adalah karsinoma sel squamousa.1
Kurang lebih '(% kasus tumor ganas ini berasal dari sinus maksila, dikuti kaum nasi $(!3(%, sinus etmoid 1(!10% dan sinus s#enoid dan sinus #rontal 1%. "ila tumor kaum nasi tidak dimasukkan maka, ??% berasal dari sinus maksila, $$% dari sinus etmoid dan 1% dari s#enoid dan #rontal. Keganasan ini dengan angka yang tinggi ditemukan di &epang, hina dan ndia.?
0
nsiden tertinggi keganasan sinonasal ditemukan di &epang yaitu $!3,' per 1((.((( penduduk pertahun, juga ditemukan di beberapa tempat tertentu di ina dan ndia. )i )epartemen T*T +K -S ipto /angunkusumo, keganasan ini ditemukan pada 1(! 10% dari seluruh tumor ganas T*T. aki!laki ditemukan lebih banyak dengan rasio laki! laki banding 2anita sebesar $1.3
$.3.0.
/ani#estasi Klinis
Gejala dan tanda dari penyakit tumor ini bergantung dari asal primer tumor dan arah perluasaannya. Tumor di dalam sinus maksila biasanya tidak bergejala. Gejala timbul setelah tumor membesar. "erikut ini beberapa kategori gejala yang dapat timbul akibat perluasan dari tumor maksila3,8 a. Gejala nasal Gejala pada nasal dapat berupa obstruksi hidung yang unilateral, dapat disertai dengan rhinorea, dan epitaksis. Selain itu terjadi kelainan de#ormitas pada hidung seperti deiasi septum nasi. 9ada kasus keganasan di daerah maksila dapat menyebabkan keluarnya sekret berbau disertai jaringan nekrotik. b. Gejala orbita Gejala pada orbita dapat berupa diplopia, proptosis, o#talmoplegia, gangguan isus dan epi#ora. 6. Gejala oral Gejala pada gigi dapat berupa nyeri menetap di daerah gigi meskipun gigi telah di 6abut. 9erluasan tumor dapat juga menyebabkan mun6ulnya benjolan di daerah palatum. d. Gejala #asial 9erluasan tumor maksila di daerah 2ajah dapat menyebabkan penonjolan tulang pipi. &ika sudah sampai menekan nerus trigeminus maka dapat terjadi parestesia atau anesteia di daerah 2ajah.
Gambar $. "enjolan di daerah 2ajah= e. Gejala intrakranial '
&ika terjadi perluasan tumor hingga ke daerah kepala dapat terjadi nyeri kepala hebat. $.3.'.
)iangosis "anding
)iagnosis banding kasus tumor maksila antara lain, papiloma, calcifying odontogenic cyst
<9indborg
tumour;,
my4oma,
osteoblastoma,
6ementoblastoma,
osteosar6oma, 9agetBs disease, 6emento!ossi#ying #ibroma, dan osteoma.8,= a. 9apiloma 9apiloma merupakan tumor yang berasal dari inaginasi epitel dan poli#erasi dari membran s6hneiderian membentuk stroma. mumnya terjadi lebih sering pada laki!laki dibandingkan perempuan. Kejadian tersering pada usia 8(!?( tahun dan jarang pada anak!anak.8
Gambar 3. T S6an dan tampilan jaringan tumor papiloma8 b. Calcifying odontogenic cyst
d. Tumor calcifying epithelial odontogenic
sebagai radiolusent unilokular maupun multilokular pada #oto rongten. "iasanya asal jaringan dari gigi molar tiga.= e. /y4oma &enis tumor yang sering pada usia $0!3( tahun. Tidak ada #aktor predileksi dari jenis kelamin. "iasanya mengenai posterior dari mandibula. Tumor ini sangat ke6il, kadang jarang bergejala. -adiogra#i menunjukan adanya radiolusensi unilo6ular dan multilo6ular disertai dengan perubahan posisi dan resorpsi gigi. 9ada radiolu6ent area dapat mun6ul gambaran C soap bubbleD akibat terbentuknya tulang trabekula yang tipis.= #. ementoblastoma ementoblastoma biasanya merupakan perkembangan tumor yang berasal dari gigi molar dan premolar. mumnya terjadi pada usia 3( tahun dapat menyerang pria dan 2anita. Gejala umum yang terjadi adalah rasa bengkak dan nyeri. 9ada radiologi tampak masa radioopaque pada 1 atau lebih akar gigi.=
g. :steosarkoma Tumor ini merupakan tumor ganas, tumbuh dari jaringan mesenkimal yang memproduksi jaringan tulang dan tulang immatur. Sering pada laki!laki usia 3(!8( tahun. esi ini biasanya mengenai bagian in#erior dari maksila <
Gambar 8. Tampilan radiologi dan jaringan osteosarkoma8 h. 9agetBs disease,
=
9enyakit ini menyebabkan abnormal resorpsi dan deposisi tulang. "iasanya mengenai tulang rahang pada usia pertengahan. Gejala biasanya berupa hidung tersumbat, perluasan daerah turbinasi, sinus mengalami olbiterasi dan deiasi septum.=
i.
:steoma :steoma adalah penyakit tumor jinak pada tulang baik tulang padat
Gambar 0. Gambaran masa hiperdens pada sinus maksilaris sinistra melalui T S6an kepala tanpa kontras' $.3.?.
9enegakan )iagnosis
9enegakan diagnostik dapat melalui #oto T s6an kepala, biasanya ditemukan gambaran hiperdens pada daerah sinus paranasal. Selain T S6an dapat pula ditemukan gambaran masa pada pemeriksaan #oto rongten.1 9emeriksaan berupa biopsi histopatologi dapat pula diajukan sebagai untuk mengetahui jenis dari tulang ataupun asal daerah pertumbuhan tumor yang terjadi tersebut.1
$.3.=.
Stadium
E
9enilaian stadium tumor menggunakan klasi#ikasi 7& <7meri6an &oint ommittee on an6er; edisi ke!' tahun $(($, yang mengklasi#ikasikan tumor berdasarkan ukuran tumor primer
9enilaian pembesaran kelenjar getah bening leher dilakukan dengan palpasi dan pen6itraan, sedangkan metastasis jauh ditentukan dengan berbagai pemeriksaan seperti radiologi, kimia darah dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. Klasi#ikasi menurut 7& $(($.? Tumor Maksila, Tumor Primer (T)
•
TX Tumor primer i!ak !apa !i"ilai T# Ti!ak er!apa umor primer Tis $ar%i"oma i" siu Si"us maksila T& Tumor er'aas pa!a mukosa si"us
•
maksila, i!ak er!apa erosi aau !esruksi ula" T* Tumor me"+e'a'ka" erosi aau
•
!esruksi ula" ermasuk perluasa" ke palaum !urum, !a" aau meaus me!ius "amu" i!ak er!apa perluasa" ke !i"!i" poserior si"us maksila !a" -ossa perioi! T. Tumor ela/ me"e"ai ula"
•
!i"!i" poserior si"us maksila, 0ari"a" su'kua", !i"!i" me!ial aau la"ai or'ia, -ossa perioi!, si"us emoi! T1a Tumor ela/ me"e"ai or'ia
• • •
a"erior, kuli pipi, per+oi! plaes, -ossa i"-raemporal, -ossa kri'ri-ormis,
2o"a /i!u" !a" si"us emoi! •
T& Tumor er'aas pa!a sau sisi
•
!e"a" aau a"pa i"3asi ke ula" T* Tumor ela/ me"e"ai !ua sisi
•
!e"a" aau a"pa perluasa" ke 0ari"a" sekiar !i kompleks "asoemoi! !e"a" aau a"pa i"3asi ula" T. Tumor ela/ meluas ke !i"!i"
•
me!ial aau la"ai or'ia, si"us maksila, palaum aau -ossa kri'ri-ormis T1a Tumor ela/ me"e"ai or'ia
•
a"erior, kuli /i!u" aau pipi, perluasa" mi"imal ke -ossa kra"ial a"erior, per+oi! plaes, si"us s-e"oi! aau si"us -ro"al T1' Tumor ela/ me"e"ai apeks or'ia, !ura, oak, -ossa kra"ial me!ia, sara- kra"ial selai" N4*,
1(
•
si"us s-e"oi! aau si"us -ro"al T1' Tumor ela/ me"e"ai
"aso-ari" aau %li3us apeks
or'ia, !ura, oak, -ossa kra"ial me!ia, sara- kra"ial selai" N Maksilaris (4*), "aso-ari" aau %li3us Measasis ke kele"0ar ea/ 'e"i" reio"al (N)
Measasis 0au/(M) •
/ /etastasis jauh tidak dapat ditentukan. /( Tidak terdapat metastasis jauh. /1 Terdapat metastasis jauh.
•
NX Pem'esara" kele"0ar ea/ 'e"i" •
• •
(K5B) reio"al i!ak !apa !i"ilai N# Ti!ak er!apa pem'esara" K5B N& Measasis ke K5B si"el ipsilaeral
Sa!ium umor
•
!e"a" !iameer erpa"0a" 6. %m N* Measasis ke K5B si"el ipsilaeral
•
le'i/ !ari . %m api i!ak le'i/ !ari 7 %m, aau muliple ipsilaeral 67 %m aau 'ilaeral aau ko"ralaeral 67 %m N*a Measasis ke K5B si"el
•
ipsilaeral le'i/ !ari . %m api i!ak le'i/ !ari 7 %m N*' Measasis ke K5B mulipel
•
ipsilaeral 6 7 %m N*% Measasis ke K5B 'ilaeral aau
•
ko"ralaeral 67 %m N. Measasis ke K5B !e"a" !iameer
•
• • • •
Stadium ( Tis N( /( Stadium T1 N( /( Stadium T$ N( /( Stadium T3 N( /( T1 N1 /( T$ N1 /( T3 N1 /(
•
Stadium @7 T8a N( /( T8a N1 /( T1 N$ /( T$ N$ /( T3 N$ /( T8a N$ /(
erpa"0a" 8 7 %m •
Stadium @" T8b setiap N /( Setiap T N3 /(
•
Stadium @ Setiap T setiap N /1
Tabel 1. Stadium Tumor /enurut 7&?
$.3.E. 9enatalakasanan 9embedahan atau lebih sering bersama dengan modalitas terapi lainnya seperti radiasi dan kemoterapi sebagai ajuan sampai saat ini masih merupakan pengobatan utama untuk keganasan dihidung dan sinus paranasal. 9embedahan dikontraindikasikan pada kasus! kasus yang telah bermetastasis jauh, sudah meluas ke sinus kaernosus bilateral atau tumor sudah mengenai kedua orbita. 9ada tumor jinak dilakukan ekstirpasi tumor sebersih mungkin. "ila perlu dilakukan 6ara pendekatan rinotomi lateral atau degloing.3 11
ntuk tumor ganas dilakukan tindakan radikal seperti maksilektomi, dapat berupa maksilektomi media, total dan radikal. /aksilektomi radikal biasanya di lakukan misalnya pada tumor yang sudah in#iltrasi ke orbita, terdiri dari pengangkatan maksila se6ara endblok disertai eksterasi orbita, jika tumor meluas ke rongga intrakranial dilakukan reseksi kranio#asial atau kraniotomi, tindakan dilakukan dalam tim bersama dokter bedah sara#.3 Kemoterapi berman#aat pada tumor ganas dengan metastase atau yang residi# atau jenis yang sangat baik dengan kemoterapi, misalnya lim#oma malignum. 9eran kemoterapi untuk pengobatan tumor traktus sinonasal biasanya paliati#, penggunaan e#ek 6ytoredu6tie untuk mengurangi rasa nyeri dan penyumbatan, atau untuk menge6ilkan lesi eksternal massi#. 9enggunaan 6isplatin intrarterial dosis tinggi dapat digunakan se6ara bersamaan dengan radiasi pada pasien dengan karsinoma sinus paranasal. 7ngka ketahanan hidup 0 tahun sebesar 03%. 9asien yang menunjukkan resiko pembedahan yang buruk dan yang menolak untuk dilakukan operasi dipertimbangkan untuk mendapatkan kombinasi radiasi dan kemoterapi.3,1( -adiasi digunakan sebagai metode tunggal untuk membantu pembedahan atau sebagai terapi paliati#. -adiasi post operasi dapat mengontrol se6ara lokal tetapi tidak menyebabkan kelangsungan hidup spesi#ik atau absolut. Sel!sel tumor yang sedikit dapat dibunuh, pinggir tumor non radiasi dapat dibatasi sepanjang pembedahan dan penyembuhan luka post operasi lebih dapat diperkirakan.1( $.3.1(. 9rognosis 9rognosis dari tumor maksila bergantung dari jenis tumor. sia harapan hidup pasien dengan tumor jinak lebih baik dibandingkan dengan tumor ganas.1,$
1$
BAB III LAP92AN KASUS
1
$
dentitas 9asien Nama • mur • &enis Kelamin • 7lamat • 9ekerjaan • Tanggal 9eriksa •
Nn. N 1? tahun 9erempuan ombok tara Tidak "ekerja E &uni $(1'
7namnesis Keluhan tama • "enjolan di pipi kanan sejak 0 tahun yang lalu -i2ayat 9enyakit Sekarang • 9asien mengeluh mun6ul benjolan di pipi kanan sejak 0 tahun yang lalu, benjolan dirasakan perlahan!lahan semakin membesar. 72alnya pasien membiarkan benjolan tersebut mun6ul karena tidak dirasakan nyeri dan tidak menganggu. Namun benjolan saat ini sudah semakin membesar, kadang dirasakan nyeri seperti panas disekitar benjolan. *al tersebut dirasakan pertama kali ' bulan yang lalu ketika mun6ul keluhan batuk dan pilek. 9asien saat ini tidak mengelukan adanya hidung tersumbat, gangguan peng6iuman, kesemutan di daerah 2ajah, gangguan menelan dan juga gangguan di telinga seperti telinga keluar air, nyeri telinga dan penurunan pendengaran. ntuk makan dan minum pasien mengaku tidak ada kesulitan makan, namun dirasakan tidak nyaman di bagian kanan jika digunakan mengunyah. 7danya kejadian penurunan berat badan selama sakit ini disangkal oleh pasien. •
-i2ayat 9enyakit )ahulu 9asien memiliki ri2ayat terjatuh dari sepeda motor sebelum mun6ul benjolan, ' tahun yang lalu dan mengalami benturan di sekitar pipi kanan dan sudah berobat di puskesmas. -i2ayat sakit gigi ataupun gigi berlubang disangkal pasien. 9enyakit lain seperti T", darah tinggi dan juga ken 6ing manis disangkal juga oleh pasien.
•
-i2ayat 9enyaki Keluarga 13
)i keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan benjolan di 2ajah seperti pasien. 9asien juga menyangkal di keluarga ada yang menderita penyakit T", darah tinggi ataupun ken6ing manis serta alergi. •
-i2ayat 7lergi 9asien tidak memiliki ri2ayat alergi baik obat!obatan, makanan dan minuman.
•
-i2ayat Sosial 9asien merupakan pelajar S/7 yang baru tamat sekolah, tidak memiliki ri2ayat merokok dan minum alkohol. 9asien mengaku pola makan sehari!hari 6ukup buah dan sayuran.
3
9emeriksaan +isik Keadaan umum "aik • Kesadaran ompos mentis • Tekanan darah 1((5?( mm*g • Nadi ?= 45m, reguler kuat angkat • +rekuensi napas 1= 45m • Suhu 3'.( o • 9emeriksaan Kepala )aerah Aajah • nspeksi ditemukan benjolan di daerah 2ajah tepat di bagian pipi diatas os maksila, benjolan berjumlah satu buah bentuk tidak berarutan, batas tidak tegas. kuran terpanjang H 8 6m dan terpendek H $ 6m dengan tinggi H (.0 6m. 9alpasi benjolan teraba keras, permukaan rata, tidak mobile, dan nyeri tekan
•
No .
9emeriksaan daerah telinga 9emeriksaan
Telinga kanan
Telinga kiri
Telinga
1.
Tragus
Nyeri tekan
Nyeri tekan
$.
)aun telinga
"entuk dan ukuran dalam batas "entuk dan ukuran dalam batas 18
normal, hematoma
iang telinga
Serumen
8.
/embran timpani
-etraksi
•
9emeriksaan *idung
9emeriksaan *idung
*idung luar
*idung kanan
"entuk
*idung kiri
"entuk
10
nyeri tekan
nyeri tekan
-inoskopi anterior
@estibulum nasi
*iperemis
sekret *iperemis
sekret
mukopurulen
mukopurulen
aum nasi
"entuk
"entuk
/eatus nasi media
/ukosa hiperemis, sekret
/ukosa hiperemis, sekret
edema
/assa
Konka nasi in#erior
>dema
>dema
Septum nasi
)eiasi
•
9emeriksaan Tenggorokan
1'
"ibir
•
/ukosa bibir basah, ber2arna merah muda
9e me
/ulut
/ukosa mulut basah ber2arna merah muda
rik saa n
Geligi
Normal
idah
Tidak ada ulkus, pseudomembrane
ula
"entuk normal, hiperemi
9alatum mole
lkus
+aring
/ukosa hiperemi
Tonsila palatine
Kanan
Kiri
)etritus
)etritus
T1
+ossa Tonsillaris
hiperemi
hiperemi
dan 7rkus +aringeus Kelenjar Getah "ening Tidak ditemukan adanya pembesaran di bagian k elenjar getah bening di daerah leher.
8
9emeriksaan 9enunjang T S6an Kepala •
1?
Gambar 8. *asil T S6an kepala tanpa kontras pasien yang menunjukan adanya penebalan mukosa ringan sinus ma4illaris de4tra *asil pemeriksaan T S6an kepala tanggal 1= /ei $(1' a *ipertro#i 6on6ha nasales bilateral 6uriga dengan rhinitis b 9enebalan mukosa ringan sinus ma4illaris de4tra 6 S9N lain normoden d 7ir 6elulullae mastoidea )iagnosis Tumor /aksila )e4tra • •
0
'
?
=
)iagnosis "anding :steoma • 9apiloma • /y4oma • ementoblastoma • :steosarkoma • Terapi 9ro eksisi tumor dan biopsi • 9ro aboratorium dan +oro thoraks posisi 97 untuk persiapan operasi • K> /engin#ormasikan kepada pasien dan keluarganya bah2a kondisi yang terjadi harus • • •
ditangani dengan jalan operasi /enjelaskan prosedur operasi dan resiko operasi /enjelaskan perlunya dilakukan tindakan biopsi pada tumor yang telah diangkat untuk mendapatkan diagnostik pasti penyebab terjadinya masalah pada pasien 1=
E
9rognosis 7d #un6tionam • 7d itam • 1( +ollo2 p
dubia ad malam dubia ad bonam
*ari5Tanggal &umBat, 1( &uni $(1'
Keadaan 9asien Terapi 9asien menjalani operasi eksisi tumor maksila 72asi kondisi umum, ital sign dan de4tra, ditemukan os maksila menonjol, perdarahan. &ika sadar penuh dapat dilakukan tindakan maksilektomi tulang makan dan minum. maksila de4tra, sampai $53 maksila dan @+) - $( tpm jaringan tumor terangkat. )ilakukan biopsi nj. e#tria4on 1 gr51$ jam pada jaringan ostema yang diangkat. )ipasang nj. Ketorola6 3% 1 ampul5=jam tampon di atas luka operasi nj. )e4ametason 1 ampul5= jam Sabtu, 11 &uni S5 /engeluh nyeri daerah luka operasi, @+) - $( tpm $(1' perdarahandema berkurang hematomdema berkurang hematom
-abu, 10 juni $(1'
Kamis, 1' &uni $(1'
)ilakukan pelepasan tampon, tampak luka terjahit kuat, tidak ada tanda in#eksi, tanda perdarahan, edema didaerah luka, hematom
:bserasi tanda perdarahan post a## tampon @+) - $( tpm nj. e#tria4on 1 gr51$ jam nj. Ketorola6 3% 1 ampul5=jam nj. )e4ametason 1 ampul5= jam "9
$(
BAB I4 PEMBAHASAN
9asien 2anita umur 1? tahun dengan keluhan benjolan di daerah pipi sejak 0 tahun yang lalu, benjolan dirasakan kadang nyeri, terutama jika terjadi batuk dan pilek. )irasakan nyeri seperti panas di bagian pipi yang terdapat benjolan. Selain itu pasien memiliki ri2ayat ke6elakaan di daerah #a6ial kurang lebih ' tahun yang lalu sebelum mun6ul benjolan. )ari pemeriksaan #isik didapatkan benjolan di daerah maksila destra berjumlah satu buah bentuk tidak berarutan, batas tidak tegas. kuran terpanjang H 8 6m dan terpendek H $ 6m dengan tinggi H (.0 6m, benjolan teraba keras, permukaan rata, tidak mobile, dan nyeri terkan mengenai gejala!gejala ke kambuhan seperti, nyeri di daerah 2ajah, adanya sensai hidung tersumbat berulang atau hilang timbul, batuk dan pilek yang tidak membaik. Selain itu pula dibutuhkan #ollo2 up untuk #oto rongten atau T S6an dalam beberapa kurun 2aktu tertentu untuk melihat bagaimana proses penyembuhan dari tulang tersebut.8 $1
Da-ar Pusaka
1. Aright, ST. Neoplasms o# the Nose and 9aranasal Sinuses. Grand -ounds 9resentation, T/", )ept. o# :tolaryngology, $((81!1(. $. "assey G:, :sunde :), 7nyane6hi >. /a4illo#a6ial tumors and tumor!like lesions in a Nigerian tea6hing hospital an eleen year retrospe6tie analysis. 7#ri6an *ealth S6ien6es $(18J18<1; 0'!'3. 3. -oein 7, L 7rmiyanto.Tumor *idung dan Sinonasal. )alam "uku 7jar lmu Kesehatan Telinga, *idung, Tenggorok, Kepala L eher edisi keenam. +K. &akarta $((?J hal. 108!10?. 8. "arnes , et al. 9athology and Geneti6s o# *ead and Ne6k Tumours. A*:. yon, $((0 1$!=(. 0. Soejitpto ), L /angunkusumo >. Sinus 9aranasal. )alam "uku 7jar lmu Kesehatan Telinga, *idung, Tenggorok, Kepala L eher edisi keenam. +K. &akarta $((?J hal. 1$$!1$'. '. Greers G. )iseases o# the Nose,
9aranasal Sinuses, and +a6e. n "asi6
:torhinolaryngology. Thieme. Ne2 york $(('J pp. '8!'?. ?. -ahman S, L +irdaus 7. Tumor Sinus 9aranasal )engan 9erluasan ntrakranial dan /etastasis ke 9aru. &urnal Kesehatan 7ndalas, $(1$J 1<3;10(!10'. =. )elibasi , et al. 7 arge /ass in the /a4illa lini6al +eatures and )i##erential )iagnosis. &)7, $((E?0<8;J $'E!$?3. E. /oretti, et al. :steoma o# /a4illary Sinus ase -eport. 76ta :torhinolaryngol tal, $((8$8J$1E!$$$. 1(. "ailey &". Neoplasms o# the Nose and 9aranasal Sinuses. n "ailey &b <>d; *ead and Ne6k Surgery F :tolaryngology. 8th >d, @olume T2o, ippin6ott Ailliams and Ailkins, 9hiladephia $((J pp. 18=1!18==.
$$