LAPORAN PENDAHULUAN ATRIAL FIBRILASI (AF) RAPID
A. PENG PENGER ERTI TIA AN Atrial fibrilasi fibrilasi merupakan salah salah satu karakteristik takiaritmia. takiaritmia. Hal ini ini ditandai dengan tidak terkoordinasinya aktivitas atrial sehingga terjadi kemunduran pada fung fungsi si
meka mekani nik k
atri atrial al..
Pada Pada
gamb gambar aran an
elek elektr trok okar ardi diog ogra ram, m,
atri atrial al
fibr fibril ilas asii
digambarkan sebagai tidak adanya gelombang P, juga terjadinya respon ireguler dari ventrikel ketika konduksi atrioventricular (AV) dibatasi (ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition, "##$). Atrial fibrilasi terjadi t erjadi ketika atrium mengalami depolarisasi secara spontan deng dengan an kece kecepa pata tan n yang yang tida tidak k bera beratu tura ran n (%## (%##ka kali li&m &men enit it)) sehi sehing ngga ga atri atrium um menghantarkan menghantarkan implus terus menerus ke nodus AV AV. 'onduksi ke ventrikel dibatasi oleh refrakter refrakter dari nodus AV dan terjadi terjadi tanpa tanpa diduga diduga sehingga sehingga menimbul menimbulkan kan respon ventrikel yang sangat ireguler (Patrick, "##$). Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikuler dengan aktivasi atrial yang tidak terkoordinasi sehingga terjadi gangguan fungsi mekanik atrium. 'eadaan ini menyebabkan tidak efektifnya proses mekanik atau pompa pompa darah darah jantun jantung. g. Atria Atriall fibril fibrilasi asi dapat dapat terja terjadi di secara secara episo episodik dik maupu maupun n permanen permanen.. ika terjadi secara secara permane permanen, n, kasus kasus tersebut tersebut sulit sulit untuk dikontrol dikontrol (Philip and eremy, eremy, "##). *rombus *rombus dapat terbentuk dalam rongga atrium kiri atau bagian lainnya karena tidak adanya kontraksi atrium yang mengakibatkan stasis darah darah.. Hal ini akan akan menyeb menyebab abkan kan terja terjadi dinya nya embol embolii pada pada sirku sirkulas lasii sistem sistemik ik teruta terutama ma otak otak dan ekstre ekstremit mitas as sehing sehingga ga atrial atrial fibril fibrilasi asi menja menjadi di salah salah satu satu penyebab terjadinya serangan stroke (Philip and eremy, "##).
B. ETIOLOGI +anyak +anyak faktor faktor risiko risiko yang yang menyebab menyebabkan kan berkemban berkembangnya gnya kejadia kejadian n atrial atrial fibrilasi fibrilasi terutama terutama dengan dengan semakin semakin meningka meningkatnya tnya usia semakin semakin meningka meningkatt pula pula risiko kejadian atrial fibrilasi (ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition, "##$). aktor risiko lainnya dapat dibedakan berdasarkan faktor kondisi jantung dan non jantung. -elain faktor usia, faktor risiko yang berasal dari non-cardiac adala adalah h peny penyaki akitt diabe diabetes tes,, penip penipisa isan n elekt elektrol rolit, it, kelain kelainan an tiroi tiroid, d, dan emboli emboli pulmonal. -edangkan faktor risiko yang berasal dari jantung sendiri adalah atrial septal septal defect, defect, post operasi operasi jantung, jantung, kardiomi kardiomiopat opati, i, gagal gagal jantung, jantung, hipertens hipertensi, i, penyakit jantung iskemik, dan lainlain (+erry and Padgett, "#/").
C. KLA KLASIFI SIFIKA KASI SI 1
/. 'lasifikasi atrial fibrilasi berdasarkan 0aktu timbulnya dan keberhasilan intervensi dikelompokkan menjadi1 a. A initial event (episode pertama kali terdeteksi atau new A) terjadi pertama kali dengan atau tanpa gejala yang tampak serta onset tidak diketahui. b. A proksimal terjadi jika A hilang timbul dengan gejala dirasakan kurang dari tujuh hari dan kurang dari 23 jam, tanpa diberikan intervensi baik itu obat ataupun nonfarmakologi seperti kardioversi. c. A persisten terjadi jika atrial fibrilasi yang muncul akan berhenti jika diberikan obat atau intervensi nonfarmakologi berlangsung lebih dari tujuh hari. A permanen terjadi jika A tidak hilang dengan intervensi apapun baik obat maupun kardioversi. d. Long standing persistent AF merupakan episode A yang berlangsung lebih dari / tahun dan strategi yang diterapkan masih kontrol irama jantung (rhythm control). e. Permanent A1 jika A menetap dan secara klinis dapat diterima oleh pasien dan dokter sehingga strategi managemen adalah tata laksana kontrol laju jantung (rate control). ". 'lasifikasi atrial fibrilasi berdasarkan ada tidaknya penyakit lain yang mendasari yaitu1 a. A primer jika tidak disertai penyakit jantung lain atau penyakit sistemik lainnya. b. A sekunder jika disertai dengan penyakit jantung lain atau penyakit sistemik lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan katub mitral dan lain lain %. 'lasifikasi lain adalah berdasarkan bentuk gelombang P yang dibedakan atas1 a. Coarse A jika bentuk gelombang P nya kasar dan masih bias dikenali. b. Fine A jika bentuk gelombang P halus hampir seperti garis lurus (4rmalita dkk., "##5).
D. MANIFESTASI KLINIK 6enurut 6arry, dkk ("##) manifestasi klinis yang dapat dilihat dari pasien dengan atrial fibrilasi (A) adalah sebagai berikut 1 /. Palpitasi (denyut jantung tidak teratur) ". Perasaan tidak nyaman di dada (nyeri dada) dan jantung berdebar %. Dyspnea 2. 6erasa pusing atau sinkop (pingsan mendadak) yang dapat terjadi akibat peningkatan laju ventrikel atau tidak adanya pengisian sistolik ventrikel. amun, beberapa kasus atrial fibrilasi bersifat asimptomatik (ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition, "##$).
E. PATHOFISIOLOGI 2
Aktivasi fokal fokus dia0ali biasanya dari daerah vena pulmonalis (timbulnya gelombang yang menetap dari 6ultiple 0avelet reentry depolarisasi atrial atau 0avelets yang dipicu oleh depolarisasi atrial premature atau aktivitas aritmogenik dari fokus yang tercetus secara cepat). 6ekanisme fibrilasi atrium identik dengan mekanisme fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya ternyata hanya di massa otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel. Penyebab yang sering menimbulkan fibrilasi atrium adalah pembesaran atrium akibat lesi katup jantung yang mencegah atrium mengosongkan isinya secara adekuat ke dalam ventrikel, atau akibat kegagalan ventrikel dengan pembendungan darah yang banyak di dalam atrium. 7inding atrium yang berdilatasi akan menyediakan kondisi yang tepat untuk sebuah jalur konduksi yang panjang demikian juga konduksi lambat, yang keduanya merupakan faktor predisposisi bagi fibrilasi atrium. 'arakteristik pemompaan atrium selama fibrilasi atrium 1 Atrial fibrilasi menyebabkan respon ventrikel yang tidak beraturan, sehingga memunculkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara lengkap ke atrium dan ventrikel. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gumpalan (emboli) yang dapat berkembang menjadi tromboembolisme (ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition, "##$). Atrium tidak akan memompa darah selama A berlangsung. 8leh karena itu atrium tidak berguna sebagai pompa primer bagi ventrikel. 9alaupun demikian, darah akan mengalir secara pasif melalui atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi pompa ventrikel akan menurun hanya sebanyak "# : %# ;. 8leh karena itu, dibanding dengan sifat yang mematikan dari fibrilasi ventrikel, orang dapat hidup selama beberapa bulan bahkan bertahuntahun dengan fibrilasi atrium, 0alaupun timbul penurunan efisiensi dari seluruh daya pompa jantung. Patofisiologi pembentukan trombus pada A 1 Pada A aktivitas sitolik pada atrium kiri tidak teratur, terjadi penurunan atrial flow velocities
yang
menyebabkan
statis pada atrium kiri dan
memudahkan
terbentuknya trombus. Pada pemeriksaan *<<, trombus pada atrium kiri lebih banyak dijumpai pada pasien A dengan stroke emboli dibandingkan dengan A tanpa stroke emboli. "&% sampai %&2 stroke iskemik yang terjadi pada pasien dengan A non valvular karena stroke emboli. +eberapa penelitian menghubungkan A dengan gangguan hemostasis dan thrombosis. 'elainan tersebut mungkin akibat dari statis atrial tetapi mungkin juga sebagai faktor terjadinya tromboemboli pada A. 'elainankelainan tersebut adalah peningkatan faktor von 9illebrand (faktor V44 ), fibrinogen, 7dimer, dan fragmen protrombin /,". -ohaya melaporkan A akan meningkatkan agregasi trombosit, koagulasi dan hal ini dipengaruhi oleh lamanya A. 3
F. PATHWAY
aktor resiko primer (jantung)1 =i0ayat operasi jantung, kardiomiopati, hipertensi, penyakit jantung iskemik
aktor resiko sekunder (non jantung)1 >sia, diabetes mellitus, penipisan elektrolit, kelainan tiroid, emboli pulmonal
4
?esi pada katup jantung
Pembesaran atrium
'erusakan proses mekanik @ pompa darah jantung
Penurunan kontraktilitas miokard
'elemahan miokard
Penurunan curah jantung
Volume akhir diastole ventrikal kiri meningkat
-uplai darah ke jaringan menurun
*ekanan atrium kiri meningkat
*ekanan vena pulmonalis meningkat
'etidakefektifan perfusi jaringan perifer
Hipertensi kapiler pulmonal
'elemahan fisik
4ntoleransi aktivitas
angguan pertukaran gas
-esak nafas (dyspnea), lemah, jantung berdebardebar, dll 'urang terpajan informasi
G. KOMPLIKASI 'elainan
'urang pengetahuan irama
jantung
(disritmia)
jenis
atrial
fibrilasi
seringkali
menimbulkan masalah tambahan bagi yang mengidapnya, yaitu serangan gangguan sirkulasi otak (stroke) dan gagal jantung. 4ni terjadi karena atrium jantung yang berkontraksi tidak teratur menyebabkan banyak darah yang tertinggal dalam atrium akibat tak bisa masuk ke dalam ventrikel jantung dengan lancar. Hal ini memudahkan timbulnya gumpalan atau bekuan darah (trombi) akibat stagnasi dan turbulensi darah yang terjadi. Atrium dapat berdenyut lebih dari %## kali per menit padahal biasanya tak lebih dari /##. 6akin tinggi frekuensi 5
denyut dan makin besar volume atrium, makin besar peluang terbentuknya gumpalan darah. -ebagian dari gumpalan inilah yang seringkali melanjutkan perjalanannya memasuki sirkulasi otak dan se0aktu0aktu menyumbat sehingga terjadi
stroke.
Pada penyakit katup
jantung, terutama bila katup
yang
menghubungkan antara atrium dan ventrikel tak dapat membuka dengan sempurna, maka volume atrium akan bertambah, dindingnya akan membesar dan memudahkan timbulnya rangsang yang tidak teratur. -ekitar "# persen kematian penderita katup jantung seperti ini disebabkan oleh sumbatan gumpalan darah dalam sirkulasi otak.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien antara lain 1 /. Pemeriksaan elektrokardiogram (<'). <' akan menunjukkan karakteristik penyakit yang tidak biasa&ganjil yaitu 1 a. B=- complexes (durasi dan struktur tidak teratur) b. 4nterval P= hampir tak terlihat c. P0afes tak menentu, tegangan rendah atau tidak ada (6arry, dkk., "##)
". =ontgen thoraC (gambaran emboli paru, pneumonia, PP8', cor pulmonal) (6arry, dkk., "##) %. chocardiografi atau prosedur invasive transesofagus echocardiografi (*8<). *ransesofagus echocardiografi ini berfungsi memberikan gambaran ukuran atrium kiri dan menentukan fungsi sistolik ventrikel kiri, selain itu sekaligus dapat memperlihatkan kemungkinan adanya penyakit katub jantung (+erry and Padgett, "#/"). *ransesofagus echocardiografi ini dapat dilakukan sebelum pemberian kardioversi dan juga setelah dilakukan kardioversi. 'arena prosedur ini sangat spesifik untuk menentukan risiko stroke dan tromboemboli pada pasien atrial fibrilasi (ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition, "##$). 2. *es fungsi tiroid. Pemeriksaan fungsi tiroid bermanfaat karena sebagai salah satu faktor risiko terjadinya atrial fibrilasi. Penelitian yang dilakukan oleh !anadian =egistry of Atrial fibrillation 4nvestigators menunjukkan bah0a pada 6
D,2; kasus pasien dengan *-H (*iroid -timulating Hormone) menunjukkan adanya gambaran atrial fibrilasi akut (uy, 'arine and ean, "##").
I.
PENATALAKSANAAN *ujuan
penanganan
Cardiology (A!!)& American
A
!eart
menurut American
Association (AHA)&"ropean
College #ociety
of of
Cardiology (<-!) ("##$) adalah untuk mengembalikan lagi irama sinus dan menurunkan risiko terjadinya stroke dengan terapi antirombolitik (-hay, "#/#). *erdapat tiga kategori tujuan pera0atan atrial fiibrilasi yaitu terapi profilaksis untuk mencegah tromboemboli, mengembalikan kerja ventrikuler dalam rentang normal, dan memperbaiki irama yang tidak teratur. 'ombinas ketiga strategi tersebut menjadi tujuan penting dalam mengelola pasien atrial fibrilasi (-hay, "#/#). *atalaksana A berdasarkan -tandar Pelayanan 6edik (-P6) =umah -akit antung dan Pembuluh 7arah Harapan 'ita
>ntuk golongan 444 dapat
diberikan
amiodaron. 7apat juga dikombinasi dengan kardioversi dengan 7! shock. (4rmalita dkk, "##5). Pengembalian irama sinus dengan obatobatan (amiodaron, flekainid, atau sotalol) bisa mengubah A menjadi irama sinus atau mencegah episode A lebih lanjut. Antikoagulasi untuk mencegah tromboembolik sistemik (Patrick, "##$). b. $ate control dan pemberian antikoagulan di lakukan dengan pemberian obatobat yang bekerja pada AV node dapat berupa digitalis, verapamil, dan obat penyekat beta (F bloker). Amiodaron dapat juga digunakan untuk rate control . amun pemberian obatobat tersebut harus hatihati pada pasien dengan A disertai
hipertrovi ventrikel. Pemeriksaan
ekokardiografi bisa membantu sebelum pemberian obatobat tersebut (4rmalita dkk, "##5). Pemberian obatobat tersebut dapat membantu pengendalian denyut dengan menurunkan kecepatan ventrikel dengan mengurangi konduksi nodus AV menggunakan digoksin, F bloker, atau antagonis kanal kalsium tertentu. amun kadang A sendiri tidak menghilang sehingga pasien 7
membutuhkan digoksin untuk memperlambat repon ventrikel terhadap A saat istirahat dan F bloker untuk memperlambat denyut ventrikel selama olahraga (Patrick, "##$). ". onfarmakologi a. 'ardioversi eksternal dengan 7! shock dapat dilakukan pada setiap penderita A. ika pasien mengalami A sekunder, penyakit penyerta harus dikoreksi terlebih dahulu. ika A lebih dari 23 jam maka harus diberikan antikoagulan selama 2 minggu dan % minggu pasca kardioversi untuk mencegah terjadinya stroke akibat emboli. Pemeriksaan transesofagus echo dapat direkomendasikan sebelum melakukan kardioversi dengan 7! shock
jika
pemberian
antikoagulan
belum
dapat
diberikan
untuk
memastikan tidak adanya thrombus diatrium. b. Pemasangan pacu jantung untuk mencegah A dapat diberikan. Penelitian menunjukkan pemasangan pacu jantung kamar ganda lebih dapat mencegah episode A dibandingkan pemasangan pacu jantung kamar tunggal. 7an akhirakhir ini pemasangan lead atrium pada lokasi +achman +undle atau di septum atrium bagian ba0ah dapat mencegah terjadinya A c. Ablasi kateter untuk mengubah ke irama sinus dengan isolasi vena pulmonary dapat dilakukan. d. Ablasi AV node dan pemasangan pascu jantung permanen (VV4=). *eknik ini digunakan terutama pada penderita A permanen dan penderita masih menggunakan obat antikoagulan. e. Pembedahan diperlukan dengan operasi modifikasi 6aGe. Hal ini dapat dilakukan sekaligus pada pasien dengan kelainan katub mitral. (4rmalita dkk, "##5).
J. ASUHAN KEPERAWATAN (PENGKAJIAN, DIAGNOSA, INTERVENSI) /. Pengkajian %engka&ian primer a.
Air0ay /)
'aji dan pertahankan jalan napas.
")
?akukan head tilt, chin lift jika perlu.
%)
unakan alat batu untuk jalan napas jika perlu.
2)
Pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak dapat mempertahankan jalan napas.
b. +reathing /)
'aji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oCimeter, untuk mempertahankan saturasi 5";. 8
") %)
+erikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non rebreathing mask. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan
2)
menggunakan bagvalvemask ventilation. ?akukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji Pa8" dan
Pa!8". D) 'aji jumlah pernapasan. $) ?akukan pemeriksan system pernapasan. ) 7engarkan adanya bunyi pleura. 3) ?akukan pemeriksaan foto thorak. c. !irculation /) 'aji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengar suara gallop. ") 'aji peningkatan VP. %) !atat tekanan darah. 2) Pemeriksaan <'. d. 7isability /) 'aji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVP> atau gasglow ")
coma scale (!-) . Penurunan kesadaran menunjukan tanda a0al pasien masuk kondisi ekstrim
dan
membutuhkan
pertolongan
medis
segera
dan
membutuhkan pera0atan di 4!>&4!V!>. e.
%. 4ntervensi a. angguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran
alveolarkapiler. 7efinisi 1 'elebihan atau defisit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolarkapiler. 8! 1 a) =espiratory status 1 as eCchange b) =espiratory status 1 Ventilation c) Vital sign status 'riteria hasil 1 /) 6endemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat ") 6emelihara kebersihan paruparu dan bebas dari tandatanda distress pernapasan %) 6endemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) 2) *andatanda vital dalam rentang normal 4ntervensi (4!) 1 /) 6onitor pola napas (bradipnea, takipnea, kusmaull, hiperventilasi, dll), frekuensi, kedalaman, irama dan usaha respirasi (adanya pergerakan dada, penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada) =asional 1 6engetahui status pernapasan klien dan sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya ") Pantau bunyi nafas, catat krekles =asional 1 6enyatakan adanya kongesti paru&pengumpulan secret menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut. %) Ajarkan&anjurkan klien untuk batuk efektif, nafas dalam. =asional 1 6embersihkan jalan nafas&mengeluarkan cairan atau sekret dan memudahkan aliran oksigen. 2) 7orong perubahan posisi. =asional 1 6embantu mencegah atelektasis dan pneumonia. D) 'olaborasi dalam pantau&gambarkan seri 7A, nadi oksimetri. =asional 1 Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru. $) 'olaborasi pemberian obat bronkodilator&suction&oksigen tambahan sesuai indikasi =asional 1 6embantu dalam mengurangi edema dan memudahkan jalan nafas. b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial&perubahan inotropik 7efinisi 1 'etidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. 8! 1 /) !ardiac pump effectiveness. ") !irculation status. %) Vital sign status. 'riteria Hasil : 10
/) *anda Vital dalam rentang normal (*ekanan darah, adi, respirasi). ") 7apat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan. %) *idak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites. 2) *idak ada penurunan kesadaran. 4ntervensi (4!) 1 /) Auskultasi nadi apical I kaji frekuensi dan irama jantung. =asional 1 +iasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel. ") !atat bunyi jantung. =asional 1 -/ dan -" mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. 4rama allop umum (-% dan -2) dihasilkan sebagai aliran darah
kesermbi
yang
disteni.
6urmur
dapat
menunjukkan
inkompetensi&stenosis katup. %) 6onitor status pernafasan =asional 1 7yspnea dapat menunjukkan terjadinya kegagalan jantung dalam memompa darah 2) Pantau adanya perubahan tekanan darah =asional 1 Pada ' dini, sedang atau kronis tekanan darah dapat meningkat.
Pada
H!
lanjut
tubuh
tidak
mampu
lagi
mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat normal lagi. D) Palpasi nadi perifer =asional 1 Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan post tibia. adi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan. $) 'aji kulit terhadap pucat dan sianosis =asional 1 Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokontriksi dan anemia. -ianosis dapat terjadi sebagai refrakstori '. Area yang sakit sering ber0arna biru atu belang karena peningkatan kongesti vena. ) Anjurkan klien untuk menurunkan stres dan aktivitas =asional 1 6engurangi kebutuhan oksigen 3) Anjurkan klien untuk menghindari mengkonsumsi ethanol (minuman beralkohol), kafein (coklat, kopi), nikotin (rokok) =asional 1
kanula
nasal&masker dan obat sesuai indikasi =asional 1 6eningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk mela0an efek hipoksia&iskemia. +anyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti. c. 'etidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kerusakan transpor oksigen melalui membran alveolar& dan atau membran kapiler, perubahan kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen 7efinisi 1 Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan 8! 1 /) !irculation status 11
") *issue perfusion 1 cerebral 'riteria Hasil 1 /) 6endemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan 1 a) *ekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan b) *idak ada ortostatik hipertensi c) *idak ada tanda peningkatan intrakranial (tidak lebih dari /D mmHg) ") 6endemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan 1 a) +erkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan b) 6enunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi c) 6emproses informasi d) 6embuat keputusan dengan benar %) 6enunjukkan fungsi sensori motorik cranial yang utuh 1 tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakangerakan involunter 4ntervensi (4!) 1 /) 'aji adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin atau lembab. !atat kekuatan nadi perifer. =asional 1 Vasokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi. ") Pantau data laboratorium (+A, +>, creatinin, dan elektrolit) =asional 1 4ndikator perfusi atau fungsi organ %) 7orong latihan kaki aktif atau pasif, hindari latihan isometrik =asional 1 6enurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboflebis. 2) +eri obat sesuai indikasi1 heparin atau natrium 0arfarin (coumadin) =asional 1 7osis rendah heparin mungkin diberika secara profilaksis pada
pasien
resiko
tinggi
dapat
untuk
menurunkan
resiko
trombofleblitis atau pembentukan trombusmural. !oumadin obat pilihan untuk terapi anti koangulan jangka panjang&pasca pulang d. 4ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. 7efinisi 1 'etidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melnjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan seharihari yang harus atau yang ingin dilakukan. 8! 1 /)
bila klien menggunakan vasodilator, diuretic dan penyekat beta. =asional 1 Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh %)
fungsi jantung. !atat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disaritmia, dispnea berkeringat dan pucat. =asional 1 Penurunan&ketidakmampuan
miokardium
untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan 2) +antu aktivitas pera0atan diri yang diperlukan. =asional 1 6embantu pemenuhan kebutuhan dasar klien dan mengurangi aktivitas klien D)
secara benar 'lien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
pera0at&tim kesehatan lainnya 4ntervensi&4! 1 /) 4dentifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat =asional 1 6engetahui halhal&aktivitas klien yang perlu dihindari ") elaskan patofisiologi&proses penyakit dengan cara yang tepat =asional 1 6enambah pengetahuan klien tentang proses penyakit %)
yang dialaminya. ambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat =asional 1 6enambah pengetahuan klien tentang tanda dan gejala
2)
yang dapat diidentifikasi saat terjadi serangan&kekambuhan -ediakan informasi pada klien tentang kondisinya dengan cara yang tepat =asional 1 6engurangi kecemasan yang dapat meningkatkan stress
13
D)
7iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasii di masa yang akan datang dan atau proses
$)
pengontrolan penyakit =asional 1 6encegah terjadinya kekambuhan dan komplikasi 7ukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
2. Discharge planning a.
Anjurkan pada pasien untuk hindari aktivitas yang bisa memperburuk keadaan selama di ra0at.
b. Anjurkan kepada pasien hindari makanan dan minuman yang dapat memperlambat proses penyembuhan selama dira0at. c. Anjurkan kepada pasien tidak melakukan aktivitas berlebih di rumah d. Anjurkan pada pasien untuk memperhatikan pola makan dan minum di rumah. e. Anjurkan pada pasien untuk berhenti merokok atau minum beralkohol kalau pasien seorang perokok atau peminum. f.
Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dosis.
14
DAFTAR PUSTAKA +erry. A and Padgett, H. "#/". 6anagement of patients 0ith atrial fibrillation1 7iagnosis and *reatment. '"rsing #tandard$C' %"lishing. *+ (**), . uy, !., 'arine, ., and ean, P. "##". Atrial fibrillation in the elderly facts and management. Dr"gs Aging. /0 (//), 1/0-1+ 4rmalita, dkk. "##5. #tandar %elayanan 2edik (#%2) $"mah #akit 3ant"ng dan %em"l"h Darah !arapan 4ita disi 555 . akarta1 =- antung dan Pembuluh 7arah Harapan 'ita akarta 'risanty, Paula. "##5. As"han 4eperawatan 6awat Dar"rat . akarta. *rans 4nfo 6edia 6arry, dkk. "##. 4eperawatan 2edikal 7edah. Jogyakarta 1 =apha Publishing ational !ollaborating !enter for !hronic !ondition. "##$. Atrial firillation. ?ondon. ational !linical uidline for 6anagement in Primary and -econdary !are. =oyal !ollege of Physicians. 000.escardio.org Patrick 7avey. "##$. At a 6lance 2adicine. akarta1 Penerbit
15