TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor Jaringan Lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal yang disebabkan oleh neoplasma dan
non-neoplasma (
Smeltzer, 2002 ). Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Soft tissue tumor atau Soft Tissue Sarkoma adalah suatu kelompok tumor yang biasanya berasal dari jaringan ikat, dan ditandai sebagai massa di anggota gerak, badan, atau retroperitoneum (Toyet al. 2011). Soft Tissue Tumor Regio Femur adalah adanya benjolan atau pembengkakan yang abnormal akibat sel baru yang tumbuh disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma di bagian regio femus yaitu teletak diatara pinggul (hip) dan lutut (knee). Tumor tersebut menyerang jaringan lunak yang terletak di regio femur yang berasal dari jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot, pembuluh darah dan limfe, jaringan lemak dan selaput saraf. B. ANATOMI FISIOLOGI FEMUR
Tulang femur merupakan tulang terbesar dari tubuh manusia dan membentuk sistem muskuloskeletal dari daerah paha, paha, (Netter,2006). Regio femur terletak diantara pinggul ( hip) hip) dan lutut (knee). Daerah ini merupakan struktur yang penting karena merupakan struktur utama penyangga tubuh serta berperanan penting dalam pergerakan melalui sendi pinggul ( hip joint ) dan sendi lutut (knee joint ). Tulang Tulang femur dapat menahan beban tekanan sebesar 3500 kg/cm2. Tekanan sebesar ini mampu menahan tekanan yang didapatkan pada saat berjalan, berlari, atau melompat. Tulang femur merupakan tulang yang yang terkuat, terberat, dan terpanjang dari tulang manusia. Tinggi badan manusia biasanya sekitar empat kali dari panjang tulang femur.
1
Tulang femur terletak diantara pinggul dan lutut. Tulang femur adalah tulang terbesar pada tubuh manusia dan merupakan merupakan tulang utama yang menyangga daerah paha. Bagian ujung proksimal dari tulang femur terdiri dari caput femoris, collum femoris, serta trochanter mayor dan trochanter minor yang menghubungkan antara collum femur dengan corpus femoris, (Netter,2006). Caput femoris berbentuk hampir lebih dari setengah lingkaran, berartikulasi dengan asetabulum pada tulang panggul. Pada bagian tengah caput femoris terdapat cekungan kecil yang disebut sebagai fovea capitis. Pada bagian ini terdapat ligamen dan pembuluh darah yang berhubungan dengan caput femoris.
C. ETIOLOGI
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan keganasan tulang yaitu genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis, dan infeksi. Faktor genetik dapat menyebabkan soft tissue tumor berdasarkan dari data penelitian, diduga mutasi genetik pada sel induk mesenkim dapat menimbulkan sarkoma, (Hana, 2012). 1. Kondisi Genetik Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa bahwa gen memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis. 2. Radiasi Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong transformasi neoplastik. 3. Infeksi
2
Infeksi firus epstein-barr bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah ini juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang sangat umum menyerang manusia dan ditularkan melalui air liur. Virus ini paling dikenal sebagai penyebab infeksi mononukleosis. Infeksi penyakit ini ditunjukkan dengan gejala demam, sakit tenggorokan, dan radang kelenjar getah bening di leher. 4. Trauma Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
D. MANIFESTASI KLINIS
Awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf – saraf tepi.Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila dirabaterasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. Pada tahap awal, Soft Tissue Tumor Regio Femur biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar, mendorong jaringan normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau bengkak yang terjadi pada bagian paha.
E. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Soft Tissue Tumor Regio Femur tumbuh di antara pinggul dan lutul ata u paha. Biasanya tanda dan gejala yang pertama muncul adalah adanya rasa sakit dan bengkak pada bagian paha. Tumor tersebut menyerang jaringan lunak yang ada di bagian regio femur yaitu jaringan embrional mesoderm, tumor yang tumbuh menjadi lebih besar akan menekan sel normal, maka terjadi rasa nyeri yang menekan sel saraf atau otot. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu : 1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi 3
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi. 3. Invasi lokal. 4. Metastasis jauh.
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik: a. Bedah Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut. Pembedahan (complete surgical excision) dengan kapsul sangatlah penting untuk mencegah kekambuhan setempat ( local recurrence). Terapi tergantung lokasi tumor. Pada lokasi yang tidak biasanya, pemindahan lipoma menyesuaikan tempatnya. Klasifikasi Pembedahan Klasifikasi
pembedahan
dikelompokkan
berdasarkan
beberapa tingkat, yaitu
berdasarkan tingkat keseriusan, tingkat urgensi dantujuan pembedahan. Tiga kelompok tersebut dapat digolongkan seperti tabel dibawah ini : Tingkat
Jenis
Deskripsi
Contoh
Keseriusan
Mayor
Melibatkan
Bypass
rekonstruksi atau
arteri koroner,
perubahan
yang reseksi kolon,
luas pada bagian
pengangkatan tubuh; laring,
menimbulkan
reseksi lobus paru
risiko yang tinggi bagi kesehatan. Minor
Melibatkan
Ekstraksi katarak,
perubahan yang
operasi
plastik
kecil pada bagian wajah, tubuh; sering dilakukan
ekstraksi gigi.
untuk
memperbaiki
4
deformitas; mengandung risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan prosedur mayor. Urgensi
Elektif
Dilakukan
Bunionektomi,
berdasarkan pada
operasi
pilihan klien; tidak plastik
wajah,
penting dan
perbaikan
tidak dibutuhkan
hernia,
kesehatan
rekonstruksi payudara.
Gawat
erlu
untuk Eksisi
kesehatan klien, dapat
tumor
ganas,
mencegah pengangkatan
timbulnya
batu
masalah tambahan kandung empedu, (misal :
perbaikan
destriksi jaringan vaskular atau fungsi
akibat
organ
yang
terganggu); tidak harus
obstruksi
arteri (misal :
selau bypass
bersifat darurat
arteri koroner).
Darurat
Harus
dilakukan Memperbaiki
segera untuk
perforasi
menyelamatkan
appendiks;
jiwa atau
amputasi
mempertahankan
traumatik,
fungsi bagian
mengontrol
5
tubuh
perdarahan interna.
Tujuan
Diagnostik
Bedah eksplorasi
Laparotomi
untuk
eksplorasi
memperkuat
(insisi
diagnosis dokter;
peritoneal
termasuk
untuk
pengangkatan
menginspeksi
jaringan
rongga
untuk organ abdomen),
pemeriksaan.
biopsi
diagnostik
yang
massa payudara
lebih lanjut. Ablatif
Eksisi
atau Amputasi,
pengangkatan
pengangkatan
bagian tubuh yang
appendiks,
menderita
kolesistekomi
Penyakit. Paliatif
Menghilangkan
Kolostomi,
atau
debridemen
mengurangi
jaringan nekrotik,
intensitas gejala
reseksi
penyakit;
serabut
tidak saraf.
akan meyembuhkan penyakit. Rekonstruktif
Mengembalikan
Fiksasi
internal
fungsi atau
pada
penampilan
fraktur, perbaikan
jaringan yang
jaringan paru.
mengalami trauma atau malfungsi.
6
Transplantasi
Dilakukan
untuk Transplantasi
mengganti
ginjal,
organ atau struktur kornea, atau hati;
Konstruktif
yang
penggantian
mengalami
pinggul
malfungsi.
total.
Mengembalikan
Memperbaiki
fungsi yang
bibir
hilang
atau sumbing,
berkurang akibat
penutupan
anomali
defek
kongenital.
atrium
katup
jantung.
b. Kemoterapi Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker dirawat menggunakan cara kemoterapi ini. c. Terapi Radiasi Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber dari radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi pembedahan. 2. Penatalaksanaan Keperawaatan: a. Perhatikan kebersihan luka pada pasien. b. Perawatan luka pada pasien. c. Pemberian obat. d. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah dilakukan operasi.
7
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan X-ray X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor jaringan lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelastetapi melihat kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma, dan lainnya. 2. Pemeriksaan USG Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara jinak atau ganas. tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas, gema samar-samar, seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor ganas berser at histiocytoma seperti. USG dapat membimbing untuk tumor mendalami sitologi aspirasi akupunktur. 3. CT scan CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan lunak dalam beberapa tahun terakhir. 4. Pemeriksaan MRI Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari X-ray dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai tingkatan tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal, t umor panggul memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta gambar yang lebih jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang, adalah untuk mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik. 5. Peemeriksaan Patologi Anatomi (PA) Merupakan pemeriksaan penunjang terhadap spesimen/sampel jaringan yang diperoleh melalui bedah sederhana. Biasanya sampel jaringan diperoleh dari benjolan yang belum diketahui penyebabnya atau yang diyakini dari kelenjar getah bening. Pemeriksaan ini menggunakan metode tertentu untuk mendapatkan diagnosis penyakit. Jenis pemeriksaan PA meliputi: a. Pemeriksaan Kasar Pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat dikenali secara
8
visual. Pada tingkat ini jualah patolog memilih daerah yang akan diproses untuk hispatologi. b. Pemeriksaan histopatologis Pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologis. Cat standar adalah hematoksilin dan eosin, namun lainnya juga ada. Peakaian kaca mikroskop yang dicat dengan hemaktosilin atau eosin untuk menyediakan diagnosis spesifik bedasarkan pada morfologi dianggap sebagai keahlian inti patologi anatomi. 1) Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat. Dioptimalkan untuk situasi berikut: a. Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan untuk mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik b. Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk mengambil spesimen segar harus segera konsentrasi sedimentasi sentrifugal, selanjutnya smear c. Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang mendalam yang ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi, metastasis dan lesi rekuren juga berlaku. 2) Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat didiagnosis, lakukan forsep biopsi. 3) Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi. 4) Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan bagian dari jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk pemeriksaan histologis. 5) Biopsi aspirasi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) adalah merupakan suatu metode atau tindakan pengambilan sebagian jaringan tubuh manusia dengan suatu alat aspirator berupa jarum suntik yang bertujuan untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor. Tindakan biopsi aspirasi ditujukan pada tumor yang letaknya superfisial dan papable misalnya tumor kelenjar getah bening, tiroid, kelenjar liur, payudara, dan lain-l ain. c. Pemeriksaan Sitopatologi Pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi. d. Pemerisaan imunohistokomia
9
Menggunakan teknik antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu. e. Pemeriksaan. Hibridisasi in situ Molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian teknik ini, bila probe dilabeli dengan celupan berpender, teknik FISH. f. Pemeriksaan Mikroskopi elektron Pemeriksaan jaringan dengan mikroskop elektron, yang memungkingkan pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel dalam sel. g. Pemeriksaan sitogenetika jaringan Visualisasi kromosom untuk mengenali translokasi kromosom. h. Pemeriksaan Imunofenotipe arus Penentuan imunofenotipe sel menggunakan teknik sitometri arus. Sangat berguna untuk mendiagnosis jenis-jenis leukimia dan limfoma.
H. KOMPLIKASI
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani dengan prosedur pembedahan komplikasi yang dapat muncul adalah: 1. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak. 2. Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai kematian. 3. Perdarahan akibat efek samping dari pembedah. 4. Infeksi jaringan akibat perawatan yang tidak steril.
10
I.
WOC Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit
Tumor tumbuh di bagian regio femur
Soft Tissue Tumor Regio Femur
Pre Operasi
Sel abnormal
Post Operasi
Bengkak Adanya inflamasi
Perubahan fisik Anatomi kulit abnormal
Adanya luka post operasi
Menekan sel saraf Menstimulasi respon nyeri
Terputusnya kontinuitas jaringan
Kurang pengetahuan
Peradangan pada kulit
Adanya ruam kemerahan
Nyeri Akut Ansietas
Tempat masuk mikroorganisme
Resiko infeksi area pembedahan
Kerusakan integritas kulit
Kerusakan integritas jaringan
11
J.
HEALT EDUCATION
Edukasi pasien menjadi hal yang penting. Karena soft tissue tumor regio femur dextra dapat menimbulkan nyeri jika benjolan tersentuh, maka selama dalam perawatan di rumah sakit perlu adanya edukasi untuk membatasi aktivitas fisik yang dapat menimbulkan terjadinya nyeri dan meminta pasien untuk isstirahat yang cukup. Edukasi pasien setelah dilakukan tindakan operasi yaitu dengan pemenuhan nutrisi yang cukup agar dapat mempercepat pemulihan luka post operasi, ketika klien pulang dari rumah sakit dengan perawatan pasien dan keluarga pasien diharapkan memahami pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi yang cukup terutama kebutuhan protein yang sangat penting untuk pemulihan luka post operasi.
K. ASKEP SOFT TISSUE TUMOR REGIO FEMUR DEXTRA.
1) Pengkajian IDENTITAS: 1. Nama Pasien : Tn. X 2. Umur : 45 thn 3. Suku/ Bangsa : Indonesia 4. Agama : Islam 5. Pendidikan : 6. Pekerjaan : 7. Alamat : 8.
Sumber Biaya : -
9. Diagnosa Medis: Soft Tissue Tumor Regio Femur Dextra
KELUHAN UTAMA 1. Keluhan utama: Klien mengeluh adanya benjolan dan merasakan nyeri pada bagian paha kanan (di atas lutut di bawah panggul) dengan skala nyeri 4 (0-5)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1. Riwayat Penyakit Sekarang:
Paliatif : Nyeri pada bagian paha kaki kiri bawah
Qualitatif : -
Region : Paha kaki kiri bawah (di atas lutut di bawah panggul)
12
Scale/severity: 4 dari (0-5)
Timing : Sejak 6 bulan lalu
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 1. Pernah dirawat: 2. Riwayat penyakit kronik dan menular: 3. Riwayat kontrol: 4. Riwayat penggunaan obat: 5. Riwayat alergi: -
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan: 1. Alkohol:2. Merokok: 3. Obat : 4. Olahraga: PEMERIKSAAN FISIK: a. Keadaan umum :(tidak dikaji) b. TTV :
RR : -
HR : -
TD : -
S:-
CRT : -
c. inspeksi :adanya benjolan sebesar bola takraw , mengalami perdarahan d. Palpasi : adanya benjolan e. Perkusi : f. Auskultasi : -
13
PEMERIKSAAN B1 (Breating): 1. Sistem Pernafasan: 2. Keluhan: 3. Penggunaan otot alat bantu nafas: 4. PCH: 5. Irama nafas: 6. Friction: 7. Pola nafas: 8. Suara nafas: 9. Alat bantu nafas: -
PEMERIKSAAN B2 (Blood): 1. TD: 2. N: 3. HR: 4. Keluhan nyeri dada: 5. Irama jantung: 6. Suara Jantung: 7. Irtus Crodis: 8. CRT: 9. Akral: 10. Sirkulasi perifer: 11. JVP: 12. CVP: 13. CRT: 14. ECG dan Interpretasinya: -
PEMERIKSAAN B3 (Brain): 1. GCS: 456 2. Reflek fisiologis : 3. Reflek patologis: 4. Pemeriksaan saraf kranial (N1-N10): 5. Pupil: 6. Sclera: 14
7. Konjungtiva: 8. Istirahat/tidur: cukup
PEMERIKSAAN B4 (Blader): 1. Kebersihan genetelia: bersih 2. Sekret: 3. Ulkus: 4. Kebersihan meatus uretra: 5. Keluhan kencing: 6. Kemampuan berkencing: 7. Produksi urine: 8. Kandung kemih:9. Produksi urin: 10. Intake cairan: -
PEMERIKSAAN B5 (Bowel) 1. TB: 2. IMT:3. LILA: 4. BB: 5. Mulut: bersih 6. Memban mukosa: 7. Tenggorokan:8. Abdomen:9. Nyeri tekan: 10. Luka operasi: 11. Bising usus: 12. BAB: 13. Diet: 14. Konsistensi: 15. Nafsu makan: 16. Pola makan:-
PEMERIKSAAN B6 (Bone) 15
1. Pergerakan sendi: terbatas 2. Kekuatan otot:3. Kelainan ekstremitas: iya 4. Kelainan tulang belakang:5. Fraktur:6. Traksi:7. Penggunaan spaik/gips:8.
Keluhan nyeri P: Nyeri pada bagian paha kaki kanan bawah. Q: nyeri seperti ditusuk R: Paha kaki kanan bawah (diantara panggul dan lutut) S: 4 dari (0-5) T: Sejak 6 bulan lalu.
9. Sirkulasi perifer: 10. Kompatermen syndrome: 11. Kulit: kemerahan 12. Turgor: baik 13. Luka operasi: 14. ROM: 15. POD:-
PEMERIKSAAN PENUNJANG : a. Hb : 7,39. b. Hasil CT-Scan , Biopsi dll. c. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pasien kemungkinan akan merasa cemas karena rencana dilakukannya radioterapi.
Klien kemungkinan akan merasa citra dirinya buruk karena terdapat benjolan yang besar di kaki kiri bawah (femur).
Klien kemungkinan kesulitan beribadah karena kondisi fisiknya
2) Diagnosa: Pre Operasi:
16
1. Nyeri akut berhubungan dengan laporan tentang nyeri/perubahan aktivitas. (Domain: 12, Kelas: 01, Kode: 00132). Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan barkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan ( International Association For The Study Of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lamabat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi < 3 bulan. 2. Ansietas berhubungan dengan menyadari gejala fisiologis (Domain: 9, Kelas: 02, Kode: 00146). Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketaahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan inidividu untuk bertindak menghadapi ancaman. Post Operasi: 1. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan gangguan integritas kulit (Domain: 11, Kelas: 02, Domain: 00046). Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. 2. Resiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patogen (Domain: 11, Kelas: 01, Kode: 00266). Definisi: Rentan terhadap invasi organisme patogenik pada area pembedahan yang dapat mengganggu kesehatan. 3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan prosedur bedah. (Domain: 11, Kelas: 2, Kode: 00044). Definisi: Cedera pada membran mukosa, kornea, sistem integumen, fascia muskular, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi, dan/ atau ligamen.
3) Intervensi Intervensi Pre Operasi No
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
17
1.
Nyeri
akut
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan
asuhan keperawatan selama
laporan
tentang 1x24
jam
diharapkan
Manajemen nyeri (1400) 1. Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
nyeri/perubahan
masalah pada klien dapat
komprehensif termasuk
aktivitas.
diatasi dengan kriteria hasil:
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
Kontrol nyeri (1605): 1. Mengenali
kapan
kualitas dan intensitas
nyeri terjadi secara
atau beratnya nyeri dan
konsisten
faktor pencetus.
menunjukkan.
Rasional: mengetahui
2. Menggunakan
tindakan dan obat yang
tindakan pencegahan secara
konsisten
meunjukkan. 3. Melaporkan nyeri
yang
terkontrol
akan diberikan 2. Observasi petunjuk
gejala
nonverbal
mengenai
tidak
ketidaknyamanan
pada
terutamapada
profesional
yang
kesehatan
adanya
secara
tidak
mereka dapat
berkomunikasi.
konsisten
Rasional: mengetahui
menunjukkan.
tingkat nyeri pasien
4. Mengenali apa yang
3. Gunakan
strategi
terkait dengan gejala
komunikasi terapeutik
nyeri
untuk
secara
mengetahui
konsisten
pengalaman nyeri dan
menunjukkan.
sampaikan penerimaan
5. Melaporkan
nyeri
pasien terhadap nyeri.
yang
terkontrol
Rasional:
secara
konsisten
pasien mengungkapkan
menunjukkan.
membantu
perasaan nyerinya. 4. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor dapat
yang
mencetuskan
18
atau
meningkatkan
nyeri
(misalnya,
ketakutan,
kelelahan,
keadaan monoton dan kurang pengetahuan). Rasional: mengurangi
nyeri pasien. 5. Pilih
dan
implementasikan tindakan yang beragam (misalnya:farmakologi, non farmakologi, dan inter personal) untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai kebutuhan. Rasional:
membantu
mengurangi rasa nyeri pasien. 2.
Ansietas
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan
asuhan keperawatan selama
menyadari fisiologis
gejala 1x24
jam
diharapkan
Pengurangan kecemasan (5802). 1. Gunakan pendekatan
masalah pada klien dapat
yang
diatasi dengan kriteria hasil:
menyakinkan.
tenang
Kontrol kecemasan diri,
Rasional:
tindakakan
personal
meningkatkan
mengerungi
keperacayaan
untuk seperti
rasa
takut,
tegang atau gelisah dari
mengurangi
dan
untuk rasa
cemas.
sumber-sumber
yang
2. Jelaskan
semua
tidak
dapat
prosedur
termasuk
diidentifikasi. (1402):
sensasi dirasakan
yang
akan yang
19
1. Mengurangi
mungkin
akan
penyebab kecemasan
dialami klien selama
dilakukan
prosedur (dilakukan).
secara
konsisten.
Rasional: agar pasien
2. Mengurangi
mengetahui
rangsangan
dan prosedur tindakan
lingkungan cemas
tujuan
ketika dilakukan
secara konsisten. 3. Menggunakan teknik relaksasi
untuk
3. Berikan
informasi
faktual
mengenai
diagnosis, perawatan dan prognosis. Rasional: membantu
mengurangi
mengungangi tingkat
kecemasan dilakukan
kecemasan.
secara konsisten. 4. Mempertahankan tidur dilakukan
adekuat secara
konsinten.
dilakukan konsisten.
terjadi
perubahan
tingkat kecemasan. Rasional:
mengetahui
5. Mengendalikan respon
4. Identifikasi pada saat
kecemasan secaara
tingkat
kecemasan pasien 5. Bantu
kilen
untuk
mengartikulasikan deskripsi realitas
yang mengenai
kejadian yang akan datang. Rasional: membantu
pasien
agar
lebih
tenang.
Intervensi Post operasi: NO
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
20
1.
Kerusakan intregitas
Setelah dilakukan tindakan kulit asuhan keperawatan selama
1. Periksa
kulit
1x24
dengan
masalah pada klien dapat
dengan
diatasi dengan kriteria hasil:
kemerahan,
integritas kulit
diharapkan
Pengecekan kulit (3590).
berhubungan gangguan
jam
dan
selaput lendir terkait adanya
Integritas
jaringan:
kehangatan
kulit
membran
edema, atau drainase.
dan
mukosa (1101). 1. Integritas
Rasional: mengetahu
kulit
tidak terganggu. 2. Perfusi
jangian
tidak terganggu. 3. Lesi
pada
ekstrim,
kulit
tidak ada. 4. Pengelupasan kulit tidak ada. 5. Pigmentasi abnormal tidak ada.
kondisi
terkait
integritas kulit. 2. Amati
warna,
kehangatan, bengkak, pulpasi,
tekstur,
edema dan ulserasi pada ekstremitas. Rasional: mencegah
kerusakan
perfusi
jaringan. 3. Gunakan
alat
pengkajian
untuk
mengidentifikasi pasien yang berisiko mengalami kerusakan kulit (misalnya: skala braden). Rasional:
mengetahui
kondisi
integritas kulit. 4. Monitor kulit adanya ruam dan lecet. Rasional:
mengetahui
kondisi
integritas kulit.
21
5. Lakukan
langkah-
langkah
untuk
mencegah kerusakan lebih
lanjut
(misalnya:
melapisi
kasur, menjadwalkan reposisi). Rasional:
menjaga
integritas kulit tetap baik. 2.
Resiko infeksi area
Setelah dilakukan tindakan
pembedahan
asuhan keperawatan selama
1. Alokasikan
berhubungan dengan
1x24
peningkatan
masalah pada klien dapat
seperti
yang
pemajanan
diatasi dengan kriteria hasil:
diindikasikan
oleh
lingkungan terhadap
jam
diharapkan
Keparahan
patogen.
infeksi
(0703):
Kontrol infeksi (6540) : kesesuaian
luas ruangan per pasien,
pedoman
pusat
pengendalian
1. Kemerahan
tidak
ada.
dan
pencegahan (Center
penyakit
For
Disiase
2. Demam tidak ada.
Control and Prevention/
3. Vesikel yang tidak
CDC ).
mengeras
Rasional: menurunkan
permukaanya
tidak
ada.
resiko
kontminasi
silang.
4. Cairan (luka) yang
2. Ganti
peralatan
berbaau busuk tidak
perawatan
ada.
sesuai protokol institusi.
5. Nyeri ringan.
Rasional:
per
pasien
mengurangi
resiko infeksi.
5 Tanda dan gejala
tindakan
infeksi: 1. Dolor:
rasa
3. Tempatkan isolasi sesuai
merupakan nyeri,
pencegahan
yang sesuai.
nyeri
22
terasa pada jaringan
Rasional: menurunkan
yang
mengalami
resiko
infeksi.
Ini
terjadi
silang.
karena
sel
yang
mengalami
4. Pastikan
infeksi
luka
yang
tepat.
mengeluarkan tertentu
zat
Rasional: menurunkan
sehingga
resiko infeksi.
menimbulkan nyeri. 2. Kalor:
5. Lakukan
merupaka panas,
daerah mengalami Ini
teknik
perawatan
bereaksi
rasa
kontminasi
tindaka
pencegahan
pada
yang bersifat universal.
yang
Rasional: menurunkan
infeksi.
terjadi
tindakan-
karena
resiko infeksi.
Monitor adanya 5 tanda
lebih karena tubuh
dan gejala infeksi.
mengkompensasi
1. Monitor kulit adanya
aliran
darah
lebih
kemerahan
banyak ke area yang
Rasional: Kulit yang
mengalami
kemerahan
infekssi
untuk mengirim lebih
mnunjukkan
pasien
banyak
menggaruk
daerah
dalam
antibody memerangi
antigen
atau
penyebab infeksi. 3. Tumor: pada area
yang terinfeksi akan mengalami
tersebut. 2. Taruh
bedak
pada
daerah yang gatal Rasional:
untuk
mengurangi rasa gatal 3. Menganjurkan kepada
pembengkakan
pasien untuk berhenti
karena
menggaruk
peningkatan
pada
permeabilitas sel dan
daerah yang gatal
peningkatan
Rasional:
darah.
aliran
dapat
Karena
menyebabkan
luka.Memberitahukan
23
4. Rubor:
merupakan
kemerahan, terjadi
pada
yang
kepada pasien alasan
ini
pasien merasa gatal
area
dan akibat jika pasien
mengalami
infeksi
terus menggaruk.
karena
peningkatan
Rasional: agar pasien
aliran
darah ke area tersebut sehingga
berhenti menggaruk
Monitor Leukosit. 1. Catat nilai Hb dan Ht
menimbuklan warna
sebelum dan sesudah
kemerahan.
pendarahan. Laesa:
5. Fungsio
Rasional:
merupakan perubahan
menjaga nilai Hb dan fungsi
jaringan
Ht
yang
mengalami infeksi.
1. Hemoglobin
dan
Hematrokrit
dalam
batas
2. Monitor
nilai
laboratorium
batas normal. PT,
dalam
normal.
Leukosit batas normal
2. Plasma,
untuk
(koagulasi)
yang
meliputi
PTT,
PT,
trombosit. PTT
Rasional:
dalam batas normal.
untuk
mengetahui nilai PT, PTT, trombosit
3.
Kerusakan integritas
Setelah dilakukan tindakan
jaringan
asuhan keperawatan selama
berhubungan dengan
1x24
prosedur bedah.
masalah pada klien dapat
yang diperlukan.
diatasi dengan kriteria hasil:
Rasional:
jam
diharapkan
Perawatan luka (3660):
1. Berikan rawat insisi
Penyembuhan luka:
mengurangi
skunder (1103):
terjadinya infeksi.
1. Peradangan
luka
tidak ada. 2. Kulit melepuh tidak
2. Periksa luka setiap kali perubahan balutan.
ada.
24
3. Bau busuk luka tidak ada.
Rasional: membantu
proses penyembuhan luka. 3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi Rasional:
mengurangi terjadinya risiko infeksi.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, T.W.( 2010). Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010. Jakarta : Sagung Seto. 2. Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Media ction Jogja 3. Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005).Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC. 4. Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008).Soft Tissue Tumors.Fifth Edition. China : Mosby Elsevier. 5. Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit . Jakarta : EGC
27