LAPORAN PENGAMBILAN SAMPEL PERCOBAAN 3 DAN 4 Disusun sebagai tugas mata kuliah Praktikum Kimia Lingkungan Yang dibina oleh Drs. H. Samsuri
Kelompok 4 / Off H
Fathiyah Azizah
100332404312 100332404312
Ivonda Honora
100332404315 100332404315
Muhammad Fauzan
100332404587
Nurica Ayu Ermayani 100332404591 Mauriza Arfan
100332404598 100332404598
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA FEBRUARI 2013
LAPORAN PENGAMBILAN SAMPEL PERCOBAAN 3 DAN 4
1. Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel 1.1 Sungai di daerah persawahan, Desa Kalisanga, Dieng atas, Malang
Denah Lokasi Pengambilan Sampel
Keterangan :
1.2 Alasan Penetapan titik pengambilan sampel
Titik A Karena titik A merupakan titik yang terletak di daerah DAM
disekitar persawahan dan perladangan, jauh dari daerah pemukiman warga desa. Diprediksi pada lokasi ini banyak menerima limbah dari pupuk ladang atau sawah saja. Lokasi ini merupakan daerah sungai
yang
sengaja
dibendung
untuk
keperluan
perairan
persawahan. Lokasi ini disebut DAM. Banyak dijumpai lumpur dan arus airnya tidak terlalu deras, airnya keruh.
Titik B Karena titik B agak sedikit sawah dan ladang dibandingkan titik
A, maka bisa diprediksi jumlah limbah pertanian lebih sedikit dibanding titik A. Dan lokasinya dekat dengan jalan.
Titik C Karena titik C lebih sedikit sawah dan ladang dibanding titik B,
dan dekat dengan ternak. Diperkirakan limbah yang diterima dari pertanian lebih sedikit, dan sedikit mendapat limbah dari ternak
Titik D Karena titik D agak jauh dari ladang dan sawah, dan lebih dekat
dengan ternak dibanding titik C. Diperkirakan titik ini banyak mendapat limbah dari peternakan. 1.3 Sumber-sumber pencemaran air
Sumber-sumber pencemaran berasal dari limbah pertanian dan peternakan. 1.4 Jarak Sungai dari pusat desa.
Jarak sungai dari pusat desa sekitar 2 km.
2. Prosedur Pengambilan Sampel 2.1 Alat pengambilan sampel
Ember bertali
1
Botol plastic 1,5 L
8
Corong Plastik
1
Aquades Box Es batu Termometer Meteran Tongkat digunakan untuk mengukur kedalaman saluran air 2.2 Wadah sampel
Wadah sampel berupa botol plastic 8 buah, dan box tempat penyimpanan 2.3 Bagaimana dan dari mana pengambilan sampel dilakukan
Sebelum pengambilan sampel, alat-alat dicuci kemudian dibilas dengan aquades. Sampel diambil dengan menggunakan ember yang dikaitkan dengan tali rafia. Kemudian sampel di dalam ember di ambil dengan menggunakan gayung untuk mempermudah pemasukan sampel ke dalam botol plastik. Sampel dalam gayung dimasukkan botol plastik dengan bantuan corong plastik. Lokasi pengambilan sampel, agar representatif diambil di tengah-tengah aliran air. 2.4 Mewadahi sampel dan memberi Identitas setiap wadah sampel
Sampel diambil dengan menggunakan ember yang dikaitkan dengan tali rafia. Sampel dimasukkan ke dalam botol plastik dengan menggunakan gayung dan corong plastik. Kemudian ditutup dan diberi label supaya sampel pada setiap titik tidak tertukar. Sampel dimasukkan ke dalam ice box yang telah diisi es batu supaya. Sampel pada setiap titik diambil sebanyak dua botol plastik. 2.5 Pengawetan Sampel selama pengangkutan dari tempat pengambilan
sampel sampai di laboratorium serta alat yang digunakan
Sampel diawetkan dengan menempatkan botol plastik berisi sampel ke dalam ice box yang diberi es batu sebanyak 4 kantong plastik. Alat transportasi yang digunakan pada saat survey lokasi pengambilan sampel adalah sepeda motor. 2.6 Penyimpanan di labotorium selama dilakukan analisis
Sampel disimpan dalam ice box yang diberi es batu 2.7 Waktu pengambilan sampel
Minggu 24 Februari 2013 pukul 14.00,
3. Karakteristik Fisik dan Biologi air serta kondisi fisik badan air 3.1 Tabel Data Hasil Pengamatan/Pengukuran 3.2 Pembacaan Tabel Data 3.2.1
Biota air masih memungkinkan hidup di daerah tersebut, bisa dibuktikan dari adanya tumbuhan air pada saat survei.
3.2.2
Perairan tersebut masih tergolong sedikit tercemar karena kekeruhannya tidak terlalu tinggi, begitu juga baunya tidak terlalu menyengat.
3.2.3
Tingkat kekeruhan masih bisa ditolerir karena dasar air masih bisa terlihat walau sedikit. Dari titik A, B, C, dan D, yang tingkat kekeruhan paling tinggi adalah A karena adanya penimbunan lumpur yang cukup banyak
3.2.4
Kondisi perairan yang kami amati tidak begitu lebar, hanya 1-2 meter, alirannya tidak terlalu lambat dan tingkat kekeruhan kecil. Daerah perairan ini adalah DAM, yang sengaja dibendung untuk keperluan irigasi sawah dan ladang
3.2.5
DAS yang kami survey tidak terlihat adanya tebing yang curam. Masih ditemukan adanya vegetasi sehingga erosi tidak begitu tinggi. Hanya saja daerah tepi sungai semakin menipis akibat erosi.
3.2.6
Sebelum hari pengambilan sampel, hujan turun dengan deras, yang menyebabkan bertambahnya volume air, dilihat dari tepi
sungai yang tergenang air, tingkat kekeruhan juga bertambah disbanding sebelum-sebelumnya. 3.2.7
Prediksi kami, daerah perairan yang kami ambil sampel merupakan daerah agak hulu, karena letaknya di dataran tinggi, yaitu daerah Dieng atas, sehingga tak terlalu banyak lumpur atau sedimen di daerah tersebut.