LAPORAN PRAKTIKUM
PENANAMAN PADI
Oleh :
Golongan / Kelompok : A / 6
YOKO SIMBOLON 131510501090
FITRY LAULATUL Q 131510501088
HAMZAH ARIF 131510501093
EFIA ALFIONITA 131510501099
EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang begitu luas. Luas daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya lahan yang sangat bervariasi (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah, ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat digunakan dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juta yang meliputi lahan sawah, tegalan, lahan tanaman tahunan.
Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian khususnya tanaman pangan karena besarnya jumlah penduduk berkaitan langsung dengan penyediaan pangan. Meningkatnya jumlah penduduk berpotensi meningkatkan jumlah permintaan pangan khususnya padi. Kebutuhan beras secara nasional di Indonesia masih terbilang besar. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan secara kasar dengan perkalian antara total jumlah penduduk dengan kebutuhan konsumsi beras per kapita per tahun.
Lahan pertanaman sawah merupakan lahan yang paling banyak digunakan bagi masyarakat Indonesia terutama untuk pertanaman padi. Di Indonesia tingkat peningkatan produktivitas padi sawah cenderung menurun. Sistem intensifikasi padi sawah yang telah diterapkan selama ini ternyata belum mampu untuk meningkatkan tingkat baik produksi maupun produktivitas tanaman padi. Keperluan input yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas padi, hal tersebut juga perpengaruh oleh pengelolaan yang kurang terpadu dan sistem penanaman yang kurang terpadu yang menyebabkan peningkatan produksi dan produktivitas padi berkurang. Pengaruh lain seperti terabaikannya penggunaan bahan organik yang menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah.
Penanaman padi termasuk dalam serangkaian kegiatan pembudidayaan tanaman padi. Penanaman padi dilakukan dengan menanam bibit padi pada lahan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bibit padi yang ditanam haruslah bibit padi yang sehat agar produk yang dihasilkan berkualitas. Penanaman bibit padi yang tidak sehat, akan menyebabkan padi yang dihasilkan dapat terserang bibit penyakit sehingga produk menjadi tidak sehat.
Sistem penanaman konvensional atau yang biasa disebut sistem tegel biasa dilakukan penggunaan jarak tanam 20x20 cm. Tetapi ada juga penggunaan jarak yang lebar hal tersebut tergantung dengan kondisi wilayah, musim dan kandungan varietas yang ada pada tanaman.
Ketahanan pangan terhadap produksi padi dapat dilakukan melalui strategi budidaya tanaman padi yang tepat. Pembudidayaan padi secara tepat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu, pembudidayaan padi secara tepat diharapkan juga dapat memperbaiki ketahanan pangan. Pembudidayaan padi dimulai dengan tahap persiapan bahan tanam dan penanaman.
Permasalahan utama padi adalah terdapat pada produktivitas yang stagnan. Dalam satu dekade terkahir, peningkatan hasil dari per ha tidak singnifikan. Penurunan produksi dan produktivitas padi yang disebabkan kurangnya pengetahuan petani terhadap sistem penanaman dan pola tanaman merupakan salah satu yang menjadi masalah dalam pertanian. Beberapa cara penanaman dan pola penanaman padi yang sering diterapkan petani untuk bercocok tanamn seperti jarak tanam ( 20 x 20 cm), jarak tanam jajar legowo 2:1 , jarak tanam jajar legowo 4:1.
Pada sistem jajar legowo ada beberapa pegertian yaitu terdapat dua atau lebih baris tanaman padi dan diselingi oelh satu baris yang akan dikosongkan. Dalam satu unit legowo terdiri dari dua atau lebih dalam barisan tanaman dan satu baris kosong. Jika terdapat dua baris tanam per unit legowo merupakan jajar legowo 2:1, jiga tiga baris tanam per unit legowo merupakan jajar legowo 3:1, kalau 4 baris per unit merupakan 4:1. Pada sistem legowo sebagai contoh sistem jarak tanamn lainnya, ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan dalam penanaman. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padi. jarak tanam yang lebar kemungkinan tanaman memiliki anakan yang sangat banyak. Pada jarak tanam 50 x 50 cm, tanaman padi dapat menghasilkan sekitar 50-80 anakan dalam satu rumpun. Jika tanam yang sempit hanya menghasilkan jumlah anakan yang sedikit, bahkan pada jarak tanam yang sempit, satu tanaman hanya mampu menghasilkan beberapa anakan saja ( Hatta, Muhammad 2012).
Tujuan
Untuk mengetahui proses penanaman padi dilahan sawah.
Untuk mengetahui pola-pola dan macam-macam jarak tanam penanaman padi.
Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan jarak tanam konvensional dan jarak tanam jajar legowo terhadap pola yang berbeda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jarak Tanam Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian ( Anggraini, dkk 2013). Padi (Oryza sativa) termasuk dalam family Gramineae dan subfamily Oryzoides. Padi memiliki hubungan yang dekat dengan tanaman bangsa rumput-rumputan dan tanaman sereal. Secara umum terdiri dari dua jenis (Oryza sativa and Oryza glaberrima). Padi sebagian besar diproduksi oleh kawasan Asia Tenggara dan Afrika (Bhowmik, et al., 2012).
Menurut Soekarno (2006) tahapan budidaya tanaman padi meliputi persiapan benih, persemaian, pengolahan tanah atau lahan, penanaman dengan ketentuan pola dan jarak tanam tertentu, pemeliharaan,pemberian air, penyiangan pengendalian HPT dan pemanenan.
Tanaman padi mulai dalam proses perkecambahan hingga masa panen secara umum memerlukan waktu 110 – 115 hari setelah tanam. Sistem perakaran padi digolongkan ke dalam akar serabut sedangkan batang tanaman padi terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku-buku. Akar padi yang serabut sangat efektif dalam penyerapan hara tetapi peka terhadap kekeringan sedangkan batang padi yang berbuku dan berongga dijadikan tempat tumbuh batang anakan seatau daun (Purnomo dan Purnamawati, 2007).
Tanaman padi dapat dikembangkanbiakkan secara langsung, baik dengan benih maupun benih yang disemai menjadi bibit (Prasetiyo, 2002). Hasil dari tanaman padi yang dapat diambil ketika memasuki masa panen yaitu berupa gabah dimana nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Gabah tersebut masih perlu di lakukan suatu proses penggilingan sehingga dapat berupa beras yang dapat dikonsumsi manusia. Beras merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras dijadikan makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai sumber energi bagi manusia.
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh tanaman agar faktor-faktor tersebut dapat tersebut dapat tersedia merata bagi setiap individu tanaman dan untuk mengoptimalisasikan penggunaan faktor lingkungan yang berbeda. Penggunaan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal mengambil air unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Jarak tanam yang tepat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk proses fotosintesis dalam jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang tumbuh yang seimbang ( Kurniasih, Siti dan Dwi 2008).
Jarak tanam sistem legowo adalah sistem tanam berselang-seling antara dua atau lebih barisan tanaman padi dan satu baris kosong. Barisan tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar dari kanan dan kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua barisan tanaman per unit legowo, maka disebut legowo 2:1, kalau tiga baris per unit legowo disebut 3:1 dan seterusnya. Sistem tanam tabela, legowo 4:1 atau 2:1, tapi merupakan alternatif komponen teknologi dalam padi sawah irigasi ( Aribawa, IB dan IK kariada 2005). Menurut Bobihoe (2007) sistem penanaman konvensional yang biasa digunakan petani adalah penanaman bibit muda ( umue 10-15 hari setelah sebar) memungkinkan bagi tanaman untuk tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak, perakaran bibit berumur < 15 hari dengan jarak tanam 25x25 cm atau 20x20 cm.
Menurut Agraini ( 2013) jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang dikembangkan di masyarakat. Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri dari atas kata lego dan dowo, lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prisnsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan tanaman padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir menunjukan hasil lebih tinggi dari pada tanaman yang ada di bagian barisan. Tanaman pinggir juga menunjukan pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan tanaman antar barisan dapat dikurangi.
Menurut penelitian Senewe dan Alfons ( 2011) percobaan penanaman model legowo 4:1 dengan jarak (20 x 10) x 40 cm. Jumlah bibit sekitar 1-3 bibit perlubang dengan umur bibit muda (< 21 hari), menunjukkan pertambahan pada jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per rumpun dan jumlah gabah berisi permalai. Sistem jajar legowo 4:1 adalah penanaman padi yang diatur sedemikian rupa dengan lorong atau ruang terbuka yang cukup lebar bertujuan untuk memperbaiki usahatani padi legowo diambil dari bahasa Jawa Banyumas terdiri dari kata "Lego" dan "Dowo". Lego berarti luas dan Dowo berarti memanjang, jadi diantara kelompok tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan tanaman( Saadah, dkk 2011).
2.2 Pengaruh Jarak Tanam Padi
Jarak tanam yang terlalu lebar berpotensi menjadi tidak produktif. Banyak bagian lahan menjadi tidak termanfaatkan oleh tanaman, terutama apabila tanaman tidak mempunyai cukup banyak jumlah anakan sehingga tersisa banyak ruang kosong. Banyaknya ruang kosong ini pada akhirnya menyebabkan berkurangnya hasil padi yang dihasilkan persatuan luas lahan. Dengan kata lain, produktivitas lahan menjadi rendah. Jarak tanam yang umum dianjurkan pada sistem tanam legowo 2:1 adalah 25 cm ( jarak antar barisan) x 12,5 cm (jarak dalam barisan) x 50 ( jarak lorong) ( Hatta, muhamaad 2012).
Menurut Hatta ( 2011) jarak tanam yang tepat tidak hanyak menghasilkan pertumbuhan dan jumlah anakan yang maksimum, tetapi juga akan memberikan hasil yang maksimum. Jarak tanam yang optimum akan memberikan perumbuhan bagian atas tanaman yang baik sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak cahaya matahari dan pertumbuhan bagian bawah tanaman yang juga baik sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak unsur hara. Sebaliknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman yang sangat hebat dalam hal cahaya matahari, air dan unsur hara. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman rendah.
Menurut penelitian Yetti dan Ardian (2010) perlakuan penanaman dengan jarak tanam S1: jarak tanam 25x25 cm, S2: jarak tanam 30x30 cm, S3: 35x35 cm dan S4: 40x40 cm, menunjukan hasil walaupun perlakuan melakukan jarak tanam yang berbeda, hasil tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman.
BAB 3. METODELOGI
Waktu dan tempat
Praktikum Lapang Pengantar Teknologi Pertanian dengan acara Penanaman Padi Sawah dilakukan pada hari jum'at, 4 April 2014 pukul 07.00- 11.00 di UPT Agrotechnopark Jubung Kecamatan Rambipuji. Kabupaten Jember
Alat dan Bahan
Tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan.
Bibit padi dari persemaian yang siap ditanam
3.3 Cara kerja :
1. Ambil tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan
2. Bentangkan tali rafia dilahan
3. Tanam bibt padi sesuai dengan pola jarak tanam yang di tandai oleh praktikan pada tali rafia
4. Sesudah satu baris tertanami semua, geser tali rafia ke arah belakang anda ( menanam padi dengan pola mundur)
5. Tanam baris berikutnya hingga seluruh lahan petak kelompok anda ditanami.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
PENANAMAN PADI
A
Jarak Tanam Konvensional (Bujur Sangkar 20 cm x 20 cm)
1
Tahap Pekerjaan :
Menyiapkan bahan tanam (bibit).
Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam yang diperlukan.
Mengambil bibit 2-3 batang untuk ditanam.
Menanam bibit dengan memegang seperti memegang pensil.
Menanam dengan kedalaman 3-4 cm.
2
Hasil Pekerjaan :
Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak 20 cm x 20 cm.
3
Keterangan :
Kenco merupakan alat bantu untuk menyesuaikan jarak tanam.
Meluruskan penanaman bibit sesuai dengan tali penanda berwarna merah pada kenco.
Pola tanam konvensional :
B
Jarak Tanam Jajar Legowo 2:1
1
Tahap Pekerjaan :
Menyiapkan bibit dan kenco.
Mengambil beberapa bibit padi dengan akar mengarah keluar.
Menanam 2-3 bibit padi seperti memegang pensil.
Menanam dengan jarak tanam jajar legowo 2:1.
Menanam tanaman pagar setiap sela dua tanaman di pinggir jajar legowo.
2
Hasil Pekerjaan :
Bibit padi yang telah tertanam rapi dengan jarak tanam jajar legowo 2:1.
3
Keterangan :
Tanaman pagar berfungsi untuk menambah populasi tanaman padi.
Memegang bibit seperti sedang memegang pensil.
Menanam dari pinggir petakan hingga berakhir di tengah.
Pola tanam jajar legowo 2:1
C
Jarak Tanam Jajar Legowo 4:1
1
Tahap Pekerjaan :
Menyiapkan bahan tanam (bibit).
Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam jajar legowo 4:1.
Mengambil beberapa bibit padi dengan akar mengarah keluar.
Menanam bibit padi 2-3 batang sesuai jarak tanam atau tanda yang terdapat pada kenco.
Menanam tanaman pagar pada bagian tepi kanan dan kiri jajar legowo.
2
Hasil Pekerjaan :
Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak tanam jajar legowo 4:1.
3
Keterangan :
Tanaman pagar berfungsi untuk menambah populasi padi.
Menanam padi seperti memegang pensil.
Pola tanam jajar legowo 4:1
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tahapan-tahapan dalam penanaman padi
Pemilihan benih
Pemilihan benih adalah faktor utama yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Dalam pemilihan benih dapat dilakukan uji kesehatan benih untuk menghindari penyakit yang terbawa oleh benih. Selain itu juga dapat menyesuaikan kebutuhan benih yang dipakai dengan luas lahan yang akan ditanamin. Hal tersebut dilakukan agar dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh petani.
Penyemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi, Pembuatan persemaian memerlikan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah. Persemaian harus benar-benar mendapat perhatian agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. Untuk persemaian bibit diperhatikan beberapa hal diantaranya :
Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit harus tanah yang bagus.
Mencampur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pupuk kandang.
Ratakan tanah di media atau lahan semai kira-kira ketebalan 2 cm.
Taburkan benih yang sudah diseleksi dimedia semai.
Jaga kelembaban semaian benih.
Benih dapat ditanam langsung ke lahan penanaman secara umum hingga 21 hari.
Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap mulai dari pembersihan, pembajakan, pencangkulan serta penggaruan. Pengolahan lahan dapat dilakukan sambil menunggu proses penyemaian benih padi sehingga nantinya setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala akan lahan yang digunakan.
Penanaman
Dalam tahap penanaman bibit padi harus diperhatikan beberapa hal berupa persiapan lahan, umur bibit tanaman, dan proses penanamannya. Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik harus dipastikan untuk ditanami bibit padi serta tekstur tanah sudah sesuai. Umur bibit harus dipastikan sudah cukup sesuai untuk dipindahkan ke lahan sesuai dengan jenis padi yang digunakan. Untuk proses penanaman dibagi menjadi 2 yaitu :
Memindahkan bibit
Bibit yang telah berumur 17-25 hari (tergantung jenis padinya) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat bibit yang siap dipindahkan yaitu talah berumur 17-25 hari berdaun 5-7 helai, batang bagian bawah besar dan kuat, pertumbuhan bibit seraagam sesuai dengan jenisnya serta bibit tidak terserang hama penyakit.
Menanam
Dalam menanam bibit padi dapat diperhatikan seperti sistem larikan (cara tanam), jarak tanam, jumlah bibit tiap lubang, kedalaman penanaman bibit dan cara tanam. Sistem larikan (cara tanam) agar mempermudah perawatan, jarak tanam juga harus memperhatikan faktor seperti jarak tanam seberapa padi jenis tertentu menghasilkan anakannya karena sangat mempengaruhi jarak tanam yang akan dilakukan misalkan menggunakan jajar legowo 2 : 1 ataupun 4 : 1, kesuburan tanah penyarapan hara juga akan memperhatikan jarak tanam yang akan dibuat sebab perakaran pada tanah yang subur lebih baik, setelah itu ketinggian tempat semakin tinggi tempat semakin rapat jarak tanamnya karena berhubungan dengan penyediaan air. Setelah jarak tanam yang perlu diperhatikan lagi yaitu jumlah bibit tiap lubang umumnya jumlah bibit tiap lubang berisi 2-3 bibit, kedalaman penanaman bibit sangat menentukan hasil kedalaman tanaman yang baik yaitu3-4cm, cara tanam yaitu pemindahan bibit dari lahan pesemaian ke lahan.
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanaman padi
Mutu Bibit Padi
Sebelum melakukan penanaman, harus mengetahui mutu bibit yang akan ditanam. Dalam menentukan mutu bibit yang baik, sebelumnya perlu adanya penyeleksian benih. Benih padi diseleksi terlebih dahulu, agar benih yang tidak bermutu tidak akan digunakan dan dibuang, dan untuk benih yang bermutu, benih padi tersebut akan digunakan untuk persemaian untuk menghasilkan bibit padi yang bermutu. Bibit padi yang bermutu ini, salah satu yang akan menentukan keberhasilan dalam penanaman budidaya padi.
Cara tanam
Cara tanam bibit padi sangat menentukan keberhasilan dalam penanaman dalam budidaya padi. Dimana, jika cara tanam ini dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Maka, keberhasilan dalam penanaman akan baik. Tapi sebaliknya, jika cata tanam itu salah, seperti jarak tanam terlalu dekat, kedalam lubang tanam terlalu dalam dan sebagainya. Itu dapat menyebabkan keberhasilan dalam penanama akan semakin renda atau buruk. Sehingga, cara tanam harus diperhatikan dalam melakukan penanaman.
Jarak tanam
Dalam melakukan penanam jarak tanam juga harus diperhatikan. Dimana, jarak tanam merupakan kesesuaian anatar tanama satu dengan tanama lainnya. Jarak tanam yang baik, jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanaman, kesuburan tanah, dan juga ketinggian tempat atau musim. Jika sesuai dengan hal-hal tersebut, maka keberhasilan dalam penanaman budidaya bagi akan berhasil. Sebaliknya, jika dalam memberikan jarak tanam yang tidak sesuai seperti menimbulkan kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara, maka salah satu tanaman akan berakibat kekurangan unsur hara. Hal tersebut, akan mengakibatkan tingkt keberhasilan penanaman menjadi buruk.
4.2.3 Pengaruh Jarak Tanam dan Produksi terhadap tanaman padi
Jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Jarak tanam yang sesuai dengan tanaman padi yang ditanam akan berdampak positif pada pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Jarak tanam yang sesuai atau tidak terlalu dekat, tidak akan terjadi kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara didalam tanah. sehingga, tanama padi akan cepat tumbuh dan mampu berproduksi tinggi. Atau antar tanaman padi tidak akan saling mengganggu. Tetapi, jika jarak tanam tidak sesuai dengan tanaman padi akan berdampak buruk bagi tanaman tersebut. Pertumbuhan tanaman padi akan terhambat dan produksi tanaman padi tidak maksimal atau kurang. Itu bisa disebabkan karan adanya kompetisi antar tanaman padi dalam memperebutkan unsur hara di dalam tanah, karena jarak yang mungkin tidak sesuai tau terlalu rapat.
4.2.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan jarak tanam
Jenis tanaman
Setiap tanaman padi memiliki jenis padi yang berbeda-beda. Dimana, jenis pada tertentu dapat menghasilkan jumlah anakan yang cukup banyak. Sehingga, keadaan ini juga berpengaruh pad jarak tanam padi. Jenis padi yang jumlah anakannya banyak memerlukan jarak tanam yang cukup lebar. Sebaliknya, jenis padi yang anakannya sedikit hanya memerlukan jarak tanam yang sempit.
Kesuburan tanah
Jarak tanam juga ditentukan dengan kesuburan suatu tanah. Pada tanama padi, penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam pada tanaman padi. Sebab, perkembangan akar atau tanaman padi itu sendiri pada tanah yang subur akan lebih baik daripada perkembangan akar atau tanaman padi pada tanah yang kurang subur. Karena, unsur hara yang akan diserap oleh akar tanaman padi pada tanah yang subur lebih banyak. Oleh karena itu, jarak tanam yang dibutuhkan akan lebih lebar dari pada jarak tanam pada tanah yang kurang subur. Jarak tanam yang lebar juga untuk menghindari kompetisi antar tanaman padi dalam memperebtukan unsur hara dalam tanah.
Ketinggian tempat / musim
Jarak tanam juga ditentukan oleh ketinggian suatu tempat atau suatu musim. Seperti, daerah yang memiliki ketinggian tertentu akan memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam pada dataran rendah. Karena pada ketinggian jarak tanam yang lebih rapat ini berhubungan dengan penyediaan air. Hal lainnya, tanaman padi yang memiliki varietas unggul memerlukan jarak tanam yang berukur 20 x 20 cm saat terjadinya musim kemarau dan pada saat terjadi musim hujan jarak tanam menjadi lebih lebar 25 x 25 cm. hal ini juga berhubungan dengan ketersediaan air.
4.2.5 Macam-macam pola jarak tanam pada budidaya padi
Pola jarak tanam yang digunakan pada acara praktikum kali ini merupakan pola jarak tanam bujur sangkar dan pola jarak tanam jajar legowo. Pola jarak tanam jajar legowo kemudian dibagi menjadi 2 (dua) pola jarak tanam lagi yakni jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1.
Pola jarak tanam bujur sangkar tergolong ke dalam pola jarak tanam single row. Pada pola bujur sangkar, lahan dimanfaatkan dengan menyusun tanaman sama ke segala sisi. Pola ini menggunakan jarak 20×20 cm antar tanamannya. Pola jarak tanam bujur sangkar dapat digambarkan sebagai berikut.
20 cm
X X X X X
X X X X X
X X X X X
Pola jarak tanam lainnya yakni pola jarak tanam jajar legowo merupakan pola jarak tanam yang tergolong ke dalam pola jarak tanam ganda (double row). Pengaturan letak tanaman pada pola ini hampir sama dengan jarak tanam persegi panjang, namun pada jarak tertentu dibuat lebih lebar. Pada awalnya, pola jarak tanam ganda digunakan untuk budidaya tanaman perkebunan. Namun, saat ini pola jarak tanam ganda telah banyak digunakan pada budidaya tanaman pangan, khususnya padi. Pola jarak tanam jajar legowo terdiri atas beberapa macam, diantaranya yang dilakukan pada acara praktikum kali ini adalah pola jarak tanam jajar legowo 2:1 dan pola jarak tanam jajar legowo 4:1. Adapun pola jarak tanam jajar legowo tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
4.2.6 Kekurangan dan kelebihan jarak tanam
Pola tanam yang secara konvensional dilakukukan oleh petani padi adalah jarak tanam tunggal atau bunjur sangkar. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 x 20 cm. Keuntungan dengan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Manfaat penggunaan pola tanam konvensional yaitu :
Hasil gabah lebih tinggi karena memanfaatkan asas pengaruh barisan pinggir.
Pada tahap awal pertumbuhan lebih terang dan kondisi demikian ternyata tidak disukai tikus.
Memudahkan kegiatan penyiangan dan pemupukan.
Efisiensi pemberian pupuk lebih besar.
Lebih tahan roboh.
Untuk pola tanam Jajar Legowo 2 : 1 adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm. Ada pun kelebihan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah :
Memamfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.
Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.
Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa.
Populasi tanaman bertambah 30 %.
Pemupukan lebih efisien.
Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan daripada cara tanam biasa.ini
Ada kelemahan dengan menggunakan sistem jajar legowo 2 :1. Walaupun sistem jajar legowo mampu meningkatkan hasil panen, ada kelemahan yang perlu dicermati. Karena tanaman jumlahnya lebih banyak dari sistem tanam konvensional, sehingga perlu tambahan benih padi dan tenaga kerja pada waktu menanam. Selain itu ketika tanaman padi sudah mulai berbuah dan berisi, biasanya tanaman padi sistem jajar legowo lebih disukai hama burung, ini diperkirakan karena ada jarak tanaman yang sempit dan renggang sehingga burung lebih mudah bertengger disela-sela tanaman padi.
Pola tanam jajar legowo 4 : 1 tanam merupakan pola tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam ½ kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 ; 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Keuntungan dan kelemahan dalam pengunaan pola tanam jajar legowo 4 : 1 ini tidak jauh berbeda dengan pola tanam jajar legowo 2 : 1. Manfaat yang dirasakan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo ini :
Menambahnya jumlah tanaman padi.
Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan.
Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir.
Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.
Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.
Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida.
Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja.
Adapun kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo ini :
Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama pada saat melakukan proses penanaman padi.
Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman padi.
Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih banyak ditumbuhi rumput.
4.2.7 Pagar pada pola jarak jajar legowo
Tanaman pagar pada sistem jajar legowo adalah tanaman yang disisipkan dalam tanaman utama. Tanaman pagar pada pola jarak tanaman pada dasarnya sebagai pagar antara barisan suatu tanaman dengan barisan tanaman yang lain. Tanaman pagar biasanya ditanam di bagian alur bagian kiri maupun alur bagian kanan. Selain itu manfaat yang bisa dirasakan dari tanaman pagari ini adalah dapat menambat nitrogen (N2) dari udara, dan juga mempunyai manfaat ganda, mengurangi laju aliran permukaan dan erosi apabila tanaman pagar ditanam secara rapat menurut garis kontur. Tanaman pagar yang dapat diterapkan pada jajar legowo ialah 2:1 , 3:1, 4:1 dan 5;1 biasanya tanaman pagar diletakkan pada pinggir barisan antara jarak pemisah tanaman satu dengan yang lain.
4.2.8 Pentingnya pemeberian pagar pada pola jajar legowo
Pentingnya pemberian pagar pada pola jajar legowo yaitu agar meningkatkan jumlah dari tanaman yang ada. Pembuatan pagar pada pola jajar legowo dengan meletakkan diantara barisan pemisah jarak tanaman satu dengan yang lain dengan ukuran ½ kali jarak sekitar 10 cm. Hal tersebut juga akan mempengaruhi produksi gabah dan pertumbuhan gabah yang meningkatkan kondisi gabah yang bernas dan peningkatan produksi beras yang lebih banyak dibandingkan dengan pola atau sistem tanam yang lain.
4.2.9 Pola jarak jajar legowo 2:1 budidaya padi untuk dikonsumsi
Pola jarak jajar legowo 2:1 merupakan cara atau altenatif untuk peningkatan produksi dan konsumi, karena sistem jarak tanam yang tidak tidak terlalu lebar sehingga tanaman dapat meningkatkan produksi gabah dan anakan pada tanaman, pemanfaatan lahan kosong juga dapat mengefisiensi lahan karena bisa ditumbuhi oleh anakan dari tanaman padi. Berdasarkan hasil observasi peningkatan penanaman padi secara kesuluruhan dapat diterapkan pola jarak tanam jajar legowo 2:1 sehingga petani dapat menambah kualitas untuk padi yang akan dikonsumsi.
4.2.10 Pola jarak jajar legowo 4:1 budidaya padi untuk produksi benih
Pola jarak jajar legowo 4:1 merupakan cara atau alternatif untuk menerapkan sistem produksi benih, karena penerapan jarak tanam yang agak lebar dapat memperbaiki kondisi perakaran dan pertumbuhan tanaman untuk mengurangi interaksi atau bersimbiosis dengan tanaman yang lainnya baik dalam hal memperebutkan hara, cahaya matahari dan air. Jarak tanam yang diterapkan pada pola jarak jajar legowo 4:1 dengan ukuran jarak 20x10x40 cm akan meningkatkan kualitas benih yang terbaik bagi petani, sehingga petani disarankan untuk menerapkan sistem jajar legowo 4:1 untuk produksi benih.
BAB 5. PENUTUP
Kesimpulan
Dalam budidaya padi terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh para petani. Tahapan tersebut mempunyai satu kaitan dan beruntun mulai dari pemilihan benih, penyemaian, persiapan lahan, proses penanaman dan perawatan dan penanganan HPT.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penanaman budidaya padi yaitu kualitas benih, perbaikan sistem pengairan, pembenahan pola tanam, perbaikan infrastruktur aset jalan serta pemberdayaan petugas penyuluh pertanian dilapangan.
Faktor yang lebih berhubungan langsung dengan tanaman yaitu unsur hara dam tanah, penyinaran, iklim dan cuaca serta ketinggihan lahan tanam padi.
Ada beberapa pola jarak tanam yang dapat digunakan dalam budidaya padi misalnya jarak tanam pola konvensional dan pola jajar legowo baik tipe 2 : 1 maupun tipe 4 : 1.
Berdasarkan tujuan berbudidayanya, pola tanam jajar legowo cocok untuk budidaya padi ialah 2:1 dengan target pemenuhan konsumsi Selain itu pola tanam jajar legowo 4:1 cocok untuk budidaya padi dengan tujuan produksi benih.
Saran
Sebaiknya penerapan dalam pelaksanaan praktikum harus memperhatikan waktu, sehingga antara praktikan yang sedang menanam dapat segera cepat dalam menanam dan praktikan yang lain tidak terlalu lama menunggu praktikan yang sedang menanam, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fita, Agus Suryanto, dan Nurul Aini. Sistem Tanam dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman Vol.1 No.2. Universitas Brawijaya
Bobihoe, julistia. 2007. Pegelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi
Hatta, Muhammad. 2011. Pengaruh Tipe Jarak Tanam Terhadap Anakan, Komponen Hasil, Dan Hasil Dua Varietas Padi Pada Metode SRI. J.Floratek 6:104-113. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh
Kurniasih, Budiastuti, Siti Fatimah, dan Dwi Ari purnawati. 2008. Karakteristik Perakaran Tanaman Padi Sawah IR 64 (Oryza sativa L.) Pada Umur Bibit dan Jarak Tanam yang Berbeda. Ilmu Pertanian Vol. 15 No.1,2008:15-25. Universitas Gajah Mada
Prasetiyo, Y T. 2002. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Yogyakarta : Kanisius.
Purwono dan Purnamawati, Heni. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.
Senewe Rein, E dan Janes B. Alfons. 2011. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah Pada Sentra Produksi Padi di Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian Vol.7 No 2. Desember 2011, Halaman 60-64. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.
Umadevi. M, Pushpa, Sampatkhumar, dan Debjit Bhowmik. 2012. Rice Traditional Medicinal Plant in India. Journal Of Pharmacognosy and Phytocthemistry. Tamil Nadu Agricultural University. India
Yetti, Husna dan Ardian. 2010. Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR42 dengan Metode SRI. SAGU, Vol.9 No.1:21-27 ISSN 1412-4424. Universitas Riau