BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laparotomi berasal dari kata laparo yang berarti abdomen, dan dari kata tomy yang berarti penyayatan. Jadi, pengertian laparotomi secara umum adalah penyayatan pada dinding abdominal atau atau lapi lapisa sann peri perito tone neal, al, sehi sehing ngga ga dapa dapatt menc mencap apai ai orga organn-or orga gann visc viscera erall seca secara ra lang langsu sung ng.. Organ abdominal yang dapat ditemukan antara lain organ pencernaan, organ urinarius, organ reproduksi, serta organ limfatik. Berdasarkan daerah penyayatan, laparotomi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : laparotomi medianus, paramedianus, inguinalis, dan pararektus. Berdasarkan target target organn organnya ya,, laparo laparotom tomii median medianus us dibagi dibagi menjadi menjadi dua jenis, jenis, yaitu yaitu laparo laparotom tomii medianu medianuss anterior dan posterior. Laparotomi medianus anterior bertujuan untuk mencapai diaphragma, hati, lambung, ginjal, sebagian usus halus, dan ovarium. edangkan laparotomi medianus posterior dilakukan untuk mencapai uterus, sebagian usus halus, vesica urinaria, dan kelenjar prostat. Bany Banyak ak kasu kasuss beda bedahh yang yang ditan ditanga gani ni deng dengan an mela melaku kukan kan tind tindak akan an lapa laparo roto tomi mi,, baik baik medianus, paramedianus anterior maupun posterior, serta laparotomi flank. !asing-masing posisi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. "emilihan posisi penyayatan laparotomi ini didasarkan didasarkan kepada organ target yang dituju. #al ini untuk untuk menegakkan menegakkan diagnosa diagnosa berbagai berbagai kasus kasus yang terletak di rongga abdomen. $ujuan laparotomi adalah untuk menemukan dan mengetahui kead keadaa aann orga organn visc viscera erall yang yang ada ada di dalam dalam ruan ruangg abdo abdomi mina nall secar secaraa lang langsu sung ng serta serta untu untuk k menegakkan diagnosa. 1.2 Tujuan
$ujuan pelaksanaan praktikum laparotomi ini adalah untuk menemukan dan mengetahui keadaan organ visceral yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta melakukan teknik jahitan pada he%an kucing. 1.3 Fungsi
&ungsi pelaksanaan praktikum laparotomi ini adalah agar mahasis%a dapat menemukan dan mengetahui keadaan organ visceral yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta melakukan teknik jahitan pada he%an kucing.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Laparotomi Laparotomi
berasa berasall dari dari dua kata terpisah terpisah,, yaitu yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati
perut atau abdomen sedangkan tomi to mi berarti penyayatan. ehingga laparotomi dapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. 'stilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi. Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus. !asing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis he%an yang akan dioperasi. (mumnya pada he%an kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal ventral tepatnya di linea alba ) &ossum, *++. Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran urogenital dan saluran reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen. emua organ tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi. $indakan bedah biasa dilakukan untuk menangani kasus kasus yang terjadi pada he%an kesayangan diantaranya dilakukan di daerah abdomen. Jenis-jenis tindakan bedah yang sering dilakukan diantaranya adalah laparotomi, cystotomi, histerektomi, ovariohisterektomi, kastrasi, caudektomi, enterektomi dan lain sebagainya
) &ossum, *++. /ksplorasi organ dilakukan setelah ruang abdomen terbuka. /ksplorasi dilakukan dengan cara palpasi karena terdapat banyak lemak di ruang abdomen, organ-organ yang ditemukan di dalam rongga abdomen pada saat operasi antara lain adalah usus halus, usus besar, ginjal kiri, ginjal kanan, vesika urinaria dan lambung. (sus merupakan organ yang paling mudah ditemukan karena karena posisi posisi penyay penyayatan atan yang yang dilaku dilakukan kan tepat tepat di ventrom ventromedi edial al abdom abdomen. en. (sus (sus memilik memilikii konsis konsisten tensi si yang yang lunak, lunak, licin, licin, dan lumenn lumennya ya koson kosongg ketika ketika dipalp dipalpasi asi.. 0esika sika urinar urinaria ia dapat dapat diketahui dengan palpasi bagian hipogastricum. 0esika urinaria berisi urin memiliki konsistensi lunak dan padat. 1injal kanan dan kiri dapat teraba ketika dilakukan palpasi. palpasi. Bentuk Bentuk dari kedua ginjal ginjal bulat bulat seperti seperti kacang kacang dengan dengan konsis konsisten tensi si yang yang lunak lunak dan padat. padat. Organ Organ lainny lainnyaa tidak tidak terpalpasi pada saat eksplorasi abdomen )2spinall, *++3. 2neste 2nestesi si (mum (mum adalah adalah tindak tindakan an meniad meniadaka akann nyeri nyeri secara secara sentra sentrall disert disertai ai hilang hilangny nyaa kesadaran dan bersifat reversible. 2nestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, anal analge gesi sia, a, relak relaksa sasi si otot otot tanp tanpaa menim menimbu bulk lkan an resi resiko ko yang yang tida tidakk diin diingi gink nkan an dari dari pasi pasien en.. $ujuan $u juan anestesi anestesi umum adalah hipnotik, hipnotik, analgesik, analgesik, relaksasi relaksasi dan stabilisasi stabilisasi otonom. otonom. Obat obat anestesi umum bisa diberikan melalui "erenteral )'ntravena, 'ntramuscular, perektal, "erinhalasi )4at5ug, *++*.
$ahapan dalam anestesi terdiri dari 3 stadium yaitu stadium pertama berupa analgesia sampai kehilangankesadaran, stadium * sampai respirasi teratur, stadium 6 dan stadium 3 sampai henti napas dan henti jantung. 7alam memberikan anestesi kita perlu mengetahui stadium-stadium anestesi untuk memonitoring sejauh manapasien bisa diberikan intervensi seperti pembedahan. Staiu! I "analgesia sa!#ai kesaaran $ilang%
tadium ' )t. 2nalgesia8 t. 9isorientasi dimulai dari saat pemberian 5at anestetik sampai hilangnya kesadaran. "ada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi )hilangnya rasa sakit. $indakan pembedahan ringan, seperti pencabutan gigi dan biopsi kelenjar, dapat dilakukan pada stadium ini. tadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata. Staiu! II "sa!#ai res#irasi teratur%
tadium '' )t. /ksitasi t. 7elirium !ulai dari akhir stadium ' dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar dengan reflekss cahaya );, pergerakan bola matatidak teratur, lakrimasi );, tonus otot meninggi dan diakhiri dengan hilangnya refle< menelan dan kelopak mata. Staiu! III
tadium ''' yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan. tadia ini ditandai oleh hilangnya pernapasan spontan, hilangnya reflekss kelopak mata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah.tadium ''' dibagi menjadi 3 plane yaitu: = "lane = "ernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang, terjadi gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis, refleks cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. )tonus otot mulai menurun. * "lane * "ernapasan teratur, spontan, perut-dada, volume tidak menurun, frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak, terfiksasi di tengah, pupil midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot sedang, dan refleks laring hilang sehingga dikerjakan intubasi. 6 "lane 6
"ernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma )tonus otot semakin menurun. 3 "lane 3 "ernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis total, pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfmgter ani dan kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempuma )tonus otot sangat menurun. Staiu! I& "$enti na'as an $enti jantung%
7itandai dengan kegagalan pernapasan )apnea yang kemudian akan segera diikuti kegagalansirkulasi8 henti jantung dan akhirnya pasien meninggal. "asien sebaiknya tidak mencapaistadium ini karena itu berarti terjadi kedalaman anestesi yang berlebihan )4at5ug, *++*.
BAB III MET(D(L()I
3.1 Alat an Ba$an
a.
2lat 2dapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
• • • • • • • • • • • • • • • • •
b.
calpel handle Blade $o%el8duk clamp 2rteri clamp >etractor 1unting tajam-tajam "inset anatomis "inset 9hirurgis 2llis $issue forceps ?eedle holder ?eedle $o%el87uk $ali kekang 1loves !asker puit = ml $ampon Bahan 2dapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
• • • • • • • •
9airan infus ?a9l fisiologis abun "ovidone iodine 2lkohol Obat-obatan )2tropine, 4etamin, @yla5in, $olfen, 2mo
3.2 *ara +erja
4ucing dipuasakan ) A-=* jam dan tidak diberi minum *-A jam sebelum laparatomy. dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk operasi. disterilkan alat-alat yang akan digunakan untuk operasi.
disiapkan dan diletakkan kain operasi diatas meja operasi. diberikan obat premedikasi 2tropin = menit sebelum operasi dimulai melalui jalur pemberian 9. diberikan obat anestesi @yla5ine = menit sesudah pemberian obat premedikasi melalui jalur pemberian '!. dicukur bagian abdomen kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol dan povidone iodine dengan cara melingkar dari dalam ke luar. dilakukan operasi setelah he%an teranasthesi. 7ilakukan penyayatan pada daerah median abdomen tepat di linea alba dengan cara pembedahan midline incision.
dilakukan penyayatan pada kulit menggunakan blade, diikuti penyayatan linea alba, aponeurose m. obliquus abdominis internus et externus,
dan peritoneum.
dilakukan palpasi organ viseral pada kucing yang dioperasi menggunakan jari telunjuk operator. dilakukan pemantauan kondisi he%an seperti refleks mata, kesadaran dan kondisi luka. dijahit bagian yang disayat sebelumnya dengan 6 lapis jahitan menggunakan absorable catgut )untuk bagian dalam dan nonabsorable catgut )untuk bagian luar. diberi antibiotik pada bagian jahitan untuk mencegah infeksi. ditunggu hingga kucing sadar dan menunjukkan suhu tubuh 6 o 9 #asil
BAB I& HASIL
4elompok 96 4ucing (mur
: =, $ahun
BB
: 6,* kg
"ulsus
: CA8menit
$emp
: 6CO9
9>$
: ?ormal )D * detik
>espirasi
: *E8menit
I. PE,HITUN)AN D(SIS (BAT
1. A*EP,(MA-INE
7osis
: +,+mg8kg BB )'!
4onsentrasi
: =mg8ml
"erhitungan 7osis
: +,+ < 6,* F +,+=ml =
2. AT,(PINE
7osis
: +,+3 mg8kg BB )9
4onsentrasi
: +,* mg8ml
"erhitungan 7osis
: +,+3 < 6,*
F +,=* ml
+,*
3. +ETAMINE
7osis
: =+mg8kg BB )'!
4onsentrasi
: =++mg8ml
"erhitungan 7osis
: =+ < 6,* F +,6* ml =++
. /0LA-INE
7osis
: =+mg8kg BB )'!
4onsentrasi
: =++mg8ml
"erhitungan 7osis
: =+ < 6,* F +,6* ml =++
. AM(/0*ILIN
7osis
: *+mg8kg BB )"O
4onsentrasi
: =*8 mg8ml
"erhitungan 7osis
: *+ < 6,* F *,A ml *
. T(LFEN
7osis
: 3 mg8kg BB )9
4onsentrasi
: 3+ mg8ml
"erhitungan 7osis
: 3 < 6,* F +,6* ml
3+ . BETAM(/
7osis
: +,= mg8kg BB
"erhitungan 7osis
: +,= < 6,* F +,6* ml
4. &I**ILIN
7osis
: = mg8kg BB
4onsentrasi
: =++ mg8ml
"erhitungan 7osis
: = < 6,* F +,3Eml =++
II. SI)NALEMENT
?ama
: 4opet
Jenis #e%an
: 4ucing
4elamin
: Betina
>as8Breed
: 7omestic hort #air
Garna Bulu84ulit
: 1rey and Ghite
(mur
: H =. $ahun
Berat Badan
: 6,* kg
$anda 4husus
: 9orak grey pada /
$emperature
: 6E,Ao9
"ulse
: E+8menit
>espirasi
: 3+8menit
!embrane color
: "ink
9>$
: ?ormal )D * detik
#ydration
: ?ormal
Body Geight : 6,* kg
9olor I consistency feces : Body 9ondition
:
(nder%eight
Over%eight
?ormal
S5ste! ,e6ie7
a. 'ntegumentary b. Otic
c. Opthalmic
d. !uskuloskeletal
?ormal
?ormal
?ormal
?ormal
2bnormal
2bnormal
2bnormal
2bnormal
e. ?ervus
f. 9ardiovaskular
g. >espiration
h. 7igesty
?ormal
?ormal
?ormal
?ormal
2bnormal
2bnormal
2bnormal
i. Lympatic
j. >eproduction
k. (rinaria
?ormal
?ormal
?ormal
2bnormal
2bnormal
2bnormal
2bnormal
F(,M (PE,ASI LAPA,(T(MI
?ama "emilik 2lamat ?ama Jenis 4elamin Jenis #e%an >as8Breed
: 4elompok 96 : !alang :4opet : Betina : 4ucing : 7omestic short hair
$emp !embran !ucosa 9>$ "ulsus >espirasi #ydration
: 6CO9 : "ink : ?ormal : CA8!enit : *E8!enit : Baik
+(NT,(L ANESTESI
(8at
)9l9ngan (8at
D9sis "!g:kg BB%
+9nsentrasi "!g:!l%
&9lu!e (8at "!l%
,ute
;aktu
2mo
2ntibiotik
*+
*
*,A
Oral
2tropine sulfate
"remedikasi
+,+3
+,*
+,=*
9
=6.++
@yla5ine
2nestesi
*
*+
+.6*
'!
=6.= I =3.*+
4etamine
2nestesi
=+
=++
+.6*
'!
=6.=
$olfen
2nalgesik
3
3+
+,6*
9
=E.+
0iccilin
2ntibiotik
=
=++
+,3E
=3.=+
+(NT,(L PEME,I+SAAN Menit Pulsus ":!enit% Te!#
<
1
3<
<
=<
1<
-
=*3
=+E
=+3
EE
CA
A
=*
6,*
6,
6,=
63,6
63,3
6,6
6,A
6,A
6*
3+
3+
*
3E
33
3+
"(*% ,es#irasi
Menit Pulsus ":!enit% Te!# "(*% ,es#irasi
12<
13
1<
1
14<
=*+
=++
E+
=++
=*+
6,A
6
6,3
6A
6
6A
3+
6A
6+
*+
!ulai Operasi
: =6.*+ G'B )enin, 3 !ei *+=
elesai Operasi
: =3.6+ G'B
!ulai 2nestesi
: =6.=+ G'B
Buka Jahitan
: =3.= G'B )enin, == !ei *+=
F(,M M(NIT(,IN) PAS*A (PE,ASI
?ama #e%an Jenis #e%an >as8Breed (mur Jenis 4elamin
:4opet : 4ucing : 7omestic short hair : H =, $ahun : Betina
?ama "emilik : 4elompok 96 2lamat : !alang ?o. $elp :-
A8 K=
uhu : 6,C +9
2ppetice : ;;
"ulsus : EE8menit
7efekasi : -
9>$ : ?ormal
(rinasi : -
uhu : 6,C 9
L : 2ppetice : ;;
"ulsus : =++8menit
7efekasi : ;
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
uhu : 6,C 9
L : 2ppetice : ;;;
"ulsus : C+8menit
7efekasi : -
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
uhu : 6,E 9
L : 2ppetice : ;;;
"ulsus : =++8menit
7efekasi : ;
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
uhu : 6,C 9
L : 2ppetice : ;;;;
"ulsus : ==+8menit
7efekasi : -
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
+
A8 K=
+
8 K=
+
E8 K=
+
C8 K=
uhu : 6,C 9
L : 2ppetice : ;;;;
"ulsus : ==+8menit
7efekasi : ;
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
+
=+8 K=
uhu : 6,C 9
L : 2ppetice : ;;;;
"ulsus : CE8menit
7efekasi : -
9>$ : ?ormal
(rinasi : -
+
==8 K=
L
=*8 K=
=68 K=
2ppetice : ;;;;
"ulsus : CE8menit
7efekasi : ;
9>$ : ?ormal
(rinasi : ;
$8 2mo
$8 2mo
$8 2mo
$8 2mo
$8 $olfenamic +,6* ml )9
-
-
:
uhu : 6E +9
2ppetice : ;;;;
"ulsus : =*+8menit
7efekasi : ;
9>$ : ?ormal
(rinasi : ; L
$olfenamic +,6* ml )9
:
uhu : 6,E +9
L
$8 2mo
:
$8 Bioplacenton )$opikal
4ucing di-release pada pukul: =A.= G'B
BAB & PEMBAHASAN
.1 ANALISA P,(SEDU,
P,E>(PE,ATIF
"ada pre-operatif dilakukan pemeriksaan fisik pada kucing yang meliputi berat badan, suhu tubuh8temperatur, pulsus, bunting atau tidak, dsb. #al ini dilakukan untuk memastikan kucing tersebut dalam keadaan sehat dan tidak sedang bunting. 4emudian kucing dipuasakan selama A-=* jam sebelum dilaksanakan laparotomi, tujuan dari perlakuan ini adalah agar lambung dalam keadaan kosong sehingga tidak terjadi aspirasi isi lambung karena regurgitasi dan muntah. 2pabila tidak dilakukan puasa dan pada saat dibius atau dioperasi terjadi muntah, sedangkan
reflek menelan dan meludah tidak ada, maka akan berbahaya bagi he%an tersebut. etelah itu, kucing diberi obat premedikasi 2tropine dan ditunggu = menit. etelah itu diinjeksikan
(PE,ATIF
7ibuat sayatan pada kulit dan subkutis di daerah linea alba. ayatan dibuat lurus dan tak terputus-putus dengan menggunakan scalpel. #al ini dimaksudkan agar jaringan tidak mengalami kerusakan sehingga proses penyembuhannya lebih cepat dan tidakmenimbulkan luka parut. >uang abdomen akan terlihat setelah peritoneum disayat. "ada a%alnya akan terlihat omentum, kemudian terlihat organ-organ abdominal. etelah dilakukan ekplorasi terhadap organ-organ tersebut maka ruang abdomen dapat ditutup kembali. 7ilakukan penjahitan dengan metode jahitan sederhana atau kontinyu untuk petoneum8peritoneum dengan aponeurose8peritoneum dengan otot menggunakan benang cat gut. 4ulit dan subkutis atau subkutis dan lemak kemudian kulit dijahit dengan metode jahitan sederhana atau kontinyu menggunakan benang silk. Bekas jahitan diberi dengan sofratulle, setelah itu ditutup dengan kasa dan perban. "asangkan gurita yang telah dibuat dari kain dan dilubangi berdasarkan posisi kaki. "emasangan gurita berfungsi untuk melindungi luka agar tidak dijilati oleh he%an serta membatasi gerak he%an tersebut setelah operasi.
P(ST>(PE,ATIF
"ada post operasi, he%an ditunggu hingga sadar dan menunjukkan temperatur 6 +9. 7an setelah itu dilanjutkan dengan pera%atan post operatif. "era%atan tersebut meliputi manajemen luka, kontrol rutin, pemantauan rutin. #al ini dilakukan dengan maksud agar kondisi kucing dapat kembali normal dan luka operasi tersebut dapat segera mengering. 7ilakukan pemberian bioplacenton pada daerah jahitan untuk mempercepat proses pengeringan pada luka jahit, kucing juga dipasangi gurita agar tidak menjilat-jilat daerah jahitan. "emberian obat analgesik $olfenamic juga dilakukan pada post operatif, hal ini dimaksudkan agar nyeri pada jahitan dapat dikurangi. .2 ANALISA HASIL .2.1 (8at>98at 5ang Digunakan
•
AT,(PIN SULFAT
&armakologi &armakodinamik8&armakokinetik 2ksi onset: '0: cepat 2bsorpsi : Lengkap 7istribusi : $erdistribusi secara luas dalam badan, menembus plasenta masuk dalam air susu menembus sa%ar darah otak. !etabolisme : hepatik $ eliminasi )half-life elimination : *-6 jam /kskresi: urine )6+ hingga + dalam bentuk obat yang tidak berubah dan metabolitnya. 4ontra 'ndikasi 2ntimuscarinic kontraindikasi pada angle-closure glaucoma )glaukoma sudut sempit, myasthenia gravis ) tetapi dapat digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik dari antikolinesterase, paralytic ileus, pyloric stenosis, pembesaran prostat. /fek amping /fek samping antimuscarinik termasuk kontipasi, transient )sementara bradycardia ) diikuti dengan takikardi, palpitasi, dan aritmia, penurunan sekret bronkial, retensi urin, dilatasi pupil dengan kehilangan akomodasi, fotophobia, mulut kering kulit kering dan kemerahan. /fek samping yang terjadi kadangkadang : kebingungan )biasanya pada usia lanjut , mual, muntah dan pusing. 'nteraksi Obat !eningkatkan efek8toksisitas : 2ntihistamin, fenotia5in, $92s dan obat lain dengan aktivitas antikolinergik dapat meningkatkan efek antikolinergik dari atropin jika digunakan secara bersamaan. 2mine sympathomimetic dapat menyebabkan tachyrrhytmias hindari penggunaan secara bersamaan. !enurunkan efek: /fek antagonis terjadi dengan obat phenothia5ine. /fek levodopa dapat diturunkan )data klinik
tervalidasi
terbatas.
Obat-obat
dengan
mekanisme
cholinergic
)metochlopramide, cisapride, bethanecol menurunkan efek antikolinergik atropin. "arameter !onitoring #eart rate, tekanan darah, pulsa, status mental monitor jantung Bentuk ediaan 'njeksi "eringatan 7igunakan secara hati-hati pada penderita refluks gastroesofageal, diare, ulcerative colitis, infark miokardiak akut, hipertensi, kondisi yang ditandai dengan takikardi )termasuk hipertiroidism,insufisisiensi jantung, bedah jatung, pyre
+ETAMINE
7osis "emberian Obat
7igunakan dalam kombinasi dengan antikolinergik untuk menurunkan hipersalivasi. '!: 6-E mg8kg. '0: =-3, mg8kg dosis la5im induksi: =-* mg8kg. !aintanance: dosis tambahan =86 -=8* dosis a%al. &armakologi !ula kerja '0: anestesi umum: =-* menit, sedasi: =-* menit. '!: anestesi umum: 6-E menit. 7urasi: '0.: -= menit '!.: =*-* menit. !etabolisme: hati le%at hidroksilasi dan ?-demetilasi. !etabolit norketamin mempunyai potensi * dari ketamin. Gaktu paruh eliminasi: ==-= menit eliminasi : *,-6,= jam. /ksresi klirens: =E mL8kg8menit 4ontra 'ndikasi #ipersensitif terhadap ketamin, atau komponen formula lainnya peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi, aneurisme, tirotoksikosis, gagal jantung kongestif, angina, gangguan psikosis, kehamilan. /fek amping M=+: 4ardiovaskuler: penurunan curah jantung, hipertensi paradoksikal mengarah ke depresi miokard, takhikardia. ": peningkatan tekanan intrakranial, halusinasi visual, mimpi buruk. araf-otot:gerakan tonik-klonik, tremor. Lain-lain: reaksi kedaruratan, vokalisasi. =-=+: kardiovaskuler: bradikardi,, hipotensi. 7ermatologi: nyeri pada tempat injeksi, ruam kulit. aluran cerna: anoreksia, mual, muntah. !ata: diplopia, nistagmus. "ernafasan: depresi pernafasan. D=: terbatas pada reaksi penting atau mengancam ji%a: peningkatan resistensi saluran nafas, anafilaksis, bronkhospasme, depresi, aritmia, penekanan reflek batuk, kedutan, hipersalivasi, tekanan intraokuler meningkat, kecepatan metabolisme meningkat, tonus otot skelet meningkat, laringospasme, depresi miokard, depresi pernafasan atau apneu akibat dosis besar atau infus cepat. 'nteraksi Obat /fek sistem sitokrom "3+: "eningkatan efek: "enghambat 9N"*BA dapat meningkatkan efek ketamin misalnya desipramin, paroksetin, dan sertralin. "enghambat 9N"*9C dapat meningkatkan efek ketamin misalnya delavirdin, flukona5ol, gemfibro5il, ketokena5ol, nikardipin, ?2'7, sulfonamid, dan tolbutamid. "enghambat 9N"623 dapat meningkatkan efek ketamin, misalnya antijamur a5ol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isonia5id, nefa5odon, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kunidin, telitromisin, dan verapamil. Barbiturat, narkotik, hidroksin dapat memperpanjang pemulihan. "enghambat neuromuskuler nondepolarisasi dapat meningkatkan efek. "elemas otot, hormon tiroid, dapat meningkatkan tekanan darah dan laju jantung. #alotan dapat menurunkan tekanan darah. "arameter !onitoring
/fek kardiovaskuler, laju jantung, tekanan darah, laju pernafasan, saturasi transkutaneus O*. Bentuk ediaan 'njeksi '++mg8ml dalam vial =+ ml, + mg8ml dalam vial =+ ml. "eringatan 1unakan hati-hati pada pasien dengan penyakit arteri koroner, deplesi katekolamin, dan takikardia. >eaksi emergensi sesudah anestesi dapat berupa mimpi buruk, halusinasi, dan atau delirium yang jelas, pada =* pasien >eaksi emergensi bingung, perilaku tidak rasional dapat terjadi sampai *3 jam sesudah operasi dan dapat diturunkan dengan preterapi dengan ben5odia5epin. dapat menimbulkan ketergantungan )gejala putus obat dan toleransi pada penggunaan lama )"lumb, *++. •
/0LA-INE
7alam anestesi he%an,
menyebabkan air liur berat, meningkatkan risiko pneumonia aspirasi )pernafasan, tetapi dapat dihapus oleh atropin. (ntuk spesies lain,
@yla5ine tidak boleh digunakan pada he%an dengan hipersensitivitas atau
alergi terhadap obat tersebut. •
@yla5ine tidak dianjurkan pada he%an yang menerima epinefrin, penyakit
jantung,darah rendah,penyakit ginjal dengan atau jika he%an ini sangat lemah )"lumb, *++. •
AM(/0*ILIN
&armakodinamik 2mo
gonorrhoeae,
eisseriameningitidis,
Bakteri gram negatif:
!aemophillus
influen"ae,
Bordetella pertussis, #scherichia coli, Salmonella sp, $roteus mirabillis, Brucella sp.
&armakokinetik 2mo
*. 'nfeksi saluran pernafasan ba%ah: 2cute dan chronic bronchitis, bronchiectasis, pneumonia. 6. 'nfeksi saluran kemih dan kelamin: gonorrhoeae yang tidak terkomplikasi, cystitis, pyelonephritis. 3. 'nfeksi kulit dan selapu lendir: 9ellulitis, %ounds, carbuncles, furunculosis. •
T(LFEN
&armakokinetik 2sam $olfenamic )? - )* - metil -6 - klorofenil 2sam antranilat adalah steroid agen anti - inflamasinon )?2'7, yang termasukdalam kelompok fenamate.
2ktivitas
anti
-
inflamasi
asam
$olfenamic
dievaluasi
dalam berbagai model binatang peradangan. 7itemukan bah%a itu adalah 3 kali lebih
kuat darifenilbuta5on
dalam model pembelajaran tikus. $OL&/7'?/
menunjukkan ditandai sifat analgesik dan anti - piretik. etelah pemberian oral , kadar darah yangefisien dengan cepat tercapai )9ma< tercapai dalam = sampai * jam pada he%an berpuasa , atau *sampai 3 jam bila diberikandengan makanan dan berada cukup tinggi untuk mengerahkanaksi anti - inflamasi yang memuaskan selama minimal *3 sampai 6A jam. &armakodinamik !ekanisme kerja 2sam $olfenamic merupakan inhibitor poten en5im siklooksigenase, sehingga menghambat sintesis mediator inflamasi penting seperti tromboksan )$< B* dan prostaglandin ) "1 /* . 4erjanya tidak hanya oleh sintesis prostaglandin, tetapi juga memiliki tindakan antagonis langsung pada reseptor . /fek obat !enunjukkan ditandai sifat analgesik dan anti - piretik. $olfenamic acid dikenal sangat efektif setiap kali untuk mengurangi peradangan, demam, dan nyeri. /fek samping 'ntoleransi pada penghentian obat. 'nteraksi obat
gastro-intestinal
yang
umumnya
reversibel
$ofenamic
acid
tidak
boleh
digunakan
dalam
%aktu
*3 jam pengobatan dengan salah satu obat berikut: ?2'7 Lain, kortikosteroid, antibiotikamino-glycosid atau obat lain dengan potensi toksisitas ginjal yang signifikan dan antikoagulan. 'ndikasi 2ntiinflamatory nonsteroid, analgesic,antipiretik. 4ontra indikasi Obat
ini
kontraindikasi pada keberadaan ulkusgastro-duodenum
atau
gangguan ginjal, jantung atau hati yang berat. #al ini juga kontraindikasi pada he%an dengan dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, karena meningkatkan risiko toksisitas ginjal. $ofenamicacid tidak boleh digunakan dalam %aktu *3 jam pengobatan dengan salah satu obat berikut: ?2'7 Lain, kortikosteroid, antibiotik amino-glycosid atau obat lain dengan potensi toksisitas ginjal yang signifikan dan antikoagulan. #e%an dengan hipersensitivitas terhadap asam $olfenamic atau dengan sensitivitas diketahui non steroid anti-inflamasi atau he%an dengan gangguan coagulative tidak boleh diobati dengan obat ini. ediaan ediaan :'njeski dalam botol + ml,=++ ml, *+ ml. .2.3 P$5si?al E@a!inati9n *,T an Pulsus
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada pre-operatif kucing menunjukkan hasil pemeriksaan fisik normal begitupun pada A. U!u!
etelah dilakukan sinyalemen atau registrasi dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan umum yang meliputi 'nspeksi diantaranya melihat, membau, dan mendengarkan tanpa alat bantu. 7iusahakan agar he%an tenang dan tidak curiga kepada pemeriksa. 'nspeksi dari jauh dan dekat terhadap pasien secara menyeluruh dari segala arah dan keadaan sekitarnya. 7iperhatikan pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernafasan, keadaan abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara he%an. )&o%ler. *++E. Pulsus te!#eratur an na'as
"ulsus femur )normal:
diperiksa pada
bagian arteri
femoralis yaitu
sebelah medial
C*-=+8menit. ?afas diperiksa dengan cara menghitung frekuensi
dan memperhatikan kualitasnya dengan cara melihat kembang-kempisnya daerah thoraco%abdominal dan menempelkan telapak tangan di depan cuping
bagian hidung )normal: *A-3E8menit. $emperatur diperiksa pada rectum dengan menggunakan termometer )normal: 6,A-6C,3. )&o%ler. *++E. Sela#ut lenir
Con&unctiva diperiksa
kelopak
mata
pucat. 'embran
ba%ah.
dengan cara menekan dan menggeser sedikit saja "enampakan
mukosa yang
con&unctiva pada
tampak anemia )%arna
kucing
pucat
dan
tampak lembek
merupakan indikasi anemia. 'ntensitas %arna con&unctiva dapat menunjukkan kondisi peradangan akut seperti enteritis, encephalonitis dan kongesti pulmo akut. Cyanosis )%arna abu- abu kebiruan dikarenakan kekurangan oksigen dalam darah, kasusnya berhubungan dengan pulmo atau sistem respirasi. (aundice )%arna kuning karena terdapatnya pigmen bilirubin yang menandakan terdapatnya gangguan
pada hepar .
!iperemi )%arna
petechial menyebabkan hemoragi purpura
pink
terang
adanya hemoragi
)&o%ler. *++E.
B. Siste!ik Siste! Pen?ernaan
"akan atau minum diberikan untuk melihat nafsu makan dan minum. 4emudian dilihat juga keadaan abdomenantara sebelah kanan dan kiri. !ulut, dubur, kulit sekitar dubur dan kaki belakang juga diamati, serta cara defekasidan fesesnya. )&o%ler. *++E. 1.% Mulut Pharynx an Oesophagus
!ulut kucing dibuka dengan menekan bibir keba%ah gigi atau ke dalam mulut, dan dilakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat dilakukan inspeksi dengan leluasa seperti bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih serta kemungkinan adanaya lesi, benda asing, perubahan %arna, dan anomali lainnya. )esophagus dipalpasi dari luar sebelah kiri dan pharynx. )&o%ler. *++E. 2.% Abdomen
'nspeksi dilakukan pada abdomen bagian kiri dan kanandengan memperhatikan isi abdomen yang teraba serta dilakukan auskultasi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui peristaltik usus. Lakukan pula eksplorasi dengan jari kelingking, perhatikan kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau rektum, adanya benda asing atau feses yang keras. )&o%ler. *++E. Siste! Perna'asan
2danya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, frekuensi dan tipe nafasnya perlu diperhatikan. )&o%ler. *++E. 1% Hiung
"erhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal dengan menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. erta lakukanlah perkusi pada daerah sinusfrontalis. )&o%ler. *++E. 2) Pharynx Larinx Trakea
7ilakukan palpasi dari luar dengan memperhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan pula limfoglandula regional , suhu, konsistensi, dan besarnya, lalu bandingkan antara limfoglandula kanan dan kiri. )&o%ler. *++E. 3% ,9ngga aa
"erkusi digital dilakukan dengan membaringkan kucing pada alas yang kompak
dan
diperhatikan
"alpasi pada intercostae lalu
suara
perkusi
perhatikan
adanya
yang
dihasilkan. rasa
nyeri
pada pleura dan edeme subcutis )&o%ler. *++E.
.2. Fakt9r>'akt9r 5ang Me!#engaru$i Pen5e!8u$an Luka
&aktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik . &aktor intrinsik terdiri dari faktor yang merugikan
pada tempat luka )kurangnya suplai darah dan pengaruh hipoksia, berlebihan, benda asing, hematoma, dan trauma berulang, faktor-faktor patofisiologi umum )status nutrisi, gangguan kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi, gangguan metabolik dan endokrin, dan faktor usia. ementara itu faktor ekstrinsik terdiri dari penatalaksanaan luka )pera%atan luka yang tidak tepat )pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan produk balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan yang ceroboh )cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker, teknik ganti balutan, dan peralatan steril, sikap negatif staf terhadap pengobatan, dan penyembuhan, efek merugikan dari terapi lain )kemoterapi kanker, dosis steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi radiasi )!orison, *++. "era%atan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari ra%at akan lebih pendek. 7alam pera%atan luka, frekuensi pera%atan luka perlu diperhatikan untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus diganti lebih a%al jika basah, karena kasa basah meningkatkan kemungkinan kontaminasi bakteri pada luka operasi )jamsuhidajat, *+==.
BAB &I PENUTUP
.1 +ESIMPULAN
Laparotomi adalah sebuah tindakan medis yang bertujuan untuk menemukan dan mengetahui keadaan organ visceral yang ada di dalam ruang abdominal secara langsung serta bertujuan untuk menegakkan suatu diagnosa. ebelum dilakukan laparotomi, dilakukan beberapa persiapan diantaranya persiapan operator, alat dan bahan instrumen bedah, pasien, serta tempat untuk laparotomi. "ersiapan ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah jalannya proses laparotomi. elain itu dilakukan sterilisasi alat yang bertujuan agar tidak terjadi infeksi mikroba pada pasien dan untuk membantu proses penyembuhan pada pasien. Obat yang digunakan untuk laparatomi terdiri dari obat premedikasi, anestesi, sedative, dan antibiotik. "remedikasi yang diberikan berupa 2tropine ulfate dengan rute pemberian 9 )subcutan. /ksplorasi organ dilakukan setelah ruang abdomen terbuka. etelah dilakukan laparotomi pada pasien )kucing dilakukan pera%atan pasca operasi pada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan luka jahitan pada pasien dan juga untuk mengembalikan kondisi pasien ke kondisi a%al
DAFTA, PUSTA+A
2spinall 0, OP>eilly !. *++3. *ntroduction to +eterinary natomy and $hysiology . "hiladelphia : Butter%orth-#einemann. &ossum, $G., et al. *++. Small nimal Surgery. (2: !osby. &o%ler, !urray /. *++E. -estraint and !andling of ild and Domestic nimals /rd #d . (4: Giley- Black%ell "ublishing 4at5ung, Bertram 1. *++*. 0armakologi Dasar dan 1linik 2Basic Clinical $harmacology3. 2lih Bahasa: Bagian &armakologi &akultas 4edokteran (niversitas 'ndonesia. Jakarta : alemba. !orison.*++. Colour 4uide to 5he ursing 'anagement of ounds . Jakarta:/19. "lumb, 7onald 9. *++. +eterinary Drug !andbook 6 7 th edition. 'o%a : Black%ell "ublishing. jamsuhidajat, >., Gim, de Jong. *+==. Buku &ar *lmu Bedah. #disi / . Jakarta: /19.
LAMPI,AN
P,A+TI+UM ILMU BEDAH UMUM LAPA,(T(M0
Disusun 9le$
?ama
: OL'0'2 2?11'$2 N((& ".
?'!
: =*=6+=++===+3C
4elas84elompok
: *+=*98 96
2sisten
: 7inna 2nisa
FA+ULTAS +ED(+TE,AN HE;AN UNI&E,SITAS B,A;ICA0A MALAN) 2<1