LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny S DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN PROSES PIKIR DI RUANG 23 EMPATI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Psikiatri
Oleh: KELOMPOK 1/PSIK FIDDIYAH GALUH ANGGRAINI NIM 170070301111090
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UNIVERSITA S BRAWIJA BRAWIJAYA YA MALANG 2018
GANGGUAN PROSES PIKIR
1.
Definisi Gangguan proses pikir merupakan adanya suatu gangguan dan ketidakmampuan maupun hambatan dalam proses penimbangan (judgement) pemahaman ingatan serta penalaran (reasoning) (Townsend, 2009). Gangguan proses pikir dapat dipengaruhi oleh faktor somatik (gangguan otak, kelelahan). Faktor psikotik (gangguan emosi, psikologis), dan faktor sosial (kedaan sosial lainnya). Suatu proses berpikir individu normal mengandung arus, isi, bentuk, ide, symbol dan asosiasi yang terarah pada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan, tetapi pada individu yang mengalami gangguan dalam isi pikir atau proses pikir melakukan penyimpangan dalam hal bentuk pikiran, arus, dan bentuk penimbangan (Yosep, 2007).
2.
Etiologi Terdapat beberapa penyebab yang menimbulkan gangguan proses pikir, diantaranya adalah menurut Kusumawati dan Hartono (2012): A. Faktor predisposisi predisposisi 1) Biologis Abnormalitas yang menyebabkan menyebabkan respon neurologi maladaptif, yaitu lesi pada area frontalis dan t emporalis emporalis -
Area frontalis frontalis berfungsi berfungsi sebagai sebagai pertahanan pertahanan emosi dan bertanggung bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi mental seperti perencanaan perencanaan ke depan, pengambilan keputusan, rentang perhatian dan hambatan.
-
Area temporalis mengendalikan proses emosi, pendengaran, dan fungsi bahasa.
2) Faktor biokimia -
Penggunaan
dopamine norephinephrin norephinephr in dan zat halusinogen dapat
berepengaruh berepengaruh terhadap t erhadap orientasi realita. -
Ketidakseimbangan Ketidaks eimbangan antara dopamine dan neurotransmiter neurotransmit er yang lain
3) Masalah psikologis Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurologis yang maladaptif, misalnya tanda-tanda konflik (perceraian, perubahan status) yang disertai dengan
ketidakefektifan
menangani masalah
4) Faktor sosial budaya
dan
ketidakmampuan
mekanisme
koping
atau
Stres lingkungan yang dapat menunjang terhadap gangguan proses pikir, namun diyakini sebagai penyebab utama dalam masalah gangguan proses pikir. 5) Faktor genetik Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada pasien skizofrenia berpotensi untuk diturunkan pada generasinya. generasinya. 6) Faktor somatik Berkaitan
dengan
gangguan
fisik
pada
obat
yang
berpengaruh
pada
neurotransmeter atau yang dapat mempengaruhi dalam berpikir B. Faktor presipitasi presipitasi 1) Gagal melalui tahap perkembangan yang baik 2) Dijauhi atau disingkirkan disingkirka n oleh orang lain 3) Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain 4) Perpisahan dengan orang yang dicintai 5) Kegagalan yang sering dialami 6) Keturunan 7) Sering menyelesaikan masalah dengan koping maladaptif, maladaptif , menyalahkan orang lain (maramis, 2010) 3.
KLASIFIKASI Terdapat tiga aspek proses pikir yaitu arus pikir, bentuk pikir, dan isi pikir yang dibedakan menurut aspeknya, yaitu: (Marasmus, 2010) A. Arus Pikir (Marasmus, 1) Koheren: kalimat atau pembicaraan dapat dimengerti dengan baik 2) Inkoheren: pembicaraan pembicaraa n atau suatu kalimat sulit dipahami maksudnya dan isi pembicaraan tidak ada hubungan dengan kenyataan 3) Sirkumtansial: pikiran berputar-putar atau pembicaraan berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan 4) Tangensial:
pembicaraan
berbelit-belit
dan
tidak
sampai
pada
tujuan
pembicaraan. 5) Flight of ideas : Pembicaraan Pembicaraan yang melompat dari dari satu topik ke topik lainnya, lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan. 6) Blocking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan gangguan eksternal kemudian kemudian dilanjutkan kembali 7) Perseverasi : Berulang-ulan Berulang-ulang g menceritakan suatu ide, tema secara secara berlebihan. berlebihan. 8) Asosiasi longgar longgar : Pembicaraan tidak tidak ada hubungan antara kalimat yang yang satu dengan kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya. 9) Logorhoe : Banyak Banyak bicara bertubi-tubi bertubi-tubi tanpa adanya adanya kontrol baik pembicaraan pembicaraan koheren/ inkoheren inkoheren (pembicaraan (pembicaraa n cepat tidak terkontrol) terkontro l)
10) Irelevasi : ucapan yang tidak ada hubungannya hubungannya dengan pernyataan yang sedang dibicarakan. dibicarakan. 11) Asosiasi bunyi: mengucapkan perkataan yang memiliki persamaan bunyi 12) Arosi -
Sensorik : tidak mengerti pembicaraan orang lain
-
Motorik: tidak bisa atau sulit berbicara
13) Strerotopi kata/kalimat: pengulangan kata/ kalimat karena adanya penggunaan buah pikiran 14) Echoiua: menirukan kata atau kalimat orang lain dan cenderung berulang 15) Main Main kata-kata: membuat sajak/ puisi/ pantun yang tidak t idak wajar 16) Nusisme: tidak memberikan respon pada lingkungan, tidak mau berbicara sama sekali.
B. Isi Pikir (Maramis, (Maramis, 2010) 1) Obsesi: Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya 2) Phobia : Ketakutan Ketakutan yang pathologis pathologis / tidak logis logis terhadap obyek obyek / situasi tertent 3) Ekstasi : Kegembiraan Kegembiraan yang luar biasa biasa 4) Fantasi : Isi pikiran pikiran tentang tentang suatu keadaan keadaan atau kejadian yang yang diinginkan diinginkan 5) Suicidal thought/ ideation/ pikiran pikir an bunuh diri: isi pikiran yang dimulai dengan memikirkan usaha bunuh diri sampai terus-menerus berusaha untuk bunuh diri. 6) Preokupasi: pikiran yang terpaku pada satu ide, biasanya berhubungan dengan bernada emosional dan sangat kuat 7) Rendah diri : Merendahkan Merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atu tidak pernah dilakukan 8) Pesimisme : Mempunyai Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam hidupnya 9) Pikiran magis magis : Keyakinan klien tentang kemampuannya kemampuannya melakukan melakukan hal-hal yang yang mustahil / diluar kemampuannya kemampuannya 10) Alienasi/ rasa terasing: Perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda atau asing 11) Sodai isolation: isi pikiran yang berupa rasa terisolasi, tersekat, terkecil dari lingkungan sekitar 12) Hiposeksual: pikiran yang merasa dingin dalam hal seksual, acuh 13) Depersonalisasi: Depersonalisa si: isi pikiran pikira n yang berupa pikiran pik iran aneh/ asing asin g terhadap dirinya sendiri/ orang lain dan lingkungan. 14) Anhedonia: seseorang tidak dapat merasakan kesenangan dan kegiatan yang bisa membuat dirinya bahagia.
15) Waham: keyakinan tentang suatu pikiran yang k okoh/ kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan
secara
berulang-ulang
dan
berlebihan
walaupun
telah
dikemukakan kemustahilannya. kemustahilannya. a. W. Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan b. W. Somatik : Klien Klien mempunyai mempunyai keyakinan tentang tentang tubuhnya tubuhnya dan dikatakan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan c. W. Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan d.
W. Curiga : klien mempunyai mempunyai keyakinan keyakinan bahwa bahwa ada seseorang seseorang atu kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
e.
W. Nihilistik : Klien Klien yakin bahwa bahwa dirinya dirinya sudah tidak tidak ada didunia didunia atau meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
f.
W. Dosa : Keyakinan Keyakinan bahwa bahwa ia telah telah berbuat berbuat dosa atau kesalahan yang besar yang tidak bisa diampuni
g. Waham bizar
Sisip pikir : klien yakin ada pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Siar pikir : klien yakin yakin bahwa bahwa orang lain mengetahui mengetahui apa yang yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Kontrol pikir pikir : klien yakin yakin pikirannya pikirannya dikontrol oleh oleh kekuatan kekuatan dari dari luar. luar.
C. Bentuk Pikir 1) Realistik : Cara Cara berfikir sesuai kenyataan kenyataan atau realita realita yang ada ada 2) Non realistik realistik : Cara berfikir berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan 3) Autistik : Cara berfikir berdasarkan lamunan lamunan / fantasi / halusinasi / gangguan proses pikirnya sendiri 4) Derealystik : Cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya dengan kenyataan, logika atau pengalaman. 4.
Fase Gangguan Proses Pikir Fase terjadinya gangguan proses pikir terdiri sebagai berikut:
1) Lack of esteem Tidak adanya pengakuan lingkungan dan tidak adanya kesenjangan self ideal dengan self reality serta kebutuhan yang tidak terpenuhi 2) Control interna/eskterna interna/eskterna Menolak berpikir rasional, menurutpi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan tetapi mengetahui ini tidak benar 3) Environment support Adanya beberapa beberapa orang yang yang percaya sehingga sehingga sering sering diulang 4) Comforting Merasa nyaman dengan keyakinan dan menganggap orang lain mempercayai dan mendukungnya. Sering disertai halusinasi. 5) Improving Apabila tidak t idak adanya konfrontasi dan upaya-upaya upaya-upaya koreksi, setipa waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat (dilebih-lebihkan) (Kusumawati & Hartono, 2012).
5.
Manifestasi Klinis Terdapat beberapa tanda dan gejala individu yang mengalami gangguan proses pikir, yaitu menurut moramis (2010) dan Townsend (2009) 1) Status mental: h. Disorientasi Disorientas i realita i.
Mengungkapkan sesuatu yang diyakini
j.
Tidak mempercayai mempercayai orang lain lain
k. Tidak mampu mengambil mengambil keputusan 2) Status fisik: l.
Seringkali menampilkan apa yang diyakini
m. Kebersihan diri kurang kurang n. Pandangan mata tidak tidak fokus/ fokus/ kontak mata kurang o. BB turun
6.
Rentang Respon (Maramis, 2010)
RENTANG RESPON
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Pikiran
Distorsi pikiran Ilusi
Persepsi akurat
Emosi konsisten
Gangguan proses pikir Halusinasi
Reaksi emosi
dengan
berlebihan atau
pengalaman
kurang
Perilaku sesuai
Perilaku aneh
Berhubungan sosial
Menarik diri
Sulit brespon emosi
Disorganisasi Isolasi sosial
Waham
7. PENGKAJIAN DATA FOKUS 1) Identitas klien: nama, usia, jenis kelamin, agama, suku, status perkawinan, dan alamat klien. 2) Alasan MRS: pada umumnya klien tidak mengetahui mengetahui atau mengerti penyebab dibawa ke Rumah Sakit. 3) Faktor presipitasi (< 6 bulan) Kejadian yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa, seperti kegagalan dalam melamar pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, musibah/ kehilangan barang, dan hubungan yang tidak harmonis dengan suami/ keluarganya. 4) Faktor predisposisi (> 6 bulan) Berkaitan dengan kepribadian klien seperti introvet atau menutup diri dengan lingkungan sekitar dan orang lain. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh tuntutan lingkungan tinggi, ideal tinggi, mudah marah, kurangnya sosialisasi/ komunikasi, dan keturunan : skizofrenia. 5) Riwayat psikososial Berkaitan dengan aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan dikeluarga, adanya kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal yang dialami klien baik menjadi seorang pelaku, korban, atau saksi mata. 6) Status mental a. Penampilan: jika belum tergolong gangguan skizofrenia maka penampilan klien biasanya tidak mengalami permasalahan. Namun, jika seseorang mengalami gangguan jiwa biasanya memiliki penampilan yang tidak rapi, berbau, pakaian kotor, tangan dan kaki memiliki kuku panjang dengan banyak kotoran. b. Kesadaran:
composmentis, GCS 456. - Kuantitatif; composmentis,
- Kualitatif; terkadang berubah atau tidak berubah. - Relasi: kecurigaan/ merasakan/ kecemasan/ kontak mata/ menundukkan kepala.
- Limitasi: muncul ide-ide aneh yang tidak sesuai dengan realita. c. Afek/ emosi: inadequate; kadang-kadang kadang-kadang membaik/ gelisah d. Proses pikir:
- Arus pikir: inkoheren atau perserevasi - Isi pikir= phobia dan ide-ide aneh - Bentuk pikir= non realistik e. Tingkat konsentrasi: mudah mudah terdistraksi dengan orang orang lain. f. Daya tilik diri: diri: mengingkari mengingkari penyakit penyakit yang diderita diderita g. Interaksi selama wawancara: kontak k ontak mata kurang dan tidak kooperatif dan menundukkan kepala
ASUHAN KEPERAWATAN a. Masalah Keperawatan 1. Gangguan Proses Pikir 2. Ketidakefektifan Koping 3. Harga Diri rendah 4. Isolasi Sosial b. Subyektif Klien mengungkapkan sesuatu yang di yakin berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan Pengulangan Pembicaraan/Persevarasi Pembicaraan/Persevarasi - Arus pikir : Pengulangan - Isi Pikir : Ide-ide aneh - Bentuk pikir: non realistik c. Objektif Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,merusak, takut, kadang panik, sangat waspada, tidak dapat menilai lingkungan : wajah gelisah, mudah tersinggun t ersinggung. g. - Kesadaran kwantitatif: Compos Mentis, GCS 456 - Kesadaran kwalitatif: Berubah dan gangguan tidur - Relasi : Ketika berbicara dengan perawat pasien cenderung banyak diam, suara pelan dan kadang-kadang tidak mau menatap wajah perawat. - Limitasi : Pasien Pasien menjawab pertanyaan dengan sopan dan hati-hati. Terkadang, pasien tiba-tiba mengalihkan pembicaraan dengan mengucapkan kata-kata lain
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR
Nama klien No RM Tgl/ No Dx
: :
Dx Medis Ruangan
: Psikosa akut : 23 Psikiatri RSSA Malang
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Tindakan Keperawatan untuk keluarga
SP 1 1. Membina hubungan saling percaya. 2. Membentuk orientasi orientasi realita. realita. 3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. 4. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya. 5. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan.
SP 1 1. Menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala gangguan proses pikir, dan jenis gangguan proses pikir yang dialami pasien, serta proses terjadinya. 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan gangguan proses pikir.
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Mendiskusikan Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki. 3. Melatih kemampuan kemampuan yang dimiliki. dimiliki.
SP 2 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan gangguan proses pikir. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien gangguan proses pikir.
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Menganjurkan Menganjurka n pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP 4 1. Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, cara minum obat, dan beri pujian 2. Mendiskusikan Mendiskusikan kemampuan klien yang lain, kemudian melatihnya 3. Memasukkan pada jadwal harian klien SP 5 1. Mengevaluasi SP 1,2,3,4 2. Menilai kemampuan yang telah mandiri 3. Menilai apakah gangguan proses piker terkontrol
SP 3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (dischange (dischange planning ). ). 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
SP 4 1. Mengevaluasi kegiatan dan beri pujian 2. Menjelaskan follow up ke RS bila terjadi gejala kekambuhan 3. Menganjurkan Menganjurka n membantu pasien sesuai dengan jadwal hariannya SP 5 1. Mengevaluasi dari kegatan 2. Menilai kemampuan keluarga merawat pasien 3. Menilai kemampuan keluargga melakukan kontrol ke RS/ poli jiwa terdekat
POHON MASALAH GANGGUAN PROSES PIKIR
Risiko mencederai orang lain & diri sendiri
Efek
Gangguan komunikasi verbal ↑
Muncul ide-ide aneh ↑
Core Problem
Gangguan proses pikir ↑
Stimulus eksterna menurun ↑
Stimulus interna meningkat ↑
Hambatan Interaksi Sosial
Menarik diri (Isolasi sosial)
↓
↑
Harga Diri Rendah ↑
Etiologi
Ganggua Neurotransmiter Neurotransmiter ↑
Koping individu tidak efektif
Faktor Predisposisi -
Faktor Presipitasi
Kepribadian Kepribadian introvert Gangguan Psikologis Genetik Riwayat gangguan jiwa dimasa lalu
-
Hubungan yang tidak harmonis Kehilangan orang yang dicintai Kecemasan yang berlebihan musibah
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati dan Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Maramis, W. F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi Ke-2. Surabaya: Airlangga University Press. Stuart, G. W. W . 2006. Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Townsend, M. C. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Edisi ke- 10. Jakarta: EGC Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aolitama