LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR
Oleh :
Nama
: NI LUH KETUT SUANTARI
NIM
: 12E 10887
Kelas
: IB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI DENPASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2013
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR
I. Tinjauan Teori A. Konsep Teori 1. Pengertian a. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. b. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang- ulang dan masing – masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. c. Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari- hari ( tarwoto & wartonah edisi 3. Hal 106 ) d. Perubahan pola tidur adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan (Carpenito, Lynda Juall Edisi 6 Hal. 909) e. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal ( diagnosa keperawatan, nanda . Hal 300 ). f.
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di inginkannya.( Lynda Juall edisi 10. Hal 456 )
Menurut Marron ( 1945 – 1967 ) kebanyakan orang dapat berisitirahat ketika: a. Merasa segala suatu dapat diatasi b. Merasa diterima c. Mengetahui apa yang terjadi d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
e. Memiliki kepuasaan dengan aktifitas yang dilakukannya f.
Mengetahui akan dapat pertolongan bila diperlukan
2. Etiologi / Penyebab a. Penyakit Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur. b. Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya. c. Motivasi Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan ngantuk. d. Kelelahan Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM ( Rapid Eye Movement ) e. Kecemasan Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis, sehingga mengganggu tidur. f. Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah. g. Obat – obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain : -
Diuretik
: menyebabkan insomnia
-
Anti depresan
: supresi REM
-
Kafein
: meningkatkan saraf simpatis
-
Beta Bloker
: menimbulkan insomnia
-
Narkotika
: mensupresi REM
3. Gangguan Tidur - Insomnia Ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. - Hipersomnia Berlebehian jam tidur pada malam hari, lebih 9 jam disebabkan depresi, penyakit ginjal, liver dan metabolisme - Parasomnia Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti somnabolisme ( tidur sambil berjalan ). - Narcolepsy Kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur - Sleep Apnea Pernafasan terhenti pada waktu-waktu tertentu selama tidur. - Mengigau Hamper semua orang pernah mengigau sebelum tidur REM.
4. Patofisiologis Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke medulla spinalis kemudian masuk ke formasi retikularis dilanjutkan ke pons dan masuk ke medula oblongata kemudian diteruskan ke hipotalamus yang menyebabkan menurunya fungsi panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri, sehingga ditafsirkan / disampaikan kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan dipersepsikan untuk tidur.
5. Manifestasi Klinis a. Dewasa 1. Mayor ( Harus Terdapat)
Kesukaran untuk tertidur atau tetap tidur
2. Minor (Mungkin Terdapat)
Keletihan waktu bangun atau sepanjang hari
Perubahan dalam bernafas
Tidur sejenak sepanjang hari
Agitasi
b. Anak-anak Gangguan tidur pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
-
Kengganan untuk istirahat
-
Sering bangun waktu malam
-
Keinginan tidur dengan orang tua
6. Tahapan-Tahapan Tidur a. Tahapan NREM (Non Rapied Eye Movement) Merupakan tahap tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena gelombang atak tidak atau lambat dari gelombang-gelombang dan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
1. NREM Tahap 1 -
Tingkat transisi
-
Merespon cahaya
-
Berlangsung beberapa menit
-
Mudah bangun dengan rangsangan
2. NREM Tahap 2 -
Periode suara tidur
-
Nilai relaksasi otot
-
Berlangsung 10-20 menit
-
Fungsi tubuh berlangsung lambat
-
Dapat dibangunkan dengn mudah
3. NREM Tahap 3 -
Menjadi tahap awal tidur yang dalam
-
Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga dibangunkan
-
Jarang bergerak
-
Tanda-tanda vital menurun namun teratur.
-
Berakhir 15-30 menit
4. NREM Tahap 4 -
Menjadi tahap tidur terdalam
-
Individu menjadi sulit dibangunkan
-
Jika kurang tidur individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada tahap ini.
-
Tanda-tanda vital menurun secara bermakna.
b. Tahap tidur REM (Rapied Eye Movement) Merupakan tidur dalam keadan atau kondisi aktif atau tidur paradoksial, tahapan tidur REM : 1. Lebih sulit dibangunkan daripada tidur NREM 2. Dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya. 3. Jika terbangun pada tahap ini akan terjadi mimpi 4. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
7. Jumlah Kebutuhan Tidur Umur
Kebutuhan Tidur
BBL
14-18 Jam
6 Bulan
12-16 Jam
6 Bulan – 4 tahun
12-13 jam
6 tahun – 13 tahun
7-8, jam
13 tahun – 21 tahun
7-8 jam
Dewasa < 60 tahun
6 -9 jam
Dewasa
6-7 jam
8. Komplikasi a. Kerusakan fungsi kognitif b. Penurunan fungsi terhadap kontrol emosi c. Peningkatan peka terhadap rangsangan d. Disorientasi
9. Penatalaksanaan -
Memberikan lingkungan yang nyaman
-
Memberikan distraksi dan relaksasi
B. Konsep Dasar Askep Menurut teori 1. Pengkajian DS
:
1. Pasien mengatakan susah tidur 2. Pasien mengatakan lelah saat bangun 3. Pasien mengatakan tidurnya sering terjaga 4. Pasien mengatakan tidak merasa cukup istirahat DO
:
1. Konjungtiva pucat
8. Pola tidur
2. Terdapat lingkaran hitam pada mata
9. Mata merah
3. Wajah tampak pucat dan lesu 4. Perubahan Kebutuhan tidur/ aktivitas 5. Menguap dan mengantuk sepanjang hari 6. Penurunan peka rangsangan dan perhatian 7. Perubahan penampilan dan prilaku
2. Diagnosa a. Perubahan pola tidur Definisi Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan menggangu aktifitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan ( tarwoto & wartonah ) :
-
Kerusakan Neurologis
- Tempat yang asing
-
Terpasang tube
- Prosedur invasif
-
Nyeri
- Cemas
-
Ketidaknormalan status fisiologis
- Pengobatan
Kemungkinan berhubungan dengan ( nanda )
:
-
Kelembapan lingkungan sekitar
- bising
-
Suhu lingkungan sekitar
- pencahayaan
-
Tanggung jawab memberi asuhan
- bau gas
-
Perubahan pajanan terhadap cahaya gelap
- teman tidur
-
Restrain fisik
- kurang privasi
-
Kurang control tidur
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
- Kecemasan - Depresi - Asma - Kondisi setelah operasi dan nyeri kronik 3. Intervensi Tujuan yang diharapkan\
:
a. Pasien dapat tidur 6- 8 jam setiap malam b. Secara verbal mengatakan dapat rileks dan lebih segar c. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak terjaga
No
Intervensi
No
Rasional
1
Lakukan pengkajian masalah tidur
1
untuk mengetahui sejauh mana masalah yang
dialami
dan
bisa
menentukan
rencana eperawatan 2
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur
2
3
Anjurkan pasien makan yang cukup satu 3
agar pasien rileks untuk meningkatkan jam tidur
porsi sebelum tidur 4
Tingkatkan
aktivitas
sehari-hari
5
kurangi aktivitas sebelum tidur
dan 4
Mengurangi tidur
5
Mengurangi gangguan tidur
6
untuk mengetahui kondisi pasien
Berikan pengobatan analgetik dan sedative 6
setengah jam sebelum tidur. Observasi TTV
7
Sarankan keluarga pasien untuk
dengan diberikan susu dapat 7
menyebabkan tidur pasien lebih nyaman
8
agar pasien nyaman dengan tempat
memberikan pasien susu sebelum tidur 8
Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
9
Sarankan kepada pasien untuk mengurangi
tidurnya 9
agar pada malam hari pasien dapat tidur.
tidur siang
4. Implementasi Sama dengan rencana keperawatan
5. Evaluasi Perubahan pola tidur : Tujuan yang diharapkan 1. Pasien dapat tidur sesuai kebutuhan 2. Secara verbal pasien mengatakan dapat latihan rileks dan lebih segar 3. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak terjaga
WOC
Gangguan Pola Tidur Etiologi
Kerusakan Neurologi Reseptor
Tanda Fisiologis
Nyeri
Tanda Psikologis
Cemas
Gangguan Pola Tidur
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall 1998, Diagnosa Keperawatan, Jakarta EGC, Doengos Marlyn E 1994. Rencana Keperawatan, Jakarta EGC, Tarwoto, dan Wartorah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Indika.