LAPORAN TUTORIAL BLOK TELINGA HIDUNG TENGGOROK SKENARIO III SUARAKU HILANG!
KELOMPOK A2 ABDURRAHMAN AFA HARIDI
G0013001
AHMAD LUTHFI
G0013011
ARLINDAWATI
G0013039
ASMA AZIZAH
G0013043
AYATI JAUHAROTUN NAFISAH
G0013051
IILIA IANY EAJELISTA
G00130"5
FHANY GRAE LUBIS
G0013095
HANA INDRIYAH DEWI
G0013105
KHANIA PUTU YAHYA
G0013129
RADEN ISMAIL H A
G0013193
SANTI DWI AHYANI
G0013213
SHENDY WIDHA MAHENDRA
G001321#
TUTOR$ ANIK LESTARI% &'(% M(K)*
FAKULT FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTER AN UNIERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2015
BAB I PENDAHULUAN SKENARIO 3
SUARA HILANG
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, pekerjaan penyanyi kafe, datang ke Poliklinik THT dengan keluhan suara serak dan makin lama makin hilang. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan terakhir. Keluhan disertai dengan tenggorok terasa kering terutama pada pagi pag i hari, kadang dirasakan nyeri telan, kadang disertai batuk. Tidak didapatkan keluhan sulit menelan. Pasien mempunyai hobi menyanyi dan sejak timbul keluhan tersebut pasien sudah tidak dapat bernyanyi 1
lagi. Pasien merokok, setiap hari menghabiskan
2
bungkus rokok. Pasien juga mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi goreng-gorengan, es, dan makanan instan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan! kesadaran "ompos mentis, tekanan darah #$0%&0 mmHg mmHg,, deny denyut ut nadi nadi &0'% &0'%me meni nit, t, respi respirat ration ion rate rate #&'%men #&'%menit, it, suhu suhu ()o*. Pada Pada pemeri pemeriksa ksaan an tenggorok didapatkan! tonsil T#-T#, granulasi + di dinding faring posterior, hiperemis +. ari pemeriksaan laringoskopi indirek didapatkan epiglotis edema +-, plika aryepiglotika edema +-, aritenoid edema +, mukosa hiperemis, pli"a /o"alis edema +, gerakan pli"a /o"alis sulit die/alu die/aluasi asi.. Pada Pada pemeri pemeriksa ksaan an hidung hidung dan teling telingaa tidak tidak didapat didapatkan kan kelain kelainan. an. Pemeri Pemeriksa ksaan an kelenjar getah bening leher tidak didapatkan lymphadenopathy.
BAB I PENDAHULUAN SKENARIO 3
SUARA HILANG
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, pekerjaan penyanyi kafe, datang ke Poliklinik THT dengan keluhan suara serak dan makin lama makin hilang. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan terakhir. Keluhan disertai dengan tenggorok terasa kering terutama pada pagi pag i hari, kadang dirasakan nyeri telan, kadang disertai batuk. Tidak didapatkan keluhan sulit menelan. Pasien mempunyai hobi menyanyi dan sejak timbul keluhan tersebut pasien sudah tidak dapat bernyanyi 1
lagi. Pasien merokok, setiap hari menghabiskan
2
bungkus rokok. Pasien juga mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi goreng-gorengan, es, dan makanan instan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan! kesadaran "ompos mentis, tekanan darah #$0%&0 mmHg mmHg,, deny denyut ut nadi nadi &0'% &0'%me meni nit, t, respi respirat ration ion rate rate #&'%men #&'%menit, it, suhu suhu ()o*. Pada Pada pemeri pemeriksa ksaan an tenggorok didapatkan! tonsil T#-T#, granulasi + di dinding faring posterior, hiperemis +. ari pemeriksaan laringoskopi indirek didapatkan epiglotis edema +-, plika aryepiglotika edema +-, aritenoid edema +, mukosa hiperemis, pli"a /o"alis edema +, gerakan pli"a /o"alis sulit die/alu die/aluasi asi.. Pada Pada pemeri pemeriksa ksaan an hidung hidung dan teling telingaa tidak tidak didapat didapatkan kan kelain kelainan. an. Pemeri Pemeriksa ksaan an kelenjar getah bening leher tidak didapatkan lymphadenopathy.
BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
SEVEN JUMPS A( L+,L+,-.+ .+/ / I$ emba"a skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario. alam skenario ini kami mengklarifikasi beberapa istilah antara lain sebagai berikut #. 1ranulasi 2dalah jaringan yang memiliki "iri-"iri ber3arna merah "erah, lembab, lembut jika
disentuh, disentuh, dan memiliki memiliki penampilan penampilan yang bergelomban bergelombang. g. aringan aringan granulasi granulasi merupakan merupakan kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblas dan sel inflamasi, bersamaan dengan timbul timbulnya nya kapile kapilerr baru baru tertan tertanam am dalam dalam jaring jaringan an longgar longgar ekstra ekstra selule selulerr dari dari matrik matrikss kolagen, fibronektin dan asam hialuronik. $. Hiperemis Kemera Kemerahan han pada mukosa mukosa+fa +farin ring g dikare dikarenaka nakan n pelebar pelebaraa pembul pembuluh uh darah darah di lapisa lapisan n mukosa akibat dari reaksi inflamasi (. 5ari 5aring ngos osko kopy pyii indi indire rek k 5aringoskopi indirek adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk melihat daerah larinks +pita suara se"ara tidak langsung dengan bantuan ka"a laring. 4. 5ymp 5ympha hade deno nopa path thy y adalah kelainan dan pembengkakan kelenjar limfe sebagai tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi. B( L+,L+,-.+ .+/ / II$ II$ enentukan%mendefinisikan permasalahan. Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut #. engapa suara pasien semakin hilang, tenggorok kering, dan ada nyeri telan6 $. 2pa hubungan dari kebiasaan dengan keluhan pasien6 (. 2pa hubungan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dengan keluhan6 4. 7agaimanakah interpretasi hasil pemeriksaan fisik pasien6 8. Kenapa dilakukan pemeriksaan lymphadenopathy6 ). 7agaimanakah anatomi, fisiologi, dan histologi dari faring dan laring6 9. 7agaimanakah prognosis yang dialami pasien6 2pa saja penyebab suara hilang yang
permanen dan penyebab suara hilang yang tidak permanen6 &. 2pakah faktor risiko terjadinya keluhan pasien6 an bagaimana mekanismenya6 :. 2pakah pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang diperlukan diperlukan dalam kasus ini6 an apakah diagnosis diagnosis bandingnya6 Kemudian apakah diagnosis dan penatalaksanaann ya6 ( L+,+,-.+/ II III$ enganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai
permasalahan.
1( M),-++ *+'+ +*), *)+., /+,-% ),--6'6. .)',-% &+, +&+ ,7)' )+,8 Setiap keadaan yang menimbulkan gangguan getaran, ketegangan dan pendekatan
kedua pita suara kiri dan kanan akan menimbulkan suara serak. 1angguan dalam bersuara seperti suara serak, biasanya disebabkan berbagai ma"am faktor yang prinsipnya menimpa laring dan sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa radang, tumor, paralisis otot-otot laring, kelinan laring sepserti sikatriks akibat operasi, fiksasi pada sendi krikoaritenoid dan lainlain. Serta dikarenakan penggunaan suara yang berlebihan. Kelainan patologi yang serius harus disingkirkan, seperti halnya karsinoma laring dantumor kepala dan leher lainnya yang
menyebabkan
kelumpuhan
ner/us
laringeus.
7anyak
faktor
yang
dapat
menyebabkan suara serak. Sebagian besar bukan masalah yang serius dan dapat hilang dalam 3aktu yang singkat. Penyebab yang paling sering adalah laringitis akut yang biasanya mun"ul karena common cold, infeksi saluran pernapasan atas, atau iritasi saat bersuarakeras seperti berteriak saat olah raga atau konser musik ro"k. Kebiasaan menggunakan suara berlebihan mengakibatkan timbulnya /o"al nodule atau polip pada pita suara. ;o"al nodule sering terjadi pada anak-anak dan de3asa yang berteriak saat bermain atau bekerja. Polip dan nodul dapat merupakan suatu keganasan akan tetapi hal ini jarang terjadi. Penyebab suara serak yang biasa terjadi pada orang de3asa adalah refluk gastroesofageal ketika asam lambung naik ke esofagus dan mengiritasi pita suara. 7eberapa pasien dengan refluk gastroesofageal yang mengalami perubahan suara, tidak menunjukkan gejala lain seperti rasa terbakar pada uluhati. 7iasanya, suara memburuk di pagi hari dan membaik di siang hari. Pasien ini merasakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok,
stagnasimukus
atau
keinginan
berdehem
untuk
membersihkan
tenggorok. Penyebab lain suara serak adalah merokok.
•
5aringeal 3ebs merupakan suatu selaput jaringan pada laring yang sebagian menutup jalan udara. 98 = selaput ini terletak diantara pita suara,
•
tetapi selaputini juga dapat terletak diatas atau diba3ah pita suara. *ri du "hat sindrome dan down syndrome merupakan suatu kelainan genetik pda bayi saat lahir yang bermanifestasi klinis berupa suara serak
•
atau stridor saat bernafas. Paralisis pita suara bisa terjadi saat lahir, baik mengenai satu atau kedua pita suara.Tumor pada rongga dada +mediastinum atau trauma saat lahir dapat menyebabkan kerusakan saraf pada laring yang mempersarafi pita suara.
b. >nfeksi •
>nfeksi /irus adalah infeksi paling banyak yang menyebabkan suara serak dikarenakanoleh infeksi /irus. ;irus penyebab yang paling sering yaitu rino/irus
•
+common
cold
virus,
adeno/irus,
influen?a
/irus
dan
parainfluen?a/irus. >nfeksi bakteri seperti epiglottitis bakterial oleh Hemophilus influenzae type B +Hi7 merupakan salah satu yang sering terjadi dan kadang dapat menimbulkan infeksi yang fatal. 7akteri penyebab yang lain yaitu
•
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae tetapi jarang. >nfeksi jamur seperti Candida pada mulut dan tenggorok kadang bisa menyebabkan suara serak pada anak yang sehat, tetapi ini merupakan komplikasi yang jarang terjadi ke"uali anak dengan imunosupresi +kemoterapi, H>;, atau >mmune defi"ien"y syndrome.
". >nflamasi 7erkembangnya nodul, polip atau granuloma pada pita suara dapat diakibatkan oleh iritasi dan inflamsi yang kronis pada pita suara yang berasal dari merokok, batuk, penyalahgunaan suara dan terpapar ra"undari lingkungan. •
@odules paling sering didapatkan pada anak-anak dan 3anita. Pada lakilaki jarang. 2da hubungannya dengan penyalahgunaan suara dan nodul ini timbul bilateral, lembut, lesinya bulat terletak pada sepertiga anterior dan dua pertiga posterior dari pita suara.
•
Polips lebih sering didapatkan pada laki-laki dan sangat kuat berhubungan dengan merokok. Polips berupa massa yang lembut, bisa tunggal atau
•
multipel dan paling sering unilateral. Kista laringeal biasanya berupa sumbatan kelenjar mukus atau kista inklusi epitel dan akan menyebabkan perubahan suara jika terdapat atau dekat
dengan tepi bebas pita suara. 1astroesophageal reflu' disease. • d. Tumor jinak Papilloma merupakan tumor jinak •
yang
sering
didapatkan
pada
saluran pernapasan. isebabkan oleh Human papilloma virus + HP;. >bu mungkin terinfeksi /irus dengan didapatkan lesi berupa "ondyloma pada /ul/a. 7ayi mungkin mendapat infeksi ini saat lahir baik melalui kontaminasi pada "airan amnion sebelum lahir atau saat lahir melalui •
/agina. Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah, mungkin timbul pada daerah jalan nafas dan menyebabkan suara parau atau lebih sering
•
stridor. 5imphagioma +higroma kistik merupakan tumor pembuluh limfa. Sering timbul didaerah kepala dan leher dan dapat mengenai pada jalan nafas yang
menyebabkan stridor atau suara serak. e. Tumor ganas f. Trauma Andotra"heal intubasi • Braktur pada laring.Trauma langsung pada laring dapat menyebakan fraktur • kartilago laring yang menyebabkan lokal hematoma atau mengenai saraf. 7enda asing • g. Penyakit sistemik Andokrin! hypothyroidisme, a"romegaly •
•
Konsumsi es dengan suhu rendah dapat mempengaruhi /iskositas mu"osa sehingga mukosa menjadi "air dan mudah diin/asi sekaligus menyebabkan
•
mukosa tidak adekuat melumasi faring dan laring. Konsumsi es berkaitan dengan suhu yang dapat menurunkan fungsi Th# dan
•
Th$, sehingga menurunkan sistem imun tubuh. an pada suhu dingin kelembaban udara "enderung rendah, oleh karena itu udara "enderung kering, dan itu juga salah satu penyebab tenggorok kering.
Penyebab suara serak pada umumnya adalah! a. isfoni fungsional yang se"ara anatomi normal, tetapi terjadi penggunaan yang abnormal dari mekanisme suara. Kondisi ini terkait dengan stress, gangguan psikologi atau kompensasi dari infeksi saluran napas atas. b. 5aryngeal papiloma pertumbuhan massa di laring yang disebabkan oleh infeksi HP; ". isfoni akibat ketegangan otot 1angguan suara sebagai akibat dari tekanan yang berlebihan atau tidak seimbang saat bi"ara. Kondisi ini diakibatkan oleh teknik bi"ara yang tidak tepat dan biasanya berhubungan dengan refluk laryngitis.
nflamasi laring yang disebabkan iritasi asam lambung.
yang melebihi batas ketahanan, misalnya akibat penderita berteriak terlalu keras atau bernyanyi dengan suara yang tinggi. Selain itu, kerusakan pita suara juga dapat terjadi
akibat batuk berkepanjangan dan trauma saat penderita melakukan akti/itas fisik atau trauma akibat ke"elakaan. b. erokok 2sap rokok merupakan polutan
dan menyebabkan inflamasi pada saluran
pernafasan. Pada mekanisme pertahanan tubuh ada beberapa respon tubuh dalam mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan, antara lain dengan batuk dan produksi mukosa yang banyak. Proses yang dialami pasien dimungkinkan selain dengan merangsang batuk yang nantinya akan menyebabkan rangsng iritatif pada pli"a /o"alis, juga dapat menyebabkan perubahan struktur histologis dari epitel pseudokompleks bersilia menjadi sel goblet yang berfungsi untuk memproduksi mukosa, sehingga produksi mukoya yang banyak tidak menutup kemungkinan dapat masuk ke laring dan ikut serta merangsang batuk, sehingga membantu terjadinya proses inflamasi pada pli"a /o"alis. ". 1orengan asyarakat a3am pada umumnya memiliki anggapan bah3a mengkonsumsi minuman panas dapat meringankan rasa tidak enak pada tenggorok, namun minuman panas justru menimbulkan traumatik yang dapat merusak mukosa pada permukaan saluran "erna seperti faring dan esofagus. Keadaan seperti mengkonsumsi makanan pedas dan minuman dingin se"ara berkala dapat mengiritasi mukosa faring dan esofagus yang meningkatkan terjadinya inflamasi kronik. Terjadinya inflamasi kronik merengsang kelenjar mukus untuk memproduksi mukus se"ara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Sumbatan mukus ini akan merngsang reseptor batuk pada laring, menyebabkan terjadinya batuk. 7atuk yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada laring yang terus menerus dapat menyebabkan inflamasi pada laring. Hal yang sama terjadi pada makanan panas. 1orengan dianggap termasuk ke dalam kategori makanan panas karena memang ketika kita memakannya akan timbul rasa panas pada tenggorok. "( B+-++,+.+/ +,+6% :*66-% &+, /*66- &+' :+',- &+, +',-8 a. 2natomi faring
1ambar #. 2natomi Baring 2tlas of Human 2natomy 4thAdition
Baring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti "orong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian ba3ah serta terletak pada bagian anterior kolum /ertebra. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi /ertebra ser/ikal ke-). Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus fausium. Sedangkan laring di sebelah ba3ah berhubungan melalui aditus laring dan ke ba3ah berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding posterior faring pada orang de3asa kurang lebih #4 "m, bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. inding faring dibentuk oleh +dari dalam keluar selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Baring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring +hipofaring. Fnsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir +mukosa blanket dan otot. Baring terdiri atas ! 2. @asofaring 7atas nasofaring di bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian ba3ah adalah palatum mole, ke depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang adalah /ertebra ser/ikal. @asofaring yang relatif ke"il, mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut fossa
dan n.asesorius spinal saraf "ranial dan /.jugularis interna, bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba Austa"hius. 7. Erofaring Erofaring disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas ba3ah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke belakang adalah /ertebra se/ikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, u/ula, tonsil lingual dan foramen sekum. *. 5aringofaring +Hipofaring 7atas laringofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas posterior ialah /ertebra ser/ikal. Struktur pertama yang tampak di ba3ah lidah ialah /alekula. 7agian ini merupakan dua "engkungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. ;alekula disebut juga Gkantong pil + pill pockets sebab pada beberapa orang, kadang I kadang bila menelan pil akan tersangkut di situ. i ba3ah /alekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk
omega dan
pada
perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang I kadang bentuk infantile +bentuk omega ini tetap sampai de3asa. alam perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya. Apiglotis berfungsi juga
untuk melindungi glotis ketika
menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus.
interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Bosa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya. 7agian anterior +presteloid adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang, beberapa bentuk mastoiditis atau petrositis, atau dari karies dentis. 7agian yang lebih sempit di bagian posterior +post stiloid berisi a.karotis interna, /. jugularis interna, n. /agus yang dibungkus dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis +"arotid sheath. 7agian ini dipisahkan dari ruang retrofaring oleh sesuatu lapisan fasia yang tipis . b. 2natomi faring
1ambar $. 2natomi 5aring 2tlas of Human 2natomy 4thAdition
5aring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu rangkaian tulang ra3an yang berbentuk "orong dan terletak setinggi /ertebra "er/i"alis >; I ;>, dimana pada anak-anak dan 3anita letaknya relatif lebih tinggi. 5aring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan. 5okasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria de3asa lebih menonjol kedepan dan disebut prominensia laringatau disebut juga Adam’s apple atau jakun. 7atas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat aditus laringeus yang berhubungan dengan hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari /ertebra "er/i"alis oleh otot-otot pre/ertebral, dinding dan "a/um laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fas"ia, jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi oleh otot-otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid. 5aring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago tiroid di sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah ba3ahnya. os hyoid dihubungkan dengan laring oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat melekatnya otot-otot dan ligamenta serta
akan mengalami osifikasi sempurna pada usia $ tahun. Se"ara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan otot-otot. K2521E. Kartilago laring terbagi atas $ +dua kelompok, ya itu ! a Kelompok kartilago mayor, terdiri dari ! kartilago tiroidea, # buah kartilago krikoidea, # buah kartilago aritenoidea, $ buah b Kartilago minor, terdiri dari ! kartilago kornikulata santorini, $ buah kartilago kuneiforme 3risberg, $ buah kartilago epiglotis, # buah 5>12A@TF 2@ A7<2@2 5igamentum dan membran laring terbagi atas $ grup, yaitu a 5igamentum ekstrinsik, terdiri dari ! embran tirohioid 5igamentum tirohioid 5igamentum tiroepiglotis 5igamentum hioepiglotis 5igamentum krikotrakeal b 5igamentum intrinsik, terdiri dari ! embran Juadrangularis 5igamentum /estibular Konus elastikus 5igamentum krikotiroid media 5igamentum /okalis embrana laring dari posterior +Kartilago 2riteoid kanan digeser ke lateral ⦁ ⦁ ⦁
⦁ ⦁ ⦁
⦁ ⦁ ⦁ ⦁ ⦁
⦁ ⦁ ⦁ ⦁ ⦁ ⦁
*. ETET - ETET EtotIotot laring terbagi dalam $ +dua kelompok besar yaitu otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. a Etot-otot ekstrinsik. Etot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur disekitarnya. Kelompok otot ini menggerakkan laring se"ara keseluruhan. Terbagi atas ! # Etot-otot suprahioid % otot-otot ele/ator laring, yaitu ! - . stilohioideus - . milohioideus - . geniohioideus - . digastrikus - . genioglosus - . hioglosus
$ Etot-otot infrahioid % otot-otot depresor laring, yaitu ! - . omohioideus - . sternokleidomastoideus - . tirohioideus Kelompok otot-otot depresor dipersarafi oleh ansa hipoglossus *$ dan *( dan penting untuk proses menelan +deglutisi dan pembentukan suara +fonasi. uskulus konstriktor faringeus medius termasuk dalam kelompok ini dan melekat pada linea oblikus kartilago tiroidea. Etototot ini penting pada proses deglutisi. b Etot-otot intrinsik enghubungkan kartilago satu dengan yang lainnya. 7erfungsi menggerakkan struktur yang ada di dalam laring terutama untuk membentuk suara dan bernafas. Etot-otot pada kelompok ini berpasangan ke"uali m. interaritenoideus yang serabutnya berjalan trans/ersal dan oblik. Bungsi otot ini dalam proses pembentukkan suara, proses menelan dan berbafas. 7ila m. interaritenoideus berkontraksi, maka otot ini akan bersatu di garis tengah sehingga menyebabkan adduksi pita suara. ang termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah ! # Etot-otot adduktor ! •
m. interaritenoidei trans/ersales dan oblikui
•
. krikotiroideus
•
. krikotiroideus lateral. 7erfungsi untuk menutup pita suara.
$ Etot-otot abduktor ! •
. krikoaritenoideus posterior 7erfungsi untuk membuka pita suara.
( Etot-otot tensor ! •
Tensor >nternus ! . tiroaritenoideus dan . /okalis
•
Tensor Aksternus ! . krikotiroideus
empunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua, m. tensor internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke lateral mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.
H>STE5E1> 7entuk mukosa faring ber/ariasi, tergantung pada letaknya +Soepardi, $0#4. Pada nasofaring karena dekat dengan saluran respirasi, maka mukosanya bersilia dan epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet. i bagian orofaring dan laringofaring, epitelnya skuamous kompleks non kornifikasi dan tidak bersilia karena termasuk saluran pen"ernaan. i sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid. Sedangkan pada laring didapatkan /ariasi bentuk epitel karena letaknya +>sdaryanto, $0#4. Pada epiglottis pars lingualis, epitelnya skuamous kompleks non kornifikasi. Pada pars pharingeal yang menyusun adalah epitel respirasi, yaitu pseudokompleks kolumner. 5alu, terkadang didapatkan epitel kolumner kompleks pada area transisi antara pars lingualis dan pharingeal. 5imfosit dan nodus limfatikus banyak terdapat pada /entri"ulus laryngis. 7erbagai kartilago menyusun struktur laring. Kartilago hialin menyusun kartilago thyroidea, "ri"oidea, dan arytenoidea. Sedangkan kartilago elastis menyusun kartilago epiglotti"a.
B>S>E5E1> 5aring mempunyai ( +tiga fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut ! a. Bungsi Bonasi. Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. @ada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan /ibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. @ada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai "ara. Etot intrinsik laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nadadengan mengubah bentuk dan massa ujung-ujung bebas dan tegangan pita suara sejati. 7erikut teori yoelastik I 2erodinamik! Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan secara tidak langsung menggetarkan plika vokalis. Akiat ke!adian terseut, otot"otot laring akan memposisikan plika vokalis #adduksi, dalam eragai variasi$ dan menegangkan plika vokalis. Selan!utnya, ker!a dari otot"otot pernafasan dan tekanan pasif dari
proses pernafasan akan menyeakan tekanan udara ruang suglotis meningkat, dan mencapai puncaknya meleihi kekuatan otot sehingga celah glotis teruka. %lika vokalis akan memuka dengan arah dari posterior ke anterior. Secara otomatis agian posterior dari ruang glotis yang pertama kali memuka dan yang pertama kali pula kontak kemali pada akhir siklus getaran. Setelah ter!adi pelepasan udara, tekanan udara ruang suglotis akan erkurang dan plika vokalis akan kemali ke posisi saling mendekat #kekuatan myoelastik plika vokalis meleihi kekuatan aerodinamik$. &ekuatan myoelastik ertamah akiat aliran udara yang melewati celah sempit menyeakan tekanan negatif pada dinding celah #efek Bernoulli$. %lika vokalis akan kemali ke posisi semula #adduksi$ sampai tekanan udara ruang suglotis meningkat dan proses seperti di atas akan terulang kemali. b. Bungsi Proteksi. 7enda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada 3aktu menelan, pernafasan berhenti sejenak akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika /entrikularis dan daerah interaritenoid melalui serabut afferen @. 5aringeus Superior. Sebagai ja3abannya, sfingter dan epiglotis menutup. 1erakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan "elah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus. ". Bungsi
adanya reflek kardio/askuler dari laring. mpuls dikirim melalui @. laringeus rekurens dan ramus komunikans @. laringeus superior. 7ila serabut ini terangsang terutama bila laring dilatasi, maka terjadi penurunan denyut jantung. e. Bungsi Biksasi. 7erhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan. f. Bungsi enelan. Terdapat ( +tiga kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat berlangsungnya proses menelan, yaitu ! # Base oral Terjadi se"ara /olunter makanan yang telah dikunyah dan ber"apur dengan liur akan membentuk bolus makanan. 7olus ini bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah. Kontraksi mus"ulus le/ator /eli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian superior dari dinding posterior faring akan terangkat. 7olus terdorong ke posterior, dan nasofaring tertutup. Selanjutnya terjadi kontraksi mus"ulus palatoglossus sehingga isthmus fausium tertutup, lalu kontraksi mus"ulus palatopharingeus men"egah terjadinya refluks makanan ke "a/um oris. $ Base faringeal Terjadi se"ara refeks akibat adanya bolus makanan. Baring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi mus"ulus sylopharingeus, mus"ulus salpingopharyngeus, mus"ulus tyrohyoideus dan mus"ulus palatopharyngeus. 2ditus laryngis tertutup oleh epiglottis. 7ersamaan dengan ini juga terjadi penghentian aliran udara ke laring. Selanjutnya bolus makanan melun"ur ke esofagus. ( Base esofageal Terjadi perpindahan bolus makanan dari esofagus ke gaster. 2danya rangsangan bolus makanan, terjadi relaksasi mus"ulus "rio"opharyngeus, sehingga jalan masuk ke esofagus terbuka dan bolus makanan bisa masuk. Setelah bolus le3at, sphin"ter superior berkontraksi lebih kuat sehingga bolus makanan tidak kembali ke faring. 1erak bolus makanan di superior esofagus dipengaruhi oleh kontraksi mus"ulus "onstri"tor pharyngeus inferior pada akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus didorong ke arah distal esofagus oleh gerakan peristaltik. Pada akhir fase ini, sphin"ter gaster-esophageal akan terbuka se"ara refleks. g. Bungsi 7atuk.
7entuk plika /okalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan se"ara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring. h. Bungsi Akspektorasi. engan adanya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. i. Bungsi Amosi. Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring, misalnya pada 3aktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan. D( L+,-.+/ I$ engin/entarisasi permasalahan se"ara sistematis dan pernyataan sementara
mengenai permasalahan pada langkah >>>. E( L+,-.+/ $
erumuskan tujuan pembelajaran. #. enjelaskan patofisiologi suara hilang pada pasien. $. enjelaskan hubungan kebiasaan pasien dengan keluhan. (. engetahui hubungan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dengan keluhan. 4. enjelaskan interpretasi pemeriksaan fisik. 8. engetahui alasan dokter melakukan pemeriksaan lymphadenopati. ). engetahui prognosis keluhan pasien. 9. engetahui faktor resiko yang menyebabkan terjadinya keluhan pada pasien.
&. engetahui pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, diagnosis kerja, dan edukasi kepada pasien. F( L+,-.+/ I$ engumpulkan informasi baru. G( L+,-.+/ II$ elaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh. 1( M),;)+*.+, +6:*66- *+'+ /+,- +&+ +*),( Atiologi dan patofisiologi Baktor resiko terjadinya masalah pada suara ada lah! -erokok +faktor resiko karsinoma laring -Konsumsi al"ohol berlebihan -
dan biasanya karena peradangan lo"al pada laring +laryngitis akut. 5aringitis akut bias disebabkan oleh infeksi /iral, infeksi sekunder bakterial. 2pabila tidak ada bukti adanya infeksi, laryngitis akut bias terjadi karena bahan kimia atau iritan dari lingkungan, atau akibat penggunaan suara berlebih +voice overuse pada penyanyi, pengajar, orator, dsb. Enset kronis +laryngitis kronis, dapat disebabkan refluks faringeal, polip jinak, nodul pita suara, papilomatosislaring, tumor, defisit neurologis, ataupun peradangan kronis sekunder karena asap rokok atau voice ause. Kebiasaan pasien berupa merokok +terutama, makan gorengan, dan es sangat berpengaruh pada keluhan suara hilang. Karena sifat irritant dari rokok maupun gorengan, mukosa di laringofaring akan menipis. Hal ini dapat diibaratkan seperti pintu tua yang tidak diberi oli pada engselnya maka akan sulit digerakkan dan menimbulkan bunyi yang tidak mengenakkan telinga. >ni berlaku seperti halnya pada pita suara%pli"a /o"alis. 7isa dikatakan, selain sebagai fungsi proteksi, mukosa juga berfungsi sebagai pelumas pada pli"a /o"alis sehingga ketika terjadi kontraksi dan relaksasi ligamentum /o"alis dapat se"ara lan"ar dan halus terjadi. 2pabila jumlah mukosa berkurang maka tidak ada pelumas sehingga orang akan merasa berat ketika akan bersuara dan lama kelamaan akan membuat suara serak. 2( M),;)+*.+, /,-+, .)+*++, +*), &),-+, .)/+,( i dalam rokok terdapat berbagai ma"am ?at yang berbahaya bagi tubuh. Lat
tersebut dapat mengiritasi dinding faring atau laring sehingga dapat menyebabkan batuk.
>ritasi dinding faring atau laring dapat menyebabkan peradangan pada daerah tersebut. Peradangan ini yang menyebabkan pasien nyeri menelan. akanan instan ?at kimia, serta es dan gorengan merupakan ?at iritan yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada mukosa pita suara. adi, iritan dapat membengkakkan pita suara dan tampak hiperemis, sehingga menggangu getaran karena ada penegangan pita suara akibatnya terjadilah peningkatan ambang fonasi untuk menghasilkan suara dan timbullah suara serak dan apabila ambang fonasi tersebut tidak dapat dile3ati, maka suara lama kelamaan dapat menghilang +afonia. 3( M),-)+/ /,-+, ;),* .)+,% *+% ).)';++,% &),-+, .)/+,( a enis kelamin se"ara histoanatomi 3anita lebih berisiko untuk memiliki keluhan
tersebut +laringofaringitis, sebab +ollinger et al , $0#$!
Fsia
ST
52K>-52K> PA
terjadinya keluhan terkait dengan fisiologis pharyn' laryn' yang sudah menurun fungsinya +oo Het al , $0#8. Hubungan pekerjaan dengan keluhan pasien, kemungkinan karena penggunaan suara yang berlebihan mengingat pekerjaan pasien yang merupakan pengguna suara professional +"ontoh! penyanyi, aktor, dosen%guru, pen"eramah, tenaga penjual, pelatih olahraga, operator telepon, dan lain-lain lebih sering dan lebih banyak menggunakan suara. Pada skenario ini, kemungkanan pasien menderita disfonia /entri"ular, yaitu keadaan plika /entri"ular mengambil alih fungsi fonasi dari plika /okalis, karena penggunaan suara yang terus menerus. 4( M),;)+*.+, ,)'')+* ))'.*++, :*.( Kesadaran "ompos mentis dimungkinkan tidak adanya kelainan neurologis, pada
tensi normal tidak menunjukkan pemaknaan klinis tertentu, pada denyut nadi &0'%menit normal tidak mendukung suatu diagnosis tertentu, pada << #&'%menit juga memberikan gambaran normal, pada suhu ()M* menunjukkan suhu tubuh normal mengindikasikan tidak adanya respon inflamasi sehingga dimungkinkan tidak terjadi infeksi ataupun infeksi pas"a akut. Pada pemeriksaan orofaring, tonsil T#-T# menunjukkan sedikit adanya pembesaran pada tonsila palatina namun belum melebihi ar"us palatoglossus,
namun ini "enderung respon inflamasi biasa pada orang yang terkena infeksi pada daerah tersebut. Pada glanulasi pada dinding faring posterior dimungkinkan terjadi faringitis kronis dengan hipertrofi yang mana pada klinisnya memang terdapat gambaran granulasi. Hiperemis menunjukkan aliran darah yang adekuat dalam mekanisme respon inflamasi. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek, tidak didapatkan edema pada epiglottis, pli"a aryepigloti"a % pli"a /estibularis, namun pada mukosa aritenoid terdapat edema yang mana merupakan pars "artilagenia penyusun pli"a /o"alis. Pli"a /o"alis edema dimungkinkan ini sebagai penyebab suara serak. an gerakan pli"a /o"alis sulit die/aluasi menguatkan terjadinya edema yang kronis. Tidak tampak adanya granulasi juga sedikit mematahkan adanya *a laring. Pada pemeriksaan hidung telinga tidak didapatkan kelainan juga mengurangi adanya diagnosis
komplikasi lain.
Pada pemeriksaan
nodus
limfatikus untuk
mengkonfirmasi ada tidaknya metastasis dari sebuah keganasan, dari pemeriksaan di skenario ini mendukung untuk mematahkan diagnosis keganasan. 5( M),-)+/ ++*+, &6.)' )+..+, ))'.*++, 7/+&),6+(
5imfadenopati atau limfadenitis merupakan pembesaran nodus limfatikus yang membesar hingga ukuran abnormal. Penyebab umunya adalah infeksi akut, autoimun, atau keganasan. +King,$0#4 engan tidak dipatkanya limfadenopati maka infeksi akut laring atau karsinoma laring dapat disingkirkan. 5imfangitis adalah peradangan pada pembuluh limfe. 5imfadenitis adalah peradangan pada kelenjar getah bening +nodus limfa. Pembesaran pada kelenjar limfe pada limfadenitis kronisumumnya tidak nyeri sedangkan pada akut nyeri. Hal ini karena pembesaran kelenjar limfe pada limfadenitis akut terjadi lebih "epat sehingga kapsul meregang mendadak dan merangsang saraf nyeri. 5imfadenophati yakni segala kelainan pada kelenjar getah bening, peningkatan jumlah dan ukuran folikel dengan proliferasi limfosit sebagai respon terhadap antigen baru. Terjadi sebagai akibat proses infeksi, kondisi imunologis, proses keganasan dan miscellaneous. # Cilson, $00). Tabel #. Keadaan yang menyebabkan 5imfadenopati +Calker, #::0 Infections
5o"ali?ed! a response to a lo"al infe"tion su"h as strepto"o""al pharyngitis 1enerali?ed! a response to a systemi" infe"tion su"h as tuber"ulosis, syphilis, infe"tious mononu"leosis, hepatitis, fungal infe"tion, to'oplasmosis, H>;, et". Immunologic conditions
Kno3n antigens su"h as drug rea"tions or serum si"kness Fnkno3n antigens su"h as in sar"oidosis *onne"ti/e tissue disease su"h as rheumatoid arthritis, systemi" lupus erythematosus is"ellaneous! giant lymph node hyperplasia, dermatopathies, lymphadenitis, immunoblasti" lymphadenopathy Malignant processes
iffuse in/ol/ement, as in lymphomas and leukemias iffuse in/asion, as in diffuse "ar"inomatosis 5o"ali?ed in/asion, as in head and ne"k tumors 'ipid storage diseases (iscellaneous 1ra/esN and 2ddisonDs diseases
"( M),-)+/ '6-,6** .)/+, +*),( a. 5aryngitis Kebanyakan kasus laringitis merupakan infeksi /irus +5aringitis >nfeksius dapat
sembuh dengan sendirinya dan harus disertai dengan pengistirahatan pita suara. 1angguan suara lebih dari $ minggu menandakan ada sesuatu yang patologis dan harus dikonsultasikan dengan terapis. b.
#( M),-)+/ :+.6' ')*.6 7+,- ),7)+.+, )';+&,7+ .)/+, +&+ +*),( ilihat dari keluhan yang dialami pasien, kami menduga bah3a pasien terkena
laringofaringitis kronis. Perbedaan antara pharyngitis dengan laryngitis adalah posisi anatomi dari daerah yang terinflamasi +The @eto"tor edi"al Team, $0#8. Pharyngitis merupakan eritema pada oropharyn' yang disertai atau tidak disertai inflamasi pada tonsil. Pada pharyngitis atau tonsillitis, pasien akan mengalami nyeri tenggorok, nyeri menelan, sulit menelan, otalgia, dan halitosis. enurut Arli"h +$0#(, faktor resiko untuk pharyngitis adalah ! a usim pilek dan flu b empunyai close contact dengan seseorang yang menderita nyeri tenggorok atau pilek " erokok atau terpapar asap rokok d Sering infeksi sinusitis e 2lergi f endatangi tempat penitipan anak atau sekolah yang "ro3ded Pada laryngitis, inflamasi mun"ul di bagian ba3ah tenggorok pada laryn'. Tanda yang mun"ul biasanya suara serak atau hilangnya suara. ari ri3ayat pasien, didapatkan indikasi over"use pada suara. Suara serak, batuk, dan stridor "enderung menunjukkan adanya gangguan pada laryn' +2?i?, $0##. enurut ayo *lini" +$0#8, resiko terjadinya laryngitis adalah ! a enderita infeksi saluran napas, seperti pilek, bronkitis, atau sinusitis. b Terpapar substansi iritatif, seperti merokok, konsumsi al"ohol yang berlebihan, asam lambung, dan bahan kimia di tempat kerja. " Penggunaan suara berlebihan, yaitu dengan terlalu banyak berbi"ara, berbi"ara terlalu keras, berteriak, atau bernyanyi. >( M),-)+/ ))'.*++, ),,;+,-% &+-,6** +,&,-% &+-,6** .)';+% &+, )&.+* .)+&+ +*),( enurut kasus dari skenario, dapat dinyatakan beberapa diagnosis banding untuk kasus
tersebut, di antaranya ! a. 5aringitis kronis
Terbagi menjadi non-spesifik dan spesifik. @on-Spesifik laringitis kronis Sering merupakan radang kronis yang disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan, seperti selesma, influen?a, bronkhitis atau sinusitis. 2kibat paparan ?at-?at yang membuat iritasi, seperti asap rokok, alkohol yang berlebihan, asam lambung atau ?at-?at kimia yang terdapat pada tempat kerja. Terlalu banyak menggunakan suara, dengan terlalu banyak bi"ara, berbi"ara terlalu keras atau menyanyi +vocal ause. Pada peradangan ini seluruh mukosa laring hiperemis, permukaan yang tidak rata dan menebal. +7ano/et?,#::9. 1ejala klinis yang sering timbul adalah berdehem untuk membersihkan tenggorok. Selain itu ada juga suara serak. Perubahan pada suara dapat ber/ariasi tergantung pada tingkat infeksi atau iritasi, bisa hanya sedikit serak hingga suara yang hilang total, rasa gatal dan kasar di tenggorokan, sakit tenggorokan, tenggorokan kering, batuk kering, dan sakit 3aktu menelan. 1ejala berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Pada pemeriksaan, ditemukan mukosa yang menebal, p ermukaannya tidak rata dan hiperemis. 7ila terdapat daerah yang di"urigai menyerupai tumor, maka perlu dilakukan biopsi. +7ano/et?,#::9. Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab terjadinya laryngitis dan simptomatis. Pengobatan terbaik untuk langiritis yang diakibatkan oleh sebab-sebab yang umum, seperti /irus, adalah dengan mengistirahatkan suara sebanyak mungkin dan tidak membersihkan tenggorokan dengan berdehem. 7ila penyebabnya adalah ?at yang dihirup, maka hindari ?at penyebab iritasi tersebut. engan menghirup uap hangat dari baskom yang diisi air panas mungkin bisa membantu. +5al3ani,$009. Fntuk men"egah kekeringan atau iritasi pada pita suara ! angan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak • langsung.
iritasi pada pita suara. inum banyak air. *airan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat
•
pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan. 7atasi penggunaan alkohol dan kafein untuk men"egah tenggorokan kering.
•
7ila mengalami langiritis, hindari kedua ?at tersebut diatas. angan berdehem untuk membersihkan tenggorokan. 7erdehem tidak akan berakibat baik karena berdehem akan menyebabkan terjadinya /ibrasi abnormal peda pita suara dan meningkatkan pembengkakan. 7erdehem juga
akan menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir dan merasa lebih iritasi, membuat ingin berdehem lagi. Pada laringitis kronis akibat alergi, pasien biasanya memiliki onset bertahap dengan gejala yang ringan. Pasien dapat mengeluhkan adanya akumulasi mukus berlebih dalam laring. alam pemeriksaan laringoskopi biasa dijumpai sekresi mukus endolaringeal tebal dalam kadar ringan hingga sedang, eritema dan edema lipatan pita suara, serta inkompetensi glottis episodik selama fase fonasi +7ano/et?,#::9. Pada kasus laringitis kronis alergi, tatalaksana meliputi edukasi kepada pasien untuk menghindari faktor pemi"u. edikasi antihistamin loratadine atau fe'ofenadine dipilih karena tidak memiliki efek samping dehidrasi. Sekresi mukus yang tebal dan lengket dapat diatasi dengan pemberian guaifenesin. +5al3ani,$009. b. )ocal nodule )ocal cord nodules #singer’s nodes$ terjadi biasanya pada anak-anak dan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan. 1ambarannya adalah nodul ke"il dan halus di tepi bebas pada tiap pita, terbentuk dari jaringan fibrosa yang tertutup epite. @odul ini dapat disembuhkan dengan mi"rolaryngos"opy yang diikuti dengan voice rest . Pada beberapa kasus, dapat dilakukan spee"h therapy. enurut 2meri"an Spee"h-5anguage-Hearing 2sso"iation +2SH2 +$0#8, vocal cord nodule bersifat jinak yang tumbuh di kedua pita suara dan terjadi akibat /o"al abuse +penyalahgunaan suara. Penyalahgunaan suara yang terjadi se"ara berulang menyebabkan adanya soft and s3ollen spots di tiap pita suara. Spot ini akan berkembang menjadi lebih keras, callous"like growths, yang disebut dengan nodul. 1ejala /o"al nodule
sama dengan gejala pada /o"al polyp +edema
Adema
;okal nodul and polip dapat diterapi dengan medis, pembedahan, dan perilaku. Tindakan medis berupa pengangkatan nodul dari pita suara. Hal ini dilakukan hanya jika terbentuk nodul yang sangat besar dan sudah ada dalam 3aktu yang lama. Pembedahan jarnag dilakukan pada anak-anak. 5alu, masalah medis lainnnya yang berdampak pada pite suara juga perlu diobati. Pengobatan ini termasuk pengobatan untuk gastoesophageal reflu' disease +1A<, alergi, dan masalah thyroid. Selain itu, pasien juga perlu berhenti merokok atau mengontrol stres. 7eberapa orang menjalani beha/ioral inter/ention, atau terapi suara, dari seorang spee"h-language pathologist. Terapi suara berupa pengajaran tentang higine /o"al yang baik, mengurangi%menyetop perilaku penyalahgunaan suara, dan dire"t /oi"e treatment untuk merubah pit"h, loudness, dan breath support untuk suara yang bagus +2SH2, $0#8. ". Tumor 5aryn' Tumor ini dapat berupa tumor jinak dan tumor yang malignan. Tumor jinak laryn' jarnag terjadi dan dapat menyebabkan persistent hoarseness. Tumor jinak yang umum terjadi adalah ! #. papillomaOsoliter atau multipel $. haemangiomaOpada bayi (. fibroma Tumor malignan laryn' biasanya berupa "ar"inoma sel skuamosa. *ar"inoma kistik adenoid dan sar"oma jarnag terjadi. Tumor ini biasa terjadi pada laki-laki dengan rasio #0!# dan paling sering pada perokok. Fsia pun"ak insiden ini adalah 88-)8 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada de3asa muda. *lottic carcinoma 1ejala utama dari penyakit ini adalah suara serak, yang mana dapat persisten sebagai gejala tunggal dalam beberapa bulan. Ketika "ar"inoma ini menyebar, akan terjadi otalgia, disfagia, dan dispneu. Supraglottic carcinoma *ar"inoma in dapat menyebabkan perubahan pada suara dan metastasis a3alnya terjadi pada nodus "er/i"al. Suglottic carcinoma *ar"inoma ini terjadi lebih sedikit suara serak, tetapi meningkatkan obstruksi jalan napas. Tumor ini dapat disalah artikan sebagai asma atau bronkitis kronis. iagnosis kasus ini adalah dengan melakukan laryngoskopi indirek pada setiap kasus serak. engan pemeriksaan ini, pertumbuhan yang malignan biasanya dapat mudah terlihat. iagnosis dikonfirmasi dengan mi"rolaryngos"opy dan biopsi. *T s"an laryn'
dapat membantu melihat perluasan tumor dan penetapan terapi. Tatalaksana untuk kasus ini adalah ! #
Polip edema reinke ada berbagai ma"am bentuk. Hal ini biasanya terjadi karena /o"al abuse. Polip mun"ul, baik di salah satu sisi atau kedua sisi pita suara. Polip mun"ul sebagai lesi yang membengkak, benjol, a stalk-like gro3th, atau a blister-like lesion. Kebanyakan polip berukuran lebih besar dari nodul dan dapat disebut dengan polypoid degeneration atau edema reinke. *ara terbaik untuk membedakan antara polip dan nodul adalah dengan bantuknya. @odul sepeti "allous dan polip sebagai blister +2SH2, $0#8. 1ejala /o"al polyp sama dengan gejala pada /o"al nodule. 1ejala /o"al polyp +edema
dinding posterior tampak tidak rata, bergranular. ula-mula, pasien mengeluh tenggorok terasa kering dan gatal dan akhirnya batuk yang berdahak. Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai ?at kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik +ele"tro "auter. Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur atau tablet hisap. apat juga diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran bila perlu. Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati. aringitis kronis atrofi Baringitis ini sering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi. Pada rinitis atrofi, udara pernapasan tidak diatur suhu dan kelembabannya sehingga menimbulkan rangsang serta infeksi pada faring. Pasien akan mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan, mukosa faring tampak ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering. Pengobatan ditujukan pada rinitis atrofi. Fntuk faringitis kronik atrofinya ditambahkan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut +Soepardi et al. $0#$
BAB III KESIMPULAN
ari hasil pembahasan skenario dapat disimpulkan bah3a pasien mengalami perjalanan penyakit kronis karena keluhan pasien yaitu suara serak dan makin lama makin hilang sudah sejak 4 bulan terakhir. Pasien mengeluh terkadang nyeri saat menelan hal ini karena adanya pharyngitis, batuk yang dialami pasien terjadi karena infeksi pada layn' +laryngitis. Hal ini juga ditambah pasien suka makan gorengan, es dan makanan instan yang dapat mengiritasi mukosa pharyn'.. Pasien juga merokok dan pekerjaannya sebagai penyanyi memperberat proses inflamasi yang terjadi% ari pemeriksaan fisik di skenario tidak disebutkan adanya benjolan atau nodul, juga tidak didapatkan lymphadenopathy sehingga diagnosis banding keganasan seperti karsinoma laryn' bisa disingkirkan. Kesimpulannya, pasien diduga terkena laringofaringitis kronis dengan hipertrofi.
BAB I SARAN
Berdasarkan diskusi kelompok kami pada skenario ini ternyata kami kurang dalam hal memperluas literatur untuk lebih memahami skenario dan hambatan lainnya yaitu keterbatasan kami dalam berpartisipasi diskusi tutorial ini. Adanya beberapa anggota yang pasif dalam diskusi ini membuat tujuan pembelajaran tercapai tetapi tidak merata. Untuk itu kami harus lebih banyak membaca literatur, terutama literatur yang teraktual sehingga kedepannya kami mengikuti perkembangan ilmu dewasa ini, membuat diskusi yang lebih menarik dan berjalan seperti yang diharapkan. Saran untuk kelompok kami agar kami dapat datang tepat 3aktu. Hal ini supaya diskusi tutorial dapat berjalan dengan tepat 3aktu sehingga banyak materi yang dapat dibahas dalam diskusi. Kami menyadari bah3a tugas ini tersusun dalam bentuk yang masih sederhana sehingga masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kami semua sendiri dan bahkan bagi pemba"a yang lain. Kami juga menerima kritik, saran, dan tambahan ilmu lainnya sehingga kami dapat bersama-sama belajar dan ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi kami di saat ini atau masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
2?i? L +$0##. -he asics pharyngitis and laryngitis. http!%%333.gponline."om%basi"s pharyngitis-laryngitis%ear-nose-and-throat%arti"le%#0)0)89. iakses $# September $0#8. 7ano/et? +#::9. 1angguan laring jinak. alam! Boies uku a!ar penyakit -H- . Adisi keenam. akarta! Penerbit 7uku Kedokteran A1*, h. (9&-(:). 7ull P +$00$. 'ecture notes on diseases of the ear, nose and throat ninth edition. Fnited Kingdom! 7la"k3ell S"ien"e 5td, E'ford. *ohen ames +#::9. 2natomi dan fisiologi laring. alam! Boies Buku A!ar %enyakit -H-. Adisi keenam. akarta! Penerbit 7uku Kedokteran.A1*, h. ():-(9). Arli"h
S
+$0#(.
%haryngitis.
Fni/ersity
of
aryland
edi"al
https!%%umm.edu%health%medi"al%altmed%"ondition%pharyngitis.
*enter.
iakses
$#
September $0#8. Hermani 7, 2bdurra"hman H, *ahyono 2 +$009. Kelainan 5aring. alam! Soepardi A2 +eds. Buku a!ar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher . Adisi keenam. akarta! 7alai Penerbit BKF>, h. $(9-$4$. 5al3ani 2K +$009. Current diagnosis / treatment in otolaryngology head / neck surgery second edition. @e3 ork! The "1ra3-Hill. ayo *lini" Staff +$0#8. 0iseases and Conditions 'aryngitis. ayo Boundation for edi"al Adu"ation
and
http!%%333.mayo"lini".org%diseases-
"onditions%laryngitis%basi"s%risk-fa"tors%"on-$00$#8)8.
iakses
$#
September
$0#8. "1lashan , *ostello , 7radley P +$009. Hoarseness and /oi"e problems. alam! 5udman H, 7radley P +eds. ABC of ear, nose, and throat fifth edition. Fnited States! 7la"k3ell Publishing 5td.