LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENGLIHATAN
1.
PENGERTIAN
Mata adalah Organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat khusus dan kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral (Brunner & Suddarth, 2001)
angguan angguan penglihatan penglihatan adalah kondisi yang ditandai ditandai dengan penurunan ta!am penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan mengakibatkan kebutaan ("uigley dan Broman, 200#).
$a%at etra dalah Seseorang yang terhambat mobilitas gerak yang disebabkan oleh hilang'berkurangnya ungsi penglihatan sebagai akibat dari kelahiran, ke%elakaan maupun
penyakit (Mar!uki, 200) Menurut kamus besar bahasa *ndonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat melihat, buta. Sedangkan menurut +irektorat +irektorat embinaan Sekolah -uar Biasa yang dimaksud dimaksud
dengan tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berungsinya indera penglihatan. arena adanya hambatan dalam penglihatan serta tidak berungsinya penglihatan (/eard & Orlansky, 1cit 1 cit kbar 2011). Mata adalah organ sensorik yang mentransmisikan mentransmisikan rangsang melalui !aras pada otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses penuaan yang ter!adi, tentunya banyak perub ahan yang ter!adi, dian taranya alis berubah k elabu, dapat men!adi kasar pada pria, dan men!adi tipis pada sisi temporalis baik pada pria maupun ani ta. on!ungti3a menipis dan berarna kekuningan,produksi air mata oleh kelen!ar lakrimalis yang berungsi untuk melembabkan dan melumasi kon!u ngti3a akan menurun dan %enderung %epat menguap, sehingga mengakibatkan kon!ungti3a lebih kering. ada mata bagian dalam, perubahan yang ter!adi adalah ukuran pupil menurun dan reaksi terhadap %ahaya berkurang dan !uga terhadap akomodasi. -ensa menguning dan berangsur4angsur men!adi lebih buram mengakibatkan katarak, sehingga memengaruhi kemampuan untuk menerima dan membedakan arna4arna. adang arna gelap seperti %oklat, hitam, dan marun tampak sama. andangan dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang ( sulit melihat dalam %ahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko sedera. Sementara %ahaya menyilaukan dapat menyebabkan nyeri dan membatasi kemampuan untuk membedakan ob!ek4ob!ek dengan !elas, semua hal itu dapat memengaruhi kemampuan ungsional para lansia. 2. ANATOMI FISIOLOGI MATA
mata adalah organ sensori yang menstranmisikan rangsang memalui sara pada otak ke lobus oksipital, dimana rasa penglihatan ini diterima. a.
mata eksternal
elopak mata adalah lipatan4lipatan kulit denga pelekatan otot yang memungkinkannya untuk bergerak. elopak mata melindungi bola mata yang berkedip se%ara relekti dan
menggerakan %airan yang melumasi diatas permukaan mata.
5isura palpebra adalah lubang diantara kelopak mata bagian atas dan bagian baah. Bulu mata pada tepi kelopak men%egah ob!ek dari udara masuk kemata. *ntropion dimana
kelopak mata terlipat kedalam sehingga bulu mata menggesek mata menyebabkan abrasi kornea. 6ktropion dimana kelopak mata terbalik keluar, men%egah penutupan, dan menyebabkan kemerahan dan kongesti bola mata. lis mata
7erletak se%ara transpersal diatas kedua mata sepan!ang pun%ak orbital superior tulang tengkorak. 8ambut pendek dan tebal ini men%egah keringat masuk kemata. sesuai proses penuaan alis berubah kelabu. on!ugti3a
Suatu yang tipis, transparan dan mensekresi mu%us, terbagi dalah dua bagian 9 kon!ungti3a palpebra yang membatasi permukaan interior dari masing4masing kelopak mata dan tampak merah muda berkilauan hingga merah dan kon!ungti3a bulbaris yang membatasi permukaan anterior bola mata sampai tembus dan tampak !elas. Sesuai dengan proses penuaan, kon!ungti3%a menipis dan bearna kaku ningan. pratus -akrimalis
7erdiri dari kelen!ar lakrimalis, duktus dan pungta lakrmalis. eln!ar lakrimalis terletak pada bagian superolateral pada orbit dan dipersarai oleh sara kranialis :** ( asialis ). elen!ar ini yang melembabkan kon!ungti3a dan kornea b.
Mata internal
Sklera
S%lera atau bagian putih mata tersusun atas !aringan4!aringa elastis dan kolagen yang memberi bentuk dan melindungi struktur4struktur bagian dalam dari bola mata. Beberapa lansia dapat ter!adi bintik4bintik %oklat pada sklera. -ensa
-ensa memisahkan bola mata dalam dua rongga ; ruang anterior dan posterior. 8uang anterior terlatak didepan iris dan dibelakang kornea. 8uang posterior diantara iris dan lensa. lokoma suatu penyakit mata yang sering kali berhubungan dengan proses penuaan. *ris
*ris adalah piringan bulat dan berpigmen dikelilingi oleh serat otot polos. ontraksi serat otot ini mengatur diameter pupil, lubang ditengah iris. Sesuai dengan proses penuaan pulpil menurun dalam ukuran dan kemampuannya untuk ko ntraksi pada respon dan %ahaya akomodasi. 8etina
8etina adalah lapisan mata paling dalam dimana bayangan diproyeksikan. Struktur retina tampak dengan optalmokopis meliputi piringan opti% atau sara utama pada sara opti%. Sara opti% 9 pembuluh4pembuluh darah retina yang timbulm dari piringan opti% 9 ma%ula, dimana penglihatan pusat dan persepsi arna dikonsentrasikan dan latara belakang retina !ingga kemerahan itu sendir i. %.
otot4otot ekstraokuler
gerakan4gerakan bola mata dikontrol oleh enam otot ektrinsik 9 otot rektusuporior, inerior, radial, dan median dan otot4otot obli
ambar 2. natomi Mata
3. PERUBAHAN SISTEM PENGLIHATAN erubahan normal pada system sensoris (penglihatan) akibat penuaan 9
Perubahan Norma !an" b.# Penuaan
enurunan kemampuan akomodasi. ontriksi pupil sinilis eningkatan kekeruhan
lensa
Im$%&a'% (%n%'
esukaran dalam memba%a huru4huru yang ke%il enyempitan lapang pandang dengan Sensiti3itas terhadap %ahaya
perubahan arna men!adi menguning.
enurunan penglihatan pada malam hari
dengan persepsi kedalamam erubahan sistem indera englihatan pada penuaan 9
Perubahan Mor)oo"%'
Perubahan F%'%oo"%'
enurunan !aringan lemak sekitar mata
enurunan penglihatan !arak dekat
enurunan elastisitas dan tonus !aringan
enurunan koordinasi gerak bola mata
enurunan kekeuatan otot mata
+istorsi bayangan
enurunan keta!aman kornea
andangaan biru4merah
+egenerasi pada s%lera, pupil dan iris
$ompromised night 3ision
eningkatan rekuensi proses ter!adinya enurunan keta!aman mengenali arna hi!au,
penyakit eningkatan densitas dan rigiditas lensa
biru dan ungu esulitan mengenali benda yang bergerak
erlambatan proses inormasi dari system
sara pusat
*. (LASIFI(ASI PEN+ANDANG ,A,AT PENGLIHATAN
Berdasarkan lasiikasi International Classification of Functioning for Disability and Health (*$5) dalam Mar!uki (200), enyandang $a%at englihatan diklasiikasikan men!adi =, yaitu9 a.
Low visio n (englihatan Sisa) adalah seseorang yang mengalami kesulitan' gangguan !ika dalam !arak minimal =0 %m dengan penerangan yang %ukup tidak dapat melihat dengan !elas baik bentuk, ukuran, dan arna. >ika responden memakai ka%amata maka yang ditanyakan adalah kesulitan melihat ketika melihat tanpa ka%amata (sumber9 modiikasi Susenas 2000 dan *$5) (tidak termasuk orang yang menggunakan ka%amata plus, minus ataupun silinder).
b.
Light Perception (ersepsi $ahaya) yaitu seseorang hanya dapat membedakan terang dan gelap namun tidak dapat melihat benda didepannya.
%.
Totally blind ( Buta 7otal ) yaitu seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui' membedakan adanya sinar kuat yang ada langsung di depan matanya.
a.
Berdasarkan ?aktu 7er!adinya etunanetraan9
1)
7unanetra sebelum dan se!ak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2)
7unanetra setelah lahir atau pada usia ke%il; mereka telah memiliki kesan4kesan serta pengalaman 3isual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
=)
7unanetra pada usia sekolah atau pada masa rema!a; mereka telah memiliki kesan4kesan 3isual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan
Sedangkan menurut +irektorat embinaan Sekolah -uar Biasa, ada beberapa klasiikasi tunanetra, seperti di baah ini9
pribadi. @)
7unanetra pada usia deasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan4latihan penyesuaian diri.
A)
7unanetra dalam usia lan!ut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan4latihan penyesuaian diri.
b.
Berdasarkan emampuan +aya englihatan
1)
7unanetra ringan (dee%ti3e 3ision'lo 3ision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program4program pendidikan dan mampu melakukan peker!aan'keg iatan yang menggunakan ungsi penglihata n.
2)
7unanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan ka%a pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu memba%a tulisan yang ber%etak teb al.
=)
7unanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
-. PEN+EBAB (ETUNANETRAAN
da berbagai aktor yang menyebabkan kelainan penglihatan (ketunanetraan) seperti kelainan struktur mata atau penyakit yang menyerang %ornea, lensa, retina, sara mata dan lain sebagainya. +i samping itu kelainan penglihatan !uga dapat diperoleh karena aktor keturunan misalnya perkainan antar saudara dekat dapat meningkatkan kemungkinan diturunkannya kondisi kelainan penglihatan. Se%ara garis besar kelainan penglihatan dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu9 a.
elainan 8eraksi Bagi seseorang yang mengalami kelainan reraksi (pembiasan %ahaya) tanpa disertai gangguan lain, biasanya dapat diperbaiki penglihatannya hingga men!adi normal dengan menggunakan ka%a mata atau lensa kontak. Bagi penyandang kelainan reraksi yang telah dikoreksi dengan ka%a mata biasanya tidak ada masalah dengan penglihatannya ke%uali !ika ka%a mata atau lensa kontak yang diresepkan baginya tidak dipakai. Beberapa kelainan reraksi meliputi9
1) yopia dan Hyperopia +alam penglihatan normal, berkas %ahaya paralel yang datang dari !auh akan terokus pada retina. >ika bola mata terlalu pan!ang dari depan ke belakang, maka berkas %ahaya itu terokus di depan retina dan hal ini mengakibatkan penglihatan men!adi kabur atau buram. Seseorang yang mengalami myopia sering dikatakan memiliki penglihatan dekat (nearsightedness) karena keta!aman penglihatannya bagus pada !arak dekat tetapi mengalami masalah pada !arak !auh. ada penderita myopia image obyek yang dilihat tidak !elas, masalah ini ter!adi selain karena bola mata lebih besar dari pada yang normal !uga dapat ter!adi pada bola mata yang normal tetapi elastisitas lensanya kurang baik dan kekuatan reraksi lensa dan %ornea menguat. +alam kebanyakan kasus myopia, peman!angan bola mata itu hanya sedikit dan tidak terus meman!ang, dan koreksi dapat dilakukan dengan pemakaian ka%a mata. kan tetapi, dalam se!umlah ke%il kasus myopia, bola mata meman!ang terus. ondisi ini dikenal dengan istilah progressive !yopia atau high !yopia, dan keta!aman penglihatan yang normal tidak akan dapat di%apai dengan pemakaian ka%a mata ataupun lensa kontak. . Sebaliknya !ika bola mata lebih ke%il dari yang normal atau lensa dalam keadaan tidak dapat berakomodasi dengan baik sehingga bentuknya %enderung %ekung, akibatnya image obyek yang sedang dilihat diokuskan di belakang retina dan pada kondisi seperti ini penderita merasakan penglihatannya men!adi kabur. elainan seperti ini disebut
hyperopia atau penglihatan !auh ( farsightedness). enderita hyperopia mengalami penurunan keta!aman penglihatan dan mengalami gangguan penglihatan pada !arak dekat tetapi normal pada !arak !auh. +alam kasus hyperopia yang parah penglihatan men!adi tidak eekti. /yperopia sederhana dapat dikoreksi hingga ke penglihatan normal dengan mengunakan lensa %embung (lensa plus) sehingga berkas %ahaya terokus pada retina. ermasalahan biasanya timbul hanya apabila kondisi ini disertai kondisi penglihatan lain seperti katarak. +alam kasus seperti ini, meskipun ka%a mata akan diresepkan, tetapi keta!aman penglihatan tetap akan berkurang dan kondisi ini dapat disertai dengan keadaan !uling. ") Presbyopia +engan meningkatnya usia, seseorang pada umumnya mengalami penurunan ungsi akomodasi sehubungan dengan lemahnya elastisitas lensa dan %airan lensa yang mengeras. Oleh karena gangguan penglihatan ini umumnya berkaitan dengan meningkatnya usia maka, keadaan ini disebut presbyopia. resbyopia biasanya ter!adi pada usia @04an dan penderita mengalami pen urunan keta!aman pengl ihatan dan mengalami gangguan untuk memba%a. Seseorang yang mengalami presbyopia dapat d ibantu dengan sep asang ka%a mata yang memiliki dua lensa. -ensa sema%am ini disebut lensa bifocals, satu lensa untuk membantu menyebarkan (diverge) %ahaya dan yang lain untuk memokuskan (converge) %ahaya.
#) $stig!atis! enyebab utama astigmatism adalah ber3ariasinya daya reraksi %ornea atau lensa akibat kelainan dalam bentuknya permukaannya. /al ini mengakibatkan distorsi pada image yang terbentuk pada ma%ula. Bila kasusnya sederhana, kondisi ini dapat dikoreksi dengan memakai ka%a mata dengan lensa silindris, tetapi permasalahan men!adi lebih berat bila kondisi ini disertai myopia dan h ypermetropia. Bila disertai dengan !enis gangguan p englihatan lain, koreksinya akan men!adi sul it dan dapat mengakibatkan berkurangnya keta!aman penglihatan bahkan kebutaan. *
(ATARA(
atarak adalah kelainan mata yang ter!adi pada lensa di mana %airan dalam lensa men!adi keruh. arena %airan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan %ahaya tidak dapat menmbusnya. Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui ka%a !endela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya %ahaya ke retina. atarak merupakan salah satu penyebab kebutaan yang utama baik pada anak4anak maupun orang tua. a
De)%n%'% (a/ara&
atarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya !ernih dan tembus %ahaya men!adi keruh, menyebabkan gangguan pada penglihatan (linik mata nusantara, 200) atarak adalah se!enis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mataberselaput dan rabun. -ensa mata men!adi keruh dan %ahaya tidak dapat menembusinya, ber3ariasi sesuai
tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi !alan %ahaya (?ikipedia, 2012) atarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat ter!adi akibat hidrasi (penambahan %airan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua4 duanya.Biasanya
mengenai kedua mata dan ber!alan progresi.(kapita selekta. !ilid satu.2001)
ambar 1. erbedaan mata normal dan mata atarak
b
E/%oo"%
Sebagian besar katarak ter!adi karena proses degenerati atau bertambahnya usia seseorang. sia rata4rata ter!adinya katarak adalah pada umur #0 tahun keatas. kan tetapi, katarak dapat pula ter!adi pada bayi karena sang ibu terineksi 3irus pada saat hamil muda. enyebab katarak lainnya meliputi 9 5aktor keturunan. $a%at baaan se!ak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. enggunaan obat tertentu, khususnya steroid. gangguan metabolisme seperti +M (+iabetus Melitus) gangguan pertumbuhan, Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam aktu yang %ukup lama. 8okok dan lkohol Operasi mata sebelumnya. 7rauma (ke%elakaan) pada mata. 5aktor4aktor lainya yang belum diketahui. 0 (a'%)%&a'% (1) atarak primer atarak primer, menurut umur ada tiga golognan yaitu 9 (a) atarak !u3enilis (umur C20 tahun ), (b) atarak presenilis (umur sampai A0tahun) (%) katarak senilis (umur sampai A0tahun ) atarak primer dibagi men!adi @ stadium (Yasin, 2009)9 (a) Stadium *nsipien Stadium paling dini ekeruhan lensa terdapat pada bagian perier berbentuk ber%ak4ber%ak yang tidak teratur asien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata 7a!am penglihatan belum terganggu roses degenerasi belum menyerap %airan mata yang kedalam lensa sehingga terlihat bilik mata depan yang kedalaman normal. (b) Stadium *matur roses degenerasi mulai menyerap %airan mata kedalam lensa sehingga lensa Men!adi %embung. 7er!adi pembengkakan lensa yang dapat men!adi katarak intumesen. 7er!adi miopisasi +apat ter!adi glau%oma sekunder Shado test positi (%) Stadium Matur 7er!adi kekeruhan seluruh lensa 7ekanan dalam seimbang dengan %airan dalam mata dengan ukuran lensa normal embali. 7a!am penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar positi +i pupil tampak lensa seperti mutiara (d) Stadium /ypermatur orteks lensa yang seperti bubur telah men%air sehingga nu%leus lensa turun karena daya beratnya.
Melalui pupil, nu%leus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian baah dengan arna berbeda dari atasnya yaitu ke%oklatan 7er!adi kerusakan kapsul lensa yang men!adi lebih permeabel dsehingga isi korteks dapat keluar dan lensa men!adi kempis yang dibaahnya terdapat nu%leus lensa (atarak
Morgagni) (2) atarak omplikata atarak !enis ini ter!adi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakir lain. enyebab katarak !enis ini adalah 9 angguan okuler, karena retinitis pigmentosa glau%oma, ablasio retinayang sudah lama, u3eitis, myopia maligna. enyakit sistemik, +iabetes Mellitus, hipoparatiroid, sindrom don, dermatitis atopik. 7rauma, trauma tumpul, pukulan, benda asing di dalam mata, terpa!an panas yang berlebihan, sinar DE, radioakti, terpa!an sinar matahari, toksik kimia. (=) atarak ongenital atarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. ekeruhan sudah terdapat pada aktu bayi lahir. atarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang 9 menderita rubella diabetes mellitus toksoplasmosis, hipoparatiroidisme galaktosemia da pula yang menyertai kelainan baaan pada mata itu sendiri seperti mikrotalmus, aniridia, koloboma , ektopia lentis, keratokonus, megalokornea, heterokornea
iris. ekeruhan dapat di!umpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior4posterior, katarak aksialis, katarak Fonularis, katarak stelata, katarak totalis dan katarak %ongenital membranasea. #
Tan#a Dan Geaa Biasanya ge!ala berupa keluhan penurunan ta!am pengelihatan se%ara progresi (seperti rabun !auh memburuk se%ara progresi). engelihatan seakan4akan melihat asap dan
pupil mata seakan akan bertambah putih. ada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar4benar putih ,sehingga releks %ahaya pada mata men!a di negati (4). Bila atarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa laukoma dan 3eitis. e!ala umum gangguan katarak meliputi (>ulianto, 200) 9 englihatan tidak !elas, seperti terdapat kabut menghalangi ob!ek. eka terhadap sinar atau %ahaya. +apat melihat dobel pada satu mata. Memerlukan pen%ahayaan yang terang untuk dapat memba%a. -ensa mata berubah men!adi buram seperti ka%a susu. e Pa/o)%'%oo"% -ensa yang normal adalah struktur posterior iris yang !ernih, transparan, berbentuk seperti kan%ing ba!u, mempunyai kekuatan reraksi yang besar. -ensa mengandung tiga komponen anatomis9 ada Fona sentral terdapat nukleus, di perier ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. +engan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan arna men!adi %oklat kekuningan . +i sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal sal!u. erubahan isik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya traansparansi. erubahan dalam serabut halus multipel (Fonula) yang memaen!ang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. erubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan9 koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat !alannya %ahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai inluks air ke dalam lensa. roses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. 7eori
lain mengatakan baha suatu enFim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. >umlah enFim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien
yang
menderita
katarak.
atarak bisa ter!aadi bilateral, dapat disebabkan oleh ke!adian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal. 5aktor yang paling sering berperan dalam ter! adinya katarak meliputi rad iasi sin ar :, obat4obatan, alkohol, merokok, dan asupan 3itamin a ntioksidan yang kurang dalam !an gka aktu yang lama. Pa/ha!
) Pemer%&'aan D%a"no'/%& (1) artu mata snellen 'mesin telebinokuler 9 mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus'3itreus humor, kesalahan reraksi, penyakit sistem sara, penglihatan ke
(2) (=) (@) (A) (#) (G)
retina. -apang englihatan 9 penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma. engukuran 7onograi 9 7*O (12 D 2A mm/g) engukuran onioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma. 7es ro3okati 9 menentukan adanya' tipe gllukoma Otalmoskopi 9 mengka!i struktur internal okuler, atroi lempeng optik, papiledema, perdarahan. +arah lengkap, -6+ 9 menun!ukkan anemi sistemik ' ineksi.
() 6, kolesterol serum, lipid () 7es toleransi glukosa 9 kotrol +M. "
(om$%&a'%
omplikasi preoperasi katarak antara lain glaukoma sekunder, u3eitis, dan dislokasi lensa. omplikasi postoperasi katarak o
akia (iris tremulans, H10 sampai H1= diopter dengan adisi = diopter untuk penglihatan dekat).
o
seudoakia (dengan pemasangan *O-).
h
Pena/aa&'anaan Me#%'
(1) *nter3ensi bedah *ndikasi operasi katarak o ada bayi (C1tahun) !ika undus tidak terlihat o ada usia lan!ut *ndikasi linis 9 !ika timbul komplikasi glau%oma ' u3eitis *ndikasi :isual 9 katarak matur dengan 3isus 1'=00 atau 1'Idengan %atatan - bik segala arah. *ndikasi Sosial 9 peker!aan >enis pembedahan katarak 9 o 6Jtra%apsular $atara%t 6Jtra%ti3e (6$$6) orteks dan nu%leus diangkat kapsul posterior di tinggalkan untuk men%egah prolaps3itreus untuk melindungi retina dari sinar ultra3ioler dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa mata intra okuler. *ntra%apsular $atara%t 6Jtra%ti3e (*$$6) ada pembedahan !enis ini lensa diangkat seluruhnya. (2) engobatan atarak Salah satu %ara pengobatan katarak adalah dengan %ara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pas%a operasi tidak perlu lagi memakai ka%a mata khusus (ka%a mata aphakia). Setelah operasi o
harus di!aga !angan sampai ter!adi ineksi. embedahan dilakukan bila ta!am penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu peker!aan sehari4hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi
glaukoma dan u3eitis. 7ekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui peme%ahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks
dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. amun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. +engan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak ter!adi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan Fonula Finn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari @0 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki Fonula Finn. +apat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan akoemulsiikasi yaitu ragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi ke%il,
dimana komplikasi pas%a operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat. a%amata (aphaki% spe%ta%les)
Setelah ekstraksi katarak, mata klien tidak mempunyai lensa yang disebut aakia.eadaan ini harus dikoreksi dengan lensa seris (H) 10+ supaya dapat melihat !auh. oreksi ini harus diberikan =bulan pas%a operasi sebab sebelum = bulan keadaan reraksi masih berubah D ubah, karena keadaan luka belum tenang dan astigmatismenya tidak tetap.
-ensa kontak
euntungan pilihan ini adalah ukuran bayangan hanya GK lebih besar dari pada ukuran normal, sehingga kedua mata berungsi bersama. -apang pandang tidak berubah' konstriksi. erugiannya dapat ter!adi lakrimasi, risiko tinggi komplikasi, kemungkinan penolakan lensa dan biaya mahal. b.
elainan -antang andangan enerimaan %ahaya oleh otak sangat tergantung pada kualitas impuls yang ditimbulkan oleh retina. 7er!adinya suatu hambatan atau kerusakan pada pusat penglihatan di otak atau bagian sara tertentu akan menimbulkan gangguan penglihatan.
0.
elainan -ain
1)
Buta ?arna Seseorang yang tidak dapat membedakan arna disebabkan karena mengalami kerusakan atau kelainan pada sel re%eptor di retina yang berbentuk keru%ut yang disebut %one. Seseorang yang buta arna biasanya keta!aman penglihatannya (visus) normal. Buta arna lebih banyak ter!adi pada laki4laki dari pada perempuan.
2)
%trabis!us (!uling) *stilah strabismus digunakan untuk menun!ukkan suatu kondisi dimana image obyek yang dilihat tidak diterima se%ara baik oleh mata kanan dan mata kiri. +engan kata lain kedua mata tidak beker!a se%ara bersama4sama karena tidak ada koordinasi yang baik antara otot4otot mata. kibatnya dalam retina terdapat dua image terhadap satu obyek yang sedang dilihat. ondisi ini disebut diplopia. ntuk menolong penderita strabismus dapat dilakukan operasi pada otot mata.
#) &ystag!us ystagmus adalah suatu kondisi dimana mata bergerak se%ara %epat dan tidak teratur. ystagmus dapat ter!adi pada seseorang karena kelelahan atau stress dan !uga dapat ter!adi karena adanya kerusakan pada otak atau gangguan medis lain yang kronis. enderita nystagmus tidak dapat melihat suatu obyek dengan baik karena matanya sselalu bergerak dan tidak dapat memokuskan obyek yang sedan g dilihat. ')
lauco!a lau%oma mengakibatkan meningginya tekanan di dalam bola mata yang dapat mempengaruhi suplai darah ke kepala syara optik. 7erdapat beberapa !enis glau%oma9 dapat merupakan penyakit tersendiri, atau dapat !uga terkait dengan kondisi4kondisi lain, misalnya aniridia. Satu !enis glau%oma yang ter!adi pada anak4anak adalah buphthalmos (Lmata sapiL), yang ditandai dengan membesarnya satu mata atau kedua belah mata. *ni merupakan kondisi yang berbahaya, yang !ika tidak diberi peraatan dapat merusak lensa, retina atau syara optik. >enis4!enis glau%oma lainnya ditandai dengan berkurangnya bidang pandang dan kesulitan melihat di tempat yang gelap atau redup.
.
4ENIS GANGGUAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
a.
Perubahan '%'/em a&r%ma%'
ada usia lan!ut seringkali di!umpai keluhan nro%os. egagalan ungsi pompa pada system kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, e3ersi pun%tum atau malposisi palpebra sehingga akan menimbulkan keluhan epiora. amun sumbatan system kanalis lakrimalis yang sebenarnya atau da%ryostenosis sering
di!umpai pada usia lan!ut, diman dikatakan baha da%ryostenosis akuisita tersebut lebih banyak di!umpai pada anita dibanding pria. dapun patogenesia yang pasti ter!adinya sumbatan du%tus nasolakrimalis masih belum !elas, namun diduga oleh karena ter!adi proses !aringan mukosa dan berakibat ter!adinya sumbatan. Setelah usia @0 tahun khususnya anita pas%a menopause sekresi basal kelen!ar lakrimal se%ara progesi berkurang. Sehingga seringkali pasien dengan sumbatan pada duktus nasolakrimalis tak menun!ukkan ge!ala epiora oleh karena 3olume air matanya sedikit. kan tetapi bilamana sumbatan sistim lakrimalis tak nyata akan memberi keluhan mata kering yaitu adanya rasa tidak enak seperti terdapat benda asing atau seperti ada pasir, mata tersa leleh dan kering bahkan kabur. Sedangkan ge!ala obyekti yang didapatkan diantaranya kon!ungti3a bulbi kusam dan menebal kadang hiperaemi, pada kornea didapatkan erosi dan ilamen. eriksa yang perlu dilakukan adalah S%hirmer, 8ose Bengal, 7ear ilm break up timeN b.
Perubahan re)ra&'%
ada orang muda, hipermetrop dapat diatasi dengan kontraksi muskulus silisris. +engan bertambahnya usia hipermetrop laten men!adi lebih maniest karena hilangnya %adangan akomodasi. amun bila ter!adi s%lerosis nu%leus pada lensa, hipermetrop men!adi berkurang atau ter!adi miopisasi karena proses kekeruhan di lensa dan lensa %enderung lebih %enbung. erubahan astigmat mulai terlihat pada umur 10420 tahun dengan astigmatwith the rule GA,AK dan astigmat against the rule #,K. ada umur G040 tahun didapatkan keadaan astigmat with the rule =G,2K dan against the rule =AK. 5a%tor4aktor yang mempengaruhi perubahan astigmat antara lain kornea yang mengkerut oleh karena perubahan hidrasi pada kornea, proses p enuaan pada kornea. enurunan daya akomodasi dengan maniestasi presbiopia dimana seseorang akan kesulitan untuk melihat dekat dipengaruhi oleh berkurangnya elastisitas lensa dan perubahan pada muskulus silisris oleh kare na proses penuaan. 0.
Pro#u&'% humor a5ueou'
ada mata sehat dengan pemeriksaan 5luorootometer diperkirkan produksi /.
Perubahan '/ru&/ur &eo$a& ma/a
+engan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh !aringan kelopak mata. erubahan ini yang !uga disebut dengan perubahan in3olusional ter!adi pada 9 1
M.orbicular
erubahan pada m.orbi%ularis bisa menyebabkan perubahan kedudukan palpebra yaitu ter!adi entropion atau ektropion. 6ntropion'ektropion yang ter!adi pada usia lan!ut disebut entropion'ekropion senilis' in3olusional. dapun proses ter!adinya mirip, namun yang membedakan adalah perubahan pada m.orbi%ularis preseptal dimana enteropion muskulus tersebut relati3e stabil. ada ektropion, bila margo palpebra mulai e3ersi, kon!ungti3a tarsalis men!adi terpapar (ekspose), ini menyebabkan inlamasi sekunder dan tartus akan menebal sehingga se%ara mekanik akan memperberat ektropionnya.
2
Retractor palpebra inferior
ekendoran retra%tor palpebra inerior mengakibatkan tepi baah tarsus rotasi' berputar kearah luar sehingga memperberat ter!adinya entropion. 3
Tartus
Bilaman tartus kurang kaku oleh karena proses atropi akan menyebabkan tepi atas lebih melengkung ke dalam sehingga entropion lebih nyata. *
Tendo kantus medial/lateral
erubahan in3olusional pada usia lan!ut !uga mengenai tendon kartus medial' lateral sehingga se%ar horiFontal keken%angan palpebra berkurang. erubahan4perubahan pada !aringan palpebra !uga diperberat dengan keadaan dimana bola mata pada usia lan!ut lebih enotalmus karena proses atropi lemak orbita. kibatnya keken%angan palpebra se%ara horiFontal relati3e lebih nyata. >adi apakah proses in3olusional tersebut menyebabkan margo palpebra men!adi in3erse atau e3ersi tergantung perubahan4perubahan yang ter! adi pada m.orbikularis o%uli, retra%tor palpebra iner ior dan tarsus. -
Aponeurosis muskulus levator palpebra
+engan bertambahnya usia maka aponeurosis m.le3ator palpebra mengalami disinsersi dan ter!adi penipisan, akibatnya ter!adi blearoptosis akuisita. Meskipun ter!adi perubahan pada aponeurosis m.le3ator palpebra namun m.le3atornya sendiri relati3e stabil sepan!ang usia. Bial blearoptosis tersebut mengganggu penglihatan atau se%ara kosmetik men!adi keluhan bias diatasi dengan tindakan operasi.
Kulit
ada usia lan!ut kulit palpebra mengalami atropi dan kehilangan elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan4lipatan kulit yang berlebihan. eadaan ini biasanya diperberat dengan ter!adinya peregangan septum orbita dan migrasi lemak preaponeurotik ke arterior. eadaan ini bisa ter!adi pada palpebra superior maupun inerior dan disebut sebagai dermatokalis.
6.
(OMPLI(ASI7 DAMPA( (ETUNANETRAAN
englihatan merupakan salah satu saluran inormasi yang sangat penting bagi manusia selain pendengaran, penge%ap, pembau, dan perabaan. engalaman manusia kira4kira 0 persen dibentuk berdasarkan inormasi dari penglihatan. +i bandingkan dengan indera yang lain indera penglihatan mempunyai !angkauan yang lebih luas. ada saat seseorang melihat sebuah mobil maka ada banyak inormasi yang sekaligus diperoleh seperti misalnya arna mobil, ukuran mobil, bentuk mobel, dan lain4lain termasuk detail bagian4bagiannya. *normasi sema%am itu tidak mudah diperoleh dengan indera selain penglihatan. ehilangan indera penglihatan berarti kehilangan saluran inormasi 3isual. Sebagai akibatnya penyandang kelainan penglihatan akan kekuarangan atau kehilangan inormasi yang bersiat 3isual. Seseorang yang kehilangan atau mengalami kelainan penglihatan, sebagai kompensasi, harus berupaya untuk meningkatkan indera lain yang masih berungsi. Seberapa !auh dampak kehilangan atau kelainan penglihatan terhadap kemampuan seseorang tergantung pada banyak aktor misalnya kapan (sebelum atau sesudah lahir, masa balita atau sesudah lima tahun) ter!adinya kelainan, berat ringannya kelainan, !enis kelainan dan lain4lain. Seseorang yang kehilangan penglihatan sebelum lahir
sering sampai usia lima tahun pengalaman 3isualnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Sedangkan yang kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih deasa biasanya masih memiliki pengalaman 3isual yang lebih baik tetapi memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri. a.
+ampak terhadap ognisi ognisi adalah persepsi indi3idu tentang orang lain dan obyekobyek yang diorganisasikannya se%ara selekti. 8espon indi3idu terhadap orang dan obyek tergantung pada bagaimana orang dan obyek tersebut tampak dalam dunia kognitinya ,dan %itra atau petaN dunia setiap orang itu bersiat indi3idual. Setiap orang mempunyai %itra dunianya masingmasing karena %itra tersebut merupakan produk yang ditentukan oleh a%tor4aktor berikut9 (1) -ingkungan isik dan sosisalnya, (2) struktur isiologisnya, (=) keinginan dan tu!uannya, dan (@) pengalaman4pengalaman masa lalunya. +ari keempat aktor yang menentukan kognisi indi3idu tunanetra menyandang kelainan dalam struktur isiologisnya, dan mereka harus menggantikan ungsi indera penglihatan dengan indera4 indera lainn ya untuk mempersepsi lingkun gannya. Banyak di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman 3isual, sehingga kon sepsi orang aas mereka tentang dunia ini se!auh tertentu mungkin berbeda dari konsepsi orang aas pada umumnya.
b.
+ampak terhadap eterampilaan Sosial Orang tua memainkan peranan yang penting dalam perkembangan sosial anak. erlakuan orang tua terhadap anaknya yang tunanetra sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap ketunanetraan itu, dan emosi merupakan satu komponen dari sikap di samping dua komponen lainnya yaitu kognisi dan ke%enderungan tindakan. etunanetraan yang ter!adi pada seorang anak selalu menimbulkan masalah emosional pada orang tuanya. yah dan ibunya akan merasa ke%ea, sedih, malu dan berbagai bentuk emosi lainnya. Mereka mungkin akan merasa bersalah atau saling menyalahkan, mungkin akan diliputi oleh rasa marah yang dapat meledak dalam berbagai %ara, dan dalam kasus yang ekstrem bahkan dapat mengakibatkan per%eraian. ersoalan seperti ini ter!adi pada banyak keluarga yang mempunyai anak %a%at. ada umumnya orang tua akan mengalami masa duka akibat kehilangan anaknya yang normalN itu dalam tiga tahap; tahap penolakan, tahap penyesalan, dan akhirnya tahap penerimaan, meskipun untuk orang tua tertentu penerimaan itu mungkin akan ter%apai setelah bertahun4tahun. roses duka%itaN ini merupakan proses yang umum ter!adi pada orang tua anak pen yandang semua !enis ke%a%atan. Sikap orang tua tersebut akan berpengaruh terhadap hubung an di antara mereka (ayah dan ibu) dan h ubungan mereka dengan anak itu, dan hubungan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak.
%.
+ampak terhadap Bahasa ada umumnya para ahli yakin baha kehilangan penglihatan tidak berpengaruh se%ara signiikan terhadap kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, dan se%ara umum mereka berkesimpulan baha tidak terdapat deisiensi dalam bahasa anak tunanetra. Mereka menga%u pada banyak studi yang menun!ukkan baha sisa4sisa tunanetra tidak berbeda dari sisa4sisa yang aas dalam hasil tes intelegensi 3erbal. Mereka !uga mengemukakan baha berbagai studi yang membandingkan anak4anak tunanetra dan aas tidak menemukan perbedaan dalam aspekaspek utama perkembangan bahasa. arena persepsi auditi lebih berperan daripada persepsi 3isual sebagai media bela!ar bahasa, maka tidaklah mengherankan bila berbagai studi telah menemukan baha anak tun anetra relati tidak terhambat dalam ungsi bahasa nya. Banyak anak tunanetra bahkan lebih termoti3asi daripada anak aas untu k menggunakan bahasa karena bahasa merupakan s aluran utama komunikasinya dengan orang lain. Se%ara konseptual sama bagi anak tunanetra maupun anak aas, karena makna kakat4kata dipela!arinya melalui konteksnya dan penggunaannya di dalam bahasa. Sebagaimana halnya dengan semua anak, anak tunanetra bela!ar kata4kata yang didengarnya meskipun kata4kata itu tidak terkait dengan pengalaman nyata dan tak ada makna
baginya. alaupun anak tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya, hal itu bukan semata4mata akibat langsung dari ketunanetraannya melainkan terkait dengan %ara orang lain memperlakukannya. etunanetraan tidak menghambat pemrosesan inormasi ataupun pemahaman kaidah4kaidah bahasa. d.
+ampak terhadap Orientasi dan Mobilitas Mungkin kemampuan yang paling terpengaruh oleh ketunanetraan untuk berhasil dalam penyesuaian so%ial indi3idu tunanetra adalah kemampuan mobilitas yaitu ketrampilan untuk bergerak se%ara leluasa di dalam lingkungannya. etrampilan mobilitas ini sangat terkait dengan kemampuan orientasi, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan lokasi antara satu obyek dengan obyek lainnya di dalam lingkungan (/ill dan onder,1G#). ara pakar dalam bidang orientasi dan mobilitas telah merumuskan dua %ara yang dapat ditempuh oleh indi3idu tunanetra untuk memmproses inormasi tentang lingkungannya, yaitu dengan metode urutan (se
8.
DIAGNOSA ( EPERA9ATAN +ANG MUNG(IN MUN,UL
a.
angguan persepsi sensori9 penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima,
b.
+eisit peraatan diri berhubungan dengan kelemahan isik
%.
urang engetahuan berhubungan dengan kurangnya inormasi mengenai penyakit
d.
8esiko !atuh berhubungan dengan keterbatasan lapan g pandang yang ditandai dengan
e.
8esiko $edera berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai dengan
REN,ANA (EPERA9ATAN NO D:
1
DIANGOSA (EPERA9ATAN DAN TU4UAN ;NO, (OLABORASI angguan p ersepsi s ensori9 NO, = penglihatan berhubungan :ision %ompensation beha3ior dengan gangguan (r%/er%a ha'%= penerimaan sensori dari Memakai ka%a mata atau lensa dengan benar Memakai huru braile organ penerima, Memakai penyinaran' %ahaya yang sesuai
INTER
NI, Pen0a$a%an (omun%&a'%= De)%'%/ Pen"%ha/an a!i reaksi pasien terhadap penurunan penglihatan !ak pasien ntuk menentukan tu!uan dan bela!ar melihat dengan %ara yang lain +eskripsikan lingkungan disekitar pasien >angan memindahkan sesuatu di ruangan pasien tanpa memberi inormasi pada pasien Ba%akan surat atau koran atau ino lainnya Sediakan huru braile *normasikan letak benda4benda yang sering diperlukan pasien
Manaemen L%n"&un"an $iptakan lingkungan yang aman bagi pasien indahkan benda4benda berbahaya dari lingkungan pasien asang side rail Sediakan tempat tidur yang rendah 7empatkan benda Hbenda pada tempat yang dapat di!angkau pasien
2
NI, = +eisit peraatan diri NO, = Sel %are 9 %ti3ity o +aily -i3ing (+-s) berhubungan dengan Sel $are assistan%e 9 +-s kelemahan isik (r%/er%a Ha'% = Monitor kemempuan klien untuk peraatan diri yang mandiri. lien terbebas dari bau badan Monitor kebutuhan klien untuk alat4alat bantu untuk kebersihan diri, Menyatakan kenyamanan terhadap berpakaian, berhias, toileting dan makan. kemampuan untuk melakukan +-s Sediakan bantuan sampai klien mampu se%ara utuh untuk melakukan sel4%are. +apat melakukan +-S dengan bantuan +orong klien untuk melakukan akti3itas sehari4hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki. +orong untuk melakukan se%ara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. !arkan klien' keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya !ika pasien tidak mampu untuk melakukan nya. Berikan akti3itas rutin sehari4 hari sesuai kemampuan. ertimbangkan usia klien !ika mendorong pelaksanaan akti3itas sehari4hari.
=
urang engetahuan berhubungan dengan kurangnya inormasi mengenai penyakit
NO, = NI, = Tea0h%n" = #%'ea'e Pro0e'' oldge 9 disease pro%ess Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit oledge 9 health Beha3ior yang spesiik (r%/er%a Ha'% = >elaskan patoisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, dengan anatomi dan isiologi, dengan %ara yang tepat. ambarkan tanda dan ge!ala yang biasa mun%ul pada penyakit, dengan %ara prognosis dan program pengobatan asien dan keluarga mampu melaksanakan yang tepat ambarkan proses penyakit, dengan %ara yang tepat prosedur yang di!elaskan se%ara b enar
DAFTAR
PUSTA(A
Maryam 8S,ekasari,M5,dkk .200.!engenal usia lanut dan perawatannya.>akarta9salemba medika 7amher,s,noorkasiani.200.*esehatan usia lanut dengan pende*atan asuhan
*eperawatan.>akarta9salemba medika
ranaka, ris. 2010. +u*u $ar +oedhi Dar!oo eriatri (Il!u ,esehatan -sia Lanut). 6disi @. >akarta9 Balai enerbit 5akultas edokteran ni3ersitas *ndonesia Sto%kslager, >aime - . 200. $suhan ,eperawatan eriatri*. /disi ". >akarta 96$ Stanley M, atri%ia B.200#. +u*u $ar ,eperawatan eronti*. /disi ". >akarta9 6$ ud!iastuti SS, Budi tomo. 200=. Fisioterapi pada Lansia. >akarta9 6$ Maryam 8S, ekasari M5, dkk .200. engenal -sia Lanut dan Perawatannya. >akarta9 Salemba