PENINJAUAN OBYEK – OBYEK OBYEK INDUSTRI TAMBANG DI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG Dibuat sebagai laporan studi lapangan pada Matakuliah ekskursi industri tambang
Oleh : RICHKY ADHIA UTAMA 112150109 REGU VI/GELOMBANG I
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2017
PENINJAUAN OBYEK – OBYEK OBYEK INDUSTRI TAMBANG DI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG
Oleh : RICHKY ADHIA UTAMA 112150109 REGU VI/GELOMBANG I
Anggota Regu : 1. NOVI KRISNA MARYANTO 112150090 2. SUZENA ARDI 112150091 3. MUHAMMAD FAIZ SAFAAT 112150094 4. FAISAL ALAM 112150102 5. ALVIRKHAN HAFIDZ A 112150103 6. MUTAQADDIM ANNUR 112150104 7. JOVIAN ADDO PUTRA 112150105 8. TRI DHARMA MURTI A 112150107 9. RICHKY ADHIA UTAMA 112150109 10. MUHAMMAD STABID PAHLEVI 112150113
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2017
Richky Adhia Utama, Ekskursi Ekskursi Industri Tambang-2017
PENINJAUAN OBYEK – OBYEK OBYEK INDUSTRI TAMBANG DI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG
Disetujui untuk Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal :
Pembimbing
(Ir. Anton Sudiyanto, M.T.)
Richky Adhia Utama, Ekskursi Ekskursi Industri Tambang-2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk penilaian Ekskursi Industri Tambang, Program Studi Teknik Petrtambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta. Dengan
telah
tersusunnya
laporan
ini,
maka
saya
selaku
penyusun
mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si., MT. selaku Ketua Ekskursi Industri Tambang TA. 2016/2017, Prodi Sarjana T.Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta. 2. Ir. Anton Sudiyanto, MT. selaku Dosen Pembimbing Regu 6 Ekskursi Industri Tambang beserta para pembimbing lainnya. 3. Pimpinan dan karyawan PT. Semen Indonesia Tbk. Tuban, Jawa Timur. 4. Pimpinan dan karyawan PT. Jara Silika Tuban, Jawa Timur. 5. Pimpinan dan karyawan PT. Arga Wastu Rembang, Jawa Tengah 6. Pimpinan dan karyawan PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung, Jawa Timur. 7. Teman-teman Regu 6 yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam Ekskursi Industri Tambang. 8. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada pad a umumnya. Yogyakarta, 23 April 2017
Penyusun
(Kelompok 6)
Richky Adhia Utama, Ekskursi Ekskursi Industri Tambang-2017
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR .................................................. ....................
iv
DAFTAR ISI ................................................ ......................................
v
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang .................................................. .................... 1.2.Maksud dan Tujuan ................................................................ 1.3.Pelaksanaan Kegiatan ................................................. ...........
1 1 2
II. PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. TUBAN 2.1. Profil Perusahaan ................................................................. 2.2.Bahan Galian Batugamping ................................................ .. 2.3.Eksplorasi .................................................. ............................ 2.4.Penambangan ........................................................................ 2.5.Pengolahan ................................................ ............................ 2.6.Data Lingkungan ............................................... ....................
3 4 4 5 7 13
III. PT. JARA SILICA TUBAN 3.1.Profil Perusahaan .............................................. .................... 3.2.Bahan Galian Silika............................................ .................... 3.3.Genesa Pasir Kuarsa/Silika .................................................. .. 3.4.Eksplorasi .................................................. ............................ 3.5.Penambangan ........................................................................ 3.6.Pengolahan ................................................ ............................ 3.7.Data Lingkungan Hidup ........................................................
16 16 17 17 18 19 20
IV. PT. ARGA WASTU REMBANG 4.1.Bahan Galian Andesit ................................................ ........... 4.2.Genesa Batuan Andesit .............................................. ........... 4.3.Eksplorasi ................................................... ............................ 4.4.Penambangan ........................................................................ 4.5.Pengolahan ................................................ ............................ 4.6.Data Lingkungan ............................................... ....................
21 21 21 22 23 24
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
V.
PT. INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNG AGUNG
5.1.Profil Perusahaan .............................................. .................... 5.2.Genesa Marmer ................................................. .................... 5.3.Eksplorasi .................................................. ............................ 5.4.Penambangan ........................................................................ 5.5.Pengolahan ................................................ ............................ 5.6.Reklamasi .................................................. ............................
27 27 27 28 30 30
VI. PEMBAHASAN 6.1.Analisis Data ......................................................................... 6.2.Aplikasi .................................................................................
31 31
VII. KESIMPULAN 7.1.Kesimpulan ........................................................................... 7.2.Saran ................................................ ......................................
32 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................... ....................
33
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta, mahasiswa yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industry petambangan yang ada di Indonesia. Kegian Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS. Sejalan
dengan
perkembangan
dunia
industri,
khususnya
industry
pertambangan, Jurussan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik Pertambangan yang professional. Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman matakuliah Pengantar Teknologi Mineral dan Batubara yang telah ditempuh di semester III.
1.2 Maksud dan Tujuan
Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman matakuliah Pengantar Teknologi Mineral yang telah ditempuh di semester III. Tujuan diadakannya eskursi Industri Tambang ini adalah agar mahasiswa memiliki pengalamn dan menambah wawasan yeng berkaitan dengan kegiatan penambangan sehingga diharapkan mahasiswa memiliki gambaran dan memunculkan
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
ide inovatif sehingga mahasiswa mampu bersaing di dunia kerja serta dapat meningkatkan kualitasnya. Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan, pemasaran beberapa jenis bahan galian, serta pengelolaan lingkungan tambang sesuai dengan teori yang didapat dari perkuliahan. Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan. Kegiatan ekskursi, diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam perkuliahan yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan, juga melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerja sama di antara mahasiswa dalam menghadapi persoalan.
1.3 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang TA. 2016/2017 ( Tahun 2017 ) ini diketuai oleh Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si, MT. Keiatan dlaksanakan pada tanggal 11 April - 13 April 2017 untuk gelombang I dan 17 April – 19 April 2017 untuk gelombang II dengan tujuan kunjungan ke unit penambangan dan pengolahan batugamping di PT. Semen Indonesia Kabupaten Tuban, pengolahan pasir silika di PT. Jara Silica Kabupaten Tuban, penambangan marmer di PT. Industri Marmer Indonesia Kabupaten Tulungagung, serta penambangan batu andesit PT. Arga Wastu di Desa Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
BAB II PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO), Tbk.
Semen adalah salah satu bahan bangunan/konstruksi yang sangat penting dan banyak dibutuhkan masyarakat. Semen dibuat dari campuran beberapa bahan galian, yaitu batu gamping, tanah liat, pasir kuarsa, gypsum, dan pasir besi. Pada pembahasan selanjutnya, hanya akan dibahas mengenai bahan baku utama dalam pembuatan semen.
2.1 Profil Perusahaan
PT Semen Indonesia Pabrik Tuban terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk) adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sehingga menjadikannya BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan operasional. Saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa pasar semen
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
domestik. Semen Indonesia memiliki anak perusahaan PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan Thang Long Cement.
2.2 Bahan Galian Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping sering disebut juga dengan istilah batukapur, sedangkan istilah luarnya biasa disebut "limestone". Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri maupun konstruksi dan pertanian, antara lain intuk bahan bangunan, penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, pembuatan karbit, industri semen, peleburan dan pemurnian baja, bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula. Batu gamping dapat terbentuk dengan beberapa cara, yaitu secara organik, mekank, atau kimiawi. Sebagian besar batu gamping terbentuk secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang di perairan laut dangkal yang tenang, dan pada perairan yang hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi batugamping. Batu gamping yang terbentuk secara mekanik memiliki bahan yang tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organik, yang membedakan adalah terjadinya perombakan dari bahan batu gamping yang terbawa arus dan diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu di dalam air laut atau air tawar.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
2.3 Eksplorasi
Eksplorasi batu gamping dilakukan dengan metode geolistrik. Alasan dilakukannya metode geolistrik adalah karena lebih murah dan lebih efektif untuk batu gamping. Kegiatan eksplorasi pada tambang batu gamping di PT Semen Indonesia dilakukan secara bertahap, yaitu : 1. Pembuatan Peta Topografi dan Peta Situasi 2. Penyelidikan geofisika untuk mengetahui geometri dan letak endapan 3. Pengambilan conto bongkah dengan pengeboran 4. Menganalisa conto fisik dan kimiawi untuk mengetahui kualitas sebagai dasar menentukan spesifikasi 5. Menghitung potensi sumber daya maupun cadangan
2.4 Penambangan
PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Memiliki standar tersendiri dalam melakukan kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan dilakukan ketika deposit batu gamping dinyatakan layak secara ekonomi, teknik, dan lingkungan. Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit, oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi bukit (side hiil type). Untuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan sistem peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain escavator, bulldozer, ripper (penggaruk), sedangkan untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. Tahapan proses penambangan adalah sebagai berikut: a.
Pengupasan tanah penutup ( Stripping )
b.
Pemboran dan peledakan ( Drilling and Blasting )
c.
Penggalian/Pemuatan ( Digging/Loading )
d.
Pengangkutan ( hauling )
e.
Pemecahan ( crushing )
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Gambar 2.1. Tahapan Pertambangan PT. Semen Indonesia Pada PT Semen Indonesia sendiri, setelah dilakukan tahap land clearing kegiatan pembongkaran material dilakukan pada bahan galian jenis batugamping dan tanah liat. Pada batu gamping material di bongkar dengan cara surface mining dan Drill and Blasting. Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan metode single continous bench dan block system, yang artinya pada tahap eksploitasi ini dilakukan hanya dengan satu jenjang saja yang dibagi menjadi beberapa blok/ front . Surface mining digunakan pada daerah tepi dari wilayah pembongkaran karena diharapkan cara ini dapat mengurangi polusi suara. Hal ini dikarenakan pada lokasi penambangan disekitarnya terdapat penduduk asli yang biasanya meminta uang kaget apabila terjadi proses peledakan. Drill and Blasting digunakan pada material yang tidak berada di tepian tempat penambangan. jenis peledakannya yaitu peledakan elektrik. Metode elektrik digunakan karena murah dalam pembuatannya, bahan galian bersifat isolator, dan material yang dibongkar tidak bernilai ekonomis. Metode peledakannya digunakan metode Box Cutting , dipilih karena alat yang digunakan murah, mudah pemasangannya dan mudah untuk mengatur delay peledakannya. Metode ini memiliki kekurangan yaitu material hasil ledakan akan tersebar ke mana saja / tidak mengumpul pada wilayah yang sama. Pada tanah liat pembongkaran dilakukan dengan menggunakanexcavator secara langsung. Pada proses pemuatan, dilakukan dengan menggunakan alat excavator kedalam alat dump truck . Sebelum pemuatan biasanya material di bawa / didorong ke suatu tempat yang sama oleh dozzer shovel untuk selanjutnya dimuat oleh excavator ke dalam dump truck merk . Pemuatan pada tanah liat dilakukan oleh excavator ke dalam dump truck secara langsung sehabis membongkarnya dari insitu.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Kegiatan pengangkutan dilakukan oleh dump truck ke dalam crusher pada setiap front. Dump truck berjalan pada jalur truck sendiri yang khusus untuk dilewati truck untuk mengangkut batu gamping ke dalam crusher . Pengangkutan pada tanah liat dilakukan oleh dump truck untuk dibawa ke storage yang telah ditentukan. Selain menggunakan dumptruck , pengangkutan juga dilakukan dengan menggunakan beltconveyor ke dalam storage-storage yang telah ditentukan.
2.5 Pengolahan
Batu gamping dapat langsung dipakai sebagai bahan baku, misal pada industri semen, fondasi jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal lain perlu pengolahan terlebih dahulu, misal dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2. Pada PT Semen Indonesia proses pembuatan semen secara umum dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu sebagai berikut : 1.
Penambangan Bahan Baku
2.
Penyiapan Bahan Baku
3.
Penggilingan Awal, Pembakaran dan Pendinginan
4.
Penggilingan Akhir
5.
Pengemasan
Komposisi Bahan Baku yang digunakan untuk pembuatan semen pada PT Semen Indonesia, yaitu : 1.
Batu Kapur
80 %
2.
Tanah Liat
15 %
3.
Pasir Silika
4 %
4.
Pasir Besi
1 %
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Gambar 2.2. Diagram Alir Proses Pengolahan Semen
2.5.1. Penambangan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen adalah batu kapur dan tanah liat. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dari proses penambangan. Penambangan bahan baku merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan proses produksi semen. Perencanaan penambangan bahan baku sangat menentukan pada proses – proses selanjutnya yang akhirnya bermuara pada kualitas dan kuantitas semen. Penambangan bahan baku yang tidak terencana dan terkontrol dengan baik akan menyebabkan gagalnya pemenuhan target untuk tahap produksi selanjutnya yang jika dihubungkan dengan kualitas dan biaya produksi secara keseluruhan dapat menurunkan daya saing produk terhadap produk yang sama yang dihasilkan oleh pesaing. Persyaratan kualitas batu kapur & tanah liat da lam proses pembuatan semen pada PT Semen Indonesia adalah sebagai berikut : a. Batukapur
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
52%
b. Tanah liat 60%
Pada PT Semen Indonesia, bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan untuk menghancurkan batu kapur dinamakanCrusher sedangkan alat yang digunakan untuk memecah tanah liat disebut clay cutter . Pada umumnya Crusher digunakan untuk memecah batu dari ukuran diameter (100 – 1500 mm ) menjadi ukuran yang lebih kecil dengan diameter (5 – 300 mm) dengan sistim pemecahan dan penekanan secara mekanis. Batu Kapur hasil crusher 18 % H2O masuk ke dalam Hopper melewati Wobbler Feeder . Batu Kapur < 90 mm akan lolos tanpa melewati Crusher ( 700 T/ J ). Tanah Liat ( 500 x 500 mm ) 30 % H 2O masuk Hopper melewati Apron Feeder dipotong -2 menggunakan Clay Crusher menjadi ukuran 95 % lolos 90 mm. Produk dari Limestone Crusher dan Clay Crusher bercampur dalam Belt Conveyor dan ditumpuk di dalam Storage Mix. Setelah itu raw material akan mengalami proses pre-homogenisasi dengan pembuatan mix pile. Tujuan pre-homogenisasi material adalah untuk memperoleh bahan baku yang lebih homogen (tercampur rata).
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Gambar 2.3. Tahapan Penyiapan Bahan Baku PT. Semen Indonesia
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
2.5.3. Penggilingan Awal, Pembakaran
Bahan baku lainnya yang digunakan untuk membuat semen adalah bahan baku campuran yaitu pasir besi dan pasir silika. Pasir besi berkontribusi pada mineral Fe2O3 dan pasir silka berkontribusi pada mineral SiO2. Kedua bahan baku penolong tersebut akan dicampur dengan pile batu kapur & tanah liat masuk ke proses penggilingan awal, dimana jumlahnya ditentukan oleh raw mix design. Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan baku adalah Rotary Klin. Media pengeringnya adalah udara panas yang berasal dari suspention-preheater dengan suhu sebesar 300 – 400 oC. Rotary Klin merupakan peralatan yang tepat untuk penggilingan dan pengeringan material yang relatif basah. Penggilingan dan pengeringan dapat dilakukan secara effisien didalam satu unit peralatan. Alat ini menggunakan batubara sebagai bahan bakar pembakar utama. Rotary Klin menjalankan 4 fungsi utama didalam satu unit peralatan, yaitu : a.
Penggilingan ( Roller & grinding table )
b.
Pengeringan (gas buang kiln, cooler, AH1)
c.
Pemisahan (Separator)
d.
Transportasi (Gas pengering ID Fan) Bahan baku masuk ke dalam Rotary Klin pada bagian tengah (tempat
penggilingan), sementara itu udara panas hasil pembakaran batubara masuk ke dalam bagian bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas keluar raw mill melalui bagian atas alat tersebut. Material akan digiling dari ukuran masuk sekitar 7,5 cm menjadi max 90μm. Penggilingan menggunakan gaya centrifugal di mana material yang diumpankan dari atas akan terlempar ke samping karena putaran table dan akan tergerus oleh roller yang berputar karena putaran table itu sendiri. Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (Blending) dan homogenisasi di dalam Blending Silo. Alat utama yang digunakan untuk mencamnpur
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo, dengan media pengaduk adalah udara.
Gambar 2.4. Raw Mill Sebagai Tempat Penggilingan Awal
Gambar 2.5. SP Calciner & Kiln Sebagai Tempat Pembakaran
Pendinginan (Cooling) Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler . Selanjutnya clinker dikirim menuju tempat penampungan clinker (clinker silo) dengan menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor . Laju kecepatan pendinginan klinker menentukan komposisi akhir klinker. Jika klinker yang terbentuk selama pembakaran didinginkan perlahan maka beberapa reaksi yang telah terjadi di kiln akan berbalik (reverse), sehingga C3S yang telah terbentuk di kiln akan berkurang dan terlarut pada klinker cair yang belum sempat memadat selama proses pendinginan. Dengan pendinginan cepat fasa cair akan memadat dengan cepat sehingga mencegah berkurangnya C3S.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Fasa cair yang kandungan SiO2-nya tinggi dan cair alumino-ferric yang kaya lime akan terkristalisasi sempurna pada pendinginan cepat. Laju pendinginan juga mempengaruhi keadaan kristal, reaktivitas fasa klinker dan tekstur klinker. Pendinginan klinker yang cepat berpengaruh pada perilaku dari oksida magnesium dan juga terhadap soundness dari semen yang dihasilkan. Makin cepat proses pendinginannya maka kristal periclase yang terbentuk semakin kecil yang timbul pada saat kristalisasi fasa cair. Klinker dengan pendinginan cepat menunjukkan daya spesifik yang lebih rendah. Hal ini disebabkan proporsi fasa cair yang lebih besar dan sekaligus ukuran kristalnya lebih kecil. 2.5.4. Penggilingan akhir
Bahan baku proses pembuatan semen terdiri dari : 1. Bahan baku utama, yaitu terak/clinker . 2. Bahan baku korektif/penolong yaitu gypsum 3. Bahan baku aditif yaitu trass, fly ash, slag , dan lain-lain. Finish Mill /penggilingan akhir adalah sebuah proses menggiling bersama antara terak dengan 3% - 5% gypsum natural atau sintetis (untuk pengendalian setting dinamakan retarder ) dan beberapa jenis aditif ( pozzolan, slag , dan batu kapur) yang ditambahkan dalam jumlah tertentu, selama memenuhi kualitas dan spesifikasi semen yang dipersyaratkan. Proses penggilingan terak secara garis besar dibagi menjadi sistim penggilingan open circuit dan sistim penggilingan closed circuit . Gambar dibawah menunjukkan pada gambar ”a” closed circuit dan gambar ”b” open circuit . Dalam open circuit panjang shell sekitar 4 – 5 kali dari diameter untuk mendapatkan kehalusan yang diinginkan. Sedangkan dalam closed circuit panjang shell sekitar 3 kali diameter atau kurang untuk mempercepat produk yang lewat. Separator bekerja sebagai pemisah sekaligus pendingin produk semen.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Horizontal Tube Mill/Ball Mill adalah peralatan giling yang sering dijumpai di berbagai industri semen, meskipun sekarang sudah mulai dijumpai vertical mill untuk menggiling terak menjadi semen. Material yang telah mengalami penggilingan kemudian diangkut oleh bucket elevator menuju separator. Separator berfungsi untuk memisahkan semen yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang kurang halus. Semen yang cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone, kemudian ditangkap oleh bag filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam cement silo.
Gambar 2.6. Finish Mill Sebagai Tempat Penggilingan Akhir 2.5.5. Pengemasan
Pengemasan
semen
dibagi
menjadi
2,
yaitu
pengemasan
dengan
menggunakan zak (kraft dan woven) dan pengemasan dalam bentuk curah. Semen dalam bentuk zak akan didistribusikan ke toko-toko bangunan dan end user . Sedangkan semen dalam bentuk curah akan didistribusikan ke proyek-proyek. Tahapan proses pengemasan dengan menggunakan zak yaitu, silo semen tempat penyimpanan produk dilengkapi dengan sistem aerasi untuk menghindari penggumpalan/koagulasi semen yang dapat disebabkan oleh air dari luar, dan pelindung dari udara ambient yang memiliki humiditas tinggi. Setelah itu Semen dari silo dikeluarkan dengan menggunakan udara bertekanan (discharge) dari semen silo
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
lalu dibawa ke bin penampungan sementara sebelum masuk ke mesin packer atau loading ke truck . 2.6 Data Lingkungan
Karst tersusun dari batuan kapur yang merupakan batuan yang terdiri dari unsur kalsium karbonat (CaCO3), terbentuk langsung dari presipitasi air laut akibat proses biokimia. Batu kapur ini merupakan batuan karbonat yang insitu atau yang terbentuk pada tempat asalnya. Batu kapur merupakan jenis bahan galian non logam yang menjadi bahan baku utama di dalam pembuatan semen (Mairuhu, 2014).
Gambar 2.7. Batu Gamping Batu kapur ini merupakan sumber daya alam lokal terutama kawasan Gunungkidul yang patut menjadi sorotan. Berikut ini pengklasifikasian sumber daya alam batu kapur menjadi 4, yaitu : a. Berdasarkan sumber asalnya : batu kapur merupakan sumber daya alam abiotik karena berasal dari material non hidup. b. Berdasarkan tahapan perkembangannya : batu kapur merupakan sumber daya alam actual dan cadangan karena sudah diketahui dengan pasti kuantitas dan kualitasnya serta sudah dimanfaatkan saat ini dan dapat dikembangkan secara menguntungkan di masa mendatang. c. Berdasarkan keterbaruannya : batu kapur merupakan sumber daya alam yang tak terbaharukan karena pembentukannya sangat lambat sehingga tidak bisa memperbaharui diri dengan cepat.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Sumberdaya kapur maupun gamping di Indonesia yang cukup melimpah menjadi
daya
tarik
tersendiri
bagi
investor
maupun
masyarakat
untuk
memanfaatkannya melalui kegiatan pertambangan. Dapat dilihat pada kawasankawasan karst akan dijumpai banyak kegiatan penambangan, baik dalam skala besar maupun kecil. Kegiatan penambangan tersebut akan banyak membantu perekonomian penduduk di sekitarnya. Kawasan karst sendiri secara fisik merupakan kawasan yang kering dan sulit untuk ditanami. Oleh karena itu, penambangan kapur menjadi alternatif perekonomian penduduk. Berdasarkan sifat atau kondisinya : batu kapur merupakan sumber daya alam yang tergantikan karena jika sumber daya alam ini terus menerus digunakan maka akan habis dan tidak bisa digantikan. Akibat positif adanya penambangan batu kapur di PT Semen Indonesia yaitu membuat jarak yang ditempuh oleh air hujan untuk menuju ke dalam cekungan air tanah akan semakin pendek. Sehingga cekungan air tanah akan semakin banyak dan semakin mudah mendapatkan sumber air dari air hujan Untuk mengurangi polusi debu akibat adanya proses penambangan, PT Semen Indonesia sendiri sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengharuskan adanya greenbelt pada area penambangan benar sudah dibuat melebihi standar yang ditetapkan. Lebar greenbel t yang diwajibkan yaitu sepanjang 5 meter dari tepi lokasi penambangan tetapi pada PT Semen Indonesia sendiri membuat selebar 50 meter demi terjaganya kondisi udara di sekitar area penambangan. Reklamasi yang digunakan pada proses penambangan batu kapur yaitu mengubah rona awal menjadi hutan jati, johar, mahoni dan trembesi hasil kerjasama dengan Perum Perhutani setempat. Pada tambang tanah liat reklamasinya yaitu membuatnya menjadi waduk atau sumber air pertanian, selain itu area air tersebut digunakan juga sebagai tempat wisata dan olahraga air.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
BAB III PT. JARA SILICA
PT. Jara Silica merupakan salah satu perusahaan yang melakukan pengolahan pasir silika. Perusahaan Jara Silica merupakan jenis perusahaan perseroan terbatas. PT. Jara Silica telah memproduksi pengolahan dan pemurnian pasir silika yang diorder oleh beberapa perusahaan lokal daerah Tuban maupun regional, seperti Yogyakarta, Klaten, maupun daerah Jawa Tengah lainnya. 3.1
Profil Perusahaan
PT Jara Silika terletak di Jalan Raya Semarang KM 8, Nomor 222 Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. PT Jara Silika adalah perusahaan dalam bidang pertambangan khususnya dalam bidang pengolahan bahan galian nonlogam berupa pasir silika. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 2 Desember 1987 dan telah melalui tiga kali pergantian pemilik. Perusahaan ini berdiri pada tanah seluas 5 HA dan mempunyai jarak yang bervariasi dengan sumber tambang pasir silika. Kondisi dari masing-masing tambang mempunyai kenampakan fisik yang berbeda. Untuk komposisi/kadar SiO2 rata rata sekitar 92% sehingga dengan kadar tersebut dikatakan sangat layak untuk digunakan dalam kepentingan industri seperti pembuatan gelas, sebagai bahan pencetak casing logam, sebagai campuran pembersih karang karat pada kapal, dll. Jumlah tenaga kerja yang ada yaitu 75 orang dengan 80% dari total pekerja adalah penduduk asli setempat. Pemasaran produknya masih terbatas pada kebutuhan dalam negeri saja, yang utama yaitu di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta dan beberapa daerah di Sumatera.
3.2
Bahan Galian Silika
Definisi Pasir Silika atau pasir kuarsa (silica sand) salah satu material tambang yang mempunyai rumus kimia (SiO2), material tersebut banyak terdapat di beberapa daerah di Indonesia khususnya di Jawa (daerah Tuban dan Rembang), di
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Sumatra (daerah Bangka Belitung), dan di Kalimantan (daerah Palangkaraya). Pasir silika adalah salah satu bahan baku untuk industri semen, industri kaca, industri keramik, sand blasting, dan industri bata ringan. Untuk masing-masing industri, masing-masing mempunyai persyaratan kualitas pasir silika tertentu. Umumnya pasir silika yang ada di Indonesia memiliki komposisi SiO2 minimum 90%, Fe2O3 antara 0,01 - 0,4%, Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Na2O, TiO2, dengan warna putih, putih kecoklatan, atau putih kemerahan.
3.3
Genesa Pasir Kuarsa/Silika
Pasir kuarsa (quartz sands) merupakan pelapukan dari batuan beku asam seperti batu granit, gneiss atau batu beku lainnya yang mengandung mineral utama kuarsa. Hasil pelapukan ini kemudian mengalami proses sedimentasi, terbawa air atau angin kemudian diendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau pantai.
3.4
Eksplorasi
Eksplorasi
endapan
pasir
silika
dilakukan
untuk
menentukan
letak,
penyebaran dan ketebalan endapan. Untuk mengetahui potensi serta kualitas cadangan pasir kuarsa dilakukan kegiatan eksplorasi yang meliputi proses pemetaan udara,
pemetaan
topografi,
pemetaan
geologi,
penyelidikan
geofisika
serta
dilanjutkan dengan pemboran atau dengan sumur uji. Metode geofisika yang tepat untuk endapan pasir kuarsa ini umumnya menggunakan cara tahanan jenis, karena kondisi endapan pasir kuarsa relatif homogen dan cenderung sejajar dengan permukaan. Eksplorasi rinci biasanya dilakukan dengan pemboran, sumur uji (test pit) atau kanal (Trenches) yang selanjutnya sampel yang didapat akan diuji lebih detail baik dari kandungan maupun kualitas endapan silika lainnya. Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas sebaran endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan di dapat dari hasil perhitungan pemboran tangan, sumur uji maupun parit uji. Sedangkan luas
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
penyebaran dapat dihitung dengan menggunakan metode poligon atau triangular grouping.
3.5
Penambangan
Secara umum, penambangan pasir kuarsa, yaitu dengan cara tambang terbuka dengan cara kering dan cara basah menggunakan monitor (hydraulic mine). Pemilihan metode bergantung kepada proses pengolahan, dan letak sebaran endapan. Tahap kegiatan penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup (land clearing) dilanjutkan dengan kegiatan penggalian pasir kuarsa, pemuatan dan pengangkutan.Secara umum, penambangan pasir kuarsa, yaitu dengan cara tambang terbuka dengan cara kering dan cara basah menggunakan monitor (hydraulic mine). Pemilihan metode bergantung kepada proses pengolahan, dan letak sebaran endapan. Pengupasan lapisan penutup bertujuan untuk membersihkan tanah penutup agar endapan dapat diambil. Biasanya dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, belincong, dll. Dapat juga digunakan dengan menggunakan alat mekanis seperti bulldozer yang dilengkapi dengan garu, scrapper, shovel , dll. Pemilihan jenis peralatan bergantung pada kondisi di lapangan dan skala produksi yang ditetapkan. Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan pasir silika dari keadaan insitu. Pasir silika pada keadaan aslinya termasuk endapan yang lepas dan mudah dibongkar, sehingga proses pembongkaran dapat dilakukan dengan alat konvensional maupun mekanis seperti backhoe. Selain itu pasir silika juga dapat dibongkar dengan menggunakan air betekanan tinggi. Pemuatan dan pengangkutan pasir silika dapat dilakukan dengan tenaga manusia. Dengan menggunakan cangkul, sekop, dan ikrak proses pemuatan dapat dilakukan manual ke dalam dump truck maupun gerobak. Selain itu tak jarang juga digunakan wheel loader dan back hoe untuk memuat pasir silika ke dalam alat angkut pada perusahaan yang berskala besar. Proses pengangkutan dilakukan dengan alat seperti dump truck , pikulan, gerobak maupun lori untuk dibawa ke stock pile.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
3.6
Pengolahan
Untuk beberapa penggunaan kadang pasir kuarsa dilakukan pengolahan untuk membentuk butiran pasir menjadi bundar. Selain itu, untuk mendapatkan ukuran yang halus diperlukan penggilingan, misal untuk industri gelas. Proses pengolahan pasir kuarsa tergantung kepada kegunaan serta persyaratan yang dibutuhkan baik sebagai bahan baku maupun untuk langsung digunakan. Untuk mem-peroleh spesifikasi yang dibutuhkan dilakukan upaya pencucian untuk menghilangkan senyawa pengotor. Pada PT. Jara Silika sendiri, pengolahan pasir silika hanya berkonsentrasi pada tahapan preparasi saja untuk memenuhi syarat pada proses konsentrasi. Dari storage, pasir silika di muat oleh wheel loader untuk di dumping ke dalam bank yang selanjutnya akan dicuci untuk memisahkan material berat dengan material ringan. Material berat yang dimaksud adalah campuran antara karang dan silika, sedangkan material ringannya yaitu tanah. Setelah dicuci, material berat masuk ke dalam classifyer pertama. Proses selanjutnya yaitu setelah dari classifyer pertama kemudian masuk kedalam rotary screen untuk memisahkan antara karang dan silika dengan bantuan air. Pasir silika selanjutnya masuk ke dalam classifyer kedua yang bertujuan untuk memisahkan pasir silika berdasarkan ukuran butirnya. Jenis classifyer nya yaitu humprey spiral . Terdapat dua jenis ukuran yang didapat dari classifyer kedua yaitu ukuran 10#-30# dan ukuran dibawah 10#. Untuk ukuran dibawah 10# langsung dibawa ke dalam truck untuk dipasarkan. Sedangkan ukuran 10#-30# akan dibawa ke proses selanjutnya. Untuk ukuran 10#-30# akan dimuat oleh wheel loader ke dalam silo untuk dibawa oleh belt conveyor ke proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan oleh rotary dryer dengan suhu sekitar 120-150°C. Di ujung rotary dryer ada pintu pengeluaran yang langsung dihubungkan oleh vibrator table yang akan membawa pasir silika kering ke vertical bucket conveyor . Melalui vertical bucket conveyor, pasir silika dibawa ke screen vibrator table untuk dipisahkan berdasarkan ukuran
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
butirnya. Dari hasil ayakan terbesut pasir silika akan dibagi menjadi empat ukuran butir yang selanjutnya akan dikemas dan dipasarkan sesuai pasar yang membutuhkan. 3.7
Data Lingkungan Hidup
Proses pengolahan limbah pada PT. Jara Silika cukup sederhana. Hal ini dikarenakan proses yang digunakan tidak mengeluarkan emisi atau pencemaran yang berarti kecuali dalam proses pembakaran. Air yang digunakan dalam proses pencucian dan pada proses rotary screen akan selalu digunakan terus menerus karena setelah air terbuang, air tersebut akan mengalir melalui selokan dan akan di pompa lagi ke dalam bak penampungan yang ada di samping tempat pengolahan. Untuk menjaga keadaan udara dari hasil gas pembakaran, dilakukan dengan membuat cerobong pembuangan gas bakar yang tinggi agar langsung terbuang ke elevasi udara yang tinggi sehingga tidak akan terlalu mencemari udara bersih di sekitar pabrik.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
BAB IV PT. ARGA WASTU 4.1 Bahan Galian Andesit
Andesit adalah nama salah satu batuan beku ekstrusif yang tersusun atas butiran mineral yang halus (fine-grained). Batuan beku ekstrusif ini biasanya ringan dan berwrna abu-abu gelap. Pada kondisi cuaca tertentu, Andesit sering terlihat berwarna coklat sehingga untuk mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih detail. Andesit kaya akan mineral plagioklas feldspar dan biasanya mengandung biotit , piroksen, atau amphibole. Berdasarkan sifat-sifat batu andesit, batuan ini banyak digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana infra struktur sipil, seperti bahan bangunan, bahan baku pembuatan jalan raya (baik untuk sub grade maupun lapisan bagian atas), sebagai campuran untuk pembuatan hot mix jalan raya, bahan baku beton bertulang, tiang listrik, dan untuk hiasan dinding (eksterior) 4.2. Genesa Batuan Andesit
Andesit ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan oleh stratovulkano. Lava yang naik ke ke permukaan akan mengalami proses pendinginan dengan cepat, hal inilah yang menyebabkan tekstur andesit menjadi lebih halus. Butir mineral dalam andesit biasanya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan alat pembesar. Beberapa jenis andesit mengandung sejumlah besar "glass", dan ada juga yang terlihat jejak lava gas vesikular dengan tekstur amigdaloidal . 4.3.Eksplorasi
Eksplorasi batu andesit yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, seedangkan kegiatan awal berupa pencarian endapan (prokpeksi) umumnya dilakukan dengan mempelajari peta geologi
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
kemudian dilakukan survey tinjau di daerah yang mengandung batuan beku. Batu andesit termasuk dalam batuan beku luar yang bersifat intermediet , batu andesit mempunyai resistensi yang tinggi sehingga biasanyadi jumpai dalam bentuk bukit bukit andesit. Jenis eksplorasi yang digunakan biasanya jenis eksplorasi geofisika. Eksplorasi geofisika biasanya digunakan untuk menentukan geometri endapan batuandesit yang dilakukan sebelum kegiatan pemboran. Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :
Pemetaan topografi
Pengambilan conto bongkah
Pemboran inti
Analisa conto (sifat fisik dan mekanik)
Perhitungan cadangan
4.4.Penambangan
Penambangan dilakukan dengan cara pembongkaran yaitu merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan induknya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar sehingga mudah untuk dilakukan penanganan selanjutnya. Sebelum
dilakukannya
proses
pembongkaran,
pemuatan
dan
pengangkutan,
dilakukan kegiatan pembersihan lahan (land clearing) dan pengupasan lapisan penutup (stripping over burden). Pembersihan lahan (land clearing) yaitu kegiatan awal yang meliputi pembersihan lahan pada suatu lokasi pertambangan apabila lokasi tersebut tertutup oleh pohon-pohon besar atau semak-semak yang akan memungkinkan untuk mengganggu apabila kegiatan penambangan dilakukan. Pengupasan lapisan penutup (stripping over burden) yaitu kegiatan yang bermaksud untuk mengupas lapisan tanah penutup sehingga andesit akan lebih mud ah
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
diambil. Lapisan tanah penutup biasanya berupa tanah, batuan lapuk atau batuan yang menutupi bahan galian lainnya. Pembongkaran untuk andesit yang keras dilakukan dengan pemboran dan peledakan. Alat yang digunakan untuk pemboran untuk membuat lubang peledakan adalah crowler rock drill (CRD) dan compressor + selang (berisi udara 1 buah). Setelah dibuat lubang dengan pengeboran selanjutnya dikakukan kegiatan dengan jenis peledakan elektrik dengan tipe peledakannya yaitu Vcut. Jenis peledakan elektrik dipilih karena murah dan mudah dalam perangkaian dan pengaturan delay peledakannya. Tipe peledakan Vcut dipilih karena untuk memudahkan dalam pemuatan material andesit, tipe Vcut akan membuat material hasil peledakan mengumpul pada daerah yang sama dan memusat. Sebelum dimuat kedalam alat angkut, untuk material yang masih berukuran besar akan di bongkar lebih kecil lagi dengan alat mekanis breaker. Pemuatan dan pengangkutan pada PT Arga Wastu dilakukan dengan alat mekanis. Material yang sudah dibongkar akan dimuat dengan excavator kedalam dump truck. Dump truck akan mengangkut andesit dan akan di dumping ke dalam ROM Andesit. 4.5.Pengolahan
Pengolahan andesit dilakukan dengan cara peremukan kemudian dilakukan pengayakan untuk dapat ukuran yang diinginkan. Batu andesit merupakan batuan beku yang sangat banyak terdapat di indonesia. Batu andesit yang masih segar berwarna abu-abu.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
ROM ANDESIT
HOPPER
VIBRATING GRIZZLY FEEDER
PRIMARY
SINGLE DECK VIBRATING SCREEN
SECONDARY CRUSHER
DOUBLE DECK VIBRATING SCREEN
FRAKSI BESAR
FRAKSI SEDANG
FRAKSI KECIL
Gambar 4.1. Diagram alir proses pengolahan PT. Arga Wastu
4.6.Data Lingkungan
Pada PT Arga Wastu dilakukan metode peledakan dalam pembongkaran yang menimbulkan suara bising yang cukup mengganggu. Oleh karena itu kegiatan peledakan yang dilakukan harus sesuai standar dan ramah lingkungan. Peledakan dilakukan pada saat sekitar jam 12 siang dimana kegiatan aktivitas sehari-hari sedang istirahat, sehingga dimungkinkan untuk orang yang kaget akibat suara hasil peledakan
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
akan sedikit. Selain itu pekerja yang bekerja juga sedang dalam waktu istirahat kerja sehingga mengurangi kemungkinan adanya korban akibat flying rock. Reklamasi hasil tambang andesit belum dimulai, karena masih dalam tahap pekerjaan. Rencana yang dibuat sesuai dengan apa yang telah diizinkan pada pembuatan usaha tambang, wilayah bekas tambang andesit akan kembali ditanami pohon yang sama dengan keadaan pohon awal sebelum dilakukan kegiatan penambangan. Selain itu terdapat rencana juga untuk dijadikan sebagai tempat wisata alam.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
BAB V PT. INDUSRI MARMER INDONESIA
Marmer disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorphose kontak atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu, jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitam coklat, pirite, ilmenite memberi warna coklat kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit, mineral lain yaitu dolomite, kuarsa, mika, chlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen, termolit, walastonit, visuvianit, forsterite, olivine, talk, brucit,serpentin, dan periklas. Di samping itu, tingkat metamorphose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolith facies hingga granulit facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi dua jenis, yaitu marmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya marmer diklasifikasi sebagai berikut :
Statuary marble
: tekstur lembut, putih bersih
Architectural marble : warna, tekstur, mutu dan kekuatan bagus
Ornamental marble
:warna indah dan bervariasi
Onix marble
: warna indah dan bervariasi
Cipdin marble
: mengandung mika dan talk
Ruin marble
: tekstur halus dan seginya tak teratur
Breccia marble
: tekstur kasar dan persegi
Shell marble
: terdapat fosil
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Di samping itu rekahan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya rekahan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
5.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: INDUSTRI MARMER INDONESIA, PT Alamat: Jalan Gamping Desa Besole, Besuki Kota:Tulungagung Provinsi: Jawa Timur Komoditas: Marmer Slabs Kelompok Industri: Barang dari marmer dan granit untuk keperluan bahan bangunan Telp. 0355 531383/531393
5.2 Genesa Marmer
Marmer terbentuk sabagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi instrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batu gampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai akibat proses metamorfose regional.
5.3 Eksplorasi
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis.
5.4 Penambangan
Penambangan marmer di Tulungagung menggunakan metode sistem penambangan terbuka yaitu dengan proses stripping. Pada sesi horizontal dan vertikal lalu dimasukkan diamond wire saw. Dilakukan pemotongan blok marmer pada arah vertikal telebih dahulu dengan memasukkan air supaya lancar dalam pemotongan blok tersebut. Setelah itu dilakukan penggalian menggunakan backhoe.Kemudian diangkut dengan truck ke tempat pengolahan. Berikut Sketsa penambangan marmer:
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
Gambar 5.1. Diagram Alir Penambangan
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
5.5 Pengolahan
Berikut Diagram alir proses pengolahan marmer:
Gambar 5.2. Diagram Alir Proses Pengolahan PT IMI Tulung Agung
5.6 Reklamasi
Reklamasi yaitu merupakan suatu proses perbaikan pada suatu daerah tertentu (lahan bekas tambang) sebagai akibat dari kegiatan penambangan sehingga dapat berfungsi kembali secara optimal. Merelokasi bekas tambang marmer dengan tumbuhan
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017
berkayu besar, melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara membina dan memberikan
penyuluhan
untuk
membangkitkan
kesadaran
agar
membatasi
pertambangan marmer secara liar tanpa adanya izin dari pemerintah kota setempat. BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Analisis Data
Pada Ekskursi Industri Tambang ini , mahasiswa diperkenalkan tentang macam
pekerjaan
di
perusahaan-perusahaan
tambang
sehingga
mahasiswa
mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan, pemasaran berbagai jenis bahan galian , serta cara pengelolaan lingkungan tambang. Eskursi Industri Tambang ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan di lapangan, sehingga dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan. Mahasiswa juga mengetahui bagaimana perbandingan antara teori yang diberikan di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
6.2 Aplikasi
1. Lebih mengetahui kehidupan lapangan yang sebenarnya. 2. Mendapatkan gambaran akan pekerjaan di dunia tambang. 3. Dapat menerapkan materi yang diberikan di perkuliahan.
Richky Adhia Utama, Ekskursi Industri Tambang-2017