N u r i n a K u s u m a Ay u 5555 mL mL mL mL HCl HCl HCl HCl 2N 2N 2N 2N ++++ 4321 mL mL mL mL etanol etanol etanol etanol ++++ 1234 mL mL mL mL CH3COOH CH3COOH CH3COOH CH3COOH Pratiwi_103194204_PKB2010 |1 Hasil Hasil Hasil Hasil HCL 2N 5 mL Diletakkan Diletakkan Diletakkan Diletakkan dalam dalam dalam dalam erlenmeyer erlenmeyer erlenmeyer erlenmeyer Hasil Didiamkan Didiamkan Didiamkan Didiamkan selama selama selama selama 3hari 3hari 3hari 3hari HCL HCL HCL HCL HCL HCL 2N 2N 2 2N 52N 52N ml, ml, 555ml, etanol ml, etanol ml, etanol HCL etanol etanol HCL 42 32N ml, ml, ml, 4 32N 5 2ml, CH3COOH ml, CH3COOH CH3COOH ml, ml 5CH3COOH CH3COOH ml CH3COOH 13ml 2ml ml 12ml 3ml mlA KESETIMBANGAN KONSTANTA KONSTANT KESET IMBANGAN HCLHCL 2N 2N 5 ml, 5 ml, etanol etanol Hasil Ha1sil Hasil Ha ml 1sil ,ml CH3COOH , CH3COOH 4 ml. 4 ml. Diletakkan dalam erlenmeyer Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Dicatat Dicatat Dicatat Dicatat suhunya suhunya suhunya suhunya Ditambah PP ++++ indicator indicator indicator indicator PP PP PP PP Dititrasi dengan NaOH 2N I. dengan HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 09 Maret 2012 Dititrasi Dititrasi Dititrasi Dititrasi dengan dengan dengan NaOH NaOH NaOH NaOH Dicatat Dicatat Dicatat Dicatat volumenya volumenya volumenya volumenya : Jumat, 09 Maret 2012 II. SELESAI PERCOBAAN III. TUJUAN
PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui konstanta kesetimbangan suatu suatu reaksi reaksi dan memperh memperhatik atikan an bahwa bahwa konsta konstanta nta kesetim kesetimban bangan gan suatu suatu reaksi tidak bergantung pada konsentrasi awal reaksi IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu reaksi kimia dikatakan setimbang, apabila dapat terjadi bolak balik. Dalam artian, produk produk yang sudah terbentuk terbentuk dapat kembali kembali menjadi menjadi reaktan lagi Karakteristik Keadaan Kesetimbangan
Ada empat aspek dasar keadaan kesetimbangan, yaitu :
1.
Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang
nyata
2.
Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan
3.
Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara proses
maju atau balik
4.
Keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun arah pendekatannya berbeda Macam – macam Sistem Kesetimbangan
Macam – macam sistem kesetimbangan, yaitu : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen •
Kesetimbangan dalam sistem gas-gas. Contoh : 2SO 2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)
•
Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan. Contoh : NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH- (aq) 2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen.
•
Kesetimbangan dalam sistem padat gas.
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |2 Contoh : CaCO 3(s) ↔ CaO(s) + CO2(g) •
Kesetimbangan sistem padat larutan Contoh : BaSO 4(s) ↔ Ba2+(aq) + SO42- (aq)
•
Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas Contoh : Ca(HCO 3)2(aq) ↔ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Konstanta Kesetimbangan
Pada reaksi kimia yang berlangsung bolak balik seperti reaksi : A+ B
C + D dan C + D
→
→
A + B maka suatu kondisi tertentu akan
terjadi suatu keadaan dimana konsentrasi A,B,C dan D selalu konsatan, selama sistem tersebut tidak diganggu. Pada keadaan demikian reaksi dalam sistem tersebut tidak diganggu. Pada keadaan demikian reaksi dalam sistem ters terseb ebut ut
dika dikata taka kan n
dala dalam m
kead keadaa aan n
seti setimb mban ang. g.
Perb Perban andi ding ngan an
nila nilaii
konsentrasi produk dan reaktan pada keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam dalam sebuah sebuah tetapan tetapan yang yang disebut disebut tetapan tetapan kesetim kesetimban bangan gan (Kc). (Kc). Secara Secara matemais,harga Kc untuk reaksi berikut : aA + bB → cC + dD dapat dinyatakan sebagai, Kc = CcDdAaBb Di mana (A), (B), (C), (D) adalah konsentrasi A, B, C, dan D pada keadaan setimbang. Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,
Hukum Guld Gu ldbe berg rg Wange:
dan dan
maka maka hasil hasil kali kali konsen konsentras trasii zat-zat zat-zat hasil hasil reaksi reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa sisa
dima dimana na
masi masing ng-m -mas asin ing g
kons konsen entr tras asii
itu itu
dipangkatkan dipangkatkan dengan koefisien koefisien reaksinya reaksinya adalah tetap. Pengukuran A, B, C, D dalam sistem keadaan setimbang mempunyai banyak banyak cara. Hal prinsip yang harus diperhatikan diperhatikan saat pengukuran pengukuran
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |3 kons konsen entr tras asii ters terseb ebut ut haru haruss diup diupay ayak akan an deng dengan an meto metode de yang yang tida tidak k mengga menggangg nggu u kesetim kesetimbana banag, g, yang yang menyeb menyebabk abkan an perges pergeseran eran reaksi reaksi dan konsentrasi yang akan diukur menjadi berubah. Konstanta ksetimbangan yang dinyatakan dengan term konsentrasi (Kc) (Kc) dapat dapat mempun mempunyai yai harga harga yang yang sangat sangat besar atau sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan (Kc) kecil (Kc < 1), berarti bahwa pada keadaan kesetimbanga kesetimbangan n konsentrasi konsentrasi dari produk produk adalah kecil, sehingga sehingga konstanta konstanta kese keseti timb mban anga gan n
yang yang
keci kecill
menu menunj njuk ukka kan n
reak reaksi si
bola bolakk-ba bali lik k
tida tidak k
berlangsung berlangsung dengan dengan baik. Misalnya Misalnya jika reaksi reaksi : A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g) Dengan Kc = 10 -5 berarti bahwa campuran A dan B tidak banyak menghasilkan C dan D pada kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar (Kc > 1) berarti bahwa konsentrasi konsentrasi reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan menunjukkan bahwa reaksi berlangsung berlangsung ke kanan dengan dengan baik. Misalnya untuk reaksi : E(g) + F(g) ↔ G(g) + H(g) Dengan harga Kc = 10 5 berarti campuran E dan F akan berubah hampir sempurna menjadi G dan H. Harga konstanta kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan data eksperimen. Pada ada
pecobaan
ini
akan
dilak ilaku ukan
pene penen ntuan
tete teteaapan pan
kesetim kesetimban banaga agan n reaksi reaksi esterifik esterifikasi asi antara antara asam asam asetat asetat dan etanolse etanolsenga ngan n metode titrasi.
V.
ALAT DAN BAHAN ALAT
UKURAN
JUMLAH
Buret
50 ml
1
Pipet Volum
5 ml
1
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |4
Erlenmeyer bertutup
250 ml
BAHAN : •
•
NaOH Indikator PP
4
•
Etanol Absolut
•
HCl 2N
•
Asam asetat
VI. PROSEDUR KERJA
Siapk Siapkan an 4 buah buah erlen erlenme meye yerr bertut bertutup up dan dan masi masing ng – masi masing ng isi isi deng dengan an campuran larutan dengan komposisi seperti dalam tabel berikut Erlenmeyer Ke-
HCl 2N (ml)
Etanol (ml)
Asam asetat (ml)
1
5
1
4
2
5
2
3
3
5
3
2
4
5
4
1
Reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan etanol aka mencapai keadaan setimbang setelah reaksi berlangsung ± 1minggu. Oleh karena itu setelah masing – maing erlenmeyer diidsi campuran reaksi di atas segera tutup dan letakka letakkan n dalam dalam penang penangas as bertemo bertemosta statt pada pada suhu suhu kamar kamar atau letakkan letakkan di ruangyang variasitemperaturnya kecil. Setelah tersimpan selama ± 1 minggu (minimal 3 hari) lakukan langkah sebagai berikut :
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |5 1. Catat suhu ruang atau penangas tempat menmpan campyran diatas. 2. Pipet 5 ml Hcl 2 N (larutan blanko) dan titrasi dengan 2 N NaOH dan gunakan indikator PP.
3. Titrasi masing – masing campuran (dalam 4 buah erlenmeyer yang telah disimpan selama ± 1 minggu) secara cepat dengan 2 N NaOH dan gunakan indikator PP.
4. Tentuakn mol etanol absolut dan mol asam asetat berdasarkan data massa jenis dan dan kadar kadar (% kadar kadar dilihat dilihat di tabel Botol)
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |6 LARUTAN BLANKO −
ERLENMEYER 1 −
ERLENMEYER 2 −
ERLENMEYER 3 −
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |7 ERLENMEYER 4 −
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |8 VII.
HASIL PENGAMATAN
NO Prosedur Percobaan Hasil pengamatan
1 LARUTAN BLANKO
- Diletakkan dalam erlenmeyer - Ditambah PP - Dititrasi dengan NaOH 2N
Stelah dititrasi warna larutan pada erlenmeyer menjadi merah muda dengan V1 = 4,4 ml
2
ERLENMEYER 1
N u r i n a K u s u m a Ay u Pratiwi_103194204_PKB2010 |9
-
Segera ditutu dan diletakkan dalam penangas bertermostat pada suhu
kamar ± 1 minggu -
Dicatat suhu runag tempat penyimpanan
Dititrasi dengan larutan blanko (5 ml HCl 2N dengan NaOH 2N + indikator PP setelah disimpan 1 minggu secara cepat)
Suhu ruang 30 0C V = 44,2 ml - Warna larutan menjadi merah muda. - Timbul panas - ρ etanol = 0,79 - ρ asam asetat = 1,042
3
ERLENMEYER 2
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 10
-
Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1
V2 = 30,8 ml - Pada erlenmeyer timbul panas dan bau - Warna larutan menjadi merah muda - ρ etanol = 0,79 - ρ asam asetat = 1,042
4
ERLENMEYER 3
-
Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 11
V3 = 20,6 ml - Pada erlenmeyer timbul panas dan bau - Warna larutan menjadi merah muda - ρ etanol = 0,79 - ρ asam asetat = 1,042
5 ERLENMEYER 4
-
Diperlakukan sama dengan erlenmeyer 1
V4 = 12,9 ml - Pada erlenmeyer timbul panas dan bau - Warna larutan menjadi merah muda - ρ etanol = 0,79
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 12 - ρ asam asetat = 1,042
Reaksi
Blanko: HCl (aq) + NaOH (aq) ↔NaCl (aq) + H2O (aq) Erlenmeyer: CH3COOH(aq) + C2H5OOH(aq) ↔ CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq)
VIII.
ANALISIS DATA
Pada dasarnya dalam praktikum konstanta kesetimbangan ini, terjadi proses proses esterifikasi. esterifikasi. Seperti yang telah diketahui diketahui bahwa reaksi esterifikasi esterifikasi berjalan sangatlah sangatlah lama, oleh karena itu dalam percobaan percobaan ini proses pengreaksian pengreaksian antara etanol dan asam asetat harus disimpan dahulu minimal selama 3 hari, agar memastiakn bahwa etanol dan asam asetat benar – benar sudah bereaksi menjadi senyawa ester (etil asetat). Persamaan reaksi yang terjadi adalah : CH3COOH(aq) + C2H5OOH(aq) ↔ CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq) Kemudian yang patut diyakini bahwa setelah penyimpanan selama 3 hari sudah terbentuk senyawa ester yaitu timbulnya bau/ wangi khas dari 4 tabung erlenmeyer yang sudah berisi asam asetat yang direkasikan dengan etanol. Setelah proses penyiapan ke 4 larutan ester ini, dibuat juga larutan blanko blanko HCl 2N 5ml yang di titrasi dengan dengan NaOH sehingga sehingga didapatkan didapatkan volume tirasinya dan mol ekivalen H+. Mol ekivalen inilah yang digunakan untuk untuk mendapat mendapatkan kan mol sisa dari tiap larutan larutan ester tadi, tadi, karena larutan larutan blanko blanko ini akan akan dititasi dititasi dengan dengan larutan ester di tiap tiap 4 tabung tabung tadi. Ketika mol mol sisa sisa didapat didapatkan kan,, tentu tentu konse konsentra ntrasi si produk produk sisa dan reaktan reaktan sisany sisanyaa akan akan ditemukan pula, sehingga akhirnya dapat ditentukanlah Kc. Jika kita tinjau dari tahap titrasi yang dilakukan dilakukan pada 4 larutan ester tadi, tadi, terdapat terdapat penamb penambaha ahan n HCl, HCl, yang yang bergu berguna na sebaga sebagaii katalis, katalis, kemudi kemudian an
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 13 terdapat penambahan PP yang berfungsi sebagai indikator, sehingga dapat diidentifikasi diidentifikasi titik akhir akhir titrasi dengan dengan adanya adanya perubahan perubahan warna dari tak berwarna berwarna menjadi menjadi merah muda jernih. Selain itu pada tahap pentitrasian pentitrasian juga
ternyata timbul timbul panas, panas, hal ini menandakan menandakan bahwa terjadi reaksi
endoterm Dari percobaan yang dilakukan pada 4 tabung reaksi terdapat jumlah mol reaktan asam asetat yang berkurang, dan mol reaktan etanol bertambah , tentu hal ini berdampak lurus pada molaritas mula mula pada masing – masing pada 4 tabung erlenmeyer erlenmeyer.. Akan Akan tetapi, ternyata keadaan molaritas molaritas mula mula tersebut tidak betpengaruh pada jumlah Kc. Dikarenakan, yang memepengaruhi besar Kc adalah konsentrasi sesudah reaksi. IX. PEMBAHASAN
Dari 4 nol tabung erlenmeyer, didapat jumlah Kc yang berbeda pada tiap tabungnya. Dan jumlah dari nlai nya yang sangat jauh dari teori yang didapatkan, didapatkan, yang mejlaskan bahwa Kc yang tepat, harusnya berjumlah 4,2. Sedangkan Kc yang didapat pada percobaan ini ada 2 erlenmeyer yang bernilai negative, negative, padahal seharusnya seharusnya tidak boleh harga harga Kc itu bertanda bertanda negative. Ketidaksesuaian ini mungkin dikarenakan pada waktu penyimpanan yang kurang lama, sehingga ester belum terbentu secara sempurna, yang mengakibatkan volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi juga banyak. Yang apabila apabila dimasu dimasukka kkan n dalam dalam perhitu perhitunga ngan n secara secara matemat matematis is sesuai sesuai dengan rumus, akan didapatkan harga Kc yang negative. X.
KESIMPULAN
Kesi Kesimp mpul ulan an yang yang kami kami pero perole leh h dala dalam m perc percob obaa aan n kons konsta tant ntaa kesetimbanga kesetimbangan n yaitu suatu konstanta konstanta kesetimbanga kesetimbangan n tidak bergantung bergantung pada konsen konsentras trasii awal awal pereaks pereaksii dan dipero diperoleh leh Kc sesuai sesuai percoba percobaan an sebesar sebesar 0,008575
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 14
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 15 XI. JAWABAN PERTANYAAN
1. Tabel pengamatan dan Perhitungan TABEL PENGAMAT PEN GAMATAN AN
NO
Prosedur Prosedur Percobaan Percobaan
Hasil pengamata pengamatan n
LARUTAN BLANKO 1 Stelah dititrasi warna larutan pada - Diletakkan dalam
erlenmeyer - Ditambah PP
erlenmeyer menjadi merah muda dengan V1 = 4,4 ml
- Dititrasi dengan NaOH 2N
2
ERLENMEYER 1
Suhu ruang 30 0C V = 44,2 ml - Warna larutan menjadi merah
muda. -
Segera ditutup dan diletakkan dalam penangas
- Timbul panas - ρ etanol = 0,79
bertermostat bertermostat pada pada suhu kamar ± 1 minggu -
Dicatat suhu ruang tempat penyimpanan
- ρ asam asetat = 1,042 1,042
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 16 Dititrasi dengan larutan indikator PP setelah disimpan 1 minggu secara cepat)
3
ERLENMEYER 2
V2 = 30,8 ml - Pada erlenmeyer timbul panas
dan bau - Warna larutan menjadi merah
muda -
Diperlakukan
sama dengan erlenmeyer 1
4
ERLENMEYER 3
- ρ etanol = 0,79
1,042 - ρ asam asetat = 1,042
V3 = 20,6 ml - Pada erlenmeyer timbul panas
dan bau - Warna larutan menjadi merah
muda -
Diperlakukan
sama dengan erlenmeyer 1
- ρ etanol = 0,79 - ρ asam asetat = 1,042 1,042
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 17
ERLENMEYER 4 5
V4 = 12,9 ml - Pada erlenmeyer timbul panas
dan bau -
Diperlakukan
sama dengan erlenmeyer 1
- Warna larutan menjadi merah
muda - ρ etanol = 0,79 - ρ asam asetat = 1,042 1,042
PERHITUNGAN
Larutan Blanko = V NAOH = 4.4 ml Mol ekivalen H+ = mol ekivalen NaoH = 2 N x 4,4 ml = 8,8 mmol Suhu ruang 30 0C Pada label ρ etanol = 0,79 Pada label ρ asam asetat = 1,042 ERLENMEYER 1
V1 = 44,2 ml
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 18 -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV1 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 1 ml n = gMr = 0,79846 = 0,0171 mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 4 ml = 4,17 g
n = gmr = 4,1760= 0,0695
mol H+ sisa
= mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko =V1.N – mol Blanko = 88,4 – 8,8mmol = 0,0796 mol
CH3COOH + C2H5OOH ↔ CH3COOC2H5 + H2O M 0,0695
0,017
R
-0,0101
-0,0101
-0,0101
-0,0101
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,0796
0,0272
-0,0101
-0,0101
[CH3COOH] = -0,0101mol/0,01 L = -1,01 M [ C2H5OH] = 0,0277 mol/ 0,01 L = 2,72 M [CH3COOC2H5] = 0,0796 mol/0,01 L = 7,96 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= -1,0121,6512=-0,0466
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 19
ERLENMEYER 2 V = 30,8 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol m = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 2 ml =1,58 n = gMr = 1,59646 = 0,0343 mol -
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 3 ml = 3,126 g
n = gmr = 3,12660= 0,05121 mol
mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko = 30,8 . 2 – 8,8mmol = 0,0528 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O M 0,05121
0,0343
R
-0,0007
-0,0007
-0,0007
-0,0007
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S 0,0528 0,035 [CH3COOH] = 0,0528mol/0,01 L = 5,28 M
-0,0007
-0,0007
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 20 [ C2H5OH] = 0,035mol/ 0,01 L = 3,5 M [CH3COOC2H5] = -0,0007mol/0,01 l = -0,07 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= -0,07 18,48=-0,0038
ERLENMEYER 3 V3 = 20,6 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 3 ml = 2,394 n = gMr = 2,39446 = 0,0515 mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 2 ml = 2,084 g
n = gmr = 2,08461= 0,0347 mol
mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko = V3.N – mol Blanko = 20,6 . 2 – 8,8mmol = 0,0324 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 21 M 0,0347
0,0515
R 0,0023 0,0023 0,0023 0,0023 _________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,0324
0,0492
0,0023
0,0023
[CH3COOH] = 0,0324mol/0,01 L = 3,24 M [ C2H5OH] = 0,0492mol/ 0,01 L = 4,92 M [CH3COOC2H5] = 0,023mol/0,01 L = 0,23 M
CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= 0,2315,9408=0,0144 Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH]
ERLENMEYER 4 V4 = 12,9 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 12,9 ml = 3,16 g n = gMr = 3,19246 = 0,0687mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 1 ml = 1.042 g
n = gmr = 1,04260= 0,01736 mol mencari mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 22 = V3.N – mol Blanko = 12,9.2 – 8,8mmol = 0,017 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O M 0,01736
0,0687
R
0,00036
0,00036
0,00036
0,00036
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,017
0,06834
0,00036
0,00036
[CH3COOH] = 0,017 mol/0,01 L = 1,7 M [ C2H5OH] = 0,06834mol/ 0,01 L = 6,834 M [CH3COOC2H5] = 0,00036mol/0,01 l = 0,036 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= 0,03611,6365
=0,0031 Kc Rata rata = -0,0480 +(-0,0038) + 0,0144 +0,00314= 0,008575
2. Sebagai katalis, karena pada dasarnya reaksi esterifikasi berlangsung sangat lambat. Sehingga diperlukan suatu katalis
3. C2H5OOH(aq) + CH3COOH(aq) ↔ CH3COOC2H5(aq) + H2O(aq) 4. Kc Erlenmeyer 1 = -0,0480 Kc Erlenmeyer 2 = -0,0038 Kc Erlenmeyer 3 = 0,0144 Kc Erlenmeyer 4 = 0,0031
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 23 LAMPIRAN PERHITUNGAN
Larutan Blanko = V NAOH = 4.4 ml Mol ekivalen H+ = mol ekivalen NaoH = 2 N x 4,4 ml = 8,8 mmol Suhu ruang 30 0C Pada label ρ etanol = 0,79 Pada label ρ asam asetat = 1,042 ERLENMEYER 1
V1 = 44,2 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV1 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 1 ml n = gMr = 0,79846 = 0,0171 mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 4 ml = 4,17 g
n = gmr = 4,1760= 0,0695
mol H+ sisa
= mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko =V1.N – mol Blanko = 88,4 – 8,8mmol
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 24 = 0,0796 mol CH3COOH + C2H5OOH ↔ CH3COOC2H5 + H2O M 0,0695
0,017
R
-0,0101
-0,0101
-0,0101
-0,0101
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,0796
0,0272
-0,0101
-0,0101
[CH3COOH] = -0,0101mol/0,01 L = -1,01 M [ C2H5OH] = 0,0277 mol/ 0,01 L = 2,72 M [CH3COOC2H5] = 0,0796 mol/0,01 L = 7,96 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= -1,0121,6512=-0,0466
ERLENMEYER 2 V = 30,8 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol m = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 2 ml =1,58 n = gMr = 1,59646 = 0,0343 mol -
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 3 ml = 3,126 g
n = gmr = 3,12660= 0,05121 mol
mol H+ sisa
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 25 = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko = 30,8 . 2 – 8,8mmol = 0,0528 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O M 0,05121
0,0343
R
-0,0007
-0,0007
-0,0007
-0,0007
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S 0,0528 0,035 [CH3COOH] = 0,0528mol/0,01 L = 5,28 M
-0,0007
-0,0007
[ C2H5OH] = 0,035mol/ 0,01 L = 3,5 M [CH3COOC2H5] = -0,0007mol/0,01 l = -0,07 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= -0,07 18,48=-0,0038
ERLENMEYER 3 V3 = 20,6 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 3 ml = 2,394 n = gMr = 2,39446 = 0,0515 mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 2 ml
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 26 = 2,084 g n = gmr = 2,08461= 0,0347 mol
mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko = V3.N – mol Blanko = 20,6 . 2 – 8,8mmol = 0,0324 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O M 0,0347
0,0515
R 0,0023 0,0023 0,0023 0,0023 _________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,0324
0,0492
0,0023
0,0023
[CH3COOH] = 0,0324mol/0,01 L = 3,24 M [ C2H5OH] = 0,0492mol/ 0,01 L = 4,92 M [CH3COOC2H5] = 0,023mol/0,01 L = 0,23 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= 0,2315,9408=0,0144
ERLENMEYER 4 V4 = 12,9 ml -
Mencari mol mula etanol
ρ etanol = mV2 etanol M = ρ etanol x V etanol = 0,798 . 12,9 ml = 3,16 g
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 27 n = gMr = 3,19246 = 0,0687mol
-
Mencari mol mula mula asam asetat
ρ asam asetat = mV
→
m = ρ asam asetat . v asam asetat = 1,042 . 1 ml = 1.042 g
n = gmr = 1,04260= 0,01736 mol mencari mol H+ sisa = mol H+ total – mol blanko = mol NaOH – mol Blanko = V3.N – mol Blanko = 12,9.2 – 8,8mmol = 0,017 mol CH3COOH + C2H5OOH → CH3COOC2H5 + H2O M 0,01736
0,0687
R
0,00036
0,00036
0,00036
0,00036
_________ _____________ ________ _________ __________ _________ ________ _________ __________ _________ ______ __ S
0,017
0,06834
0,00036
0,00036
[CH3COOH] = 0,017 mol/0,01 L = 1,7 M [ C2H5OH] = 0,06834mol/ 0,01 L = 6,834 M [CH3COOC2H5] = 0,00036mol/0,01 l = 0,036 M Kc = CH3COOC2H5][CH3COOH] CH3COOC2H5][CH3COOH] [C2H5OH]= 0,03611,6365
=0,0031 Kc Rata rata = -0,0480 +(-0,0038) + 0,0144 +0,00314= 0,008575
DAFTAR PUSTAKA
N u r i n a K u s u m a Ay u P r a t i w i _ 1 0 3 1 9 4 2 0 4 _ P K B 2 0 1 0 | 28
Atkins, PW. 1999. Physic 1999. Physic Chemistry Chemistry Jilid Jilid 1, fourth fourth edition. edition. Oxf ord university press http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/konstanta_kesetimbangan_reaksi/ (Diakses tanggal 12 Maret 2012) http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/reaksi_pengesteran_est erifikasi/ (Diakses tanggal 12 Maret 2012) Tjahjani, Siti. Nasruddin, Harun. Novita, dian. Buku petunjuk Buku petunjuk praktikum praktikum Kimia Kimia Fisika II . Surabaya:Universitas Negeri SurabayaLAboratorium Kimia Fisika 2011