LAPORAN IMUNO-HEMATOLOGI (P) PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE TABUNG
DISUSUN OLEH ;
NAMA : ILHAM MUBARAK NIM
: 153145453054 153145453054
KELAS :15 B
PROGRAM STUDY D-III ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Seorang ilmuwan Jerman, Karl Landsteiner pada tahun 1900 telah melakukan suatu serial pemeriksaan terhadap sampel darah dari 6 orang kawannya. Dilakukan pemisahan serum dan dibuat suspense eritrosit dalam salin. Dijumpai adanya aglutinasi pada beberapa campuran serum dengan suspense eritrosit. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki antigen yang bereaksi dengan antibody (dalam serum) yang sesuai. Atas dasar ada tidakya aglutinasi tersebut. Maka ditetapkan 3 macam golongan darah yaitu A, B, O. kemudian Decastello dan Sturli (1902) menemukan golongan darah AB, semuanya termasuk dalam system ABO. Pada penelitian selanjutnya ternyata golongan darah A dapat dibedakan dalam subgroup A1, A2 dan kemudian dijumpai lagi A3, A4, A5, Ao, Ax, Az, dan lain-lain, bahkan kini dikenal juga subgroup golongan B. penelitian demi penelitian terus berkembang, sejauh ini telah dikenal pula system golongan darah lain dariABO yaitu system Rhesus, Lewis, Kell, KIDD, Lutheran, P, Ii, MN, Duffy, Diego dan lain-lain namun yang penting adalah system ABO dan Rhesus karena memiliki sifat antigenic yang kuat. Sistem ABO Gen pada system ABO Lokus gen yang mengatur system ABO terletak pada lengan panjang kromosom 9. Teori Thompson dan kawankawan (1930) menyatakan bahwa pada system golongan darah ABO terdapat 4 gen alelik yaitu A1, A2, B, O sehingga dapat dibedakan 6 fenotip dan 10 fenotip Gen A1 dominan terhadap A2, A1-A2-B dominan terhadap O. tidak ada sebutan resesif untuk gen golongan darah, dikenal sebutan silent gen atau gen atmorfik untuk gen yang tidak menampilkan produk pada fenotipnya. Gen golongan darah diturunkan dari kedua orang tua menurut hokum mendel. Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan golongan
darah yang penting dalam transfusi darah, karena terdapat pada regular antibody, yaitu Anti-A dan Anti-B yang reaktif pada suhu 370C. Regular antibodi ini mengaktifasi komplemen dan menyebabkan kehancuran sel darah merah intravaskuler. Pemeriksaan golongan darah ABO merupakan salah satu langkah sebelum melakukan proses transfusi darah. Oleh karena itu perlu diketahui teknik dalam melakukan pemeriksaan golongan darah ABO, agar mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan golongna darah donor dan pasien. Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400 antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. ber¬dasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Dalam pelayanan kesehatan modern, transfusi darah merupakan salah satu hal yang penting dalam menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Dalam perkembangannya transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengna prosedur ketat oleh tenaga profesional menggunakan darah yang aman dan berkualitas. Sebelum melakukan transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam melakukan transfusi, agar proses transfusi dapat berlangsung seperti yang diharapkan. A. Tujuan percobaan 1. Mahasiwa
dapat mengetahui perbedaan percobaan golongan darah
antara darah tampa pencucian dan dengan pencucuian 2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur percobaan golongan darah pencucian
BAB II TINJAUN PUSTAKA
Aspek paling praktis antigen eritroasi adalah kemampuannya memicu pembentukan antibodi apabila ditransfusikan kepadaresipien. Kelainan
padaantigeneritrositberkaitan dengan
tertentu.
Antigen yang adapadaeritrositbiasanyastabil seumur hidup, dan
antigen
eritrositdapat
penderitayang
berubah
mengandung
substances(BGSS) terlalu
predisposisi
dalambeberapa jumlahblood
banyak
dapat
penyakit
keadaan.
Serum
group-specific
soluble
menetralisasi antiserumyang
dipakaidalampemeriksaan golongandarahbCirispesifitasyang tidak terbentuk sempurna atauberubahkarena suatu penyakit sehingga seolah-olah eritrosit mendapatkanantigensemu. Penyakit tertentu memperlihatkan perubahan antigen
(pseudoantigen)pada
pemeriksaangolongandarah,seperti
pada
penyakityang men yebabkanstres hematopoesis.Sistem golongan darah ABO terdiri dari tigaalelyaituA,B,OdanAB.GenAdan Bmengendalikansintesis enzimspesifik yang karbohidrat
bertanggung
jawab untuk penambahan
residu
tunggal ( N-asetilgalaktosaminuntuk golonganA dan D-
galaktosauntuk golonganB) pada glikoprotein atau glikolipid antigenikdasar dengan gula terminal L-fruktosa pada eritrositdikenalsebagaisubstansiH. Membraneritrosit mengandung banyak protein
dan
karbohidrat
berbeda yang mampu memicu pembentukanantibodi. Antigenberbedasatu dengan lainnyadapat menyebabkan terbentuknyaantibodi, sehingga menimbulkan
masalah
klinisdan
Sampaisekaranginitelahdiketahuisekitar diantaranya
telahdapatdideteksisecara
tidak 500
terdeteksidilaboratorium.
antigen
serologik
dapat
eritrositdan
dengan
100
menggunakan
antiserumspesifik. Pembentukan antigen golongan darah dapatdilihatpada Substansiseluleryang
dikenalsebagai
antigengolongandarah
merupakanproduk genyang spesifikdanjugabersifat imunogenik. Individu memilikisuatupola genetik spesifik (genotipe) dan antigenini biasanya
mengekspresikan
diri
pada
eritrosit(fenotipe),
polapewarisan
ini
disebutkodominan. Kesalahan penetapan golongan darah dapat jugadisebabkanoleh antigenyang
mempunyaidayareaktivitas
tidaksama,misalnyapadagolongan subgrup.Subgrupinisering
darahAyang
menimbulkan
yang
terbagimenjadibeberapa
kesulitan
pada
praktik
laboratorium, antigensubgrupinisangat lemah sehingga sukar dikenaldan bisa menyebabkan
kesalahan
dalam
menetapkan
golongan
darah,
misalnyagolonganO atauB. Keadaan ini berbahaya bila yang ditetapkan itu adalah darah seorang Pendonor.
Semakin
banyak
diketahui
golongandarahdanberbagai penyakit
akan
hubungan
memberikan
info
antara yang
sangatpentinguntuk para ahliBankDarah. Seseorang yang mendapat tranfusi untuk kedua kalinya dengan
antigen
eritrosit yang samadapattimbulreaksi,
pembentukan antibodiakanberlangsung lebihcepatdengantiteryang lebihtinggi sehinggadapatmenyebabkanreaksiyang disebutdengan reaksitransfusi Standar World
Health
Oganization
(WHO)
untukpemeriksaan
golongandarahadalah denganmetode tabung.Identifikasi pemeriksaan golongan darah
ABOdapat
dilakukan
denganmetodetabung
dan
metode
slide,dengan forward danreverse typing . Interpretasihasil forward dan reverse typing
harus
selalu
sesuai,
bila
tidak
makaakan
terjadidiskrepansi
golongandarahyang dapatmenyebabkan reaksi transfusi.Pencuciansel eritrosit terlebih dahulu dengan larutan salin dianjurkan sekurang-kurangnyasatukali untuk menghilangkan faktor substansi seluleryang terdapatdidalamplasma. Substansi seluler
tersebut bila tidak dibuang akanmengakibatkan hasil
pemeriksaan golongan darah menjadi kurang baik,karenaakan terjadinetralisasi sehingga hasil pemeriksaan dapat keliru. Semuajenis antibodi(irregular antibody/antibodiireguler)harus dicari dalam serum penderita. Sel eritrosit yang sudah dicucidibuatsuspensisalin
masing- masing 5%untukpemeriksaanmetode tabung .reaksi aglutinasi eritrosit yang
terjadi antara eritrosit penderitadenganreagen Anti-A,Anti-B danAnti-
AB(optional )
BAB III METODE KERJA
A. Metode pemeriksaan Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode aglutinasi ,dengan menggunakan cara tabung B. Prinsip pemeriksaan adanya reaksi antara antibody dan antigen yang terlihat dalam tampilan aglutinasi. Kemudian tujuan pemeriksaan golongan darah adalah untuk mencocokkan antigen dan antibody antara resipien dengan donor agar antibody dan antigen yang sama tidak bertemu yang dapat mengakibatkan aglutinaasi C. Alat dan bahan 1.
2.
Alat
Mikroskop
Pipet tetes
Sentrifus
Inkubator
Stopwacht
Rak tabung
Tabung reaksi
Pipet plastik
Gelas kimia
Gelas pembilas
Wadah limbah
Bahan
suspensi sel A 5 %
sampel pasien (golongan darah O)
suspensi sel B 5 %
suspensi sel O 5 %
tes sera A
tes sera B
tes sera – D
bovine albumin 22 %
saline (NaCl 0,9 %)
aquades
D. cara kerja 1.
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. pemisahan serum /plasma dari sel darah merah -
masukan darah kedalam tabung yang telah diberi label sesuai dengan sampel
-
dimasukkan kedalam setrifus dengan waktu 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm
-
dipisahkan serum yang jernih dari SDM kedalam tabung lain yang sudah disiapkan dan yang telah diberi tanda
3. pencucian sel darah merah -
dimasukkan 19 tets larutan NaCl 0,9 % dan ditambahkan 1 tetes sel darah merah lalu dihomogenkan dengan pipet tetes .
-
dimasukkan kesentifus selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm
-
dibuat supernata sel darah merah menjadi pekat 100 % ,diulangi 3x pencucian dengan perlakuan yang sama
4. pembuatan suspensi sel darah merah 5 % -
disiapkan 1 buah tabung reaksi
-
diteteskan NaCl 0,9 % sebanyak 19 tetes kemudian ditambahkan 1 tetes sampel darah merah yang sudah dicuci (100%)
-
dihomogenkan dengan pipet plastik
5. pemeriksaan golongan darah ABO dengan menggunakan tabung -
Tabung I : - A
2 tetes – A + 1 tetes SDM 5 %
-
Tabung II: - B
2 tetes – B + 1 tetes SDM 5%
-
Tabung III : SA
1tetes SA + 2 Tetes plasma
-
Tabung IV :SB
1tetesSB + 2 tetes plasma
-
Tabung V : SO
1tetes SO + 2 tetes plasma
-
Tabung VI : AK
2tetes plasma + 1 tetes SDM %
-
Tabung VII : -D
2 tetes – D + 1 tetes SDM
-
Tabung VIII : BA
-
Ditetesi masing – masing SDM 1% dari plasma sesuai petunjuik
2 tetes BA + 1 tetes SDM
diatas -
Dihomogekan semua tabung hingga tercampur pada sentrifus dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm
-
Lalu diinkubasi pada inkubator dengan waktu 15 menit lalu dibaca hasil
-
Kemudian mengvalidasi hasil dan distrifus kembali selama 2 menit lalu dibaca hasilnya Keterangan ; (+ ) (-)
;terjadi aglutinasi ;tidak terjadi aglutinasi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil pemeriksaan
B.
Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan percobaan pemeriksaan golongan dengan menggunakan tabung dimana pada percobaan ini adalah melihat terjadi aglutinasi atau tidak terjadi aglutinasi. Pada praktikum ini dilakukan perlakuan berbeda dengan pemeriksaan golongan darah dengan slide .dimana percobaan ini adalah pemeriksaan golongan darah yang menggunakan pencucian .larutan yang digunakan dalam pencucian adalah larutan saline atau NaCl 0,9 %. Dimana tujuan percobaan ini adalah untuk
mengetahui ada dan tidaknya anti body yang melekat pada permukaan sel darah merah . pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kecocokan antibodi pendonor dengan resipien . Perlakuan pada percobaan ini adalah melakukan sampling sampel kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan saline yang berfungsi untuk mengikat antibodi yang tidak saling mengikat atau tidak beraturan .kemudian dilakukan pencucian berulang 3 x dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm . Pada umumnya pemeriksaan golongan darah tidak dilakukan pencucian dan hanya ditetesi darah kapiler atau vena pada slide kemudian ditambahkan anti A,B,O dan penambahan resus .dan lebih banyak hasil palsu tetapi yang dibutuhkan waktu sedikit .sementara pada pemeriksaan golongan darah harus diketahui golongan darah terlebih dahulu dan kemudian
dilakukan
pencucian
,dan
tentu
pada
pemeriksaan
ini
mnengurangi resiko kesalahan hasil dan tentu hasil didapatkan sesuai namun pada pemeriksaan ini tentu membutuhkan waktu yang sangat lama . pada pemeriksaan ini untuk mengetahui kecocokan antara antibodi pendono dan resipien. Dan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan ini adalah positig (+) terjadi aglutinasi dan cocok menjadi pendono .
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan golongan darah
dengan pencucian dimana larutan NaCl sebagai larutan
pencucian dan berfungsi sebagai pengikat antibodi yang berada diluar sel .dimana anti bodi sebelumnya tidak saling mnengikat atau tidak beraturan ,dengan adanya pencucian ini adalah untuk mengikat antibodiy sehingga cocok untuk jadi pendono dan sampel yang digunakan adalah sampel golongan darah O B. Saran Pada praktikum ini sebaiknya dilakukan pemantapan materi pada mahasiswa karna tidak selamanya semua mahasiswa bisa menerimah materi dan meresapi apa yang disampaikan oleh dosen dan juga untuk mahasiswa diharapkan oatuh terhadap prosedur lab yang berlaku dan aktif terhadap mata kuliah yang disampaikan oleh dosen .
DAFTA PUSTAKA
1.
Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi.
4th
ed. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006 : 11- 51.300. 2.
Kumpulan
Prosedur
Kerja
Standar PraktikumSerologi Golongan
Darah. Jakarta.UnitTransfusi Darah Palang Mera hIndonesia. 3.
Palang Merah Indonesia. Pedoman PelayananTransfusi Darah.Kegiatan Transfusi Darah,Penanganan Donor dan Kepuasan
Pelanggan. Unit
Transfusi Darah Palah MerahIndonesia Pusat. Jakarta. 2007 4.
Supandiman
I.
Hematologi
Klinik. Alumni. Bukit Pakar Timur.
Bandung. 1997:208. 5.
Rustam M. Almanak Transfusi Darah. Selamat”. Lembaga 65-88.
Pusat
Transfusi
Karena
“
Darah
Anda,
Aku
Darah Indonesia. Jakarta. 1978: