TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
TATACARA PENYUSUNAN AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Dan Operasi Pemeliharaan) JARINGAN REKLAMASI RAWA PASANG SURUT dan RAWA LEBAK
Buku tata cara penyusunan AKNOP Jaringan Reklamasi RawaPasang Surut, Rawa Lebak berisikan pedoman dan prosedur yang terorganisir bagi seluruh pelaksana operasional dan pemeliharaan jaringan rawa. Buku pedoman ini merupakan suatu alat komunikasi kepada semua jenjang yang memberi informasi kepada mereka yang berhubungan mengenai operasi & pemeliharaan, prosedur-prosedur dan metoda-metoda yang telah disetujui. Buku pedoman mengembangkan suatu pengertian umum mengenai interpretasi-interpretasi yang dengan demikian menghindarkan konflik dan perselisihan.Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berubah secara periodik sesuai dengan waktu, buku pedoman harus dimutakhirkan secara terus-menerus.
1 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN REKLAMASI RAWA PASANG SURUT DAN RAWA LEBAK. Jaringan Reklamasi Rawa yang dimaksud dalam Tata Cara ini adalah jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, dan Rawa lebak dengan fungsi budidaya yang dilakukan pada daerah rawa lebak pematang dan tengahan. Tata cara penyusunan AKNOP OP Jaringan Reklamasi Rawa ini dapat diterapkan pada jaringan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang surut sesuai dengan tahap pengembangan dan kategori hidrotopography lahannya, serta dapat juga diterapkan di Jaringan Reklamasi Rawa Lebak,dengan menambahkan beberapa komponen dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pembiayaan. Irigasi dalam rangka pengembangan rawa lebak dilakukan dengan menjaga keberadaan air di daerah rawa melalui pengendalian muka air pada prasarana pengaturan tata air.
Ruang Lingkup Penyusunan Ruang Lingkup Tata Cara Penyusunan AKNOP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, dan Rawa Lebakyang disusun ini mencakup : I.
Ruang Lingkup Kegiatan Operasi;
II.
Ruang Lingkup Kegiatan Pemeliharaan;
III.
Pemantauan dan evaluasi;
IV.
Kelembagaan; dan Organisasi
V.
Mekanisme Penyusunan AKNOP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Rawa Lebak.
VI.
Tata Cara Pembiayaan
I. Ruang Lingkup KegiatanOperasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, Dan Rawa Lebak. Operasi jaringan reklamasi rawa meliputi pengaturan drainase, retensi, suplesi air, termasuk membuka-menutup pintu bangunan air, menyusun pola dan rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana kegiatan operasi, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi, yang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat jaringan reklamasi rawa. Secara teknis kunci keberhasilan pengembangan lahan lebak untuk pertanian sebagian besar terletak dalam operasi jaringan rawa untuk pengaturan air pada sistem tata air makro dan mikro.
2 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tujuan Kegiatan Operasi Tujuan kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut adalah untuk mengatur air di jaringan reklamasi rawa pasang surut sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
1.1. Sasaran Operasi Sasaran operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut meliputi: a. Terciptanya kondisi tanah (pematangan tanah, keasaman dan zat racun) dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budi daya tanaman; b. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan kebutuhan tanaman; c. Terhindarnya drainase yang berlebihan (over drainage) yang dapat mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka tanah (subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut; d. Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari; e. Terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman dan penerima manfaat; f.
Terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan); dan/atau
g. Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran. Secara khusus untuk lahan rawa lebak operasi jaringan bertujuan untuk: a. Memenuhi Kebutuhan air konsumtif tanaman. b. Membuang kelebihan air atau regulasi banjir. c. Pengaturan muka air di saluran. d. Menahan intrusi air asin masuk kedalam sistem jaringan reklamasi rawa. Langkah utama dalam operasi jaringan rawa ditujukan pada penguasaan air untuk: a. Memanfaatkan air di saluran untuk pengairan, b. Mencegah terjadinya banjir pada musim basah, c. Mencegah kekurangan air di musim kering, d. Mencuci zat-zat toksit bagi tanaman, e. Mengatur tinggi muka air di saluran untuk dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di lahan, Seperti kegiatan operasi
jaringan irigasi, kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa
pasang surut dan rawa lebak juga dilakukan secara kontinu selama setahun dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan dengan bantuan partisipasi P3A/GP3A. 3 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Sasaran operasi jaringan irigasi rawa lebak meliputi: A. Terciptanya kondisi tanah (pematangan tanah, keasaman dan zat racun) dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budidaya tanaman; B. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan kebutuhan tanaman; C. terhindarnya over drainage (drainase yang berlebihan) yang dapat mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka tanah subsidence
yang
berlebihan, khususnya pada tanah gambut; D. Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari; dan E.
Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran.
1.2. Dasar Perencanaan Operasi Kegiatan penting dalam jaringan reklamasi rawa pasang surut, rawa lebak adalah pengoperasian pintu-pintu air, baik di jaringan utama (primer, sekunder) maupun jaringan tersier. Dasar perencanaan operasi pintu air diperlihatkan pada gambar 1.1. Dalam menyusun rencana operasi pintu air, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut. 1.2.1
Rencana Tata Tanam
Informasi tentang jenis tanaman, kalender, dan kondisi fisik areal pertanaman merupakan masukan yang sangat penting sebelum rencana pengaturan air ditetapkan. Di sini jenis tanaman yang dominan akan dipilih sebagai dasar penetapan operasi dan pengaturan air pada hamparan yang bersangkutan. P3A, Juru Pengairan, dan PPL harus bekerja sama dalam menyusun persiapan rencana tata tanam. Saran-saran dan informasi dari hasil pengalaman sebelumnya perlu ditampung guna memperoleh optimalisasi operasi pintu air. Data mengenai rencana tata tanam dan laporan pengamatan tanaman per petak tersier dicatat. Dalam menyusun rencana tata tanam yang baik, dibutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang kondisi-kondisi lapangan yang sesungguhnya, yaitu:
4 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
−
Curah hujan yang diharapkan, pada umumnya sama dengan curah hujan rata-rata dalam waktu tertentu.
−
Tinggi muka air dan kualitas air pada saluran.
−
Tinggi muka air tanah dan kualitas air tanah.
−
Keadaan prasarana jaringan saat ini berdasarkan hasil inventarisasi termasuk permasalahan yang dihadapi seperti banjir/genangan serta pengamatan penampang saluran dan tanggul rawan banjir.
−
Sebaiknya dilakukan pencatatan rutin atas kondisi-kondisi lapangan tersebut di atas.
1.2.2
Rencana Pengaturan atau Pengelolaan Air
Rencana pengaturan atau pengelolaan air musiman dipersiapkan untuk setiap areal yang dikontrol oleh satu atau lebih bangunan pintu air. Pada areal tanpa bangunan, pengaturan atau pengelolaan air hanya berlangsung pada tingkat lahan usaha tani melalui saluran kuarter dan rencana musiman tergantung pada petani. Rencana pengaturan atau pengelolaan air musiman ini dipersiapkan oleh juru pengairan bersama-sama dengan P3A dan PPL. Dalam rencana pengaturan/pengelolaan air musiman terdapat hal-hal sebagai berikut. −
Curah hujan yang diharapkan, biasanya curah hujan ini sama dengan curah hujan rata-rata.
−
Tanggal pasang purnama (pasang besar), data ini diambil dari Ramalan Pasang Surut (Hidral)
−
Kalender penanaman menurut rencana pertanaman (pola tanam)
−
Adanya tujuan tertentu dalam pengelolaan dan pengoperasian air selama musim tanam, seperti penyegaran air pada saat pasang besar
−
Tinggi rendahnya muka air yang ingin dicapai dalam saluran selama musim tanam
−
Salah satu manfaat dari penyusunan rencana pengaturan atau pengelolaan adalah untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan melalui kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak yang terkait, seperti kesepakatan elevasi muka air maksimum atau minimum dan kesepakatan pembagian waktu untuk memenuhi kepentingan yang berbeda. Rencana pengaturan atau pengelolaan air pada musim tanam sebaiknya dicatat secara rutin.
5 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
1.2.3
Dasar perencanaan operasi jaringan irigasi rawa lebak
Kegiatan pengoperasian jaringan irigasi rawa lebak klasifikasi A, baik di jaringan utama (primer, sekunder) maupun jaringan tersier. Dalam menyusun operasi jaringan irigasi rawa lebak , harus didasarkan pada:
A. Rencana tata tanam B. Rencana pengaturan atau pengelolaan air C. Rencana operasi Penyesuaian operasi didasarkan pada hasil-hasil pemantauan antara lain yaitu: i)
ii) iii)
→ lebih ditekankan pada retensi untuk memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau dan drainase jika berlebih; curah hujan rendah → lebih ditekankan pada retensi air; elevasi muka air di bawah target→lebih ditekankan pada retensi air. curah hujan tinggi
1.3. PerencanaanOperasi Rencana operasi musiman, mingguan, dan harian dibuat oleh pengamat pengairan berdasarkan rencana pengaturan yang disampaikan oleh juru pengairan.
1.3.1
Rencana Operasi Musiman
Berdasarkan rencana pengaturan musiman, dapat disusun rencana operasi musiman untuk setiap bangunan air. Rencana tersebut menjelaskan kebutuhanoperasi pintu air dan sasaran tinggi muka air saluran yang diinginkan selama berbagai tahap pertumbuhan tanaman.
1.3.2
Rencana Operasi Mingguan
Rencana operasi mingguan dibuat untuk menetapkan elevasi muka air di saluran dan cara pengoperasian pintu air berdasarkan kebutuhan tanaman aktual dan curah hujan yang terjadi.
1.3.3
Rencana Operasi Harian
Rencana operasi pintu harian didasarkan pada target operasi mingguan. Hanya dalam kondisi tertentu (ekstrem) seperti banjir dan curah hujan sangat lebat, penjaga pintu berdasarkan pertimbangannya sendiri, operasi dapat menyimpang dari target yang telah ditetapkan guna penyesuaian operasi terhadap kondisi ekstrem yang terjadi. 6 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Penyesuaian operasi didasarkan pada hasil-hasil pemantauan antara lain yaitu: 1.
Curah hujan tinggi → lebih ditekankan pada drainase
2.
Curah hujan rendah → lebih ditekankan pada retensi dan suplesi air
3.
Kualitas air dilahan buruk → lebih ditekankan pada drainase terkendali
4.
Kualitas air di saluran buruk → pencucian dan penggantian air saluran
5.
Elevasi muka air di bawah target → lebih ditekankan pada suplesi air
6.
Banjir dan salinitas tinggi → mencegah air jangan masuk ke lahan
1.3.4
Rencana Definitif Operasi Pintu Air
Berdasarkan rencana operasi musiman, mingguan, dan harian yang disampaikan oleh pengamat
pengairan,
kemudian
balai
wilayah
sungai
provinsi/kabupaten/kota
memutuskan secara definitif operasi pintu air.
1.4. Pelaksanaan Operasi Pintu Air Pelaksanaan operasi pintu air merupakan kegiatan pengaturan air sesuai dengan yang telah direncanakan. Apabila terjadi kondisi ekstrem (misalnya banjir), operasi pintu air segera disesuaikan untuk menangulangi kondisi ekstrem tersebut. Sebagai pelaksana operasi di tingkat tersier adalah P3A, sedangkan tingkat sekunder oleh juru pengairan atau PPA. Adapun data dan informasi yang dapat menjadi masukan untuk perencanaan pelaksanaan operasi pintu air meliputi: a. Aspek pelayanan air (curah hujan, elevasi muka air saluran, kedalaman drainase, operasi pintu, kualitas air, muka air tanah), b. Aspek tanaman (luas tanaman, produksi, kerusakan tanaman), c. Aspek tanah (pH dan racun, salinitas, subsidence, ketebalan gambut), d. Aspek banjir atau genangan (muka air banjir atau genangan dan kerusakan), e. Aspek biaya O&P. 1.4.1
Prosedur Pelaksanaan Operasi
a. Operasi Normal Pelaksanaan
operasi
pintu
air
didasarkan
pada
kondisi
normal
(tidak
ada
banjir/kekeringan/air asin/air terlalu asam). Dasar pelaksanaan, operasi ini berpegang teguh pada rencana operasi yang telah ditetapkan. Apabila diperlukan tindak lanjut, 7 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
penyesuaian operasi dapat dilakukan dengan mudah, dan dicatat sebagai data pada tahap pemantauan. b. Operasi Darurat Jika dari hasil evaluasi keadaan lapangan memperlihatkan keadaan darurat seperti kebanjiran, kekeringan, air asin, air terlalu asam (dengan pH < 4,5), prosedur operasi dilaksanakan dalam keadaan darurat. Operasi darurat dilakukan setelah ada koordinasi antara staf O&P dan P3A. 1.4.2
Operasi Pintu Air di Saluran Sekunder
Pengoperasian pintu air di saluran sekunder dapat dilakukan apabila terdapat bangunan pengatur air, pengoperasian bangunan tersebut sebaiknya mengikuti apa yang telah diuraikan dalam rencana operasi pintu air, kecuali ada kesepakatan umum antara pihakpihak terkait bahwa aturan pengoperasian lain harus dijalankan karena kondisi ekstrem. Di sini aturan pengoperasian secara normal harus diikuti, dan aturan untuk keadaan musim kering dan musim hujan yang ekstrem hanya dapat diikuti apabila disepakati oleh staf O&P dan perwakilan dari P3A. Beberapa opsi operasi yang diterapkan pada bangunan air di saluran sekunder, yaitu : a. Drainase Terkendali Pada saat kondisi normal, operasi bangunan air di saluran sekunder terdiri atas drainase, suplesi, dan retensi selama periode pasang tinggi (spring tide), sedangkan drainase terkendali dilakukan pada waktu pasang perbani (neap tide). Waktu di antara pasang tinggi, pintu skot balok diatur untuk mempertahankan muka air saluran sekurang-kurangnya 40 – 60 cm di bawah permukaan tanah. Pintu sorong dibuka dan pintu klep beroperasi secara otomatis guna memungkinkan drainase pada ketinggian tertentu berlangsung terus menerus. b. Penggelontoran Pada 1 – 2 hari sebelum pasang purnama, dilakukan drainase maksimum dengan membuka semua pintu air. Apabila proses drainase dianggap belum cukup dan perlu dilanjutkan pada hari berikutnya dilakukan pemasukan air segar pada saat pasang purnama. Dianjurkan agar secara teratur dilakukan penggelontoran pada saluran sekunder guna peningkatan kualitas air. c. Operasi Darurat Operasi darurat dilakukan jika muka air saluran primer terlalu tinggi (terutama pada musim hujan), dan dapat mengakibatkan banjir pada areal usaha tani atau pekarangan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan penutupan air sehingga air tidak masuk ke saluran 8 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
sekunder. Jika terjadi hujan yang besar pada areal pertanian, pintu air dioperasikan pada posisi drainase. Operasi darurat juga ditujukan untuk mencegah masuknya air asin ke dalam saluran.
1.4.3
Operasi Pintu Air di Saluran Tersier
Apabila di saluran tersier terdapat bangunan pengatur air, pengoperasian bangunan tersebut sebaiknya mengikuti apa yang telah diuraikan pada Rencana Operasi Pintu Air (tabel-tabel di bawah), kecuali ada kesepakatan umum antara pihak-pihak terkait bahwa aturan pengoperasian lain harus diikuti. Mengingat saluran tersier berada pada lahan usaha tani, produk-produk hasil pencucian lahan seperti asam dan zat besi (Fe) akan terakumulasi pada saluran tersier. Oleh karena itu, secara teratur perlu dilakukan operasi pintu untuk penyegaran air guna mendukung produktivitas lahan pertanian. Jika lahan reklamasi rawa pasang surut, masih berupa sistem saluran terbuka, yaitu suatu sistem tanpa bangunan pintu pengatur air, baik pada jaringan tersier maupun pada tingkat yang lebih tinggi, pengaturan pada sistem terbuka ini hanya mungkin dilakukan di dalam lahan usaha tani dengan membuat pematang mengelilingi sawah dan gorong-gorong kecil pada parit kuarter.
II. Ruang Lingkup Kegiatan PemeliharaanJaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Rawa Lebak Tujuan Pemeliharaanadalah menjamin kelestarian fungsi jaringan reklamasi rawa selama mungkin sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan. Sasaran pemeliharaan terjaminnya kondisi dan fungsi jaringan reklamasi rawa pasang surut.
2.1. Jenis Pemeliharaan Jenis pemeliharaan jaringan rawa terdiri atas pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan perbaikan darurat. 2.1.1
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata airjaringan rawa, agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan
9 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
mempertahankan keberlanjutan fungsi dan manfaatprasarana jaringan rawa yang dilakukan secara terus-menerus. Pemeliharaan rutin antara lain : a. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder, dan tersier. b. Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. c. Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder, dantersier. d. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. e. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan) pada saluran primer, sekunder, dan tersier. f.
Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan).
g. Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani. h. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan). i.
Kalibrasialat ukur.
2.1.2
Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan prasaranajaringan rawa agar
selalu
dapat
berfungsi
dengan
baik
gunamemperlancar
operasi
dan
mempertahankan keberlanjutan fungsi dan manfaatprasarana prasarana jaringan rawa yang dilakukan tiap tahun atau limatahunan, atau juga tergantung pada kondisi bangunan dan saluran. Pemeliharaanberkala antara lain : −
Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder, dan tersier
−
Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder, tersier dan tanggul pengaman.
−
Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran primer, sekunder, dan tersier.
−
Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi, primer, sekunder, dan tersier.
−
Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani.
−
Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi).
−
Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, nomenklaturbangunan, portal dan patok km.
Untuk jelasnya interval dan frekuensi pemeliharaan berkala dapat dilihat padaTabel 2.2.
10 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
2.2. Fasilitas dan Peralatan Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas dan peralatan diperlukan untuk menunjang kegiatan O&P. Untuk menyusun kebutuhan fasilitas dan peralatan harus didasarkan kebutuhan nyata di lapangan dari sistem jaringan yang bersangkutan. Fasilitas dan peralatan dimaksud bukan bagian dari biaya O&P tapi merupakan investasi yang pendanaannya di luar biaya O&P. Fasilitas dan Peralatan O&P lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.3.
2.3. Kapasitas Kerja Untuk dapat menghitung kebutuhan biaya pemeliharaan, diperlukan standar kapasitas kerja untuk pekerjaan, yaitu pemotongan rumput (tumbuhan normal dan tumbuhan padat), pemeliharaan tanggul, pembersihan saluran (tumbuhan air), pemeliharaan jalan, pembersihan sampah, pengangkatan lumpur, perbaikan tanggul, dan perbaikan jalan. Kapasitas kerja lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.4.
2.4. Perencanaan Pemeliharaan Penyusunan rencana pemeliharaan (rutin dan berkala) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.
2.4.1 Juru
Penelusuran Jaringan pengairan
bersama
dengan
P3A
melakukan
penelusuran
jaringan
untuk
mendapatkan data akurat dari lapangan tentang rencana pemeliharaan jaringan tersebut. Perlu dilakukan pencatatan terhadap data penelusuran jaringan berupa data inspeksi rutin kerusakan dan data inspeksi rutin alat-alat hidro-klimatologi.
2.4.2
Rencana Pemeliharaan Tingkat Juru Pengairan
Juru pengairan menyusun rencana pemeliharaan dalam wilayah kerjanya berdasarkan hasil penyelusuran jaringan dengan P3A kemudian dikirim ke Pengamat Pengairan.
2.4.3
Rencana Pemeliharaan Tingkat Pengamat Pengairan
Pengamat Pengairan mengevaluasi usulan rencana pemeliharaan dari setiap juru pengairan dan membuat rekapitulasinya dan selanjutnya dikirim kepada kepala dinas sda kabupaten/kota/provinsi/balai wilayah sungai sesuai dengan kewenangannya. Dalam mengevaluasi usulan rencana pengamat pengairan mencatat hasil inspeksi rutin kerusakan, alat-alat hidro-klimatologi, laporan pengukuran dan perencanaan teknis pemeliharaan, daftar usulan pekerjaan pemeliharaan yang diborongkan/diswakelolakan. 11 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
2.4.4
Program Pemeliharaan Definitif
Kepala dinas sda kabupaten/kota/provinsi/balai wilayah sungai melakukan evaluasi usulan rencana pemeliharaan dari setiap pengamat pengairan dan menetapkan program pemeliharaan definitif/final dan selanjutnya mengirimkan kembali kepada setiap pengamat pengairan. Data program pekerjaan pemeliharaan yang diborongkan/diswakelolakan dicatat secara rutin.
2.4.5
Program Pemeliharaan Definitif Tingkat Pengamat Pengairan
Pengamat pengairan setelah menerima program pemeliharaan definitif/final segera menyusun jadwal waktu pelaksanaan pemeliharaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2.4.6
Program Pemeliharaan Definitif Tingkat Juru Pengairan.
Juru pengairan setelah menerima program pemeliharaan definitif/final segera menyusun jadwal waktu pelaksanaan pemeliharaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2.5. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang telah disepakati. Laporan pelaksanaan kegiatan dicatat secara rutin.Untuk jelasnya dapat dilihat dalam gambar 2.1.
2.6. Pelaksanaan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada umumnya dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 2.6.1
Swakelola
Pekerjaan pemeliharaan dengan swakelola adalah pemeliharaan rutin. Untuk pekerjaan ini yang diperlukan tenaga biasa dan peralatan sederhana (parang, cangkul, dan lainlain). 2.6.2
Kontraktual
Pekerjaan pemeliharaan dengan menggunakan jasa pemborong adalah pekerjaan pemeliharaan berkala. Pekerjaan ini memerlukan/menggunakan tenaga terampil/ahli dan peralatan khusus.
2.7. Sosialisasi
12 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Sebelum
memulai
pekerjaan
pemeliharaan,
perlu
dilakukan
sosialisasi
atau
pemberitahuan kepada masyarakat (P3A) tentang pekerjaan pemeliharaan rutin dan berkala.
2.8. Koordinasi Sebelum melakukan pekerjaan pemeliharaan (swakelola dan kontraktual), perlu dilakukan koordinasi dengan P3A, PPL, dan kepala desa menyangkut jadwal pelaksanaan pemeliharaan. Khusus P3A dapat membahas masalah penyediaan tenaga kerja, bahkan mengambil bagian dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan kemampuan P3A dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
III. PEMANTAUAN
DAN
EVALUASI
KEGIATAN
OPERASI
dan
PEMELIHARAAN 3.1. Pemantauan Operasi Pemantauan pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak bagan alir blangko operasi terhadap objek melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Pengamatan muka air di saluran / sungai dilakukan dengan menggunakan AWLR (Automatic Water Level Recorder) atau manual. b. Penampang saluran c. Penurunan muka tanah (Soil Subsidence) d. Muka air tanah e. Curah hujan f.
Kualitas air permukaan
g. Kualitas air tanah h. Kualitas tanah i.
Pengambilan air diluar kepentingan pertanian harus mendapatkan izin dari yang berwenang
j.
Daerah genangan diamati pada saat terjadi genangan.
13 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
k. Pengamatan tanggul dan daerah rawan banjir dilakukan pada saat kondisi kritis/ banjir l.
Pengamatan lalu lintas air dilakukan terhadap jenis dan jumlah kendaraan air yang melewati saluran
m. Pertumbuhan tanaman dan produksi.
3.2. Pemantauan Pemeliharaan Pemantauan dilakukan terhadap objek melalui indikator-indikator sebagai berikut. 1. Pekerjaan swakelola, indikatornya adalah jenis pekerjaan, volume, waktu,tenaga kerja, bahan dan kualitas pekerjaan. 2. Pekerjaan kontraktual, indikatornya adalah jenis pekerjaan, volume, waktu,tenaga kerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan.
3.3. Evaluasi Operasi Evaluasi dilakukan terhadap hal-hal yang telah dipantau, yaitu: 1) Evaluasi Langsung Evaluasi Langsung dilakukan terhadap kondisi air, meliputi: −
curah hujan
−
muka air dan kedalaman drainase (drain depth)
−
operasi pintu
−
kualitas air
−
muka air tanah
−
navigasi
2) Evaluasi Musim Tanam a. Kondisi Air −
curah hujan
−
muka air dan kedalaman drainase (drain depth)
−
operasi pintu
−
kualitas air
−
muka air tanah
−
navigasi
b. Tanaman −
luas lahan
−
jenis tanaman
−
kerusakan tanaman
−
produk 14 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
c. Tanah −
pH
−
racun (toxic)
−
salinitas
−
penurunan (subsidence)
−
kelembapan
d. Banjir dan Genangan −
tanggul-tanggul rawan banjir
−
muka air banjir dan genangan
−
kerusakan akibat banjir dan genangan
e. Perizinan dan Retribusi −
perizinan untuk penggunaan air di luar kebutuhan pertanian
−
perizinan untuk pembuangan limbah ke dalam jaringan
−
retribusi untuk penggunaan air di luar kebutuhan pertanian
−
retribusi untuk pembuangan limbah ke dalam jaringan.
3.4. Evaluasi Pemeliharaan Evaluasi dilakukan terhadap pekerjaan swakelola dan pekerjaan kontraktual dalam dua periode, yaitu: 1. Evaluasi langsung dilakukan terhadap hal-hal antara lain jenis pekerjaan, volume, waktu, tenaga kerja, bahan, peralatan, dan kualitas pekerjaan. Evaluasi langsung dilakukan pada saat pekerjaan sedang berjalan. 2. Evaluasi tahunan dilakukan terhadap hal-hal antara lain jenis pekerjaan, volume, waktu, tenaga kerja, bahan, peralatan, dan kualitas pekerjaan. Evaluasi tahunan dilakukan pada akhir tahun.
3.5. Pelaporan Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan a. Kegiatan Operasi −
Muka air di saluran / sungai dilaporkan tiap bulan
−
Kondisi saluran dilaporkan 1 kali setahun
−
Penurunan muka tanah (soil subsidence) dilaporkan 1 kali setahun
−
Muka air tanah dilaporkan tiap bulan
−
Curah hujan dilaporkan tiap bulan
−
Kualitas air permukaan dilaporkan tiap bulan
−
Kualitas air tanah dilaporkan tiap bulan
−
Kualitas tanah dilaporkan 1 kali dalam setahun 15 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
−
Pengambilan air di luar kepentingan pertanian
−
Daerah genangan dilaporkan tiap bulan
−
Tanggul pada tempat rawan banjir dilaporkan 1 kali dalam setahun
−
Lalu lintas air dilaporkan tiap bulan
b. Kegiatan Pemeliharaan −
Untuk pekerjaan swakelola dan kontrak, pelaporan dilakukan sesuai dengan ketentuan swakelola dan kontrak
−
Pelaporan dilakukan secara tahunan
c. Rekomendasi −
Rekomendasi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan yang perlu mendapatkan perhatian atau perbaikan pelaksanaan pada periode berikutnya didasarkan pada evaluasi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan saat ini termasuk juga rekomendasi
kegiatan
perencanaan
dan
pelaksanaan
Operasi
dan
Pemeliharaan.
IV. KELEMBAGAANDANSUMBER DAYA MANUSIA Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air terdapat didalam Bab VII pasal 64UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Untuk organisasi petani diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentangPerubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
4.1. Organisasi Operasi dan Pemeliharaan Dilapangan
dibentuk
untukmelaksanakan
organisasi
operasi
pengelolaan/manajemen
dan
pemeliharaan operasional
yang dan
bertujuan memelihara
prasaranajaringan irigasi rawa pasang surut, rawa lebak.
4.2. Kriteria Pembentukan Organisasi Memperhatikan luas layanan prasarana dan ketentuan pemilahan tanggung jawabantara Pemerintah dan petani terhadap operasional dan pemeliharaanprasarana rawa pasang surut, rawa lebak, maka perlu adanya rincian tugas masing-masing kelompoksehingga operasi dan pemeliharaan prasarana rawa pasang surut, rawa lebak dapat terlaksana denganbaik. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka organisasi yang disarankan adalah sebagaiberikut: a. Satu unit organisasi operasi dan pemeliharaan disebut ranting/pengamat/UPTD/korwil, mengelola satu wilayah hamparan/kabupatan seluas 1.500 ha –3.000 ha;
16 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
b. Memperhatikan kewenangan antara Pemerintah dan petani, maka unitorganisasi operasi dan pemeliharaan dari Pemerintah bertanggung jawab padasaluran primer, sekunder dan bangunan lainnya, sedangkan unit organisasi petani bertanggung jawab pada saluran tersier dan petak rawa pasang surut, rawa lebak; c. Unit operasional dan pemeliharaan dari Pemerintah tersebut terdiri daripengamat pengairan yang dibantu oleh tenaga administrasi, tenaga teknisbidang irigasi serta tenaga teknis bidang budidaya perikanan. Untukpelaksana lapangan pada unit dibawahnya dibantu oleh juru pengairan danpetugas pintu air. Susunan struktur organisasi unit operasi dan pemeliharaan Pemerintah pada tingkat ranting/pengamat/UPTD/korwil, seperti Gambar 4.1.; d. Dalam hal luasan areal tidak mencukupi untuk dijadikan 1 unit organisasi,maka harus dijadikan sub unit dibawahnya; e. Dalam hal luasan areal tidak mencukupi untuk dijadikan 1 unit organisasidan merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi permukaan dan ataujaringan irigasi rawa, maka unit organisasi menginduk kepada organisasi yangluasnya lebih besar.
4.3. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Operasi dan Pemeliharaan Tugas organisasi operasi dan pemeliharaan adalah merencanakan, melaksanakandan mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana rawa pasang surut, rawa lebak. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi dengan instansi dan stakeholder terkaitantara lain membina dan melaksanakan penyuluhan bidang pengairan/irigasidengan rincian tugas masing-masing sebagai berikut. 4.3.1
Pengamat Pengairan
a. Memimpin rapat rutin setiap minggu untuk mengetahui permasalahanoperasi dan pemeliharaan yang dihadiri juru pengairan, petugas pintu airdan petani; b. Mengikuti rapat di Balai Wilayah Sungai, provinsi, kabupaten/kota dankecamatan; c. Membina staf dalam lingkungan pengamat; d. Membina petani untuk dapat melaksanakan operasi danpemeliharaan jaringan tersier yang menjadi tanggung jawabnya sertaberpartisipasi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan primer dansekunder;
17 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
e. Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi dan pemeliharaanjaringan tersier kepada petani; dan f. Membuat laporan kegiatan operasi dan pemeliharaan ke Balai WilayahSungai, provinsi, kabupaten/kota. 4.3.2
Juru Pengairan
a. Membantu pengamat pengairan dalam menjalankan kegiatan operasi danpemeliharaan dalam wilayah kerjanya; b. Melakukan pengawasan pekerjaan pemeliharaan rutin dan pekerjaan berkalayang dikontrakkan; c. Membuat laporan pemeliharaan mengenai : - Kerusakan saluran dan bangunan. - Realisasi pemeliharaan rutin, berkala dan lain-lain. - Menyusun biaya pemeliharaan berkala; d. Bersama kelompok petani melakukan penelusuran jaringan untukmengetahui kerusakan saluran dan bangunan untuk segera diperbaiki; dan e. Menyusun biaya operasi dan pemeliharaan dalam wilayah kerjanya bersama petani. 4.3.3
Petugas Pintu Air
a. Membuka dan menutup pintu air sesuai kebutuhan; b. Membersihkan sampah dan rumput di sekitar bangunan; dan c. Mencatat kerusakan pintu air pada blangko yang disediakan. 6.4 Luas Wilayah Kerja Staf Operasi dan Pemeliharaan 4.3.4
Luas wilayah kerja 1 unit organisasi ranting/pengamat/UPTD/korwil operasi dan pemeliharaan dibatasi oleh Kabupaten atau luas hamparan/Kabupaten.
Kerapatan personil di lapangan adalah sebagai berikut : 1) Pengamat Pengairan Untuk melaksanakan tugas pengamat, diperlukan 1 orang pengamat pengairanditambah 3 orang staf, untuk areal layanan 1.500 ha - 3.000 ha. Pada areal yang luasnya kurang dari 1.500 ha, berdampingan dengan irigasipermukaan dan atau irigasi rawa maka status wilayah adalah juru yangmenginduk kepada ranting/pengamat/UPTD/korwil irigasi permukaan atau irigasirawa.
18 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
2) Juru Pengairan Dalam melaksanakan tugas, juru pengairan dibantu oleh 1 orang petugas penjagapintu air, untuk areal layanan 500 ha – 1.000 ha. 3) Petugas Pintu Air Umumnya pada daerah rawa pasang surut, rawa lebak tidak banyak menggunakan pintu, namun tetapdiperlukan petugas pintu air untuk mencatat ketinggian muka air dan mengawasiberfungsi atau tidaknya pintu air, dan mengukur kualitas air.Diperlukan 1 orangpetugas pintu air untuk melayani 3 - 5 buah pintu air, atau areal 125 ha – 250ha. 4) P3A:beberapa blok tersier
4.3.5
Luas Wilayah Kerja Staf Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak
Kerapatan personil O&P di lapangan adalah sebagai berikut: A. Pengamat pengairan 1 orang + 3 staf, dengan luas areal layanan: 3.000 – 25.000 Ha. B. Juru pengairan 1 orang dengan luas areal layanan: 1.000 – 2.000 Ha. C. Petugas pintu air 1 orang untuk melayani pintu air : 3-5 buah pintu air. D. P3A: beberapa blok tersier.
4.4. Kompetensi Petugas Kompetensi petugas masing-masing disesuaikan dengan tingkat pendidikan danbeban tugas dilapangan.Kompetensi petugas pada Tabel 4.1.adalah kesetaraanpendidikan yang dipandang mampu melaksanakan tugas dilapangan untukmerekrut petugas yang baru, namun dalam pergantian petugas baru, petugasyang sudah ada di lapangan tetap terus difungsikan.
4.5. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) 1. Tanggung Jawab Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004tentang Sumber Daya Air bahwa operasi dan pemeliharaan jaringan tersiermenjadi tanggung jawab P3A. 2. Pembentukan P3A/GP3A/IP3A
19 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya melakukan operasi danpemeliharaan jaringan tersier, petani yang ada dalam beberapa blok tersiermembentuk P3A. Sementara itu, dan untuk pelayanan tingkat sekunder dapatdibentuk GP3A sebagai gabungan dari P3A dan untuk pelayanan daerahreklamasi rawa dapat dibentuk IP3A sebagai gabungan GP3A. 3. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan oleh instansi terkait (Dinas SDA,Dinas Pertanian, dan Pemerintah Daerah), yaitu untuk: a. memperkuat kelembagaan dengan status berbadan hukum. b. meningkatkan kemampuan personil/sumber daya manusia di bidang teknikrawa, teknik pertanian, dan organisasi. c. melibatkan P3A/GP3A/IP3A dalam penyusunan program operasi danpemeliharaan jaringan rawa tersebut. d. memberikan kesempatan kepada P3A/GP3A/IP3A (bagi yang sudah mampu)untuk mengambil bagian dalam jaringan primer dan sekunder.
20 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
V. MEKANISME PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT, RAWA LEBAK Dalam penyusunan AKNOP jaringan Irigasi Rawa pasang surut, rawa lebak Inventarisasi merupakan langkah pertama dalam kegiatan Penyusunan AKNOP, yang mencakup kegiatan: 5.1.
Inventarisasi
5.2.
Perencanaan Operasi
5.3.
Perencanaan Pemeliharaan
5.4.
Pelaksanaan Operasi
5.5.
Pelaksanaan Pemeliharaan
5.6.
Penyusunan Pembiayaan
Langkah I: 5.1. INVENTARISASI Inventarisasi
merupakan
AKNOP,menggunakan
langkah
formulir-formulir
pertama yang
dalam tersedia
kegiatan di
Permen
Penyusunan PU
nomor
05/PRT/M/2010, yang mencakup kegiatan sebagai berikut: 5.1.1. Inventarisasi Jaringan Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak: 1. Data Jaringan Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak : Data umum terdiri dari o
Identitas DR
o
Prasarana Jaringan Rawa Pasang Surut
o
Klasifikasi Jaringan Rawa Pasang Surut, dan Rawa Lebak: Klasifikasi Jaringan Rawa Pasang Surut, Jaringan Rawa pasang surut terkendali, semi terkendali, atau terbuka. Klasifikasi Jaringan Rawa Lebak Pematang, Rawa Lebak Tengahan, dan Rawa Lebak Dalam.
o
Pencatatan Curah hujan
21 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
o
Tinggi muka air pada saluran
o
Kualitas Air
o
Kedalaman muka air tanah dan kualitas air tanah
o
Pengamatan genangan;
o
Kualitas Tanah (ph dan tebal gambut);
o
Penampang Saluran: Saluran Primer, Saluran Sekunder, Saluran Tersier;
o
Tanggul Pelindung;
o
Pintu Air (pintu klep, pintu skot balok, pintu sorong);
o
Bangunan Pelengkap;
o
Fasilitas Operasi; (Kantor, Rumah Dinas, sepeda motor, speed boat, perahu klotok, sepeda, dll.;
o
Peralatan Hidroklimatologi;
o
Sistem tata air jaringan irigasi rawa lebak
2. Jenis data yang di inventarisasi dari 1 unit Jaringan Rawa pasang surut, rawa lebak Data Statis : o
Keterangan umum : nomenklatur
o
Dimensi : ukuran, bahan bangunan, luas layanan.
Data dinamis : o
Foto
o
Umur
o
Kondisi
o
Fungsi
o
Usulan : jenis pekerjaan, masalah, usulan perbaikan, biaya di perlukan, urgensi, dan tujuan
3. Data Pendukung : o
Peta-peta yang terdiri dari : - Peta topografi. - Peta daerah rawa yang memuat semua jaringan rawa. - Peta wilayah kerja pengamat, juru pengairan dan penjaga pintu air.
o
Data dasar lahan;
o
Data klimatologi;
o
Data kualitas air;
o o
Data pasang surut; Data debit air; 22 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
o
Register rawa yang terdiri dari informasi tentang luas areal rawa yang ada dalam satu hamparan;
o
Daftar panjang saluran primer dan sekunder, dan saluran tersiernya;
o
Luas lahan yang diusahakan;
o
Daftar panjang saluran primer dan saluran sekunder;
o
Jumlah bangunan gedung, kantor, gudang, rumah genset;
o
Daftar kepemilikan dan luas lahan rawa;
o
Jumlah dan nama organisasi P3A beserta struktur organisinya; dan
o
Jumlah petani dalam satu hamparan.
o
Kelembagaan, dan SDM
o
Bangunan gedung
o
Peralatan dan Perlengkapan OP
5.1.2. Prioritas Pekerjaan Prioritas pekerjaan pada Daerah Rawa pasang surut, rawa lebakpematang, lebak tengahan, dan lebak dalam. Data yang antara lain dapat di peroleh dari invertarisasi adalah a. Luas areal layanan DRPS, DRL. b. luas terpengaruh kerusakan/pekerjaan di daerah rawa; c. kondisi jaringan : rusak ringan, rusak berat, rusak total d. fungsi jaringan : baik, kurang, buruk, tidak berfungsi keempat data tersebut yang akan dipergunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan OP dalam satu daerah rawa.
Langkah II: 5.2. PERENCANAAN OPERASI
5.2.1. Dasar Perencanaan Operasi Operasi jaringan irigasi rawa pasang surut, rawa lebak dilaksanakan dengan memperhatikan pasang surut air laut, dengan memperhitungkan jumlah dan waktu kebutuhan air, mulai dari masa pra produksi sampai dengan panen. Berdasarkan data-data hidrologi dan klimatologi yang ada serta rencana pola tanam dan rencana tata tanam maka dibuat dasar perencanaan operasi.
23 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
5.2.2. Penyusunan Rencana Tata Tanam Penyusunan rencana tata tanam disusun oleh juru pengairan bersama-sama kelompok tani, PPL.Berdasarkan rencana tata tanam yang telah disepakati, pengamat pengairan membuat rencana operasi musiman, mingguan dan harian.Rencana operasi yang dibuat oleh pengamat dijadikan dasar perencanaan operasi definitif yang disahkan oleh Balai Wilayah Sungai/ provinsi/kabupaten/kota sebagai dasar pelaksanaan operasi dalam satu musim tanam.
5.2.3. Rencana Operasi Rencana operasi dibuat oleh pengamat pengairan berdasarkan rencana pengaturan air yang disampaikan oleh juru pengairan. −
Rencana Operasi Musiman
−
Rencana Operasi Mingguan
−
Rencana Operasi Harian
−
Rencana Operasi Definitif
Langkah III: 5.3. PELAKSANAAN OPERASI Berdasarkan rencana operasi musiman, mingguan, dan harian yang disampaikan oleh pengamat pengairan, kemudian Balai Besar/Balai Wilayah Sungai memutuskan secara definitif operasi pintu air. 5.3.1. Prosedur Pelaksanaan Operasi −
Operasi Normal
−
Operasi Darurat
−
Operasi Pintu Air di Saluran Sekunder, Sebagai Pelaksana Operasi di tingkat sekunder oleh Juru Pengairan atau PPA
−
Operasi Pintu Air di Jaringan Tersier, Sebagai Pelaksana Operasi di Tingkat Tersier adalah Kelompok Tani
24 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Langkah IV: 5.4. PERENCANAAN PEMELIHARAAN 5.4.1. Perencanaan Pemeliharaan Penyusunan rencana pemeliharaan (rutin dan berkala) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : 5.4.1.1.
Penelusuran Jaringan ( Pelaksana: Juru Pengairan dan Kelompok Tani)
Juru pengairan bersama dengan kelompok tani melakukan penelusuran jaringan untuk mendapatkan data akurat dari lapangan tentang rencana pemeliharaan jaringan tersebut.Data penelusuran jaringan berupa data inspeksi rutin kerusakan dan data inspeksi rutin alat-alat hidroklimatologi.
Langkah V: 5.5. RENCANA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN Pelaksanaan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada umumnya dilakukan dengan 2 cara, yaitu: −
Swakelola
Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah pekerjaan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala, yang jenis pekerjaannya bersifat ringan, meliputi pemeliharaan pada saluran/tanggul, pintu-pintu air.Pekerjaan tersebut dapat dikerjakan secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana seperti parang, cangkul, sekop, arit dan lain-lain. −
Kontraktual
Pekerjaan yang dikontrakkan adalah pekerjaan pemeliharaan dengan menggunakan jasa pemborong, apabila pekerjaan pemeliharaan bersifat berat sehingga memerlukan tenaga terampil/ahli dan dilaksanakan melalui proses serta membutuhkan peralatan berat atau peralatan khusus.
25 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Langkah VI:
5.6. PENYUSUNAN PEMBIAYAAN 5.6.1. Mekanisme PenyusunanPembiayaan 5.6.1.1. Biaya di Tingkat Daerah Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Lebak. Biaya pengelolaan jaringan meliputi biaya di lapangan dan di kantor Dinas. Biaya di lapangan atau di tingkat daerah jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak, adalah biaya langsung yang dibutuhkan untuk pengelolaan jaringan, meliputi biaya operasi dan pemeliharaan. 5.6.1.2. Perhitungan Pembiayaan Operasi Jaringan di Lapangan Pembiayaan operasi di lapangan adalah semua biaya yang terkait langsung dengan
operasi
jaringan
di
lapangan.
Perhitungan
ini
dibuat
oleh
pengamat/ranting pengairan bersama dengan GP3A. 5.6.1.3. Perhitungan Pembiayaan Pemeliharaan Jaringan Pembiayaan pemeliharaan jaringan
di lapangan adalah semua biaya yang
terkait langsung dengan pemeliharaan jaringan di lapangan. Perhitungan ini dibuat oleh Mantri/Juru pengairan bersama dengan P3A berdasarkan hasil penelusuran jaringan. 5.6.1.4. Perhitungan Pembiayaan Pengelolaan Jaringan Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi Perhitungan pembiayaan pengelolaan jaringan di tingkat kabupaten merupakan rekapitulasi dari biaya O&P ditambah biaya untuk pembinaan/koordinasi dan pemberdayaan P3A. 5.6.1.5. Perhitungan Pembiayaan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pembiayaan untuk pemberdayaan dibuat oleh Dinas pengelolan jaringan setiap setahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam pemberdayaan dan pendampingan P3A. 5.6.1.6. Perhitungan Pembinaan/Koordinasi Pengelolaan Jaringan Pembiayaan untuk pembinaan pengelolaan jaringan dibuat oleh Dinas Pengelola Jaringan setiap setahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam pembinaan petugas pengelola jaringan dan biaya untuk melakukan koordinasi dengan instansi lain, biaya administrasi dan pemeliharaan kantor. 26 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
5.6.2. Mekanisme Pembiayaan Pengelolaan Jaringan 1) Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak, dibagi-bagi dengan luasan daerah jaringan. Oleh sebab itu penetapan program definitif pengelolaan jaringan harus disesuaikan dengan kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing. 2) Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota, program definitif diusulkan oleh dinas yang mengelola jaringan dan ditetapkan oleh Bupati / Walikota , setelah mendapat rekomendasi dari komisi jaringan. 3) Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan propinsi program definitif ditetapkan oleh kepala dinas PU/kepala dinas PSDS di propinsi berdasarkan usulan dari balai propinsi. 4) Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan pusat, program definitif diusulkan oleh Bupati / Kepala Balai Besar dan ditetapkan oleh Dirjen SDA.
27 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
VI. TATA CARA PEMBIAYAAN 6.1. KOMPONEN PEMBIAYAAN OP JARINGAN RAWA PASANG SURUT, RAWA LEBAK Total biaya OP = O + PR + PB + M Keterangan: O = Operasi PR = Pemeliharaan Rutin PB = Pemeliharaan Berkala M = Manajemen OP serta Pemberdayaan Jaringan Rawa. 6.2. PENYEDIAAN DANA 6.2.1. Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak. Penyediaan biaya didasarkan atas kebutuhan biaya yang diperlukan untukmelakukan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. 6.2.1.1. Biaya Operasi terdiri dari biaya: 1) Insentif −
Insentif Pengamat,
−
Insentif Juru,
−
Insentif PPA, dan
−
Insentif StafPengamat
Kebutuhan tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah seperti pada tabel 6.1. 2) Perjalanan Dinas a. Pemantauan −
Pengamat dan
−
Juru Pengairan
b. Rapat Koordinasi (ke Kabupaten / Kota / Prov. /BWS) −
Pengamat dan
−
Juru Pengairan
3) Operasional Kantor (sesuai kebutuhan, al: listrik, telepon, air, ATK, bahan survei, dll) 4) Operasional Peralatan (sesuai kebutuhan, al: sepeda motor, genset, pompa, pemotong rumput, dll). 5) Biaya Lain-lain Pengeluaran.
28 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Besarnya biaya kegiatan operasi hampir sama setiap tahunnya, sehingga dapat dikategorikan sebagai biaya rutin dan harus dipenuhi. Daftar kebutuhan biaya pelaksanaan kegiatan operasi di jaringan reklamasi rawa pasang surut dan rawa lebak adalah seperti pada tabel-tabel di bawah ini. Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut berdasarkan tahap pengembangan dan hidrotopografinya adalah seperti pada tabel 6.2. Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa lebak berdasarkan tahap pengembangan dan hidrotopografinya adalah seperti pada tabel 6.3. sampai tabel 6.6.
29 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.2.2. Biaya Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Tujuan kegiatan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak, adalah untuk menjamin kelestarian fungsi jaringan reklamasi rawa selama mungkin sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan. Sasaran pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah terjaminnya kondisi dan fungsi jaringan reklamasi rawa.
6.2.2.1.Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut
dan Rawa Lebak Pemeliharaan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air rawa yang dilakukan secara terusmenerus. Pemeliharaan rutin antara lain sebagai berikut: a. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder, dan tersier. b. Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. c. Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder, dantersier. d. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. e. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan) pada saluran primer, sekunder, dan tersier. f.
Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan).
g. Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani. h. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan). i.
Kalibrasi alat ukur.
30 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.2.2.2.Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut
dan Rawa Lebak Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air rawa agar
selalu
dapat
berfungsi
dengan
baik
guna
memperlancar
operasi
dan
mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air rawa yang dilakukan tiap tahun atau lima tahunan atau juga tergantung pada kondisi bangunan dan saluran. Pemeliharaan berkala antara lain berupa: a. Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder, dan tersier b. Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder, tersier dan tanggul pengaman. c. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran primer, sekunder, dan tersier. d. Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi, primer, sekunder, dan tersier. e. Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani. f.
Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi).
g. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km.
31 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.2.2.3.Biaya Pemeliharaan Darurat Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut
dan Rawa Lebak Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan tindakan preventive untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan irigasi maupun jiwa manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan, atau proses alami yang mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam merupakan suatu hal yang terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya dapat mempengaruhi operasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera. Kerusakan jaringan akibat bencana alam dapat diatasi dengan perbaikan darurat. Pada umumnya biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung, namun apabila diabaikan kerugian yang ditimbulkan dapat besar sekali. Oleh sebab itu, besarnya biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari seluruh biaya OP.
6.2.3. Biaya Manajemen OP serta Pemberdayaan
6.2.3.1 Biaya Monitoring dan Evaluasi Kegiatan OP Jaringan Rawa 1) Penelusuran Jaringan: −
Balai, PSDA Prov.,
−
Dinas Kabupaten.
−
UPT/Pengamat
−
Juru Pengairan
−
Pekarya
2) Monitoring Dan Evaluasi −
Balai, PSDA Prov.,
−
Dinas Kabupaten.
−
UPT/Pengamat
−
Juru Pengairan
−
Pekarya
6.2.3.2
Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak
a. Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi. Tingkat Balai PSDA Prov. Koordinasi ke Balai Wilayah Sungai Tingkat Dinas Kabupaten, Koordinasi ke Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dan ke Balai PSDA Prov. 32 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tingkat UPT/Pengamat, Koordinasi ke Balai Wilayah Sungai dan ke Balai PSDA Provinsi. b. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi. ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya c. Honorarium. Monitoring dan Evaluasi: Balai, PSDA Prov., Dinas Kabupaten, UPT/Pengamat Koordinasi, Pembinaan untuk Peningkatan Kelembagaan. d. Biaya Lain-lain Pengeluaran. Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan operasi Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan pemeliharaan Biaya fotocopy dokumen, updating peta & skema. Biaya rapat, dan konsumsi Biaya pengiriman surat dan lain-lain
6.2.3.3
Biaya Pemberdayaan P3A
a. Gaji Upah Honor untuk kegiatan Koordinasi, Honor untuk kegiatan Pemberdayaan untuk Peningkatan Kelembagaan, maupun Petani. b. Pos Bahan Bahan-bahan ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya
6.2.3.4 Pelatihan OP Partisipastif a. Perjalanan dalam rangka pelatihan Panitia Pelaksana Peserta Pelatihan (Pengamat, Juru, dan Petani) Narasumber, Praktisi b. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A. ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya c. Honorarium. Panitia Pelaksana Narasumber, Praktisi Peserta Pelatihan (Pengamat, Juru, dan Petani) 33 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
d. Biaya lainnya. Biaya telepon untuk komunikasi Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan Pelatihan Biaya rapat, dan konsumsi Biaya pengiriman surat dan lain-lain
6.2.3.5 a.
Pendampingan/fasilitas P3A Perjalanan dalam rangka Fasilitasi Kelembagaan Tingkat Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai ke Balai PSDA Prov. Ke Dinas Kabupaten Tingkat Balai PSDA Prov. Ke Dinas Kabupaten Tingkat Dinas Kabupaten ke UPT/Pengamat/ Lembaga GP3A, P3A dll.
b.
Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan Pendampingan/Fasilitasi P3A. Biaya fotocopy dokumen, updating peta & skema, serta buku pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A Bahan Komputer dan Perlengkapannya
c.
Honorarium. Honor Pembina, Narasumber dll.
d.
Biaya lainnya.
e.
Biaya pencetakan Materi/ Formulir
6.1. CARA PERHITUNGAN 6.3.1 Biaya Operasi 1) Insentif : ......................................................................................... (1) i. Pengamat : Jumlah pengamat x 12 x Rp…….../bln ii. Juru : Jumlah juru x 12 x Rp…….../bln iii. PPA : Jumlah PPA x 12 x Rp…….../bln iv. Staf Pengamat : Jumlah staf x 12 x Rp…….../bln 2) Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan.................................. (2) a.) Pemantauan - Pengamat : Jumlah pengamat x frekwensi x Rp……./hr - Juru : Jumlah juru x frekwensi x Rp……./hr
34 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
b.) Rapat (ke kabupaten/kota/prov/Balai Wilayah Sungai) - Pengamat : Jumlah pengamat x frekwensi x Rp……./hr - Juru : Jumlah juru x frekwensi x Rp….…/hr 3) Operasional kantor (sesuai dengan kebutuhan) .................................. (3) Listrik, telepon, air, ATK, Bahan survey : 12 x Rp……../bln 4) Operasional peralatan (sesuai dengan kebutuhan)............................... (4) a.) Sepeda motor : Jumlah sepeda motor x 12 x Rp ….../bln b.) Genset : Jumlah Genset x 12 x Rp…..../bln c.) Pemotong rumput : Jumlah pemotong rumput x 12 x Rp……/bln d.) Lain-lain : ....... x 12 x Rp. ............ /bln
35 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3.2 Biaya Pemeliharaan 6.3.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin a.) Pembersihan sampah di muka bangunan air
Dimana : Ps = pembersihan sampah di muka bangunan air n = jumlah bangunan yang berfungsi dalam satu scheme (bh) k = Kapasitas (bh/hr) (rawa pasut lihat tabel 2.4; rawa lebak tabel 6.13 ) f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = Upah kerja/hari (Rp/hr) b.) Pemotongan rumput di tanggul/berm :
Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Pr = pemotongan rumput p = panjang tanggul (m) l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m) k = kapasitas (m2/hr) (rawa pasut lihat tabel 2.4; rawa lebak tabel 6.13 ) f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = upah kerja/hari (Rp/hr) c.) Pembersihan saluran (tumbuhan air) :
Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Psal = pembersihan saluran p = panjang saluran (m) l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m) k = kapasitas (m2/hr) (rawa pasut lihat tabel 2.4; rawa lebak tabel 6.13 ) f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 )
36 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
d.) Pemeliharaan tanggul Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder dan tersier. Dimana : Pt = pemeliharaan tanggul p = panjang tanggul yang rusak (m) l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (rawa pasut lihat tabel 2.4; rawa lebak tabel 6.13 ) f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = upah kerja/hari (Rp/hr) e.) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan) Pb = (Hb + u) x n x f .................................................................... (9) Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Pb = pemeliharaan bangunan air n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ bangunan f = frekuensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = Upah/ bangunan f.) Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) Pjd = (Hb + u) x n x f ........................................................ (10) Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan terrier. Dimana : Pjd = pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ jembatan, dermaga f = frekuensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = Upah/ jembatan, dermaga
37 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
g.) Pemeliharaan jalan :
Rumus tersebut berlaku untuk jalan inspeksi dan jalan usaha tani Dimana : Pj = pemeliharaan jalan p = panjang jalan yang rusak (m) l = lebar rata-rata jalan yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (rawa pasut lihat tabel 2.4; rawa lebak tabel 6.13 ) f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = upah kerja/hari (Rp/hr) h.) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan) PK = (Hb + u) x n x f .................................................................... (12) Dimana : Pk = pemeliharaan kantor dan rumah dinas n = jumlah kantor dan rumah dinas Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas f = frekwensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = upah/ kantor dan rumah dinas i.) Kalibrasi alat ukur (tergantung spesifikasi alat) : Ka = n x f x u ..... (13) Dimana : Ka = kalibrasi alat ukur n = jumlah alat ukur f = frekuensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 2.1; rawa lebak tabel 6.10 ) u = upah/ alat ukur
38 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3.2.2 Biaya Pemeliharaan berkala a.) Pengerukan lumpur
Rumus tersebut berlaku untuk saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Pl = pengerukan lumpur p = panjang saluran (m) l = lebar saluran (m) t = tinggi endapan (m) k = kapasitas (m3/hr) (Rawa Pasut lihat tabel 2.4; Rawa Lebak tabel 6.11 ) f = frekwensi/tahun ( Rawa Pasut lihat tabel 2.2; Rawa Lebak tabel 6.13) u = upah kerja/hari (Rp/hr)
b.) Perbaikan tanggul (longsor dan erosi)
Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer,sekunder dan tersier Dimana : Ptb = perbaikan tanggul p = panjang tanggul yang rusak (m) l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (Rawa Pasut lihat tabel 2.4; Rawa Lebak tabel 6.11 ) f = frekwensi/tahun ( Rawa Pasut lihat tabel 2.2; Rawa Lebak tabel 6.13) u = upah kerja/hari (Rp/hr) Hb = biaya bahan
c.) Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) Pbb = (Hb + u) x n x f ................................................................... (16) Dimana :
39 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Pbb = perbaikan bangunan air n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ bangunan air f = frekuensi/tahun ( Rawa Pasut lihat tabel 2.2; Rawa Lebak tabel 6.13) u = upah kerja/bangunan air
d.) Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi) PKb = (Hb + u) x n x f ................................................................... (17) Dimana : PKb = perbaikan kantor dan rumah dinas n = jumlah kantor dan rumah dinas Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas f = frekuensi/tahun ( Rawa Pasut lihat tabel 2.2; Rawa Lebak tabel 6.13) u = upah/bangunan
e.) Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok km) Pjar = ((n1xHb1)+(n2xHb2)+(n3xHb3)+(n4xHb4)+(n5xHb5)+...)).... (18) Dimana : Pjar = pengamanan jaringan n = jumlah patok, portal, papan larangan, nomenklatur, patok km Hb = biaya bahan dan upah pemasangan
Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan berkala jaringan reklamasi rawa pasang surut dan rawa lebak adalah seperti di bawah ini.
40 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.2.4. Biaya Manajemen O&P, serta Pemberdayaan 1) Biaya Monitoring dan Evaluasi Kegiatan OP Jaringan Rawa 1) Perjalanandinas Pengamat dan Juru Pengairan.................................. (2) −
Pengamat : Jumlah pengamat x frekwensi x Rp……./hr
−
Juru : Jumlah juru x frekwensi x Rp……./hr
a) Rapat (ke kabupaten/kota/prov/Balai Wilayah Sungai) −
Pengamat : Jumlah pengamat x frekwensi x Rp……./hr
−
Juru : Jumlah juru x frekwensi x Rp….…/hr
b) Operasional kantor (sesuai dengan kebutuhan) .................................. (3) −
ATK, Bahan survey : 12 x Rp……../bln
c) Operasional peralatan (sesuai dengan kebutuhan)............................... (4) - Sepeda motor : Jumlah sepeda motor x 12 x Rp ….../bln 2) Biaya Pembinaan dan Koordinasi a) Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi. −
Pengamat (Jumlah pengamat x frek. x Rp…./hr)
−
Juru (Jumlah juru x frek. x Rp……./hr)
b) Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi c) Honorarium. −
Narasumber: Jumlah Narasumber x
Frekuensi Pembinaan x honor
Rp…….../JP −
Praktisi: Jumlah Praktisi x Frekuensi Pembinaan x honor Rp…….../JP
−
Peserta Kegiatan Pembinaan (Pengamat, Juru, dan Petani): Jumlah Peserta x Frekuensi Pembinaan x honor Rp…….../Keg
d) Biaya Lain-lain Pengeluaran. Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan operasi Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan pemeliharaan Biaya fotocopy dokumen, updating peta & skema. Biaya rapat, dan konsumsi Biaya pengiriman surat dan lain-lain
41 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3. CONTOH PERHITUNGAN 6.3.1. Contoh HasilLapangan AKNOP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut Tabel 6. 1. Rekapitulasi Perhitungan AKNOP Jar. Rawa Pasang Surut
Sumber : Hasil Survei 2013
42 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3.2. Contoh Perhitungan Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut,
Rawa Lebak. Tabel 6. 2. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Rawa Lebak
43 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
44 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 3: Daftar Upah dan Lembur Untuk Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Pasang Surut, Rawa Lebak
45 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
46 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3.3. Contoh Perhitungan Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa
Pasang Surut, Rawa Lebak. Tabel 6. 4 : Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa
47 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
48 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan rutin jaringan reklamasi rawa pasang surut dan rawa lebak adalah seperti di bawah ini.
Tabel 6. 5: Pekerjaan Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air
49 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 6:
Tabel 6. 7:
50 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 8:
Tabel 6. 9:
51 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 10:
52 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 11:
53 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 12:
54 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 13:
55 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 14: Daftar Analisa Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut/ Rawa Lebak Berdasarkan Analisa Harga Satuan Per Kegiatan Pemeliharaan
A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Saluran (Rp/m2) PR.A.01 Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 buah bangunan air Biaya per 1 bangunan air, sampah normal (dengan tenaga manusia) 0,5 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 buah bangunan
= Rp. = Rp. Rp.
PR.A.02 Pembabatan Rumput pada Tanggul, Berm dan Talud saluran a Biaya per 100m2, tumbuhan normal (dengan tenaga manusia) 0,5 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Biaya per m2 b Biaya per 100 m2 tumbuh-tumbuhan rapat/belukar (dengan tenaga manusia) : Biaya per m2 2 x biaya per 100m2, tumbuhan normal (dg tenaga manusia)
= Rp. = Rp. Rp. Rp. Rp.
PR.A.03 Pembersihan saluran, mengangkat tumbuhan yang terapung/sampah dan tumbuhan dari dasar saluran Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 2 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Biaya per m2
= Rp. = Rp. Rp. Rp.
PR.A.04 Pemeliharaan tanggul 2
Biaya per 100 m (dengan tenaga manusia) 0,4 pekerja @ Rp. 0,02 Alat-alat @ Rp. Total Biaya 2 Biaya per m
= Rp. = Rp. Rp. Rp.
PR.A.05 Pemeliharaan jalan Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja @ Rp. 0,05 Alat-alat @ Rp. Total Biaya 2 Biaya per m B. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Bangunan Air (Rp/pintu atau Rp/m2) PR.B.01 Pelumasan pintu-pintu bangunan air (hanya bahan saja) a Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu) 0,2 kg gemuk/stempet @ Rp/kg b Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur pintu (satu pintu) 0,2 ltr oli @ Rp/ltr c Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu) 1 ltr solar @ Rp/ltr PR.B.02 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30%
= Rp. = Rp. Rp. Rp.
= Rp. = Rp. = Rp.
56 - 91
Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja @ Rp. = Rp. 0,05 Alat-alat @ Rp. TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP=JARINGAN Rp. RAWA Total Biaya Rp. Biaya per m2 Rp. B. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Bangunan Air (Rp/pintu atau Rp/m2) PR.B.01 Pelumasan pintu-pintu bangunan air (hanya bahan saja) a Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu) 0,2 kg gemuk/stempet @ Rp/kg b Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur pintu (satu pintu) 0,2 ltr oli @ Rp/ltr c Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu) 1 ltr solar @ Rp/ltr PR.B.02 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan); - Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur (1) - Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat alumunium (A) Tenaga Kerja i) 1,5 pekerja @ Rp/hari ii) 1,5 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 0,5 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 2,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,2 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan)
= Rp. = Rp. = Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp.
2
b Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan - Membersihkan karat dan cat lama - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi (A) Tenaga Kerja i) 5,0 pekerja @ Rp/hari ii) 5,0 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 2,0 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 1,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,3 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan) C. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga (Rp/m2) PR.C.01 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
= Rp. = Rp. = Rp. = = = = = =
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
= Rp. = Rp.
57 - 91
= Rp. iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp. iv) 1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp. v) 0,3 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN = RAWA Rp. Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= 2 = Rp. C. Analisa Harga Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga ( Rp/m =) Rp. Biaya per m2 (UpahSatuan + bahan-bahan) C. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Jembatanlogam dan Dermaga (Rp/m2) PR.C.01 Pengecatan bagian-bagian PR.C.01 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan); - Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur (1) - Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat alumunium (A) Tenaga Kerja i) 1,5 pekerja @ Rp/hari ii) 1,5 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 0,5 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 2,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,2 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan) b Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10m 2 ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan - Membersihkan karat dan cat lama - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi (A) Tenaga Kerja i) 5,0 pekerja @ Rp/hari ii) 5,0 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 2,0 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 1,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,3 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan)
= Rp. = Rp. = Rp. = = = = = =
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
= Rp. = Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. = = = = = =
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
= Rp. = Rp.
58 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
D. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Kantor atau Rumah Dinas (disesuikan kebutuhan) PR.D.01 Biaya Pemeliharaan Kantor PR.D.02 Biaya Pemeliharaan Rumah Dinas E. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Kalibrasi Alat Ukur (tergantung spesifikasi alat) PR.E.01 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Curah Hujan (1 buah)
= Rp. = Rp. = Rp.
PR.E.02 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Pasang Surut (1 buah)
= Rp.
PR.E.03 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Salinometer (1 buah)
= Rp.
PR.E.04 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Piezometer (1 buah)
= Rp.
PR.E.04 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Topografi (1 buah)
= Rp.
Catatan: 1) Koefesien dari analisa harga disini hanya merupakan standar umum, koefesien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan. 2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung kepada lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
6.3.4. Contoh Perhitungan Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa
Pasang Surut, Rawa Lebak.
59 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 15. Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak
60 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
61 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 16: Pekerjaan Pengerukan Lumpur
62 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 17: Pekerjaan Perbaikan Tanggul (longsor dan erosi)
63 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 18: Pekerjaan Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak)
64 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 19: Pekerjaan Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas (rehabilitasi)
65 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 20:
Pekerjaan Pengamanan Jaringan
66 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6. 21Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Rawa Lebak.
PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran
PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran a Biaya pengerukan lumpur 1 m 3 dengan tenaga manusia, termasuk pengangkutan dan merapihkan tanah bekas yang diangkut (BOW 1*A4 + 1/5 * A6) 1,566 pekerja pengerukan @ = 0,75 pekerja perapihan @ = Biaya per m3 =
Rp. Rp. Rp.
b Biaya penggalian 30 m3 dengan alat hydraulic excavator (HER), termasuk merapihkan tanah bekas galian Harga baru Excavator Komatsu LSS (Rp.1.000) [NP] Nilai sisa alat 10% (Rp.1.000) [RV] Masa kerja alat Jam Kerja alat per tahun [YWH] Jumlah jam kerja alat [TWH] Kapasitas kerja alat efektif Kemampuan tenaga/daya alat (A) Biaya Kepemilikan alat (Rp/jam) Penyusutan alat ([NP-RV]/TWH) bunga, pajak dan asuransi (0,1 x NP x YWH) Biaya Sub-total (B) Biaya Operasional (Rp/jam) Bahan bakar dan pelumas 24,9 ltr solar @ 0,48 ltr oli mesin @ 0,13 ltr oli alat penggerak @ 0,54 ltr oli hidraulik @ 0,3 kg gemuk/stempet Perbaikan dan pemeliharaan 20% dari NP/TWH Gaji/upah operator dan mekanik : 1 operator @ 1 pembantu operator @ 2 pekerja @ 0,25 mekanik @ lembur, tunjangan lainnya (15%) Biaya lain-lain (filters, matting dll) 45% dari biaya operasional Biaya sub-total Biaya total (A + B) (kepemilikan alat + biaya operasional) Biaya per m3
Rp/ltr Rp/ltr Rp/ltr Rp/ltr Rp/kg
Rp. Rp. tahun jam jam 3 m /jam pk
= = =
Rp. Rp. Rp.
= = = = =
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
=
Rp.
= = = = =
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
PB.02 Perbaikan Tanggul (akibat longsor atau erosi) Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja 0,05 Alat-alat 1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi)
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= = =
Rp. Rp. 67 - 91 Rp. Rp. Rp.
lembur, tunjangan lainnya (15%) = Rp. Biaya lain-lain (filters, matting dll) 45% dari biaya operasional = Rp. Biaya sub-total = Rp. TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA Biaya total (A + B) (kepemilikan alat + biaya operasional) = Rp. Biaya per m3 = Rp. -
PB.02 Perbaikan Tanggul (akibat longsor atau erosi) Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja 0,05 Alat-alat 1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya 2 Biaya per m PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya 2 Biaya per m PB.05 Biaya Perbaikan Rumah Dinas (rehabilitasi) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.06
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.
@ Rp. @ Rp. @ Rp.
= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.
Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok km) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. Total Biaya Rp. Biaya per m2 Rp.
Catatan: 1) Koefesien dari analisa harga disini hanya merupakan standar umum, koefesien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan. 2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung kepada lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
68 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
6.3.5. Contoh Perhitungan Manajemen O&P, serta Pemberdayaan jaringan
Reklamasi Rawa Pasang Surut, Rawa Lebak Tabel 6. 22 : Daftar Kebutuhan Biaya MANAJEMEN O&P, Serta PEMBERDAYAAN Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut Dan Rawa Lebak.
69 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
70 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
71 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
LAMPIRAN TABEL & GAMBAR Tabel 1.1. : Definisi Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Berdasarkan Landasan Hukum Definisi Kegiatan Operasi
Kegiatan Pemeliharaan
Rawa (berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2010) Operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut adalah upaya pengaturan dan pembuangan air dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat jaringan reklamasi rawa pasang surut. Pemeliharaan jaringan reklamasi rawa pasang surut adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan reklamasi rawa pasang surut agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Tabel 1.2. : Cakupan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Berdasarkan Landasan Hukum
Definisi
Rawa (berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2010)
Cakupan
- Pemantauan Curah Hujan Harian
Pelaksanaan
- Pemantauan Tinggi Muka Air di Saluran
Operasi
- Pemantauan Kualitas Air Permukaan - Pemantauan Kedalaman Muka dan Kualitas Air Tanah - Pemantauan Daerah Banjir atau Genangan - Pemantauan Kualitas Tanah - Pemantauan Rencana/Realisasi dan Pengamatan Tanaman - Pemantauan Penampang Saluran - Pemantauan Tanggul Pelindung - Rencana Pengelolaan Air Masa Tanam
Definisi Cakupan Pelaksanaan
Pemeliharaan
Rutin
Rawa (berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2010) - Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder, dan tersier. - Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. - Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder, dan tersier. - Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier. - Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan) 72 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
pada saluran primer, sekunder, dan tersier.
Cakupan Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala
-
Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan). Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan). Kalibrasi alat ukur. Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder, dan tersier Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder, tersier dan tanggul pengaman. - Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran primer, sekunder, dan tersier. - Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi, primer, sekunder, dan tersier. - Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani. - Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi). - Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km.
73 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.1. : Interval dan Frekwensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No. 05 Tahun 2010
74 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.2. : Interval
dan
Frekuensi
Kegiatan
Pemeliharaan
Berkala
Jaringan
Reklamasi Rawa Pasang Surut.
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No. 05 Tahun 2010
75 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.3. : Fasilitas dan Peralatan OP Reklamasi Rawa Pasang Surut
76 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.4. : Kapasitas Kerja Rawa Pasang Surut
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut no. 05 Tahun 2010
Tabel 4.1. : Kompetensi Petugas Operasi Dan Pemeliharaan NO.
JABATAN
PENDIDIKAN
FASILITAS
1.
Pengamat Pengairan
D3 Sipil
Kantor, Rumah, dan SepedaMotor
2.
Staf Pengamat
SMP
Sepeda
3.
Juru Pengairan
STM
Rumah dan Sepeda Motor
4.
Petugas Pintu Air
SMP
Rumah Jaga dan Sepeda
77 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.5. : Kegiatan Rencana Pemeliharaan No
KEGIATAN
(1) 1
(2) Penelusuran Jaringan Rencana Pemeliharaan Tahunan
2
PRODUK
TINGKAT PELAKSANA (3) Juru Pengairan dan P3A
TINGKAT EVALUASI (4)
Juru Pengairan
Pengamat Pengairan
Hasil Rencana Pemeliharaan Tahunan yang telah disepakati dikirim ke (4)
Hasil Evaluasi Rekapitulasi nya dikirim ke (5)
PENETAPAN (5)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/ Sumber Daya Air Provinsi atau Balai Wilayah Sungai sesuai dengan kewenangannya Menetapkan program pemeliharaan tahunan definitif, selanjutnya mengirimkan kepada masingmasing pengamat dan juru pengairan. ke (4) & (5)
Tabel 6.1.: Kebutuhan Personil di Jaringan Rawa Jabatan Pengamat Perairan
Jumlah yang Diperlukan 1 orang + 3 staff per 3000-25000 Ha
Staf Pengamat
di bawah 1 orang pengamat pengairan, 3 org staff per 3000-25000 Ha 1 orang per 1000-2000 Ha dapat ditambah beberapa 1 orang per 3-5 buah pintu air
Juru Pengairan Petugas Pintu Air
Pendidikan Minimal D3 Teknik Sipil
SMP STM SMP
Fasilitas Kantor Rumah Dinas Sepeda motor Sepeda Rumah Sepeda motor Sepeda Rumah Jaga
78 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.6. : Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut Kondisi Batas Hidrotopografi Nomor
Jenis Kegiatan
Kebutuhan Peralatan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Kategori D v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v
v v
v v
v v
v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v
v v v v v v
v v v v v v
v v v v v v
Kategori A Kategori B Kategori C 1
Pemantauan Curah Hujan Harian
2
Pemantauan Elevasi Pasang Surut
3
Pemantauan Arus
4
Pemantauan Tinggi Muka Air di Saluran
5
Pemantauan Kualitas Air Permukaan
6
Pemantauan Kedalaman Muka dan Kualitas Air Tanah
7
Pemantauan Daerah Banjir atau Genangan
8
Pemantauan Kualitas Tanah
9
Pemantauan Rencana/Realisasi dan Pengamatan Tanaman Pemantauan Penampang Saluran
10 11
12
Alat pengamat CH manual/otomatis Gelas ukur ATK Alat pengamat pasut manual/otomatis ATK Alat pengamat arus manual/otomatis ATK Peilschaal Teropong ATK Peilschaal Teropong Salinometer Kertas pH Gelas ukur panjang Gelas aqua ATK Piezometer Pita meteran logam dalam skala cm. Kapur tulis tukang kayu. Lap bersih. Senter, bila diperlukan. Pemberat pita meteran, bila diperlukan. Kunci inggris atau alat lainnya untuk membuka penutup sumur pantau.piezometer. Alat pembersih untuk pita meteran. Selang atau alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer. Kertas Fe Kertas pH Gelas aqua ATK Batang kayu Pita meteran logam dalam skala cm ATK Sekop/arit Pita meteran logam dalam skala cm Senter Kertas pH Gelas aqua ATK ATK
Alat ukur topografi ATK Pemantauan Tanggul Pelindung Pita meteran logam dalam skala cm. Batang kayu ATK Rencana Pengelolaan Air Masa Tanam ATK
79 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.7. : Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Lebak Kondisi Batas Hidrotopografi Nomor 1
2 3 4
5
6
7
8
9 10 11
12
Jenis Kegiatan Pemantauan Curah Hujan Harian
Kebutuhan Peralatan
Alat pengamat CH manual/otomatis Gelas ukur ATK Pemantauan Elevasi Pasang Surut Alat pengamat pasut manual/otomatis ATK Pemantauan Arus Alat pengamat arus manual/otomatis ATK Pemantauan Tinggi Muka Air Peilschaal di Saluran Teropong ATK Pemantauan Kualitas Air Peilschaal Permukaan Teropong Salinometer Kertas pH Gelas ukur panjang Gelas aqua ATK Pemantauan Kedalaman Muka dan Piezometer Kualitas Air Tanah Pita meteran logam dalam skala cm. Kapur tulis tukang kayu. Lap bersih. Senter, bila diperlukan. Pemberat pita meteran, bila diperlukan. Kunci inggris atau alat lainnya untuk membuka penutup sumur pantau.piezometer. Alat pembersih untuk pita meteran. Selang atau alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer. Kertas Fe Kertas pH Gelas aqua ATK Pemantauan Daerah Banjir atau Batang kayu Genangan Pita meteran logam dalam skala cm ATK Pemantauan Kualitas Tanah Sekop/arit Pita meteran logam dalam skala cm Senter Kertas pH Gelas aqua ATK Pemantauan Rencana/Realisasi dan ATK Pemantauan Penampang Saluran Alat ukur topografi ATK Pemantauan Tanggul Pelindung Pita meteran logam dalam skala cm. Batang kayu ATK Rencana Pengelolaan Air Masa Tanam ATK
Lebak Lebak Pematang Tengahan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Lebak Dalam v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v
v v
v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
80 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6.3.: Operasi Pintu Air untuk Tanaman Padi Musim Hujan
Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No.5 Tahun 2010
81 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6.4.: Operasi Pintu Air untuk Tanaman Padi Musim Kemarau pada Lahan Kategori A dan B
Tabel 6.5.: Operasi Pintu Air untuk Tanaman Palawija Musim Kemarau pada Lahan Katagori C dan D
Tabel 6.6.: Operasi Pintu Air untuk Tanaman Keras pada Lahan Katagori C dan D
82 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.8. : Operasi pintu air jaringan irigasirawa lebak klasifikasi Adengan sistem tata airtadah hujan Bulan Ket. ....
1
2
3
Jan
Feb
Mar
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agt
Jenis Tanaman
9 Sept
10 Okt
11
12
Nop
Des
Panen
Masa Bero
Padi Masa Tanam
Pola Tanam
Masa Bero
Olah Tanah
Tanam
Perawatan
Anak Tumbuh
Target Elevasi Air di Lahan
-
-
-
-
-
-
1 cm
10 cm
2 cm
10 cm
0 cm
-
Target Elevasi Air di Saluran Rapen
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
20 cm
20 cm
20 cm
20 cm
15 cm
15 cm
Tutup
Buka sebagian, untuk mengurangi air
Tutup
Buka
Tutup
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
Pintu Air di Rapen (Kondisi Normal)
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
Tutup sebagian, untuk masuk air sedikit
Pintu Air di Rapen (Kondisi Banjir)
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
Buka
83 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 2.9. : Daftar Kebutuhan Peralatan Untuk Kegiatan Operasi Jaringan Reklamasi Pasang Surut (Tahap II / Semi Terkendali)
84 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6.10.: Interval, Frekuensi Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Rawa Lebak Kegiatan Pembersihan sampah muka bangunan air
Lokasi di
Interval
Frekuensi
(waktu)
(kali/tahun)
1 bulan
12
tergantung kondisi
primer
3 mingguan
16
tergantung kondisi
sekunder
2 mingguan
24
tergantung kondisi
2 mingguan
24
tergantung kondisi
Tanggul pelindung
3 bulan
4
tergantung kondisi
Saluran pembuang
primer
3 bulan
4
tergantung kondisi
sekunder
3 bulan
4
tergantung kondisi
Saluran tersier
3 bulan
4
tergantung kondisi
Saluran pembuang
primer
6 bulan
2
tergantung kondisi
sekunder
6 bulan
2
tergantung kondisi
4 bulan
3
tergantung kondisi
Tanggul pelindung Saluran pembuang Saluran pemberi
Saluran tersier Pemotongan rumput
Saluran pemberi
Pembersihan saluran (tumbuhan air)
Saluran pemberi
Saluran tersier
Keterangan
Pemeliharaan tanggul
Tanggul pelindung
12 bulan
1
tergantung kondisi
Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
Saluran pembuang
primer
6 bulan
2
tergantung kondisi
sekunder
6 bulan
2
tergantung kondisi
Saluran tersier
6 bulan
2
tergantung kondisi
Saluran pembuang
primer
12 bulan
1
tergantung kondisi
sekunder
12 bulan
1
tergantung kondisi
Saluran tersier
12 bulan
1
tergantung kondisi
Jalan Inspeksi
12 bulan
1
tergantung kondisi
Jalan Usaha Tani
12 bulan
1
tergantung kondisi
Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)
12 bulan
1
tergantung kondisi
Kalibrasi alat ukur
12 bulan
1
tergantung kondisi
Pemeliharaan jembatan (pengecatan dan perbaikan ringan)
Pemeliharaan jalan
Saluran pemberi
Saluran pemberi
85 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6.11.: Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Rawa Lebak Kegiatan
Lokasi
Kapasitas Kerja *
Satuan
Keterangan
Tanggul pelindung
50
m2/orang/ hari
Tergantung dimensi bangunan
Saluran primer pembuang
50
m2/orang/ hari
Tergantung dimensi bangunan
Saluran sekunder pemberi
50
m2/orang/ hari
Tergantung dimensi bangunan
Saluran tersier
50
m2/orang/ hari
Tergantung dimensi bangunan
75 - 200
m2/orang/ hari
Sesuai rumput
kondisi
Saluran primer pembuang
50-150
m2/orang/ hari
Sesuai rumput
kondisi
Saluran sekunder pemberi
50-150
m2/orang/ hari
Sesuai rumput
kondisi
Saluran tersier
50-150
m2/orang/ hari
Sesuai rumput
kondisi
250
m2/orang/ hari
a. Pemeliharaan Rutin Pembersihan sampah di muka bangunan air
Pemotongan rumput
Tanggul pelindung
Pemeliharaan tanggul
Tanggul pelindung
Pembersihan saluran (tumbuhan aquatik)
Saluran primer pembuang
25 – 50
m2/orang/ hari
Saluran sekunder pemberi
25 – 50
m2/orang/ hari
Saluran tersier
25 – 50
m2/orang/ hari
Jalan inspeksi dan jalan usaha tani
100
m2/orang/ hari
Saluran primer pembuang
45
m3/alat/ jam
Tenaga manusia
Saluran sekunder pemberi
45
m3/alat/ jam
Tenaga manusia
Saluran tersier
2-3
m3/orang/ hari
Alat berat
Tanggul pelindung
100
m2/orang/ hari
Pemeliharaan jalan
b. Pemeliharaan Berkala Pengangkatan lumpur (termasuk pengangkatan tumbuhan aquatik dan akar)
Perbaikan tanggul
86 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Tabel 6.13.: Interval, Frekuensi Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Rawa Lebak
Pengangkatan lumpur
Perbaikan tanggul (longsor, kerusakan akibat erosi, pembentukan kembali tebing) Penggantian (bagian-bagian) yang rusak dari bangunan air dan gedung
Pebaikan jembatan(penggantian yang rusak)
Perbaikan jalan
Frekuensi (kali/tahun)
Kecepatan pengendapan
Ket.
Saluran primer pembuang
3-5
0.2-0.3
1-2
Tergantung kondisi
Saluran sekunder pemberi
3-5
0.2-0.3
0.4-1
Tergantung kondisi
Saluran tersier
2-3
0.3-0.5
0.2-0.4
Tergantung kondisi
Tanggul Pelindung
1-3
0.3-1
-
Tergantung kondisi
Bangunan pengatur
1-3
0.3-1
-
Tergantung kondisi
Gedung
1-3
0.3-1
-
Tergantung kondisi
Saluran primer pembuang
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Saluran sekunder pemberi
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Saluran tersier
1-3
0.3-1
-
Tergantung kondisi
Jalan inspeksi
3-5
0.2-0.3
-
Tergantung kondisi
Jalan tani
3-5
0.2-0.3
-
Tergantung kondisi
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Patok batas jalur hijau dan sempadan
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Papan larangan
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Nomenklatur bangunan
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Portal
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Patok km
2-3
0.3-0.5
-
Tergantung kondisi
Lokasi
usaha
Perbaikan kantor dan rumah dinas Pengamanan jaringan
Interval (tahun)
Kegiatan
Tabel 2.10. : Fasilitas dan Peralatan O&P Jaringan Irigasi Rawa Lebak Fasilitas/Peralatan Gedung
Tenaga listrik
Jumlah
Keterangan
Kantor/rumah (70 m2)
1
Pengamat pengairan
Rumah (36 m2)
1
Juru pengairan
Gen-set (5 kVa)
1
Pengamat pengairan
87 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Gen-set (1 kVa)
1
Juru pengairan
Lampu senter
Menurut jumlah staff
Juru pengairan
Transportasi
Sepeda motor
Menurut jumlah staff
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Peralatan kantor
Meja
2
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Kursi
2
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Filling cabinet
1
Pengamat pengairan
Komputer
2
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Laptop
1
Pengamat pengairan
Printer
2
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Handphone
1
Pengamat pengairan
Komunikasi
Peralatan O&P
Handy Talkie
Menurut jumlah staff
Kamera foto
1
Juru pengairan Pengamat pengairan
Kertas pH
Variasi
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Kertas Fe
Variasi
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Penakar hujan
1
Juru pengairan
Bor tanah
2
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Piezometer
Variasi
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Meteran (50 m)
Variasi
Pengamat pengairan
Parang, cangkul, arit
Variasi
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Karung plastik, raffia, topi kerja
Variasi
Pengamat pengairan dan juru pengairan
Menurut jumlah staff
Pengamat pengairan dan juru pengairan
tali
Safety helmet, safety shoes,sarung tangan, Mesin rumput
pemotong
Variasi
Pengamat pengairan
88 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Gambar 1.1.: Perencanaan Operasi Pintu Air.
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No. 05 Tahun 2010
Gambar 1.2.: Rencana Definitif Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No. 05 Tahun 2010
89 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Gambar 2.1.: Penyusunan Rencana Pemeliharaan
Sumber : Pedoman OP Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut No. 05 Tahun 2010
Gambar 2.2.: Struktur Organisasi Operasi dan Pemeliharaan
(Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa PasangSurut)
90 - 91
TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN RAWA
Gambar 2.3.: Bagan Alir Penyusunan Rencana Pemeliharaan
(Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut)
91 - 91