PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara – cara cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan. ( Slamet Basuki, hal 1, 2006 ) Ilmu geodesi mempunyai dua maksud : a.
Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
b.
Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa bumi ini tidaklah rata, melainkan cenderung
bergelombang dikarenakan bumi terdiri dari pegunungan, pegunungan, perbukitan dan lembah. Maka untuk dapat menggambarkan bagian permukaan bumi ini diperlukan suatu bidang perantara yang sedemikian rupa dibuat hingga pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan lebih mudah. Ilmu ukur tanah merupakan salah satu mata kuliah pada semester I di jurusan Teknik sipil Universitas Jember kurikulum 2015/2016. Secara sederhana, mata kuliah ini mempelajari tentang pengertian pemetaan dan bagian cara memetakan. Oleh karena itu, mahasiswa diharuskan melaksanakan praktikum ilmu ukur tanah, yaitu memetakan salah satu area Fakultas Teknik Universitas Jember. 1.2. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana cara mengetahui beda tinggi antara satu titik dengan dengan yang lainnya ?
b.
Bagaimana cara mengetahui kemiringan suatu lahan ?
c.
Cara menggunakan alat waterpass ?
d.
Cara menggambarkan lahan ?
1
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
1.3.
Tujuan Praktikum
Adapun maksud dari ilmu ukur tanah yaitu untuk mendapatkan bayangan dari keadaan lapangan dengan menentukan tempat ( unsur, jarak dan sudut ) diatas permukaan bumi terhadap satu sama lain. Adapun tujuan praktikumnya adalah sebagai berikut : a. Menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik yg lainnya dipermukaan bumi b. Menentukan kemiringan lahan c. Menentukan tinggi titik pada suatu titik yang telah ditentukan d. Menggambarkan peta situasi pada pengerjaan pengukuran e. Menggambarkan profil memanjang dari hasil pengukuran f. Menggambarkan profil melintang dari hasil pengukuran g. Menggambarkan lahan 1.4.
Manfaat Praktikum
Materi Ilmu ukur tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak kedataran dan kemiringan tanah. Karena tanah merupakan dasar tempat untuk terbuatnya jalan raya. Jika kita tidak mengetahui mengetahui kedataran tanah maka jalan yang akan kita buat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Selain dapat mengetahui mengetahui letak dasar tanah kita juga dapat mengaetahui cara menggunakan alat – alat ukur tanah seperti : waterpass, tripod, bak ukur dsb. Dari pr a kt i ku m t er s eb ut ki t a bi s a m en en t uk an l e ta k k ed at a r a n da r i ke m ir i ng a n suatu tanah.
2
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
1.5. Lokasi pengukuran
3
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
1.6. Alat Yang Digunakan
Gambar 1.1. Pesawat Waterpass
Waterpass
Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara titik satu dengan yang lain. Serta menentukan kedataran suatu bidang.
Gambar 1.2. Statif ( kaki ti ga )
Statif/tripot (kaki tiga)
Berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang ada pada masing-masing ujung yang runcing, Ketiga kaki statif ini dapat diatur tingginya sesuai dengan tanah tempat alat itu berdiri. Selain itu juga statif dilengkapi dengan sekrup
pengunci
waterpass,
agar
waterpass
tidak
bergeser
dan
jatuh.
4
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Gambar 1.3. Unti ng - u ntin g
Unting-unting
Unting-unting yang digantung dengan benang dan melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass sudah berada tepat diatas patok.
Gambar 1.4. Rambu Ukur
Rambu Ukur
Rambu ukur mempunyai penampang segi empat yang berukuran kurang lebih 3 – 4 cm, lebar 10 cm, panjang 300cm, dan bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm, ujung atas dan bawahnya diberi sepatu diberi. Bidang lebar dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian – bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih.
5
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Gambar 1.7. Payung
Payung
Payung disini digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung dan dari hujan, karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar matahari dan juga apabila lensa teropong basah maka akan mengganggu dalam pembacaan rambu ukur.
Gambar 1.8. Paku
Paku
Berfungsi sebagai patok atau suatu tanda dilapangan untuk titik utama dalam pengukuran.
6
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Gambar 1.9. Roll M eter
Roll Meter
Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang 50 m.
Gambar 1.10. Alat Penunjang
Alat penunjang
Alat penunjang lainnya seperti blangko data pengukuran, notes, busur dan alat tulis lainnya, yang dipakai untuk memperlancar jalannya praktikum.
7
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran waterpass ini dimaksudkan untuk menentukan tinggi suatu titik dengan cara melakukan pengukuran beda dan tinggi antara dua titik, sehingga satu diantara dua titik tersebut harus diketahui tingginya. Untuk mendapatkan beda tinggi antara dua titik A dan B dapat dilakukan dengan cara menempatkan rambu ukur atau bak ukur diatas titik A dan B, sehingga dengan pe rtol on ga n ga ri s bi di k sua tu wa terp as s aka n di per ol eh ba caa n ram bu di titik A dan B yang masing – masing a dan b. Waterpass juga bisa digunakan untuk mengukur jarak dengan cara mengetahui benang atas rambu ukur dikurangi be nan g ba wa h ramb u uk ur ya ng ke mud ian da ri hasi l pe ng ur ang an ter seb ut dikalikan 100.
8
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
2.1. Pengukuran waterpass dengan cara memanjang
Dalam pengukuran waterpass memanjang kita dapat mengetahui kebenaran nilai benang tengah dengan cara : Benang tengah = Benang atas + Benang bawah 2 Mencari jarak dapat menggunakan rumus :
Jarak = ( Benang atas – Benang bawah ) x 100 Beda tinggi bisa didapatkan dengan rumus :
Beda tinggi = Benang tengah belakang – Benang tengah muka Lalu untuk rata – rata beda tinggi dapat diperoleh dengan :
Rata – Rata Beda tinggi = Beda tinggi pergi + Beda tinggi pulang 2
Dalam menentukan rata – rata beda tinggi tanda minus ( - ) dimutlakkan, lalu pada hasilnya tanda akan mengikuti beda tinggi pergi. Misal pada beda tinggi, menunjukkan ( + ) , maka hasil dari rata – rata beda tinggi akan megikuti ( + ) juga. cara menentukan elevasi, pertama harus mengetahui elevasi awal yang biasanya sudah ditentukan dari awal, lalu elevasi awal tersebut ditambahkan dengan rata – rata beda tingginya jika ( + ) ,dan jika ( - ) akan dikurangi dengan beda tingginya. Lalu hasil dari elevasi awal dengan patok awal tersebut didapat, hasil tersebut ditambahkan atau dikurangi dengan patok selanjutnya. Begitu pula seterusnya.
9
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
2.2. Pengukuran waterpass dengan cara melintang
Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam waterpass melinta ng, cara yang dilakukan sama dengan waterpass memanjang, yaitu : Benang tengah = Benang atas + Benang bawah 2 Jarak = ( Benang atas – Benang Bawah ) x 100 Jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah tinggi pesawat, yaitu jarak dari waterpass sampai ke patok. Sehingga dapet diperoleh rumus :
Beda tinggi = Tinggi pesawat – Benang tengah Untuk masing – masing titik. Dan untuk mencari elevasi, dapat dicari dari elevasi masin – masing titik pada tabel data waterpass memanjang. Lalu ditambahkan atau dikurangi dengan beda tingginya sesuai dengan tanda pada beda tingginya. Jika beda tinggi ( + ) , maka ditambahkan, dan jika beda tinggi ( - ) , maka dikurangkan.
10
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
BAB III ANALISA DATA 3.1
Pengukuran Profil Melintang
Pengukuran Pergi :
Slag 1 Arah waterpass ke rambu belakang (b1) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.434
1.384
1.408
0.001
Arah waterpass ke rambu muka (m1)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.478
1.428
1.452
0.001
Slag 2 Arah waterpass ke rambu belakang(b2) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.458
1.408
1.433
0
Arah waterpass ke rambu muka(m2)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.438
1.388
1.414
0.001
Slag 3 Arah waterpass ke rambu belakang(b3) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.349
1.299
1.324
0
Arah waterpass ke rambu muka(m3) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.359
1.309
1.335
0.001
11
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Slag 4 Arah waterpass ke rambu belakang(b4) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.428
1.378
1.403
0
Arah waterpass ke rambu muka(m4)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.436
1.386
1.411
0
Slag 5 Arah waterpass ke rambu belakang(b5) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.447
1.397
1.422
0
Arah waterpass ke rambu muka(m5) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.453
1.403
1.428
0
12
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Pengukuran Pulang :
Slag 5 Arah waterpass ke rambu belakang(b5) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.453
1.403
1.428
0
Arah waterpass ke rambu muka(m5)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.447
1.397
1.422
0
Slag 4 Arah waterpass ke rambu belakang (b4) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.436
1.386
1.408
0.002
Arah waterpass ke rambu muka (m4)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.426
1.376
1.401
0
Slag 3 Arah waterpass ke rambu belakang(b3) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.457
1.397
1.428
0.001
Arah waterpass ke rambu muka(m3) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.451
1.401
1.426
0
13
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Slag 2 Arah waterpass ke rambu belakang(b2) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.484
1.434
1.459
0
Arah waterpass ke rambu muka(m2)
Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.502
1.452
1.477
0
Slag 1 Arah waterpass ke rambu belakang(b1) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.514
1.464
1.488
0.001
Arah waterpass ke rambu muka(m1) Ba
Bb
Bt
Koreksi
1.471
1.421
1.445
0.001
14
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
3.2.
Pengukuran Profil Melintang
Cara pengukuran
Lakukan tahapan pengukuran profil melintang (pengukuran beda tinggi metoda 1) : 1) Berdirikan dan atur waterpas di atas patok, atur unting-unting dan gelembung nivo.
2) Buatlah garis tegak lurus jalur pada patok 1, dan ukur ke arah kiri dan kanan patok , buatlah gambar seket profil tanah secara visual.
3) Tentukan dan ukur jarak setiap titik-titik perubahan profil dan catat pada gambar seket.
4) Arahkan waterpas ke arah kanan, tempatkan rambu di titi k paling jauh di arah kanan (baca dan catat bt), demikian berurutan titi k berikut di depannya (baca dan catat bt), demikian seterusnya hingga titik-titik yang ditentukan di arah kanan selesai diukur.
5) Arahkan waterpas ke arah kiri, pindahkan dan tempatkan rambu di titik pali ng luar di arah kiri (baca dan catat bt), kemudian berurutan titik yan di depannya (baca dan cata bt), demikian seterusnya hingga titik-titik di arah kiri selesai diukur.
6) Pindahkan waterpas dan berdirikan di atas patok 2, kerjakan sebagaimana urut butir di atas.
15
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Hasil Pengukuran
Patok 1
Jarak
Titik
BT
BA
BB
I
A1
1.424
1.445
1.424
4
1.3
A2
1.391
1.402
1.382
2
4.6
A3
1.427
1.433
1.423
1
1
A4
1.451
1.465
1.436
3
-1.4
A5
1.593
1.615
1.568
4.7
-15.6
A6
1.612
1.637
1.587
5
-17.5
A7
2.398
2.423
2.371
5.2
-96.1
A8
2.419
2.449
2.391
5.8
A9
2.403
2.434
2.370
6.21
-96.6
A10
1.594
1.626
1.560
6.6
-15.7
A11
1.562
1.595
1.526
6,9
-12.5
A12
1.145
1.185
1.108
7.7
29.2
A13
1.119
1.164
1.074
9
31.8
A14
1.166
1.126
1.113
10.3
27.1
(m)
Tinggi Alat
Beda Tinggi
Patok
1.35
(cm)
-98.2
16
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Patok 2
Jarak
Tinggi
Beda Tinggi
(m)
Alat
(cm)
Patok
Titik
BT
BA
BB
II
B1
1.425
1.442
1.404
4
2.6
B2
1.395
1.405
1.385
2
5.6
B3
1.436
1.441
1.431
1
1.5
B4
1.457
1.472
1.442
3
-0.6
B5
1.582
1.606
1.559
4.7
-13.1
B6
1.596
1.622
1.572
5
-14.5
B7
2.350
2.376
2.324
5.2
B8
2.395
2.424
2.366
5.8
-94.4
B9
2.383
2.417
2.353
6.4
-93.2
B10
1.580
1.612
1.546
6.6
-12.9
B11
1.567
1.602
1.533
6.9
-11.6
B12
1.147
1.187
1.110
7.7
30.4
B13
1.100
1.145
1.055
9
35.1
B14
1.169
1.223
1.120
10.3
28.2
1.451
-89.9
17
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Patok 3
Jarak
Titik
BT
BA
BB
III
C1
1.411
1.430
1.390
4
4.1
C2
1.381
1.391
1.371
2
7.1
C3
1.478
1.484
1.474
1
-2.6
C4
1.486
1.500
1.470
3
-3.4
C5
1.586
1.610
1.563
4.7
-13.5
C6
1.614
1.638
1.588
5
-16.2
C7
2.405
2.430
2.378
5.2
C8
2.420
2.449
2.391
5.8
C9
2.402
2.433
2.369
6.21
-95
C10
1.591
1.624
1.558
6.6
-13.9
C11
1.605
1.570
1.536
6.9
-11.8
C12
1.181
1.220
1.143
7.7
27.1
C13
1.149
1.194
1.104
9
3.03
C14
1.203
1.254
1.151
10.3
24.9
(m)
Tinggi Alat
Beda Tinggi
Patok
1.452
(cm)
-95.3 -96.8
18
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Patok 4
Jarak
Titik
BT
BA
BB
IV
D1
1.357
1.390
1.350
4
-1.4
D2
1.327
1.337
1.317
2
1.35
D3
1.480
1.485
1.475
1
-1.23
D4
1.447
1.461
1.431
3
-9
D5
1.618
1.642
1.595
4.7
-26.1
D6
1.555
1.580
1.530
5
-19.8
D7
2.408
2.433
2.381
5.2
D8
2.426
2.454
2.396
5.8
-106.9
D9
2.390
2.422
2.358
6.21
-103.3
D10
1.584
1.616
1.550
6.6
-22.7
D11
1.557
1.592
1.523
6.9
-20
D12
1.197
1.235
1.158
7.7
16
D13
1.160
1.205
1.115
9
19.7
D14
1.208
1.259
1.156
10.3
14.9
(m)
Tinggi Alat
Beda Tinggi
Patok
1.357
(cm)
-105.1
19
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Patok 5
Jarak
Tinggi
Beda Tinggi
(m)
Alat
(cm)
Patok
Titik
BT
BA
BB
V
E1
1.426
1.446
1.406
4
-0.6
E2
1.396
1.406
1.386
2
0.02
E3
1.429
1.424
1.414
1
0.1
E4
1.474
1.488
1.406
3
-5.4
E5
1.648
1.671
1.624
4.7
-22.8
E6
1.661
1.686
1.636
5
-24.1
E7
2.378
2.405
2.353
5.2
E8
2.431
2.460
2.402
5.8
-101.1
E9
2.363
2.395
2.337
6.4
-94.3
E10
1.606
1.638
1.572
6.6
-18.6
E11
1.558
1.593
1.524
6.9
-13.8
E12
1.190
1.228
1.151
7.7
23
E13
1.183
1.228
1.138
9
23.7
E14
1.204
1.256
1.153
10.3
21.6
1.420
-95.8
20
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setiap proses perhitungan dari satu titik ke titik lain ataupun dari perhitungan satu keperhitungan yang lain mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam proses perhitungan pertama (langah pertama) maka akan berakibat salah pula pada perhitungan selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang kita lakukan bisa salah hanya karena sedikit kesalahan pada langkah pertama. Hasil bacaan memanjang :
Beda tinggi pergi
Beda tinggi di titik 1
:
- 0.044
Beda tinggi di titik 2
:
+ 0.009
Beda tinggi di titik 3
:
- 0.011
Beda tinggi di titik 4
:
- 0.008
Beda tinggi di titik 5
:
- 0.006
Beda tinggi pulang
Beda tinggi di titik 1
:
+ 0.006
Beda tinggi di titik 2
:
+ 0.007
Beda tinggi di titik 3
:
+ 0.002
Beda tinggi di titik 4
:
- 0.018
Beda tinggi di titik 5
:
+ 0.043
21
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Hasil bacaan melintang :
Beda tinggi patok 1
Beda tinggi di titik a1
:
+1.3
Beda tinggi di titik a2
:
+4.6
Beda tinggi di titik a3
:
+1
Beda tinggi di titik a4
:
- 1.4
Beda tinggi di titik a5
:
- 15.6
Beda tinggi di titik a6
:
- 17.5
Beda tinggi di titik a7
:
- 96.1
Beda tinggi di titik a8
:
- 98.2
Beda tinggi di titik a9
:
- 96.6
Beda tinggi di titik a10
:
- 15.7
Beda tinggi di titik a11
:
- 12.5
Beda tinggi di titik a12
:
+29.2
Beda tinggi di titik a13
:
+31.8
Beda tinggi di titik a14
:
+27.1
Beda tinggi patok 2
Beda tinggi di titik b1
:
+2.6
Beda tinggi di titik b2
:
+5.6
Beda tinggi di titik b3
:
+1.5
Beda tinggi di titik b4
:
- 0.6
Beda tinggi di titik b5
:
- 13.1
Beda tinggi di titik b6
:
- 14.5
Beda tinggi di titik b7
:
- 89.9
Beda tinggi di titik b8
:
- 94.4
Beda tinggi di titik b9
:
- 93.2
Beda tinggi di titik b10
:
- 12.9
Beda tinggi di titik b11
:
- 11.6
Beda tinggi di titik b12
:
+30.4
Beda tinggi di titik b13
:
+35.1
Beda tinggi di titik b14
:
+28.2
22
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Beda tinggi patok 3
Beda tinggi di titik c1
:
+4.1
Beda tinggi di titik c2
:
+7.1
Beda tinggi di titik c3
:
- 2.6
Beda tinggi di titik c4
:
- 3.4
Beda tinggi di titik c5
:
- 13.5
Beda tinggi di titik c6
:
- 16.2
Beda tinggi di titik c7
:
- 95.3
Beda tinggi di titik c8
:
- 96.8
Beda tinggi di titik c9
:
- 95
Beda tinggi di titik c10
:
- 13.9
Beda tinggi di titik c11
:
- 11.8
Beda tinggi di titik c12
:
+27.1
Beda tinggi di titik c13
:
+30.3
Beda tinggi di titik c14
:
+24.9
Beda tinggi patok 4
Beda tinggi di titik d1
:
- 4.1
Beda tinggi di titik d2
:
+1.35
Beda tinggi di titik d3
:
- 12.3
Beda tinggi di titik d4
:
-9
Beda tinggi di titik d5
:
- 26.1
Beda tinggi di titik d6
:
- 19.8
Beda tinggi di titik d7
:
- 105.1
Beda tinggi di titik d8
:
- 106.9
Beda tinggi di titik d9
:
- 103.3
Beda tinggi di titik d10
:
- 22.7
Beda tinggi di titik d11
:
- 20
Beda tinggi di titik d12
:
+16
Beda tinggi di titik d13
:
+19.7
Beda tinggi di titik d14
:
+14.9
23
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Beda tinggi patok 5
:
Beda tinggi di titik e1
:
- 0.6
Beda tinggi di titik e2
:
+0.02
Beda tinggi di titik e3
:
+0.1
Beda tinggi di titik e4
:
- 5.4
Beda tinggi di titik e5
:
- 22.8
Beda tinggi di titik e6
:
- 24.1
Beda tinggi di titik e7
:
- 95.8
Beda tinggi di titik e8
:
- 101.1
Beda tinggi di titik e9
:
- 94.3
Beda tinggi di titik e10
:
- 18.6
Beda tinggi di titik e11
:
- 13.8
Beda tinggi di titik e12
:
+23
Beda tinggi di titik e13
:
+23.7
Beda tinggi di titik e14
:
+21.6
24
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
DAFTAR PUSTAKA
Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta. Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas. Andalas. Padang. Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I . Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.. Anonim.2007. Artikel. http://geodesy.gd.itb.ac.id. 18 September 2008. Anonim. 2008. Artikel. http://www.geocities.com/yaslinus/masukgps.html. http://www.crayonpedia.org/mw Modul Praktek Waterpass
25
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
Lampiran
26
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
27