1
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik flora maupun fauna. Kekayaan ini dapat memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat Indonesia. pengetahuan yang memadai dan pemanfaatan yang baik tentunya akan cukup sekali dalam memakmurkan bangsa ini. Di dunia ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang sudah teridentifikasi, dan dalam kehidupan sehari-hari kita lebih sering menjumpai hewan vertebrata dari pada avertebrata. Padahal sebenarnya jumlah spesies vertebrata hanya 5% dan selebihnya merupakan invertebrata (Jasin,1992).
Invertebrata adalah termasuk ke dalam kingdom animalia, sebuah kingdom besar yang terdiri lebih dari satu juta spesies yang diketahui dengan baik (Meglitsch, 1972). Hewan invertebrata jumlahnya sangat banyak dibandingkan dengan hewan vertebrata. Diperkirakan jumlah jenis hewan ini lebih dari 1.150.000 spesies, sedangkan jumlah vertebrata 42.000 spesies (Kekurt,1961).
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata, dimensi tubuhnya kecil, sistem saraf dibawah saluran pencernaan, hidup bebas, herbivora, carnivora, parasit, predator, dan ada yang bersifat sebagai plankton, nekton, benthos diperairan. Hewan ini mulai dari bersel satu (protozoa) sampai bersel banyak (metazoa), (Djarubito, 1989).
Hewan Invertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki spesies paling banyak terdapat di muka bumi. Dengan jumlah kira – kira mencapai 1 juta spesies atau 95 % dari jenis hewan yang merupakan kelompok invertebrata, tentunya membutuhkan pengklasifikasian jenis hewan tersebut untuk memudahkan mempelajarinya. Hewan invertebrata terbanyak dari ordo Insecta. Klasifikasi juga bertujuan mengetahui kekerabatan satu organisme dengan organisme lainnya. Sehingga dapat menunjukkan tentang evolusi kekerabatannya. Pengorganisasian sejumlah spesies menjadi kelompok-kelompok yang dapat dimengerti disebut hirarki taksonomi. Ilmu taksonomi menjadi penemuan penting di dalam pengelompokan jenis hewan berdasarkan tingkat / hirarki dan pemberian nama (nomenklatur) (Campbell, 2000).
Invertebrata memiliki banyak manfaat bagi kehidupa manusia, diantaranya sebagai bahan konsumsi, misalnya udang, kepiting, cumi-cumi, kerang dan teripang. Usaha budidaya, misalnya pembudidayaan udang di tambak, tiram mutiara dan oyster di laut (Suwigyo, 2005).
Kegiatan kuliah lapangan merupakan salah satu media pembelajaran untuk lebih mengenal hewan invertebrata. Mengingat banyak jenis hewan invertebrata yang ada di permukaan bumi ini dibandingkan yang lainnya maka dilakukanlah kuliah lapangan ini sehingga mahasiwa dapat melihat di lapangan secara langsung jenis hewan yang ditemukan berdasarkan filum yang ada.
Kuliah lapangan dilaksanakan di Taman Hutan Raya DR. Moh. Hatta atau yang dikenal dengan Taman Hutan Raya Bung Hatta berada di Kecamatan Lubuak Kilangan, Kelurahan Indarung. berjarak 20 Km sebelah timur dari pusat Kota Padangdan jarak dari Minangkabau International Airport adalah sekitar 50 Km. Pantai Air Manis, merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kota Padang yang menarik untuk dikunjungi. Lokasi Pantai Air Manis terletak di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat, Indonesia (Dinas pariwisata kota Padang, 2014).
1.2 Tujuan
Tujuan kuliah lapangan ini adalah untuk mengenal cara pengkoleksian di lapangan, mengenal cara pensortiran, pengawetan dan identifikasi hewan invertebrata di laboratorium.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kuliah lapangan adalah :
Dapat mengklasifikasikan hewan-hewan invertebrata
Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang hewan invertebrata
Mendapatkan keterampilan mengoleksi dan mengawetkan hewan invertebrata
II. TINJAUAN PUSTAKA
Invertebrata atau avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamark untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali vertebrata (pisces, reptil, amfibi, aves, dan mammalia). Contoh hewan invertebrata adalah serangga, ubur – ubur, hydra, cumi – cumi dann cacing. Invertebrata mencakup 97 persen dari seluruh anggota kingdom animalia (Kimball, 1992).
Lamark membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-fila mulai dari organism yang simple seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti molusca dan anthropoda. Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukkan bahwa bannyak hewan invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan vertebrata dari pada dengan sesame invertebrata (Campbell, 2000). Hewan invertebrata digolongkan menjadi beberapa filum, yaitu porifera, coelenterate, platyhelmintes, nemathelminthes, annelid, Anthropoda, molusca dan Echinodermata (Borror, 1992).
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoologi menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus oleh plasma membran (Radiopoetro, 1996)
Protozoa bersifat eukariotik dengan berbagai tipe simetri tubuh. Struktur tubuh di mulai dari yang paling sederhana sampai ke bentuk yang lebih kompleks. Habitat protozoa umumnya di air tawar, laut dan tanah yang lembab. Hidupnya soliter dan ada juga yang berkoloni. Cara mendapatka makanan dengn secara komensal, mutualistik dan parasit. (Jutje, 2006).
Porifera berasal dari kata orous yang berarti pori-pori dan ferre yang berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif , tidak memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memperlihatkan kebebasannya sampai batatas-batas tertentu. Umumnya hewan porifera dijumpai hidup dilaut , melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Hanya famili spongilidae yang hidup diair tawar pada porifera yang hidup dilaut berkisar 10.000 species. Umumnya pada air dangkal, namun ada pula pada bagian yang dalam (Pechenik,2000).
Coelenterata merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah " Hewan Berongga " itupun masih belum tepat, mengingat coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya ( coelom ), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenterata. Dalam kenyataan coelenteron tersebut merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencernan makanan dan sebagai alat pendengar sari-sari makanan keseluruh bagian tubuh. Coelenterata hidup di air laut, hanya beberapa yang hidup di air tawar (Jasin, 1992).
Coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ectoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat/nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut. Tubuhhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk , yaitu polip dan medusa. Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak bebas mellekat pada dasar perairan. Sedangkan Medusa dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan gamet betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air. Filum Coelenterara lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya. (Robert, 1986).
Anthozoa merupakan jenis hewan Coelenterata yang sering dinamakan binatanng bunga atau anemon laut, tubuh berbentuk polip, hidup diair laut yang jernih. Dapat menghasilkan kerangka yang keras dari kapur. Kerangka inilah yang merupakan batu/ terumbu karang. Ada juga yang kerangka luarnya dari zat tanduk. Contoh Anemon, Euplexaura antipathies (akar bahar). Manfaat Coelenterata diantaranya Ubur-ubur dapat dimakan, anemon laut, mawar laut dapat digunakan sebagai hiasan dalam aquarium. Dilaut hewan ini membentuk terumbu karang, sebagai tempat berlindungnya ikan dan tempat wisata (Pratiwi, 2006).
Platyhelmintes (cacing pipih) merupakan filum untuk jenis cacing yang tidak memiliki punggung dan perut serta tidak berbuku-buku. Tempat hidup cacing ini adalah dilaut, disungai dan danau atau parasit pada tubuh organisme lain. Trematoda termasuk kelas Platyhelminthes yang hidup parasit pada hewan dan manusia. Memiliki alat penghisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh Fasciola sering disebut dengan cacing hati, Fasciola hepatica hidup dihati domba, dan Fasciola gigantica hidup dihati sapi. Chlonorchis yaitu cacing hati yang hidup pada manusia. Banyak terdapat didaerah Cina, Jepang, Vietnam. Cacing dewasa yang hidup disaluran empedu dan keluar bersama feses (Campbell, 2000).
Nemathelmintes berasal dari kata nematos yang berarti benang dan nelminthes yang berarti cacing. Jadi arti sebenarnya dari Nemathelmintes adalah cacing benang kerena bentuknya yang bulat dan memanjang. Tubuh Nemathelmintes tidak beruas-ruas. Pada bagian depan terdapat mulut, alat pencernaanny adalah usus dan diakhiri dengan anus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat pencernaannya sempurna (Thomas et al,1992).
Annelida merupakan avertebrata yang telah memiliki selom (rongga tubuh) yang sempurna. Mereka memiliki mulut pada segmen pertamnya dan anus pada segmen terakhirnya. Annelida laut biasanya adalah hewan karnivora yang memangsa hewan atau bangkai, cacing tanah merupakan pemakan material organik atau bisa juga dikatakan pemakan sampah, sedangkan lintah adalah annelida yang menjadi parasit penghisap darah pada hewan lain. Saluran pencernannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan berakhir di anus. Annelida memiliki kumpulan saraf (otak) di ujung anterior badannya yang digunakan sebagai pusat koordinasi tubuh. Annelida dari kelas polychaeta memiliki mata sederhana yang digunakan untuk mendeteksi keadaan lingkungan sekitar. Sedangkan cacing tanah, hanya memiliki saraf-saraf yang cukup peka cahaya untuk mendeteksi daerah gelap dan daerah terang (Campbell, 2000).
Molusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewamn triploblastik, bilateral simetri, umummnya memiliki mantel yang dapat mengahsilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput dan bekicot. Namun ada pula molusca yang tidak memiliki cangkok seperti cumi-cumi sotong, gurita,. Molusca memilki struktur berottot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasya. Molllusca merupakan filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis kedalam bentuk fosil. Mollusca hidup dilaut, air tawar, payau dan darat (Goerge, 2009).
Molusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih banyak terdapat dalam lautan. Umumnya molusa berselubung sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Secara internal, mantel itu bertaut dengan tubuh. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai sistem digesti, respirasi, eksresi dan reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis molusca mempunyai stadium larva trokofor serupa yang terdapat pada annelida. Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ eksresi dan respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk dari sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya (Brotowidjoyo, 1989).
Arthropoda merupakan filum yang sangat besar dari seluruh spesies hewan, kira – kira ¾ berupa artnropoda. Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen, rangka luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon-pohon, menempel, pada hewan piaraan. Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu Crustacea, Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta atau Hexapoda. Pada jenis Insecta terbagi lagi menjadi dua yaitu Apterygota serangga yang tidak bersayap, tidak bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaanya, mulut meenggigit lalu yang kedua yaitu Pterygota serangga bersayap, gterdiri dari beberapa ordo (Jutje, 2006).
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih dan tidak bergelombang. Echinodermata terdiri atas 5 kelas yaitu Asteroidea memiliki bentuk seperti bintang,, organ-organ bercabang kelima lengan, warna hitam, biru kecoklatan. Yang kedua Ophiuroidea lengan panjang menyerupai ular, sering disebut dengan bintang air laut. Crinoidea mirip dengan tumbuihan, memiliki 5 lengan yang bercabang, melekat pada batu. Echinodea tubuh dipenuhi duri yang terbuat dari zat kapur, ada yang pendek dan ada yang panjang. Holothuroidea tubuh tidak berduri, kulit halus dan lunak, bentuk tubuh seperti ketimun banyak dijumpai di pantai (Campbell, 2000).
Echinodermata kebanyakan hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang tersusun radial , dengan mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan sebagian besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem digesti lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban dengan telapak tabung. Gerakannya diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang disebut sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radier. Pad echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eksresi secara khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula yang terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit. (Hala, 2007).
Gastropoda merupakan hewan jenis mollusca yang menggunakan perut, tubuh memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi untuk indera pembau dan peraba. Hidup didarat, air tawar, air laut. Bersifat hermafrodit, perkawinan silanng. Pembuahan terjadi ditubuh betina. Contoh Achatina fulica atau bekicot, Lymnea atau siput sawah, Melania atau sumpil (Pechenik, 2000).
III. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kuliah lapangan Taksonomi Hewan Invertebrata dilaksanakan pada hari minggu tanggal 22 November 2015 di Gunung Padang dan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Selanjutnya pengidentifikasian dan pengoleksian sampel dilaksanakan di Laboratorium pendidikan I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam kuliah lapangan ini adalah ember, saringan, plastik 1 kg, plastik 5 kg, insect net, aspirator, botol koleksi, botol film, killing bottle, kapas, label tempel, label gantung, buku catatan, alat tulis, kertas segitiga, kotak segitiga, pinset, steroform, kotak sampel, jarum pentul, penggaris, tisu dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan dalam kuliah lapangan ini adalah kloroform, alkohol 70 %, formalin, dan kapur barus.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja di Lapangan
3.3.1.1 Hewan Invertebrata di Darat
Adapun hewan invertebrata yang umumnya ditemukan dan dikoleksi adalah dari kelas Insekta khususnya sub kelas Arthropoda. Sampel darat ditangkap dengan menggunakan insect net. Lepidoptera yang tertangkap, dibunuh di bagian thorax dari lepidoptera tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam kertas segitiga, dan disimpan di dalam kotak susu kemudian diberi label.
Kelompok Odonata yang tertangkap dibunuh dengan cara menekan bagian thoraks dari capung, dimasukkan ke dalam kertas segitiga dan disimpan di dalam kotak segitiga dan diberi label. Sedangkan untuk kumbang, belalang dan insekta lainnya yang cukup besar dapat dilumpuhkan terlebih dahulu dengan memasukkan ke dalam killing bottle untuk kemudian disimpan di dalam botol koleksi, dan kemudian diberi label.
Pengambilan sampel hewan darat ini dilakukan secara langsung, hewan ditangkap dengan menggunakan tangan ataupun pinset, disimpan di dalam botol koleksi dan ditambahkan dengan alkohol 70%. Sedangkan hewan lainnya dapat dikoleksi di dalam botol koleksi dengan penambahan alkohol, atau dapat juga dilumpuhkan dengan killing bottle dan disimpan di dalam botol koleksi sesuai dengan ukuran tubuh hewan.
3.3.1.2 Hewan Invertebrata di air
Hewan invertebrata air yang didapatkan pada saat kuliah lapangan yang dilaksanakan di sekitar tepi pantai Air Manis sampai ke tepi pantai Pulau Pisang. Pengambilan sampel laut dilakukan dengan mengumpulkan kerang-kerangan dan hewan laut seperti Gastropoda, Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata kemudian memasukkannya kedalam botol koleksi untuk diawetkan nantinya menggunakan Alkohol 70%.
3.3.2 Cara Kerja di Laboratorium
3.3.2.1 Hewan Invertebrata di Darat
Hewan yang dikoleksi dalam botol koleksi dengan penambahan Alkohol, diganti dengan alkohol yang baru. Hewan-hewan tersebut diidentifikasi dan diberi label koleksi.
Sedangkan untuk kupu-kupu dan capung diawetkan dengan cara pengawetan kering. Pertama, disediakan steroform yang lebarnya sesuai dengan lebar hewan tersebut. Kemudian di tengah-tengah steroform tersebut dibuat cekukan memanjang. Kedua, hewan tersebut direntangkan sayapnya di atas stereoform dengan posisi badan berada pada cekukan tadi. Setelah itu, sayapnya ditutup dengan kertas minyak yang ditusuk dengan jarum pentul untuk menahan sayapnya agar tetap terentang dengan baik. Kemudian spesimen tersebut dikering anginkan atau dapat juga diinkubasi di dalam inkubator selama 2-3 hari. Terakhir hewan tersebut diidentifikasi, diberi label koleksi dan disimpan di dalam kotak kayu.
3.3.2.2 Hewan Invertebrata di Air
Hewan Invertebrata air yang didapatkan yang telah diawetkan dengan Alkohol 70%, diganti dengan alkohol baru kemudian diberi label tempel. Sedangkan, sampel dari kelas Kerang-kerangan dan Porifera dicuci bersih, dikeringkan baru kemudian diberi label. Sampel diidentifikasi dengan melihat dari sampel sebelumnya yang ada di laboratorium dan buku Taksonomi Hewan Invertebrata. Sampel juga diidentifikasi dengan menggunakan buku kunci determinasi. Setelah diidentifikasi sampel disimpan didalam baki.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gunung Padang
NO
Spesies
Lokasi
Waktu
Deskripsi
Pengambilan
1
Eurema brigitta
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Sayap dan tubuh berw
arna kuning, pinggiran
sayap berwarna coklat.
2
Nuerothermis
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Kumbang kecil dengan
sayap orange.
3
Gryllus sp
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Jangkrik
4
Capung Jarum
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Tubuh ramping, seperti
jarum
5
Melanoplus sanguinipes
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Sayap seperti selaput
Mengerik saat akan ka
win
6
Valanga sp
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Belalang Kayu
7
Papilio memnon
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Keseluruhan sayap dan
tubuh berwarna hitam
8
Odontoponera denticulata
Gunung Padang
Minggu, 22 nov 2015
Semut hitam besar
4.1.1 Eurema brigitta
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Gambar 1. Eurema brigittaFamili : Pieridae
Gambar 1. Eurema brigitta
Genus : Eurema
Spesies : Eurema brigitta Moore, 1878
Berdasarkan pengamatan, Eurema brigitta memiliki dua pasang sayap kuning polos, 3 pasang kaki, torak putih, abdomen putih, antena hitam panjang. Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson (1992), yang menyatakan bahwa kupu-kupu ini memiliki sayap dengan warna dasar kuning dengan tepi sayap berwarna coklat tua. Ukuran kupu-kupu ini sedang dengan rentang sayap 12-24 mm. Memiliki bentuk tubuh yang panjang dengan berwarna gelap.Sering ditemui beterbangan disekitaran pemukiman warga.
Jantan dan betina, kedua sayapnya panjang dan lebar, bulat pada setiap ujung sayap, dan terdapat garis pinggir disekelilingnya.Pada bagian sayap atas berwarna kuning cerah dengan warna hitam kusam.Garis pinggir mengelilingi sayap berwarna hitam dan kadang terbagi menjadi dua bagian, atas dan bercak bawah.Subspesies ini tersebar dari timur hingga pusat dan beberapa bagian dari Thailand, juga di Indo-China, China selatan, Hainan dan Taiwan. Juga terdapat pada Jepang yang bermigrasi (Johnson,1992).
4.1.2 Nuerothermis sp.
Kingdom : Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Nymenoptera
Gambar 2. Nuerothermis sp.Famili : Cicadellidae
Gambar 2. Nuerothermis sp.
Genus : Nuerothermis
Spesies : Nuerothermis sp.
Bentuk serangga ini, memiliki sayap tipis bewarna coklat terang, dengan garis hitam pada tepinya. Pada bagian mata memiliki bintik hitam berjumlah 4.
Neurothermis merupakan jenis serangga yang berukuran sedang hingga kecil, bisanya ditemukan pada daun yang berbulu halus, seperti daun mint. Bentuk dan corak tubuhnya beragam, yang paling sering ditemukan adalah orange kehitaman, memiliki bintik mata majemuk. Seranggga ini Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit (Peggic, 2000).
4.1.3 Gryllus sp
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Grylludae
Genu : Gryllus
Gambar.3 Gryllus sp.Spesies : Gryllus sp
Gambar.3 Gryllus sp.
jangkrik pada umumnya adalah badan berwarna cokelat gelap dan terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Memiliki kaki pelompat, getaran sayapny menghasilkan suara yang khas.
Pada bagian kepala terdapat sepasang antena panjang. Pada bagian anterior, terdapat sepasang mata majemuk. Pada bagian ventral terdapat mulut yang terbagi menjadi labrum, mandibles, maxillae, dan labium. Pada bagian toraks dibagi menjadi tiga, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Terdapat dua pasang sayap yang terdapat pada mesotoraks dan metatoraks. Sayap depan memiliki panjang yang bervariasi tetapi hal yang pasti adalah sayap depan menutupi setidaknya setengah hingga seluruh bagian abdomen dan berbentuk datar terhadap badan jangkrik kemudian sayap belakang lagi tertutupi oleh sayap depan dan terlipat. Pada betina tampak ovipositor yang lebih panjang dibandingkan jantan. Baik betina dan jantan memiliki cerci (Pechenik, 2000).
4.1.4 Odonata
Kingdom : Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Gambar.4 Ordo OdonataOrdo : Odonata
Gambar.4 Ordo Odonata
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya. Capung dan capung jarum menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah jauh (Johnson,1992).
4.1.5 Melanoplus sanguinipes
Kingdom : Animalia
Gambar.5 Melanoplus sanguipiensPhyllum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae
Genus : Melanoplus
Spesies : Melanoplus sanguinipes Stal, 1873
Gambar.5 Melanoplus sanguipiens
Ordo Orthoptera termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Serangga merupakan hewan yang dominan di bumi ini, terdapat dimana-mana baik di darat maupun dalam air. Dominasi dari serangga tersebut disebabkan karena serangga mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Selain itu serangga memiliki waktu generasi yang singkat dan berukuran kecil. Serangga terdiri atas ratusan ribu jenis, bentuknya sangat bervariasi, ukurannya bermacam-macam mulai mulai dari yang mikroskopis sampai yang makroskopis.
Ciri-ciri ordo Orthoptera, memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya (Dwisang, 2008).
4.1.6 Valanga sp.
Kingdom: Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Croptera
Famili : Acrididae
Gambar.6 Valanga sp.Genus : Valanga
Gambar.6 Valanga sp.
Spesies : Valanga sp.
Belalang ini berukuran saat dewasa mencapai 85 mm dengan warna coklat tua. Saat muda (Nimfa) berwarna hijau dan terkadang terdapat pola coklat dan oranye, kemudian berubah menjadi coklat sebelum kulitnya terkelupas (moulting). Selama musim dingin, belalang ini berhibernasi.
Habitat belalang kayu di daun pada semak-semak dan di pohon dan memakan daun-daunan. Masuk dalam klasifikasi famili Acrididae karena ciri khas belalang kayu yaitu antena pendek, dan terdapat tympana (alat pendengaran pada serangga) pada segmen pertama abdomen (Johnson, 1992).
4.1.7 Papilio memnon
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Gambar 7. Papilio memnonOrdo : Lepidoptera
Gambar 7. Papilio memnon
Famili : Papilionidae
Genus : Papilio
Spesies : Papilio memnon Stal, 1873
Berdasarkan pengamatan, Papilio memnon memiliki dua pasang sayap berwarna hitam, antena panjang, terdapat satu bintik hitam pada sayap atas dan lima bintik hitam pada sayap bawah.
Menurut Kanisius (1991), serangga ini memiliki tubuh yang berukuran besar, rentang sayapnya antara 120 -150 mm. Pada jantan bagian atas tumbuh berwarna hitam dengan helaian garis-garis kebiruan dan bagian bawah yang mirip dengan bintik-bintik merah didasar sayap. Terdapat garis-garis tanda berwarna putih pada sayap bagian bawah. Memiliki delapan bintik-bintik putih pada toraks bagian atas.
Pada betina memiliki warna sayap dengan coklat tua, dengan garis putih keabu-abuan. Bagian dasar ketiga berwarna merah dengan ujung bagian dalamnya berwarna putih. Sayap belakang berwarna biru-hitam. Memiliki titik potongan berwarna kuning atau putih sebanyak 5-7 (Peggic et. al. 2000).
4.1.8 Odontoponera denticulata
Kalsifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Gambar 8. Odontopnera denticulataFamili : Formicidae
Gambar 8. Odontopnera denticulata
Genus : Odontoponera
Spesies : Odontopnera denticulata Smith, 1858
Berdasarkan pengamatan, Odontopnera denticulata memiliki sepasang kaki, kepala dan toraks menyatu, memiliki antena yang pendek, mata besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Susetya (1994) yang menyatakan bahwa Odontopnera denticulata memiliki scape antena (bagian pangkal antena yang tidak bersegmen) yang pendek, ukuran mata besar. Pada bagian kepala (caput) memiliki bentuk cekungan. Biasanya Odontopnera denticulata memiliki warna yang lebih gelap (terkadang hitam) dengan kaki yang berwarna agak kemerahan. Biasanya Odontopnera denticulata banyak ditemukan pada daerah-daerah yang banyak aktivitas manusianya seperti daerah pertanian, kebun dan pekarangan rumah dan sulit ditemukan di hutan-hutan.
4.2 Taman Hutan Raya Bung Hatta
NO
Spesies
Lokasi
Waktu
Deskripsi
Pengambilan
1
Xpthima kalelonda
Tahura
Sabtu, 21 nov 2015
Kupu-kupu hitam coklat
2
Apia sp.
Tahura
Sabtu, 21 nov 2015
Sayap dan tubuh bewarna coklat terang, dengan garis pada sayap bewarna krem
4.2.1 Xpthima kalelonda
Kingdom: Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Sattiridae
Gambar .9 Xpthima kalelondaGenus : Xpthima
Gambar .9 Xpthima kalelonda
Spesies : Xpthima kalelonda Stal, 1873
Ciri umum kupu-kupu ini adalah keseluruhan sayap dan badannya bewarna kecoklatan. Pada beberapa bagian sayapnya berwarna coklat terang dengan pola bulat kehitaman.
Xpthima kalelonda merupakan salah satu jenis kupu-kupu dari kelas insecta dan bewarna coklat. Hewan ini memiliki sepasang antena pada kepalanya, dan memiliki mata majemuk. Kupu-kupu ini memiliki dua pasang sayang dan tiga pasang kaki. Tipe mulut dari kupu-kupu ini adalah menghisap, yang digunakan untuk menghisap nektar bunga. Pada bagian tepi dari sayap kupu-kupu ini terdapat lingkaran lingkaran kecil dengan bulatan hitam di tengahnya. Lingkaran-ligkaran ini merupakan ciri khas dari kupu-kupu ini (Kekurt, 1961).
Apia sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pieridae
Gambar .10 Apia sp.Genus : Apia
Gambar .10 Apia sp.
Spesies : Apia sp.
Berdasarkan pengamatan, Apia sp. memiliki 2 pasang sayap, berwarna putih dengan corak coklat, abdomen putih, antena panjang, 3 pasang kaki putih. Menurut Hickman (1997), ordo Lepidoptera mempunyai dua pasang sayap, sayap depan sebagian tebal dan sebagian lagi tipis seperti selaput. Mempunyai tipe mulut menghisap dan menusuk. Pada stadia pradewasa disebut larva atau pupa.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan pada kuliah lapangan di Kawasan Taman Hutan Raya Bung Hatta dan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat dapat disimpulkan bahwa :
1. Jenis hewan darat yang banyak didapatkan adalah jenis Lepidoptera
2. Ordo Orthoptera dan Croptera juga sering ditemukan karena kawasan yang dilewati sangat mendukung untuk tempat hidupnya, merupakan ordo dari belalang.
5.2 Saran
Agar mendapatkan sampel yang bagus, disarankan kepada praktikan agar ketika proses pengawetan dan identifikasi harus mengefisiensikan waktu dan melakukan prosedurnya dengan hati – hati. Di dalam proses identifikasi harus menggunakan banyak literatur, agar hasilnya lebih akurat dan jeli memperhatikan morfologi dari sampel yang didapatkan. Jika ada yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada asisten atau dosen sehingga tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Borror, D. et al. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Yogyakarta : UGM press
Brower, Andrew V. Z. 2006. Neptis Fabricius Neptidomima Holland 1920. Version 9 December 2006
Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta
Dinas Pariwisata Kota Padang, 2014.
Dwisang, E. L., 2008. Inti Sari Biologi. Scientific Press. Tangerang
Gay,Thomas; Kehimkar,Isaac & Punetha,J.C.(1992) Common Butterflies of India. WWF
India and Oxford University Press, Mumbai, India.
George, Fried, E. H & Hademos, G. J. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta
Hala,Yusminah., 2007. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Hickman, Jr. C. P, L. S roberts and A. Larson. 1997. Integrated Principles of Zoology. WCB Mc. Graw Hill : Boston
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya . Sinar Wijaya
Jutje S Lahay. 2006. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Johnson, F. Norman. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-VI. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Kanisius, T. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta : Kanisus
Kimball, J. W. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga. Jakarta.
Peggic, Djunijanti dan Mohammda Amir. 2000. Practical Guide to the Butterfilies of Bogor Botanic Garden. Bogor : LIPI.
Putra Nugraha Susetya. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta : Kanisius
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate. A Manual for The Use of Students, Cambridge University Press
Pechenik, J. 2000. Biology of The Invertebrates. Four Edition. Mc Graw Hill.
Cambridge. University Press.
Pratiwi, W.D., 2006: Developing Appropriate Theories for Tropical Eco-Settlement: Ecological Approach. Paper presented at the International Seminar on Tropical Eco-Settlements, 14-16 November 2006, Bali, Indonesia. ISBN 978 979-8954-34-4
Robert, D. Barnes. 1986. Invertebrata Zoologi. CBS College Publishing : USA
Suwigyo, Sugiarto., 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya.Tim
LAMPIRAN
Gambar 1. Foto bersama
Gambar 2. Foto bersama di Pantai Air Manis
Gambar 3. Pengolahan Sampel