LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KADAR ABU
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Pangan
Disusun Oleh :
JESICA PUTRI SAGALA 1301314
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
ABSTRAK
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu.Pada praktikum analisis kadar abu kali ini kami menggunakan Metode AOAC 1995, dimana dilakukan proses pengabuan pada sampel yaitu diarangkan dalam tanur bersuhu 600oC selama 6 jam.
ABSTRACT
The ash content is a mixture of inorganic or mineral components contained in a food. Foodstuffs consists of 96% inorganic material and water, while the rest are mineral elements. The element is also known as organic matter or ash. The ash content can show the total minerals in the food. Organic materials will burn in the combustion process but not inorganic component, because that is referred to as levels of ash content analysis lab abu.Pada this time we use the method of AOAC, 1995, where the incineration process is carried out on a sample that is charred in a furnace temperature of 600oC for 6 hour
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berbagai jenis makanan yang kita konsumsi terdiri dari berbagai macam kandungan yang diperlukan oleh tubuh seperti karbohidrat,protein,lemak,mineral dan vitamin semua kandungan yang terdapat dalam bahan makanan tersebut tentunya sangat baik untuk dikonsumsi jika didapatkan dari sumber makanan yang tepat.Untuk itu pada praktikum kali ini dilakukan pengujian kadar air dan kadar abu,setiap makanan memiliki jumlah kadar air dan kadar abu yang berbeda yang dapat diketahui melalui berbagai metode dan prinsip.Kadar air dan kadar abu merupakan hal yang penting untuk diketahui pada suatu bahan pangan dikarenakan melalui uji kadar air dan kadar abu kita dapat mengetahui baik atau tidaknya suatu bahan pangan untuk dikonsumsi,maupun baik tidaknya suatu bahan pangan untuk diolah sehingga dengan mengetahui kadar abu dan kadar air suatu bahan pangan kita dapat menentukan standar yang berlaku di masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat mendapatkan bahan pangan yang berkualitas. Abu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan komponen-komponen organik dalam bahan pangan. Jumlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis bahan pangan serta metode analisis yang digunakan. Abu dan mineral dalam bahan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri (indigenous). Tetapi ada beberapa mineral yang ditambahkan ke dalam bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja. Abu dalam bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut.
METODA PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Sampel/ bahan yang digunakan untuk menganalisis kadar air ini terdiri dari pisang, buncis, cabai, papaya, mangga, jambu, dan melon. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi neraca analitik, cawan porselen, oven, desikator, tanur dan kompor listrik.
Prosedur Kerja
Analisis kadar abu merupakan analisis yang dilakukan setelah analisis kadar air. Jadi, sampel yang digunakan adalah hasil dari analisis kadar air. Kemudian baru dilakukan analisis kadar abu, atau lengkapnya sebagai berikut.
Mengeringkan cawan porselen di dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam.
Setelah keluar dari oven, mendinginkan cawan porselen dalam desikator selama 15 menit untuk menghilangkan uap air dan menimbangnya.
Menimbang sampel sebanyak ± 5 gram dalam cawan yang sudah dikeringkan kemudian mengovennya pada suhu 105oC selama 5 jam.
Mendinginkan cawan yang berisi sampel dalam desikator selama 15 menit dan menimbangnya hingga beratnya konstan.
Kemudian mengarangkan sampel yang berada dalam cawan pada sebuah kompor listrik hingga tidak mengeluarkan asap.
Memasukkan cawan porselen berisi sampel yang sudah diarangkan ke dalam tanur bersuhu 600oC selama 6 jam hingga proses pengabuan sempurna.
Memasukkan cawan porselen berisi abu ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam.
Kemudian mendinginkan dalam desikator dan menimbangnya. Tahapan ini dilakukan hingga mencapai bobot yang konstan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Kelompok
Sampel
Berat Cawan (a)
Sampel
Cawan + Sampel (d)
Ulang (d')
Kadar Abu (%)
Angka Bulat
1
Pisang
18,7138
5,1095
18,7475
0,65955573
0,66
8
Pisang
21,5157
5,0915
21,5584
21,559
0,86025729
0,86
2
Buncis
12,0737
5,0003
12,1001
0,52796832
0,53
9
Buncis
11,8546
5,0671
11,8793
11,879
0,48351127
0,48
3
Cabai
21,4632
5,0039
21,5263
21,528
1,29898679
1,3
10
Cabai
18,9964
5,0305
19,0538
1,14103965
1,14
4
Pepaya
13,3527
5,0363
13,3756
13,375
0,45668447
0,46
11
Pepaya
11,3517
5,0041
11,3731
11,374
0,46361983
0,46
5
Mangga
20,2789
5,0638
20,2948
0,31399344
0,31
12
Mangga
19,8603
5,0739
19,8721
0,23256272
0,23
6
Jambu
11,8619
5,0902
11,8779
11,878
0,32022317
0,32
13
Jambu
12,8269
5,0618
12,8434
12,842
0,31016634
0,31
7
Melon
13,8489
5,2791
13,8659
0,32202458
0,32
14
Melon
12,1178
5,0059
12,1337
0,31762520
0,32
PEMBAHASAN
Kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik yang tidak terbakar dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik terbakar. Kadar abu dalam suatu bahan pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan tersebut. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada macam bahan dan cara pengabuan yang digunakan. Kandungan abu dari suatu bahan menunjukkan kadar mineral dalam bahan tersebut
Pisang
Kadar abu pisang adalah yang tertinggi setelah cabai. Kadar abu pisang yang telah dilakukan pengujian yaitu 0,66 – 0,86%. Dimana jumlah tersebut sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa kadar abu buah-buahan segar adalah 0,2 – 0,8%.
Tingginya kadar abu pisang disebabkan oleh karakteristik pisang yang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi.
Buncis
Buncis merupakan merupakan sayuran sejenis polong-polongan Setelah dilakukan pengujian kadar abunya, diperoleh bahwa kadar abu buncis menempati urutan ketiga setelah cabai dan pisang 0,48 – 0,53%. Persentase ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kadar abu sayur-sayuran yaitu sekitar 1%. Selain itu Buncis mempunyai kandungan gizi yang sangat banyakSetiap 100 gram buncis cukup untuk memenuhi kebutuhan harian 20% vitamin C, 18% Vitamin K dan 13% vitamin A. Selain itu, ada banyak serat dan sejumlah vitamin B1, B2, B3, B6 dan B11. Buncis juga mengandung mineral, seperti mangan, molibdenum, magnesium, potasium, zat besi, fosfor, kalsium dan tembaga.Kandungan fitonutrien dalam buncis termasuk berbagai karotenoid dan flavonoid yang memiliki efek antioksidan kuat. Penelitian terbaru telah menginformasikan adanya lutein, beta-karoten, violaxanthin, dan neoxanthin dalam buncis. Flavonoid dalam buncis mencakup quercetin, kaemferol, catechin, procyanidin dan epicatechin.
Cabai
Cabai merupakan sumber vitamin C yang cukup tinggi, serta ditambah mineral seperti molibdenum, mangan, folat, kalium, thiamin, dan tembaga. Cabai berisi tujuh kali lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan jeruk,namun dikarenakan rasanya yang pedas menjadiakan cabai bukan makanan yang populer sebagai sumber vitamin C.Cabai memiliki kadar tertinggi dibandingkan dengan sampel lain yang diujikan yaitu pisang, jambu, buncis, melon, mangga, dan papaya. Kadar abu cabai yaitu 1,14 – 1,3%. Karena cabai juga mengandung banyak mineral, seperti kalium, mangan, zat besi, dan magnesium.
Pepaya
Kadar air yang dimiliki papaya sekitar 84%. Seperti yang telah diketahui bahwa sebagian besar papaya adalah air dan bahan organik kemudian sisanya adalah unsur mineral. Unsur mineral atau kadar abu dari papaya yang telah dilakukan analisis yaitu 0,46%. Hal tersebut sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa kadar abu buah-buahan segar adalah 0,2 – 0,8%. Adapun unsur mineral yang terkandung dalam 100 gram papaya yaitu kalsium 23 mg, besi 1,7 mg dan fosfor 12 mg.
Mangga
Selain jambu dan jeruk,mangga juga merupakan buah yang populer di masyarakat sebagai sumber vitamin C,buah mangga merupakan sumber makanan sehat dari sejumlah mineral utama dan mineral turunan yang penting untuk tubuh. Satu buah mangga ukuran sedang akan menyumbangkan sekitar 323 mg kalium, 23 mg fosfor, 21 mg kalsium, dan 19 mg magnesium. Sedangkan mineral turunan yang terdapat dalam buah mangga antara lain adalah zat besi, seng, dan selenium.Setelah dilakukan pengujian terhadap kadar abunya diperoleh hasil dengan persentase 0,31-0,32 % hal ini berarti sudah sesuai dengan literatur dimana kadar abu bau buah-buahan berkisar antara 0,2% hingga 0,8%
KESIMPULAN
Kandungan Kadar air dan kadar abu pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan penentuan kadar air metode oven dan penentuan kadar abu dengan metode tanur.
Kadar abu penting untuk diketahui karena dapat membantu kita memilih jenis makaan yang baik sekaligus mengolahnya dengan baik
Meskipun dilakukan pengujian dengan sampel yang sama ternyata terdapat perbedaan pada hasil kadar abunya hal ini dikarenakan proses preparasi sampel,proses pendahuluan terhadap cawan dan faktor lain yang berhubungan selama teknik pengabuan
SARAN
sebaiknya pengadaan alat praktek mungkin dapat diperbanyak sehingga setiap kelompok dapat aktif serentak dalam bekerja tanpa harus menunggu antrian karena keterbatasan alat serta perlunya penambahan waktu, supaya dalam bekerja praktikan tidak merasa seperti dikejar-kejar oleh waktu.
DAFRTAR PUSTAKA
Anonim, 2011d. Penetapan Kadar Air Metode Oven Pengering. http://
wulaniriky.wordpress.com/2011/01/19/penetapan-kadar-air metode-oven-pengering-an. Diakses Pada Tanggal 27 Oktober 2014.
John M. 1997. Kimia Makanan Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhandi. 1989.Analisa Bahan makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia; Jakarta.