LAPORAN
PULPITIS DAN NEKROSIS PULPA
DISUSUN OLEH:
ADLINA FILDZAH MAHARANI
31101200297
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ...................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 PULPITIS REVERSIBEL ...................................... 4
2.2 PULPITIS IREVERSIBEL ....................................... 6
2.3 NEKROSIS PULPA ....................................... 8
BAB III : KESIMPULAN ....................................... 11
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA ....................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulpitis atau inflamasi pulpa adalah suatu peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpitis dapat terjadi akut atau kronis.
Dahulu respon pulpa diperkirakan bermula dari peradangan akut, dilanjutkan oleh peradangan kronis, tanpa memperhatikan factor etiologis. Namun Branstrom dan Linn dan Seltzer menunjukan bahwa respon awal terhadap karies mungkin peradangan kronis karena progress iritan relative lambat. Sedangkan prosedur operatif, karena efek yang cepat, mungkin merupakan akibat peradangan akut.
Etiologi Penyakit Pulpa,dikelompokan dalam 4 kategori umum:
Faktor Bakteri
bakteri dan produk-produknya adalah penyebab utama penyakit endodontik.
Khususnya, pulpa yang terekspos akan memburuk dan menjadi nekrotik total dengan pembentukan abses jika hanya terdapat bakteri.
Faktor Iatrogenik
Penyebab umum kedua dari penyakit endodontik adalah akibat usaha perbaikan penyakit gigi. Misalnya saat prosedur operatif yang mengakibatkan panas atau kekeringan yang berlebihan, teknik saat mencetak gigi, material dan bahan kimia yang digunakan dalam kedokteran gigi juga dapat menyebabkan iritasi pulpa.
Faktor Trauma
Respon terhadap trauma tergantung keparahan trauma tersebut. Misalnya, trauma yang relative ringan dari oklusi akan sedikit atau tidak mempunyai pengaruh, namun, trauma oklusi yang lebih berat mungkin akan mempunyai efek ke pulpa yang lebih signifikan. Beberapa gigi merespon trauma dengan meningkatkan kalsifikasi pulpanya. Tetapi ada juga yang menjadi nekrotik. Trauma yang menyebabkan fraktur pada gigi memberikan jalan kepada oral flora mencapai pulpa. Hal ini dapat membuat gejala klinis aneh, sehingga diagnosa menjadi sulit.
Faktor Idiopatik
Perubahan pulpa juga terjadi karena alasan-alasan yang belum diketahui (idiopathic). Contoh umumnya adalah resorpsi interna. Walaupun sudah diketahu bahwa trauma memperluas resorpsi interna, namun tidak dapat menjelaskan kejadiannya secara keseluruhan. Secara mikroskopis, macrophages dan multinucleated giant cells ditemukan di dentin yang teresorbsi. Juga terlihat gambaran radiolusensi di bagian periapikal yang mungkin berhubungan dengan resorpsi interna, menandakan nekrosis pulpa sebagai lanjutan dari reaksi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pulpitis Reversibel
Pulpitis Reversibel adalah suatu kondisi suatu inflamasi pulpa ringan sampai sedang disebabkan oleh stimulasi noksisius,tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.
Pulpitis reversibel biasanya asimtomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera hilang
Histopatologi Pulpitis reversibel dapat terlihat dentin reparatif,gangguan lapisan odontoblast,pembesaran pembuluh darah,ekstravasi cairan edema,dan adanya sel inflamasi kronis dan dapat dilihat juga sel inflamasi akut.
Etiologi Pulpitis Reversibel dapat disebabkan oleh sesuatu yang dapat melukai pulpa,misalnya dikarenakan karna trauma,syok thermal,atau membearkan bur berkontak langsung dengan gigi,dikarenakan karena stimulus kimiawi misalnya bahan makanan yang manis atau asam.
Gejala Pulpitis reversibel Simptomatik ditandai dengan rasa sakit yang tajam yang hanya sebentar,timbulnya tidak spontan,penyebab rasa sakit deikarenakan faktor stimulus seperti air dingin atau aliran udara.Gejala Pulpitis Reversibel Asimptomatik disebabkan karna karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi normal kembali.
Perawatan terbaik untuk Pulpitis Reversibel adalah usaha preventif. Dilakukan perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies,dengan penumpatan awal sebelum karies meluas,penggunaan pernis kavitas atau semen dasar sebelum penumpatan.
Prognosis untuk pulpa adalah baik bila iritan diambil cukup dini kalau tidak kondisi nya dapat berkembang menjadi pulpitis ireversibel.Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
2.2 Pulpitis Ireversibel
Pulpitis Ireversibel adalah suatu kondisi inflamasi yang persisten,dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan suatu stimulus noksisius.Pulpitis ireversibel akut menunjukan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus thermal.Rasa sakit itu bertahan walaupun stimulus telah dihilangkan.
Histopatologi terlihat daerah abses dan suatu daerah nekrotik dimana pada keadaan karies yang telah lama mikroorganisme bersama dengan limfosit,sel plasma,makrofag.Pada pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karna aktivitas fagositik leukosit promonuklear.Bila proses karies terus berlanjut sampai ke pulpa maka akan terlihat suatu daerah ulserasi.dan terlihat suatu daerah jaringan nekrotik ,suatu derah infiltrasi polimorfonuklear dan suatu daerah fibroblas yang berpoliferasi membentuk dinding lesi,dimana mungkin terdapat masa yang mengapur.
Etiologi paling umum dari pulpitis ireversibel adalah keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun faktor klinis ,kimiawi,thermal atau mekanis.Pulpitis Reversibel yang memburuk dapat menjadi Pulpitis Ireversibel.
Gejala klinis dari Pulpitis Ireversibel adalah suatu paraksisme,suatu paroksisme dapat disebabkan oleh karena bahan makanan manis atau asam, tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan bibir atau pipi.Pada saaat berbaring sakit akan terasa sangat hebat karena adanya kongesti pembuluh darah pulpa.rasa sakit akan terus berlanjut walau faktor penyebab sudah di hilangkan,dan dapat datang dan pergi secara spontan,tanpa penyebab yang jelas.Pasien biasanya menggambarkan rasa sakit sakit tajam menusuk.rasa sakit yang sebentar atau terus menerus tergantung pada keterlibatan pulpa.
Diagnosis pada Pulpitis Ireversibel Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan,pulpa mungkin sudah terbuka,waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probingke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan.Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar pulpa.
Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tesmobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.
2.3 Nekrosis Pulpa
Nekrosis Pulpa adalah matinya pulpa.Dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung pada apakah sebagian atau seluruhnya terlibat.Nekrosis, meskipun suatu akibat inflamasi, dapat juga terjadi setelah injuri traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.
Gambaran histopatologi dari Nekrosis Pulpa adalah Jaringan pulpa nekrotik, debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligament periodontal. Nekrosis ada dua jenis umum :
1. Koagulan
Pada nekrosis koagulan, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid. caseation adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringan berubah menjadi massa seperti keju terdiri terutama atas protein yangmengental, lemak dan air.
Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik
mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan, atau debris amorfus.
Etilogi dari Nekrosis Pulpa adalah disebabkan oleh injuri yang membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.
Gejala Klinis dari Nekrosis Pulpa adalah Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Sering, terjadi diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati. Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normal yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabua-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi macam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik. Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.
Diagnosis Nekrosis pulpa adalah pada gambaran Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal.Beberapa gigi tidak mempunyai kavitas ataupu tumpatan, dan pulpanya mati sebagaiakibat trauma. Sedikit pasien mempunyai riwayat rasa sakit parah yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh penghentian seluruh rasa sakit yangterjadi. Selama waktu ini, ³pulpa sudah hampir tamat riwayatnya´ dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan sehat. Pada kasus lain, pasien tidak sadar bahwa pulpa telah mati secara perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa gejala. Gigidengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau teskavitas. Namun demikian pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal terhadap arus maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uaplembab yang terdapat dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vitaltetangganya. Pada pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi dengan cara yang sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi.Suatu korelasi tes dingin dan tes listrik dan suatu riwayat rasa sakit, bersama dengan pemeriksaan klinis yang cermat, harus menentukan suatu diagnosis yang tepat.
BAB III
KESIMPULAN
Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontal yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel.
Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal. Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
International Endodontic Journal,Pulp canal obliration: an Endodontic diagnosis and Treatment chellenge.
International journal of Oral Science,Long term follow-ups of revascularized immature necrotic teeth: three case report.
Australian Dental Journal 2009;54;306-315 ,Predectible managementof cracked teeth with reversiblepulpitis.
Peter M Frost,A primary care based study on the treatment of pulpitis using corticosteroid/antibiotic dressing.
Journal of Endodontic ,July 2008, Volume 3,Number 7S
Clinial Manual For Oral Madicine and Radiology :109-110
Endodontic Fifth Edition,John I Ingle DDS,MSD :153-165
Pathways of the pulp,Six Edition :Stephen Conhen,Richard C Burns.
R Nageswar,Advanced Endodontics.
1