BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif
untuk memantau
pertumbuhan pertumbuh an anak. Bila kenaikan kenaika n berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan
KMS
gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencega p encegahan han secara lebih cepat cepa t dan tepat sebelum sebelum masalahny masalahnyaa lebih lebih berat berat KMS
di
Indonesia
kegiatan
telah
pemantauan
digunakan
sejak
pertumbuhan.
tahun
1970-an,sebagai
Pemantauan
sarana
pertumbuhan
utama adalah
serangkaian kegiatan yang terdiri terdiri dari (1) penilaian penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa
konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan. Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama Posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 74.5% (sekitar 15 juta) juta) balita pernah pernah ditimbang minimal minimal 1 kali selama 6 bulan
terakhir, 60.9% diantaraanya ditimbang lebih dari 4 kali. Sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki memiliki KMS. KMS. Bentuk antropometri
dan
pengembangan yang
dipakai,
KMS tujuan
ditentukan
oleh
pengembangan
rujukan KMS
atau serta
standar standar sasaran
pengguna. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. KMS yang pertama dikembangkan pada tahun 1974 dengan menggunakan menggunak an rujukan Harvard. Pada
tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan WHO-NCHS. Pada tahun 2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005.
1.2 Tujuan
a. Untuk memantau pertumbuhan anak, sehingga orang tua dapat mengetahui status
pertumbuhan anaknya. b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak, sehingga Orang
tua
balita dapat
mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap
dan mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. c. Sebagai alat edukasi atau media penyuluhan gizi dan kesehatan.
BAB II DATA PENGAMATAN
Nama Lusi (Perempuan)
Luki (Laki-laki)
Kunjungan
BB (Kg)
Absolut
Kurva
Februari (2008)
3,0
Maret
3,3
N
T
April
4,7
N
N
Mei
Tidak datang
-
-
Juni
6,0
-
-
Juli
6,6
N
N
Agustus
6,6
Tetap
T
September
6,3
T
T
November (2011)
3,2
Desember
3,6
N
T
Januari
4,8
N
N
Februari
5,4
N
N
Maret
6,2
N
N
April
6,6
N
N
Mei
7,4
N
N
Juni
8,0
N
N
BAB III PEMBAHASAN
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umu r. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Dari data pengamatan diatas telah diketahui bahwa penimbangan anak perempuan yang bernama Lusi lahir pada bulan Februari dengan BBL 3,0 Kg, pada kunjungan ke-1 posyandu secara absolut BB Lusi bertambah menjadi 3,3 Kg namun secara KMS kurva BB Lusi turun karena memotong kurva garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat badan Lusi pada bulan Maret kurang dari KBM (kurang dari 800 gram). Pada bulan April secara absolut BB Lusi naik menjadi 4,7 Kg dan juga secara KMS kurva BB Lusi naik karena memotong garis pertumbuhan diatasnya atau terjadi kenaikan BB lebih dari KBM ( lebih dari 900 gram). Pada bulan Mei Lusi tidak datang ke posyandu sehingga tidak dapat diperkirakan status pertumbuhannya dan hal tersebut terjadi pemutusan pada kurva KMS. Pada bulan Juni BB Lusi 6,0 Kg, namun baik secara absolut maupun kurva pada bulan Juni tidak dapat memeperkirakan status pertumbuhannya karena pada bulan lalu tidak dilakukan penimbangan. Pada bulan Juli secara absolut BB Lusi naik menjadi 6,6 Kg dan juga secara KMS kurva BB Lusi naik karena mengikuti garis pertumbuhannya atau terjadi kenaikan BB lebih dari KBM atau lebih dari 500 gram. Pada bulan Agustus secara absolut BB Lusi tetap yaitu 6,6 Kg namun dilihat pada kurva KMS mendatar atau tidak naik atau kenaikan BB Lusi kurang dari KBM atau kurang dari 400 gram. Pada bulan September secara absolut BB Lusi turun menjadi 6,3 Kg dan juga dilihat dari kurva KMS juga mengalami penurunan karena memotong garis pertumbuhan dibawahnya. Pada hasil penimbangan anak laki-laki yang bernama Luki lahir di bulan November2011 dengan BBL 3,2 Kg, pada kunjungan pertamanya ke posyandu di bulan Desember BB Luki mengalami kenaikan BB yaitu secara absolut 3,6 Kg namun jika dilihat menggunakan kurva KMS BB Luki tidak naik atau menurun karena memotong garis pertumbuhan BB dibawahnya atau kenaikan BB kurang dari KBM atau kurang dari 800 gram. Namun pada bulan Januari sampai dengan Juni BB Luki naik secara teratur yaitu secara absolut pada bulan Januari menjadi 4,8 Kg kemudian pada bulan Februari 5,4 Kg, pada bulan Maret 6,2 Kg, pada bulan April 6,6 Kg, pada
bulan Mei 7,4 Kg da pada bulan Juni naik menjadi 8,0 Kg dan juga jika dilihat dengan kurva KMS BB Luki naik karena mengikuti status pertumbuhannya bahkan memotong garis kurva di atasnya atau terjadi kenaikan BB lebih dari KBM.
BAB IV KESIMPULAN Dari data yang telah ada, status gizi Lusi dilihat dari analisis Kurva KMS dapat disimpulkan bahwa kurang baik karena terjadi penurunan kurva lebih dari 2 kali namun tidak secara berurutan dan tidak berada dibawah garis merah dari bulan Maret sampai dengan September sehingga diperlukan penjelasan dan pemberian penyuluhan terhadap orang tua Lusi tersebut. Selain itu, status gizi Luki dilihat dari analisis Kurva KMS dapat disimpulkan bahwa kurang baik karena terjadi penurunan kurva satu kali di bulan November-Desember namun pada bulan Januari-Juni terjadi peningkatan kurva yang signifikan (baik) sehingga perlu diberikan dukungan serta penyuluhan terhadap orang tua Luki tersebut agar status gizi luki dapat dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2012/07/PMK-No.-155-ttgPenggunaan-Kartu-Menuju-Sehat-KMS-Bagi-Balita.pdf
LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI
“KARTU MENUJU SEHAT (KMS)”
OLEH: FAIDATUL ANDAWIYAH B4111491
Dosen Pembimbing Puspito Arum
POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI GIZI KLINIK
2013