LAPORAN
PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK DI (KSM) LESTARI, JALAN GAJAH MADA RT 04 KELURAHAN KARANG REJO KECAMATAN TARAKAN BARAT KALIMANTAN UTARA
OLEH :
DARWIN PAEMBONAN
NPM : 12.101020.010
MATA KULIAH TEKNLGI PENGOLAHAN LIMBAH
PROGRAM STUDY MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktek pengolahan limbah ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan dan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Ratno Achyani, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pengolahan Limbah Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan.
Seluruh Staff Laboratorium sekaligus sebagai pembimbing di PT. Panca Mitra Multiperdana
Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan doa dalam terlaksananya praktek kerja lapang ini.
Rekan – rekan Mahasiswa Angkatan 2012 (Piranha) yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam terlaksananya praktek kerja lapang ini.
Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, sekian dan terima kasih.
Tarakan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Plastik 3
Jenis Plastik 3
Sifat Thermal 4
Daur Ulang Sampah Plastik 5
Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak 6
METODOLOGI
Waktu Dan Tempat 8
Alat Dan Bahan 8
Prosedur Kerja 8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 9
Pembahasan 11
PENUTUP
Kesimpulan 13
Saran 13
DAFTAR TABEL
No Halaman
Tabel 1. Jenis plastik, kode dan penggunaannya 3
Tabel 2. Data temperatur transisi dan temperatur lebur plastik 5
Tabel 3 Nilai kalor plastik dan bahan lainnya 6
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
Gambar 1. Alur proses pengolahan limbah Plastik …………………….. 9
Gambar 2. Sampah plastik (bahanbakar)……………………………….. 10
Gambar 3. Mesin Pencacah (piriolis) ………………………………….. 10
Gambar 4. Bahan bakar hasil pengolahan limbah plastik ……………... 10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang- barang berbahan dasar plastik semakin meningkat.Peningkatan penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun.
Di satu sisi penemuan plastik ini mempunyai dampak positif yang luar biasa, karena plastik memiliki keunggulan- keunggulan dibanding material lain. Tetapi di sisi lain, sampah plastik juga mempunyai dampak negatif yang cukup besar. Keunggulan plastik dibanding material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Sedangkan plastik yang sudah menjadi sampah akan berdampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.
Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir.Sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Alternatif lain penanganan sampah plastik yang saat ini banyak diteliti dan dikembangkan adalah mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Cara ini sebenarnya termasuk dalam recycle akan tetapi daur ulang yang dilakukan adalah tidak hanya mengubah sampah plastik langsung menjadi plastik lagi. Dengan cara ini dua permasalahan penting bisa diatasi, yaitu bahaya menumpuknya sampah plastik dan diperolehnya kembali bahan bakar minyak yang merupakan salah satu bahan baku plastik. Teknologi untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yaitu dengan proses cracking (perekahan). Di sini akan dikaji penelitian-penelitian yang berhubungan dengan teknologi tersebut. Dengan kajian ini akan diketahui berbagai metode pengolahan sampah plastik menjadi minyak, material yang dapat membantu proses pengolahan sampah plastik menjadi minyak dan penerapannya sebagai bahan bakar mesin.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum mata kuliah pengolahan limbah tentang pengolahan limbah plastik yaitu untuk mengetahui proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak dan jenis bahan bakar yang dihasilkan.
Manfaat
Adapun manfaat yang di dapatkan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mengetahui bagaimana plastik bisa diolah menjadi bahan bakar minyak yang bisa dijadikan acuan sebagai bahan bakar alternative dimasa yang akan datang sekaligus mengurangi dampak sampah plastik yang semakin meningkat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Plastik
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar dkk., 2011).
Jenis Plastik
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastic dan termosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan. Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik di atas, thermoplastik adalah jenis yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel . Jenis plastik, kode dan penggunaannya
No
kode
Jenis plastik
penggunaannya
1
PET (polyethylene terephthalate)
botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik
2
HDPE (High-density Polyethylene)
botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan botol kosmetik
3
PVC (Polyvinyl Chloride)
pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak meja dari plastik, botol shampo, dan botol sambal
4
LDPE (Low-density Polyethylene)
kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus daging beku, dan berbagai macam plastik tipis lainnya
5
PP (Polypropylene atau Polypropene)
cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak, dan margarine
6
PS (Polystyrene) kotak CD
sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau tempat makanan dari styrofoam, dan tempat makan plastik transparan
7
Other (O)
jenis plastik lainnya selain dari no.1 hingga 6 botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, sikat gigi, dan mainan lego
Sifat Thermal
Bahan Plastik Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi. Temperatur transisi adalah temperatur di mana plastik mengalami perengganan struktur sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel.Di atas titik lebur, plastik mengalami pembesaran volume sehingga molekul bergerak lebih bebas yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya.Temperatur lebur adalah temperatur di mana plastik mulai melunak dan berubah menjadi cair. Temperatur dekomposisi merupakan batasan dari proses pencairan. Jika suhu dinaikkan di atas temperatur lebur, plastik akan mudah mengalir dan struktur akan mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui energi yang mengikat rantai molekul. Secara umum polimer akan mengalami dekomposisi pada suhu di atas 1,5 kali dari temperatur transisinya (Budiyantoro, 2010) Data sifat termal yang penting pada proses daur ulang plastik bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Data temperatur transisi dan temperatur lebur plastik
Jenis Bahan
Tm (ºC)
Tg (ºC)
Temperatur kerja maks. (ºC)
PP
168
5
80
HDPE
134
-110
82
LDPE
330
-115
260
PA
260
50
100
PET
250
70
100
ABS
110
85
PS
90
70
PMMA
100
85
PC
150
246
PVC
90
71
Daur ulang sampah plastik
Daur ulang merupakan proses pengolahan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi melalui proses fisik maupun kimiawi atau kedua-duanya sehingga diperoleh produk yang dapat dimanfaatkan atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang (recycle) sampah plastik dapat dibedakan menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, daur ulang sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah daur ulang limbah plastik menjadi produk yang memiliki kualitas yang hampir setara dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini dapat dilakukan pada sampah plastik yang bersih, tidak terkontaminasi dengan material lain dan terdiri dari satu jenis plastik saja. Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang menghasilkan produk yang sejenis dengan produk aslinya tetapi dengan kualitas di bawahnya.Daur ulang tersier adalah daur ulang sampah plastik menjadi bahan kimia atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter adalah proses untuk mendapatkan energi yang terkandung di dalam sampah plastik (Kumar dkk., 2011). Perbandingan energi yang terkandung dalam plastik dengan sumber- sumber energi lainnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3 Nilai kalor plastik dan bahan lainnya
Material
Nilai Kalor (MJ/kg)
Polyethylene
46,3
Polypropylene
46,4
Polyvinyl chloride
18,0
Polystyrene
41,4
Coal
24,3
Petrol
44,0
Diesel
43,0
Heavy fuel oil
41,1
Light fuel oil
41.9
LPGs
46,1
Kerosene
43,4
Sumber: Das dan Pande, 2007
Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak
Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur ulang tersier.Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah proses memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat diguna sebagai bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro cracking, thermal cracking dan catalytic cracking (Panda, 2011).
Hidro cracking Hidro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan plastik dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan pengaduk pada temperatur antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 – 10 MPa. Dalam proses hydrocracking ini dibantu dengan katalis. Untuk membantu pencapuran dan reaksi biasanya digunakan bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin dan decalin. Beberapa katalis yang sudah diteliti antara lain alumina, amorphous silica alumina, zeolite dan sulphate zirconia. Penelitian tentang proses hydrocracking ini antara lain telah dilakukan oleh Rodiansono (2005) yang melakukan penelitian hydro cracking sampah plastik polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon C5-C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5. Proses hydro cracking dilakukan dalam reaktor semi alir (semi flow-fixed bed reactor) pada temperatur 300, 360, dan 400 °C; rasio katalis/umpan 0,17; 0,25; 0,5 dengan laju alir gas hidrogen 150 mL/jam. Uji aktivitas katalis NiMo/zeolite yang menghasilkan selektivitas produk C7-C8 tertinggi dicapai pada temperatur 360 °C dan rasio katalis/umpan 0,5. Kinerja katalis NiMo/zeolit menurun setelah pemakaian beberapa kali, tetapi dengan proses regenerasi kinerjanya bisa dikembalikan lagi.
III. METODOLOGI
Waktu dan tempat
Praktikum pengolahan limbah plastik dilakukan pada tanggal 27 Mei 2015 bertempat di Unit pengolahan sampah kelompok sosial masyarakat (KSM) Lestari, jalan gajah mada RT 04 Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Tarakan Barat.
Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum tersebut yaitu mesin pencacah dan bahan yang digunakan yaitu sampah plastik yang terdiri dari botol-botol minuman, gelas plastik, rak piring plastik dll.
Prosedur kerja
Siapkan sampah plastik (contoh botol plastik)
Nyalakan mesin pencacah hingga panas
Masukkan sampah plastik dan padatkan kedalam mesin pencacah yang telah panas tersebut
Kemudian tutup rapat dan kunci penutup mesin pencacah tersebut
Biarkan selama beberapa jam untuk mendapatkan hasil yang maksimal
Setelah proses tersebut selesai cairan minyak akan keluar melalui mulut mesin atau selang yang berada pada sisi kiri kanan mesin.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil Praktikum Metode Pengolahan Limbah yang di laksanakan di KSM Lestari Karang Rejo, mulai dari pengumpulan sampah plastik (Botol-botol,seperti Aqua misalnya) sampai akan di olah menjadi sejenis BBM. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambarAlur proses pengolahan limbah dari plastic berikut:
Mesin Pencacah (Piriolis)
Mesin Pencacah (Piriolis)
Bensin Minyak tanah Solar PlastikDi Panaskan selama 1 JamMenghasilkan 3 sejenis BBM(Solar, Minyak tanah, Bensin)Alat Pendaur plastik
Bensin
Minyak tanah
Solar
Plastik
Di Panaskan selama 1 Jam
Menghasilkan 3 sejenis BBM(Solar, Minyak tanah, Bensin)
Alat Pendaur plastik
Keterangan: A= Solar B= Minyak TanahC= Bensin
Keterangan:
A= Solar
B= Minyak Tanah
C= Bensin
Gambar 1. Alur proses pengolahan limbah Plastik
Gambar 2. Sampah Plastik (bahan baku)
Gambar 3. Mesin Pencacah (Piriolis)
Gambar 4. Bahan bakar Hasil pengolahan limbah plastic
Pembahasan
Dari hasil Praktikum Metode Pengolahan Limbah, sampah plastik yang di olah menjadi minyak diatas sehingga menghasilkan berbagai macam jenis minyak dari olahan sampah plastik(Botol minuman, seperti Aqua,dan sejenisnya), tediri dari sejenis bensin, minyak tanah, dan solar tergantung dari beberapa jenis plastik dan temperatur yang digunakan dalam proses pengolahan.Mesin Piriolis yaitu mesin yang dapat menghancurkan dan melelehkan sampah-sampah plastik hingga menjadi sejenis minyak, dengan cara memanaskan mesin tersebut dengan suhu yang tidak ditentukan,artinya semakin tinggi suhu yang dihasilkan mesin maka, semakin cepat proses penyulingan limbah tersebut dan hasilnya juga baik.
Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar dkk., 2011).
Dalam Alur proses pengolahan Limbah dari sampah plastikhingga menjadi minyak dimulai dari pengumpulan sampah yang sudah dipilih seperti sampah Plastik kemudian lanjut pada proses memasukkan sampah Plastik kedalam mesin pencacah (Piriolis), kemudian pemanasan dengan menggunakan mesin pencacah dengan suhu yang tidak ditentukan, dimana Setelah mendapatkan limbah sampah. Pirolisis sendiri merupakan proses dekomposisi kimia suatu bahan untuk menghasilkan hidrokarbon melalui pemanasan suhu tinggi dengan sedikit oksigen. Setelah sampah plastik menjadi gas, gas itu diembunkan melalui proses kondensasi. Sehingga bisa menghasilkan minyak yang sejenis dengan solar, minyak tanah dan bensin.
Adapun yang membedakan ketiga jenis minyak tersebut yaitu temperature atau suhu dan jarak pada pipa aliran minyak yang dihasilkan pada mesin piriolis atau mesin pencacah tesebut antara lain seperti berikut ini :
Solar adalah hasil dari pemanasan antara 250-340˚C dengan pipa berada paling dekat dengan mesin piriolis.
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak yang dihasilkan oleh pemanasan mesin piriolis dengan suhu antara 170-250˚C dengan pipa aliran minyak yang berada di tengah atau diantara pipa solar dan bensin.
Bensin dihasilkan dari proses pemanasan pada suhu antara 35-75˚C, dimana pipa aliran minyak bensin berada paling jauh dari mesin atau berada paling depan.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini :
Proses pengolahan sampah plastik dimulai dari pemilahan sampah plastik, proses pencacahan dalam mesin pencacah sehinngga keluarnya hasil pengolahan sampah plastik menjadi cairan sejenis bahan bakar.
Jenis-jenis bahan bakar yang dihasilkan yaitu sejenis solar,bensin dan minyak tanah.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diambil sebagai berikut ini :
Sebaiknya peran pemerintah kota turut serta dalam pemanfaatan limbah plastik menjadi sejenis bahan bakar.
Memberi bantuan seperti alat –alat dalam pengolahan limbah