LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI LEMAK/MINYAK
Oleh : Dias Natasasmita 26020110110093
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam turnbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Lipid didefinisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingdengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 Kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenoleat, dan arakidonat
yang
dapat
mencegah
penyempitan
pembuluh
darah
akibat
penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K. K. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, lemak (gajih), metega, margarine.Selain itu penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tesktur dan cita rasa bahan pangan. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat fisisnya,tetapi bukan sifat kimia, fungsional dan struktur mereka, maupun fungsi-fungsi biologis mereka.Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipid yaitu: lemak dan minyak, terpen, dan steroid. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam atu kelompok yang disebut lipid. Adapun
sifat fisika yang dirnaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dan satu pelarut organik (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak. Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah tentang uji lemak atau minyak, dalam hal ini i ni yang digunakan adalah minyak ikan. (Keenan, 1992)
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan bilangan penyabuan, bilangan asam minyak/lemak, dan menguji kelarutan minyak/lemak pada suatu larutan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Lipid
2.1.1 Pengertian
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural
membran
sel,
dan
sebagai
pensinyalan
molekul.
(www.id.wikipedia.org) Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan
kategori:
asil
lemak,
gliserolipid,
gliserofosfolipid,
sfingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena). Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan
melalui
cara
ini
dan
harus
diperoleh
melalui
makanan.
(www.id.wikipedia.org) Lipid (dari kata yunani Lipos. Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lemak/ minyak ialah trigliserida, yaitu trimester dari dliserol. Asam lemak ialah asam yang diperoleh dari proses penyabunan lemak/ minyak (Hart, 2003.) 2003.)
Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan gugus utama – COOH COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi. (www.smk3ae.wordpress.com)
2.1.2 Perbedaan dengan lemak
Minyak dan lemak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang lazim meliputi mentega, lemak hewan dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama berasal dari tumbuhan, termasuk jagung biji kapas, zaitun, kacang dan biji kedelai, meskipun lemak berwujud padat dan minyak minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur dasar organik yang sama (Harold Hart, Leslie E. Craine dan David J. Hart, 1979). Perbedaan antara suatu minyak dan suatu lemak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki memiliki asam lemak jenuh.
Sebagian besar
gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak;karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak sapi, lemak babi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari). (Fessenden,1999)
2.1.3 Struktur kimia
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidoksi alcohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus – OH. OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu l emak adalah:
(Supriyanti. 2006) Minyak / lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur umumnya adalah
R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus alkil
tersebut
dibedakan
sebagai
gugus
alkil
jenuh
(tidak
terdapat
ikanatanrangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikan rangkap) (Hart, 2003).
2.1.4 Biosintesa Lipid
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi. Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri. Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak). Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP stearil-ACP (18C). Enzim Δ9Δ9 desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut. (Wikipedia Indonesia) Biosintesis asam lemak alami sebenarnya merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.Kompleks -enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri (www.lipi.go.id). (www.lipi.go.id).
2.2
Sifat Fisika dan Kimia a. Sifat Fisika
Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecithin.
Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar.
Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya
panjang rantai karbon.
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil
penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. lemak.
Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak.
Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak.
Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya. komponen-komponennya.
Titik lebur relatif rendah, tetapi masih lebih tinggi daripada temperatur
pada saat menjadi padat kembali.
Makin panjang rantai C asam lemak penyusun →titik →titik lebur >>>
Tidak larut dalam air. Larut dalam pelarut organik (ether, chloroform, PE, CCl4, alkohol panas), sedikit larut l arut dalam alkohol dingin.
Berat jenis lemak padat 0,86.
Berat jenis lemak cair 0,915-0,940. (www.forum.upi.edu)
b. Sifat Kimia
Lemak netral tidak larut dalam air, akan tetapi akan larut pada pelarut – pelarut –
pelarut lemak
Reaksi hidrolisa a) Dengan katalis oksida (ZnO) tekanan 8 – 8 – 10 10 atm suhu 180 oC. Hasil hidrolisa berupa asam lemak dan gliserol b) Dengan katalis basa (KOH/NaOH) : Mula2 terbentuk gliserol dan asam lemak. Selanjutnya asam lemak bereaksi dengan basa membentuk garam sabun. c) Dengan katalis enzim : Berlangsung pada pH 7,5-8,5, suhu 36 oC40oC.
Reaksi
trigliserida
hidrolisa
terhidrolisa
berlangsung menjadi
tidak
spontan.
a→ digliserida→ digliserid
Mula2
monogliserida
terhidrolisa menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Titik lebur lemak bisa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya ikatan rangkap dari asam lemak yang menjadi penyusunnya. (www.forum.upi.edu)
2.3
Klasifikasi Lipid
Klasifikasi lipid dibedakan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: a) Berdasarkan strukturnya :
Lemak sederhana ( simple lipids) lipids) Ester lemak – alcohol – alcohol Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.
Lemak komplek (composite ( composite lipids & sphingolipids) sphingolipids ) – non alcohol Ester lemak – non Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
Turunan lemak (derived (derived lipids) lipids) Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.
b) Berdasarkan kejenuhannya :
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda ( poli-unsaturat poli-unsaturat ) cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
c) Klasifikasi menurut Lehninger
Lipid komplek (yang bisa mengalami saponifikasi) contoh : trigliserida
Lipid sederhana (yang tidak bisa mengalami saponifikasi karena tidak mengandung gliserol) contoh : terpen, steroid, prostaglandin dll.
d) Klasifikasi menurut Bloor
Lipid sederhana : ester as lemah dengan berbagai alkohol
Lemak : ester asam lemak dengan gliserol lemak cair dikenal sbg minyak
Malam/wax : ester as lemak dengan alkohol mono hidrat BM tinggi
Lipid komplek : ester as lemak yang mengandung gugus lain disamping alkohol dan as lemak a. Fosfolipid : mengandung residu as fosfat contoh : gliserofosfo lipid, sfingosin
b. Glukolipid : mengandung karbohidrat contoh : sfingosin c. Lipid komplek lainnya contoh : sulfo lipid, amino lipid, lipoprotein
Derivat lipid /prekursor lipid a. Bentuk ini mencakup : as lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak,
b. benda-benda
keton,
vitamin
larut
lemak.
(www.smk3ae.wordpress.com)
2.4
Fungsi lipid
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu: 1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 k joule atau 9,3 k cal. cal. 2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel. 3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu. 4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis 5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat. Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel. s el. Begitu banyak banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi.Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4 kalori (Poedjiadi, 1994). Melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnyaPembangun otak. Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat. . Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun
sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks (www.sulastowo.com). (www.sulastowo.com).
2.5
Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 g lemak. Sedangkan angka penyabunan adalah angka yang dihasilkan dar proses penyabunan yang menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar .minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan disebut trigliserida. Bila minyak atau lemak dididihkan dengan alkali, kemudian mengasamkan larutan yang dihasilakan, maka
akan didapatkan gliserol dan
campuran asam lemak. Reaksi ini juga disebut penyabunan (Hart, 2003) Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. (Winarno,1991) Rumus bilangan penyabunan :
2.6
Bilangan asam
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. (Winarno.1991)
Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Dimana angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat dialam, tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak dapat bersala dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum (Page,1989)
2.7
Uji kelarutan
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga
hanya
akan
larut
pada
pelarut
yang
sama-sama
nonpolar.
(www.donnafujie.blogspot.com) Uji ini merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut atau tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atupun polar. (www.id.shvoong.com)
BAB III MATERI DAN METODE 3.1
Waktu dan Tempat Praktikum
Hari, Tanggal
: Senin, 6 Juni 2011
Pukul
: 08.00 – 08.00 – 13.00 13.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Biokimia, Fakuktas perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat No
1
Nama
Elenmeyer
Kegunaan
Tempat
Titrasai
mendapatkan
dan
larutan
untuk
campuran
Minyak ikan, NaOH metanolat.
2
Kaca Pengaduk
Sebagai
alat
mendapatkan
aduk
untuk
campuran
larutan
Minyak Ikan dan NaOH Metanoat.
3
kompor listrik
Sebagai alat pemanas
5
Pipet Tetes
alat untuk meneteskan indicator PP (Penopillin)
6
Buret
Tempat
untuk
melakukan
titrasi
dengan memasukan HCl Sebanyak 27 ml.
7
Tabung reaksi
Tempat
untuk mereaksikan
dua/
lebih senyawa.
8
Gelas Ukur
Untuk mengukur volume bahan yang akan diuji.
3.2.2
Bahan
Minyak/lemak ikan NaOH metanolat HCL 0,5 N
Etanol
Indikator pp
Heksana
Air
Alkohol
3.3
Na2CO3 1%
Prosedur Kerja
3.3.1 Penentuan Bilangan Penyabunan Penyabunan
1 gram minyak + 10 ml NaOH metanolat
LarutanBlank (tanpa minyak)
Tabung erlenmeyer
Tabung erlenmeyer
Dipanaskan selama 10 menit sambil diaduk
Dinginkan
Dinginkan
Ditambahkan 2 tetes indikator pp Dititrasi dengan HCL 0,5 N
HCL yang diperlukan (V2)
HCL yang diperlukan (V1)
Bilangan penyabunan
Bilangan penyabun =
() ()
3.3.2 Penentuan Bilangan Bilangan Asam
2 gram minyak + 10 etanol
Larutan Blanko (tanpa minyak)
Tabung erlenmeyer
Tabung erlenmeyer
Dipanaskan selama 10 menit pada menit pada suu 8 C. C .
Dinginkan
Dinginkan
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan indikator pp 2 tetes
NaOH yang diperlukan (V2)
NaOH yang diperlukan (V1)
Bilangan asam
Bilangan Asam=
() ) ()
3.3.3 Uji Kelarutan Minyak/Lemak Minyak/Lemak
1 ml aquades
1 ml heksana
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Hasil
Ditambahkan 1 tetes minyak/lemak ikan Ditutup mulut tabung dengan ibu jari, dan kock selama 1 menit Diamkan selama 5 menit Diamati apa yang terjadi Hasil
1 ml Na2CO3 1%
1 ml Alkohol
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Hasil
Ditambahkan 1 tetes minyak/lemak ikan Ditutup mulut tabung dengan ibu jari, dan kock selama 1 menit Diamkan selama 5 menit Diamati apa yang terjadi Hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil
4.1.1 Bilangan Penyabunan Penyabunan
Percobaan 1 Perlakuan 1 : Minyak + NaOH
putih susu (larut)
Perlakuan 2 : NaOH
putih bening (blanko)
* Warna setelah dipanaskan masih utuh.
Percobaan 2 Perlakuan 1 : Minyak + NaOH + larutan pp
pink muda
Perlakuan 2 : NaOH + larutan pp
pink tua
Hasil perhitungan bilangan penyabunan : Diketahui :
V2 ( Volume HCl )
V1 (Volume Blangko ) : 0,8 0,8 ml
BM NaOH
: 40
N HCl
: 0,5 N
Berat minyak
: 1 gr
: 1,3 ml
(V2 – V – V1) . N HCl . BM NaOH Bilangan Penyabunan
= Berat Minyak Ikan (gram)
(1,3 – (1,3 – 0,8) 0,8) . 0,5 . 40 = 1 gr
0,5. 0,5. 40 =
= 10 mol/gr 1
4.1.2 Bilangan Asam
Sebelum dipanaskan Perlakuan 1 : Minyak 4 gr + etanol 10 mL
kuning
Perlakuan 2 : Etanol 10 mL (blanko)
putih
Setelah dipanaskan Perlakuan 1 : Minyak 4 gr + etanol 10 mL
kuning keputihan
Perlakuan 2 : Etanol 10 mL (blanko)
putih susu
Setelah ditambahkan NaOH Perlakuan 1 : Minyak Minyak 4 gr + etanol 10 mL + 2,2 mL NaOH + 2 tetes pp pink muda Perlakuan 2 : Etanol 10 mL+ 1,6 mL NaOH + 2 tetes pp
pink
Hasil perhitungan bilangan asam : Diketahui :
V2 ( Volume NaOH )
: 0,6 ml
V1 ( Volume Blangko )
: 0,2 ml
BM NaOH
: 40
NaOH
: 0,1 N
Berat minyak
: 2 gr
(V2 – V – V1) . N HCl . BM NaOH Bilangan Asam
= Berat Minyak Ikan (gram)
(0,6 – (0,6 – 0,2) 0,2) . 0,1 . 40 = 2
0,4 . 0,1 .40 =
= 0,8 mol/gr 2
4.1.3 Uji Kelarutan Minyak/Lemak Minyak/Lemak No
1.
Sampel
Minyak ikan
Pelarut
Heksana
Kelarutan +++++
Keterangan Keterangan
Sangat bening, ada gelebungnya, minyak larut sempurna
2.
Minyak ikan
Na2CO3 1%
+
Tidak larut sempurna, berwarna agak putih susu
3.
Minyak Ikan
Alkohol
+++
larut, warna keruh, pada larutan ini ada sedikit minyak mengendap berwarna kuning.
4.
Minyak Ikan
Air
-
Tidak larut, berwarna keruh. Minyak di lapisan atas berwarna putih.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Penentuan Bilangan Penyabunan Penyabunan
Dari percobaan yang telah dilakukan, ternyata diperlukan HCl sebanyak 1,3 ml untuk menitrat minyak ikan agar menjadi bening. bening. Dan setelah dilakukan perhitungan, didapatkanlah bilangan penyabunan sebesar 10 mol/gr. Dalam praktikum kelompok kami dapat diketahui dengan jelas bahwa ternyata nilai volume akhir (V2) lebih besar daripada nilai volume awal atau mula-mula (V1), sehingga hasil akhir pada bilangan penyabunan bernilai positive. Hal ini dapat disimpulkan dengan jelas bahwa dengan adanya penambahan minyak ikan atau ata u tidak dapat mempengaruhi nilai V. Nilai V2 lebih besar daripada nilai V1 diakibatkan karena pemberian minyak ikan pada V1 menyebabkan minyak-minyak tadi membentuk gerombolan atau gelembung-gelembung minyak kecil yang ternyata mempengaruhi nilai volume (baik V1 maupun V2).
Minyak ikan yang ditambahkan NaOH menghasilkan warna kuning pekat, hal ini dikarenakan warna dasar dari minyak ikan itu sendiri yang berwarna kuning dan NaOh yang berwarna bening. Kemudian setelah ditambahkan indikator PP warnanya berubah menjadi merah muda. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya untuk mengetahui perbedaan warna yang nantinya
menentukan
titik
titrasi.
Penggunaan
indikator
ini
tidak
mempengaruhi sifat kimia dari larutan yang akan dititrasi. Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl. Analisis ini menggunakan metode asidimetri, suatu metode analisis asam basa yang menggunakan asam sebagai penitrannya. Besarnya bilangan penyabunan bergantung dari massa molekul minyak, semakin besar massa molekul semakin rendah bilangan penyabunannya. Hal ini dapat dijelaskan, dengan semakin panjang rantai hidrokarbon suatu minyak, maka akan semakin kecil proporsi molar gugus karboksilat yang akan bereaksi dengan basa.
4.2.2 Penentuan Bilangan Bilangan Asam
Penentuan bilangan asam dilakukan dengan menitrasi larutan sampel dengan NaOH. Minyak ikan yang digunakan sebesar 2 gr dan sebelum dipanaskan, terlebih dahulu dicampur dengan etanol. Etanol biasanya bersifat higrokopis yaitu larut dalam air, tujuan dari pemanasan di suhu yang tinggi ini untuk mempercepat pencampuran antara minyak ikan dan etanol. Uji ini bertujuan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak ikan. Dalam proses penitrasian terjadi perubahan warna dari kuning muda yang diakibatkan oleh penambahan 2 tetes indikator pp menjadi warna kemerahan. Ternyata dalam penitratan ini dibutuhkan NaOH sebanyak 0,6 ml sedangkan pada larutan Blangko diperlukan sebanyak 0,2 ml. Setelah dilakukan perhitungan , maka didapatkan bilangan asam sebesar 0,8 mol/gr. Bilangan asam sebesar 0,8 gr//mol ini menunujukkan percobaan berjalan dengan baik dan sesuai.
4.2.3 Uji Kelarutan Lemak/Minyak
Dalam menguji suatu kelarutan minyak atau lemak, disiapkan 4 tabung reaksi yang di dalamnya berisi masing-masing heksana, air, larutan Na2CO3 1 % dan
alkohol yang ditetesi minyak ikan. Dan fungsi dari
jumlah 4 tabung tersebut ter sebut adalah sebagai seba gai pembanding, mana yang lebih larut dan mana yang tidak.
Pada tabung reaksi pertama yang di dalamnya terdapat aquades yang dicampur minyak, minyak tidak larut, tetapi warna keruh. Di lapisan atas, minyak
berwarna putih.
Pada tabung reaksi ketiga yang berisi heksana yang dicampur minyak ikan, larutan menjadi jernih dan minyak larut.
Pada tabung rekasi ketiga yang berisi Na 2CO3 dicampur dengan minyak ikan maka mendapatkan hasil, yaitu minyak tidak larut sempurna, dan berwarna agak kuning.
Pada tabung rekasi keempat yang berisi alkohol dicampur dengan minyak ikan maka minyak dapat larut, tapi berwarna agak keruh.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa Heksana adalah pelarut yang paling baik untuk melarutkan minyak ikan, hal ini dikarenakn Heksana adalah larutan yang mempunyai densitas cukup tinggi. Sedangkan air adalah pelarut yang paling tidak bisa melarutkan minyak, hal ini dikarenakan air mempunyai densitas yang rendah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
Lemak adalah trigriserida yaitu trimester dari gliserol.
Dari hasil pratikum diperoleh hasil bilangan penyabunan sebesar 10 mol/gr.
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bilangan asam sebesar 0,8 mol/gr.
Pada uji kelarutan minyak atau lemak setelah penambahan 1 tetes minyak di kocok dan didiamkan akan terjadi larutan campur dan tidak campur, hal ini dikarenakan ada tidaknya kandungan gugus karboksil dalam senyawa tersebut. Perbandingan kelarutan heksana > alkohol > Na2CO3 1% > air.
5.2
Saran
Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing – masing – masing masing praktikan.
Praktikan hendaknya hendaknya memahami materi praktikum, sebelum pelaksanaan praktikum.
Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail, tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA Fessenden,Ralph J.1999. Kimia Kimia Organik jilid 2 edisi ke-3. Erlangga:Jakarta Hart, Harold. (2003) Kimia Organik Suatau Kulaih Singkat Singkat . Erlangga: Jakarta Keenan, Kleinfelter, Wood. (1992). Kimia (1992). Kimia Untuk Universitas Jilid 2, 2, Jakarta: Erlangga Page, David. 1989. Prinsip-prinsip 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Biokimia. Jakarta : Erlangga Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar 1994. Dasar-dasar Biokimia. Biokimia. Jakarta: UI Press Supriyantini, Endang . Ir. 2006. Lipid. 2006. Lipid. Semarang : Undip Winarno, F. G. 1991. Kimia 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Dari Website : www.smk3ae.wordpress.com/minyak-lemak/diakses Rabu, 1 Juni 2011 pukul 10.15 WIB www.lipi.go.id/diaksess www.lipi.go.id/diaksess Rabu, 1 Juni J uni 2011 pukul 11.25 WIB www.forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15643.0/diaksess Rabu, 1 Juni 2011 pukul 13.17 WIB www.sulastowo.com/diakses www.sulastowo.com/diakses Rabu, 1 Juni J uni 2011 pukul 14.41 WIB www.id.wikipedia.org/wiki/Lipid/diakses Kamis, 2 Juni 2011 pukul 11.12 WIB www.donnafujie.blogspot.com/2009/06/analisis-senyawa-lipid_12.html/diakses www.donnafujie.blogspot.com/2009/06/analisis-senyawa-lipid_12.html/ diakses Jumat, 3 Juni 2011 pukul 16.41 WIB www.id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2089454-uji-kelarutan-ujiketidakjenuhan-uji/#/diakses ketidakjenuhan-uji/#/diakses Jumat, 3 Juni 2011 pukul 20.41 WIB
LAMPIRAN
1. Penentuan Penentuan Bilangan Penyabunan
2. Penentuan Penentuan Bilangan Asam
3. Uji Kelarutan Minyak