LP Asuhan Keperawatan pasien dengan NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INARC! 13:01 ayumi 1 comment
AS"#AN KEPERA$A KEPERA$ATAN PADA PASIEN PASIEN DEN%AN NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INARC!
A. Definisi Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk menggambarkan menggambarkan sektrum keadaan atau kumulan roses enyakit yang meliuti meliuti angina ektoris tidak stabil!A"#S (unstable angina!$A)% infark miokard gelombang non&' atau infark miokard tana eleasi segmen S# (on&S# eleation myocardial infarction! S#*+,)% dan infark miokard gelombang ' atau infark miokard dengan eleasi segmen S# (S# eleation myocardial myocardial infarction! infarction! S#*+,). S#*+,). A"#S dan S#*+, S#*+, memunyai memunyai atogenesis atogenesis dan resentasi resentasi klinik yang sama% hanya berbeda dalam dera-atnya. ila ditemui enanda biokimia nekrosis miokard (eningkatan troonin ,% troonin #% atau /K&+) maka diagnosis adalah S#*+, sedangkan bila enanda biokimia b iokimia ini tidak meninggi% maka diagnosis adalah A"#S. "ada A"#S dan S#*+, embuluh darah terlibat tidak mengalami oklusi total! oklusi tidak total ( patency)% patency)% sehingga sehingga dibutuhkan dibutuhkan stabilisa stabilisasi si lak untuk mencegah mencegah rogresi% rogresi% trombosis dan asokonstriksi. "enentuan troonin ,!# ciri aling sensitif dan sesifik untuk nekrosis miosit dan dan enen enentu tuan an atog atogene enesi siss dan dan alur alur engo engobat batan annya nya.. Sedan Sedang g kebu kebutu tuhan han miok miokar ard d teta teta diengaruhi obat&obat yang beker-a terhada ker-a -antung% beban akhir% status inotroik% beban aal untuk mengurangi konsumsi 2 miokard. A"#S dan S#*+, meruakan SKA yang ditandai oleh ketidakseimbangan asokan dan kebutuhan oksigen miokard.
&' ETIOLO%I
"enyeba "enyebab b utama utama S#*+, S#*+, adalah adalah stenos stenosis is korone koronerr akibat akibat trombu trombuss non&okl non&oklusi usiff yang yang ter-adi ada lak aterosklerosis yang mengalami erosi% fisur% dan!atau rutur. Angina tidak stabil ($A) dan infark miokard non&S# eleasi (S#*+,) adalah bagian dari sindrom koroner akut kont kontin inum% um% di mana mana lak lak eca ecah h dan terb terbent entuk uk trom trombos bosis is koro korone nerr alir aliran an darah darah ke daer daerah ah
miokardium. $A dan S#*+, -uga disebut sindrom koroner akut non&S# eleasi% untuk membedakan mereka dari akut infark miokard S# eleasi (S#*+,). Dalam $A dan S#*+,% tidak ditemukan S# eleasi dan gelombang ' atologis ada *K4. "ada asien dengan +, akut% alasan mengaa gelombang ' atau men-adi oklusi koroner% berhubungan dengan durasi oklusi% se-auh mana daerah infark men-aga kelangsungan hidu selama oklusi% serta letak embuluh darah yang menentukan ukuran infark. Arteriografi koroner dilakukan ada 50&678 kasus% dalam eriode akut S#*+, menun-ukkan baha infark arteri yang terkait tidak tersumbat. 9al ini meruakan alasan terhada kurangnya keman-uran fibrinolisis dalam gangguan ini.
C' PATO%ENESIS
SKA meruakan salah satu bentuk manifestasi klinis dari enyakit -antung koroner ("K)% salah satu akibat dari roses aterotrombosis selain strok iskemik serta eriheral arterial disease ("AD). Aterotrombosis meruakan suatu enyakit kronik dengan roses yang sangat komleks dan multifaktor serta saling terkait. Aterotrombosis terdiri dari aterosklerosis dan trombosis. Aterosklerosis meruakan roses embentukan lak (lak aterosklerotik) akibat akumulasi beberaa bahan seerti makrofag yang mengandung foam cells% liid ekstraselular masif dan lak fibrosa yang mengandung sel otot olos dan kolagen. "erkembangan terkini men-elaskan aterosklerosis adalah suatu roses inflamasi atau infeksi% dimana aalnya ditandai dengan adanya kelainan dini ada laisan endotel% embentukan sel busa dan fatty streaks% embentukan fibrous cus dan lesi lebih lan-ut% dan roses ecahnya lak aterosklerotik yang tidak stabil. anyak sekali enelitian yang membuktikan baha inflamasi memegang eranan enting dalam roses ter-adinya aterosklerosis. "ada enyakit -antung koroner% inflamasi dimulai dari embentukan aal lak hingga ter-adinya ketidakstabilan lak yang akhirnya mengakibatkan ter-adinya rutur lak dan trombosis ada SKA. "er-alanan
roses aterosklerosis (inisiasi% rogresi% dan komlikasi ada lak
aterosklerotik)% secara bertaha ber-alan dari se-ak usia muda bahkan dikatakan -uga se-ak usia anak&anak sudah terbentuk bercak&bercak garis lemak (fatty streaks) ada ermukaan lais dalam embuluh darah% dan lambat&laun ada usia tua daat berkembang men-adi bercak sklerosis (lak atau kerak ada embuluh darah) sehingga ter-adinya enyemitan dan atau enyumbatan embuluh darah. Kalau lak tadi ecah% robek atau ter-adi erdarahan subendotel% mulailah roses trombogenik% yang menyumbat sebagian atau keseluruhan suatu embuluh koroner. "ada
saat inilah muncul berbagai resentasi klinik seerti angina atau infark miokard. "roses aterosklerosis ini daat stabil% tetai daat -uga tidak stabil atau rogresif. Konsekuensi yang daat menyebabkan kematian adalah roses aterosklerosis yang bersifat tidak stabil atau rogresif yang dikenal -uga dengan SKA. Sedangkan trombosis meruakan roses embentukan atau adanya darah beku yang terdaat di dalam embuluh darah atau kaitas -antung. Ada dua macam trombosis% yaitu trombosis arterial (trombus utih) yang ditemukan ada arteri% dimana ada trombus tersebut ditemukan lebih banyak latelet% dan trombosis ena (trombus merah) yang ditemukan ada embuluh darah ena dan mengandung lebih banyak sel darah merah dan lebih sedikit latelet. Komonen&komonen yang bereran dalam roses trombosis adalah dinding embuluh darah% aliran darah dan darah sendiri yang mencaku latelet% sistem koagulasi% sistem fibrinolitik% dan antikoagulan alamiah. "atogenesis terkini SKA men-elaskan baha SKA disebabkan oleh obstruksi dan oklusi trombotik embuluh darah koroner% yang disebabkan oleh lak aterosklerosis yang rentan mengalami erosi% fisur% atau rutur. "enyebab utama SKA yang diicu oleh erosi% fisur% atau ruturnya lak aterosklerotik adalah karena terdaatnya kondisi lak aterosklerotik yang tidak stabil dengan karakteristik inti liid besar% fibrous cus tiis% dan bahu lak enuh dengan aktiitas sel&sel inflamasi seerti limfosit # dan lain sebagainya. #ebalnya lak yang daat dilihat dengan ersentase enyemitan embuluh koroner ada emeriksaan angiografi koroner tidak berarti aa&aa selama lak tersebut dalam keadaan stabil. Dengan kata lain% risiko ter-adinya rutur ada lak aterosklerosis bukan ditentukan oleh besarnya lak (dera-at enyemitan) tetai oleh kerentanan lak. *rosi% fisur% atau rutur lak aterosklerosis (yang sudah ada dalam dinding arteri koroner) mengeluarkan ;at asoaktif (kolagen% inti liid% makrofag dan faktor -aringan) ke dalam aliran darah% merangsang agregasi dan adhesi trombosit serta embentukan fibrin% membentuk trombus atau roses trombosis. #rombus yang terbentuk daat menyebabkan oklusi koroner total atau subtotal. 2klusi koroner berat yang ter-adi akibat erosi atau rutur ada lak aterosklerosis yang relatif kecil akan menyebabkan angina ektoris tidak stabil dan tidak samai menimbulkan kematian -aringan. #rombus biasanya transien atau labil dan menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara 10<0 menit. ila oklusi menyebabkan kematian -aringan tetai daat
diatasi oleh kolateral atau lisis trombus yang ceat (sontan atau oleh tindakan trombolisis) maka akan timbul S#*+, (tidak merusak seluruh laisan miokard). #rombus yang ter-adi daat lebih ersisten dan berlangsung samai lebih dari 1 -am. ila oklusi meneta dan tidak dikomensasi oleh kolateral maka keseluruhan laisan miokard mengalami nekrosis ('&ae infarction)% atau dikenal -uga dengan S#*+,. #rombus yang terbentuk bersifat stabil dan ersisten yang menyebabkan erfusi miokard terhenti secara tiba& tiba yang berlangsung lebih dari 1 -am dan menyebabkan nekrosis miokard transmural. #rombosis ada embuluh
koroner
terutama disebabkan oleh ecahnya lak
aterosklerotik yang rentan akibat fibrous cas yang tadinya bersifat rotektif men-adi tiis% retak dan ecah. =ibrous cas bukan meruakan laisan yang statik% tetai selalu mengalami remodeling akibat aktiitas&aktiitas metabolik% disfungsi endotel% eran sel&sel inflamasi% gangguan matriks ekstraselular akibat aktiitas matri> metalloroteinases (++"s) yang menghambat embentukan kolagen dan aktiitas sitokin inflamasi. "erkembangan terkini men-elaskan dan menetakan baha roses inflamasi memegang eran yang sangat menentukan dalam roses atogenesis SKA% dimana kerentanan lak sangat ditentukan oleh roses inflamasi. ,nflamasi daat bersifat lokal (ada lak itu sendiri) dan daat bersifat sistemik. ,nflamasi -uga daat mengganggu keseimbangan homeostatik. "ada keadaan inflamasi terdaat eningkatan konsentrasi fibrinogen dan inhibitor aktiator lasminogen di dalam sirkulasi. ,nflamasi -uga daat menyebabkan asosasme ada embuluh darah karena terganggunya aliran darah. ?asokonstriksi embuluh darah koroner -uga ikut bereran ada atogenesis SKA. ?asokonstriksi ter-adi sebagai reson terhada disfungsi endotel ringan dekat lesi atau sebagai reson terhada disrusi lak dari lesi itu sendiri. *ndotel berfungsi mengatur tonus askular dengan mengeluarkan faktor relaksasi yaitu nitrit oksida (2) yang dikenal sebagai *ndothelium Deried @ela>ing =actor (*D@=)% rostasiklin% serta faktor kontraksi seerti endotelin&1% tromboksan A% rostaglandin 9. "ada disfungsi endotel% faktor kontraksi lebih dominan dari ada faktor relaksasi. "ada lak yang mengalami disrusi ter-adi latelet deendent asoconstriction yang dierantarai oleh serotonin dan tromboksan A% serta thrombin deendent asoconstriction yang diduga akibat interaksi langsung antara ;at tersebut dengan sel otot olos embuluh darah.
D' MANIESTASI KLINIS
yeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di eigastrium dengan ciri seerti dieras% erasaan seerti diikat% erasaan terbakar% nyeri tumul% rasa enuh% berat atau tertekan% men-adi resentasi ge-ala yang sering ditemukan ada S#*+,. Analisis berdasarkan gambaran klinis menun-ukkan baha mereka yang memiliki ge-ala dengan onset baru angina!terakselerasi memiliki rognosis lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki nyeri ada aktu istirahat. alauun ge-ala khas rasa tidak enak di dada iskemia ada S#*+, telah diketahui dengan baik% ge-ala tidak khas seerti disneu% mual% diaforesis% sinko atau nyeri di lengan% eigastrium% bahu atas atau leher -uga ter-adi dalam kelomok yang lebih besar ada asien&asien berusia lebih dari 57 tahun.
E' PEMERIKSAAN DIA%NOSTIK
1. "emeriksaan *lektro Kardiogram (*K4) Segmen S# meruakan hal enting yang menentukan risiko ada asien. "ada Trombolysis in Myocardial (TIMI) III Registry,adanya deresi segmen S# baru sebanyak 0%07 m? merukan rediktor outcome yang buruk. Kaul et al. menun-ukkan eningkatan resiko outcome yang buruk meningkat secara rogresif dengan memberatnya deresi segmen S# mauun erubahan troonin # keduanya memberikan tambahan informasi rognosis asien& asien dengan S#*+,. . "emeriksaan Baboratorium #roonin # atau #roonin , meruakan ertanda nekrosis miokard lebih sesifik dari ada /K dan /K+. "ada asien ,+A% eningkatan #roonin ada darah erifer setelah 3&C -am dan daat meneta samai minggu.
' STRATIIKASI RESIKO
"enilaian klinis dan *K4% keduanya meruakan usat utama dalam engenalan dan enilaian risiko S#*+,. ika ditemukan resiko tinggi% maka keadaan ini memerlukan terai aal yang segera. Karena S#*+, meruakan enyakit yang heterogen dengan subgru yang berbeda% maka terdaat keluaran tambahan yang berbeda ula. "enatalaksanaan sebaiknya terkait ada faktor resikonya.
"enentuan risiko berdasarkan skor risiko #,+, (#hrombolysis in myocardial ,nfarction) sebagai berikut: 1. "enggunaan asirin dalam hari terakhir . $sia E 57 tahun 3. +emiliki lebih dari 3 faktorrisiko enyakit -antung koroner C. Diketahhui enderita "K atau terdaat stenosis arteri koroner E 508 7. Bebih dari > eisode angina dalam C -am terakhir 5. "eningkatan en;im -antung (/K+ dan #roonin) . Adanya deiasi segmen S#. ,nsiden keluaran yang buruk (kematian% (re) infark miokard% atau iskemia berat rekuren) ada 1C hari berkisar antara 78 dengan risiko 0&1% samai C18 dengan skor risiko 5&. Skor resiko ini berasal dari analisis asien&asien ada enelitian #,+, ,, dan telah dialidasi ada emat enelitian tambahan dan satu registry% terdaat banyak bukti yang menun-ukkan disfungsi gin-al berhubungan dengan eningkatan resiko keluaran yang buruk. eberaa enelitian seerti Platelet Receptor Inhibition Ischemic Syndrome Management in Patien Limited by Unstable Sign and Symptom("@,S+&"B$S). Treat Angina ith Aggrastat and !etermine "ost o# Therapy ith in$asi$e or "onser$ati$e Strategy(#A/#,/S),+, 16% DA %lobal Use Strategies to &pen &cluded "oronary Arteries (4$S#2) ,?&A/S% kesemunya menun-ukkan asien&asien dengan kadar klirens kreatinin yang lebih rendah memiliki gambaran resiko yang lebih besar dan keluaran yang kurang baik. alauun strategi inasie banyak bermanfaat ada asien disfungsi gin-al% namaun memiliki resiko erdarahan lebih banyak. Karena Fmolekul kecilG inhibitor 4" ,,b!,,,a dan B+9 diekskresikan leat gin-al. (Sudoyo Aru % 005) eby et al. mendemonstrasikan baha strategi bedside menggunakan mioglobin% creatinin kinase + dan #roonin , memberikan stratifikasi risiko yang lebih akurat dibandingkan -ika menggunakan etanda tunggal berbasis laboratorium. Sabatin et al. +emertimbangkan 3 faktor atofisiologi yang ter-adi ada $A !S#*+, yaitu: 1. Ketidaksetabilan lak dan nekrosis otot yang ter-adi akibat
mikroembolisasi
. ,nflamasi askuler 3. Kerusakan entrikel kiri +asing&masing daat dinilai secara indeenden berdasarkan enilaian terhada etanda& etanda seerti cardiac'spesi#ic troponin "'reacti$e proteindan brain natriuretic peptide,
berturut&turut. "ada enelitian #A/#,/S,+, 16% dimana resiko relatie% mortalitas 30 hari asien dengan bio marker 0% 1% % dan 3 semakin meningkat berkali liat 1%. 1%7. % dan 13%0 berturut&turut. "endekatan etanda laboratorium sebaiknya tidak digunakan sendiri&sendiri tai seharusnya daat memer-elas enemuan klinis.
%' PENATALAKSANAAN
#atalaksana aal asien dugaan SKA (dilakukan dalam aktu 10 menit): 1. +emeriksa tanda&tanda ital . +endaatkan akses intra ena 3. +erekam dan menganalisis *K4 C. +elakukan anamnesis dan emeriksaan fisik 7. +engambil sediaan untuk emeriksaan en;im -antung% elektrolit serta emeriksaan koagulasi. 5. +engambil foto rongten thora> (H30 menit). *K4 harus dilakukan segera dan dilakukan rekaman *K4 berkala untuk mendaatkan ada tidaknya eleasi segmen S#. #roonin #!, diukur saat masuk% -ika normal diulang 5&1 -am kemudian. *n;im /K dan /K+ dieriksa ada asien dengan onset H 5 -am dan ada asien asca infark H minggu dengan iskemik berulang untuk mendeteksi reinfark atau infark erirosedural. #atalaksana aal SKA tana eleasi segmen S# di unit emergency: 1. 2ksigen C B! menit (saturasi oksigen diertahankan E I08) . Asirin 150 mg (dikunyah). 3. #ablet nitrat 7mg sublingual (daat diualang 3>) lalu er dri bila masih nyeri dada. C. +ofin ,? (%7mg&7mg) bila nyeri dada tidak teratasi dengan nitrat. #atalaksana lan-ut berdasarkan stratifikasi risiko (skor risiko #,+,) 1. @isiko tinggi! sedang: a) Anti iskemik : beta blocker% nitrat% calcium&channel blocke r. b) eta blocker diberikan ada asien tana kontarindikasi% khususnya asien dengan hiertensi dan takikardia. c) itrat intra ena atau oaral efektif mengatasi eisode nyeri dada akut.
d) /alcium&channel blocker diakai untuk mengurangi ge-ala ada asien yang telah menerima nitrat dan beta&blocker% bermanfaat ada asien yang kontraindikasi beta&blocker dan ada asien angina asosastik. e) Anti latelet oral: asirin% cloidogrel. i. asirin diberikan ada semua asien SKA% dosis aal 15o mg&37 mg dan selan-utnya 7&100 mg er hari untuk -angka an-ang. ii. "ada semua% cloidogrel diberi dengan dosis loading 300mg er oral% selan-utnya 7 mg er hari% cloidogrel daat diberikan hingga 1 bulan kecuali dengan komlikasi erdarahan berlebih. iii. "asien dengan kontarindikasi asirin% cloidogrel diberikan sebagai engganti. i. "asien yang direncanakan men-alani rosedur inasif ("/,J ecutaneous coronary interention)% cloidogrel diberikan dengan dosis loading 500 mg untuk mencaai inhibisi fungsi latelet yang lebih ceat dan otimal. . @esiko sedang samai tinggi a) Anti koagulan! antitrombin: 9earin b) Anti koagulan diberi ada semua asien selain anti latelet. c) @easkularisasi koroner i. angiografi koroner dini (H -am ) diikuti oleh reaskularisasu ("/, atau bedah intas koroner) direkomendasikan ada asien dengan risiko sedang dan tinggi. ii. angiografi koroner urgensi (HC -am) direkomendasikan ada asien dengan angina refrakter atau berulang yabg disertai erubahan segmen S#% gagal -antung% aritmia yang mengancam hidu dan hemodinamik yang tidak stabil d) #erai tambahan: A/* inhibitor atau enghambat resetor angiotensin. 3. @isiko rendah% diberi terai: a) Asirin b) eta&blocker c) "ertimbangan untuk u-i latih -antung (treadmill). d) Daat diulangkan setelah obserasi.
AS"#AN KEPERA$ATAN A' Penga)ian
1. "engka-ian ersistem : a) 1: reath (Sesak nafas% anea% eunea% takinea) b) : lood (Denyut nadi lemah% nadi ceat% teratur!tidak teratur% *K4 Aritmia% Suara -antung bisa tidak terdengar ada ?=. #ekanan darah sukar ! tidak daat diukur! normal% Saturasi oksigen bisa menurun H I08) c) 3: rain (+enurunnya!hilangnya kesadaran% g elisah% disorientasi aktu% temat dan orang) d) C: ladder ("roduksi urine menurun% arna urine lebih ekat dari biasanya% oliguria% anuria) e) 7: boel (Konstiasi) f) 5: one ("erfusi dingin basah ucat% /@# E detik% diaforesis% kelemahan) . Keluhan $tama "asien : a) Kualitas yeri Dada : seerti terbakar% tercekik% rasa menyesakkan nafas atau seerti tertindih barang berat. b) Bokasi dan radiasi : retrosternal dan rekordial kiri% radiasi menurun ke lengan kiri baah dan ii% dagu% gigi% daerah eigastrik dan unggung. c) =aktor encetus : mungkin ter-adi saat istirahat atau selama kegiatan. d) Bamanya dan faktor&faktor yang meringankan : berlangsung lama% berakhir lebih dari 0 menit% tidak menurun dengan istirahat% erubahan osisi atauun minum itrogliserin. e) #anda dan ge-ala : /emas% gelisah% lemah sehubungan dengan keringatan% disnea% ening% tanda& tanda reson asomotor meliuti : mual% muntah% ingsan% kulit dinghin dan lembab% cekukan dan stress gastrointestinal% suhu menurun. f) "emeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda&tanda gagalnya entrikel atau kardiogenik shok ter-adi. " normal% meningkat atau menuirun% takinea% mula&mula ain reda kemudian kembali normal% suara -antung S3% SC 4alo menun-ukan disfungsi entrikel% sistolik mur&mur% +. "aillari disfungsi% B? disfungsi terhada suara -antung menurun dan erikordial friksin rub% ulmonary crackles% urin outut menurun% ?ena -ugular amlitudonya meningkat ( B? disfungsi )% @? disfungsi% amiltudo ena -ugular menurun% edema erier% hati lembek. g) "arameter 9emodinamik : enurunan "A"% "/"% S?@% /2! /,.
&' Diagn*sa Keperawatan dan Inter+ensi
1. %angguan per,usi )aringan )antung berhubungan dengan % iskemik% kerusakan otot -antung% enyemitan ! enyumbatan embuluh darah arteri koronaria ditandai dengan : Daerah erifer dingin *K4 eleasi segmen S# ' atologis ada lead tertentu @@ lebih dari C >! menit Kailer refill Bebih dari 3 detik yeri dada 4ambaran foto torak terdat embesaran -antung kongestif aru ( tidak selalu ) 9@ lebih dari 100 >!menit% #D E 10!60A4D dengan : a 2 HE E C7 mm9g dan Saturasi HE adi lebih dari 100 >! menit #er-adi eningkatan en;im -antung yaitu /K% AS#% BDB!9DB
Tu)uan 4angguan erfusi -aringan -antung berkurang ! tidak meluas selama dilakukan tindakan
eraatan di @S. Kriteria #asi. yeri dada berkurang (skala nyeri 1&3) 4ambaran S# deresi berkurang atau tidak ada #DJ 10!60 mm9g adiJ50&100>!menit *K4:,rama sinus reguler.
Inter+ensi
a) 2bserasi tanda&tanda ital tia 1&C-am% status hemodinamika b) +onitor tanda dan ge-ala enurunan erfusi (nyeri dada% disritmia% takikardia% takinea% hiotensi dan enurunan curah -antung) c) +onitor bunyi dan irama -antung secara kontinue% catat adanya denyut rematur entrikel kontraksi d) "alasi denyut nadi erifer guna mengka-i adanya denyutan rematur. e) 2bserasi adanya tanda dan ge-ala enurunan curah -antung ( using% ucat% diaforesis% ingsan% akral dingin) f) +onitor tanda dan ge-al gangguan erfusi renal (roduksi urin H 30 ml!-am% eningkatan $ dan kreatinin% edema erifer% tidak adanya reaksi diuretik)
g) +onitor tanda dan ge-ala yang menu-ukkan enurunan erfusi -aringan (kulit dingin% ucat% lembab% berkeringat% sianosis% denyut nadi lemah% ede ma erifer) h) Atur osisi baring setia -am% menggerakkan kaki dan tangan secara aktif dan asif setia 1 -am i) +onitor tanda dan ge-ala yang menun-ukkan enurunan erfusi otak (gelisah% bingung% aatis% somnolen) -) @ekam ola *K4 secara eriodik selama eriode serangan dan catat adanya disritmia atau erluasan iskemia atau infark miokard k) Kolaborasi tim medis untuk terai dan tindakan. Anti disritmia: Bidocain% aminodaron (bila ada indikasi klinis) ?asodilator: nitrogliserin (,SD% A/* ,nhibitor). ,notroic: Doamin atau dobutamin sesuai indikasi. "emasangan acemaker atau kateter Sangan; (bila ada #A?) /A4 -ika ada indikasi klinis "#/A atau /oronary artery stenting -ika ada indikasi klinis
.! 2bserasi reaksi atau efek terai% efek saming% toksisitas
m) 9indari reson alsaa yang merugikan. Atur diiet yang diberikan. n) "ertahankan intake cairan maksimal 000 ml! C -am (bila tidak ada edema).
/' N0eri dada aut berhubungan dengan iskemia Data penun)ang
Sub-ektif : keuhan nteri dada% using% mual% sesak naas% fatigue. Belah. 2b-ektif : disritmia% takikardia% bradikardia% hiotensi% disnea% diaforesis% S# deresi% kardiak isoen;im meningkat% reson nyeri. Tu)uan
Klien terbebas dari rasa nyeri Kriteria hasi.
Sub-ektif: keluhan nyeri dada% usingm mual berkurang atau hilang. 2b-ektif : irama sinus% S# isoelektris% delombang # ositif% kardiak isoen;im dalam keadaan normal% tanda&tanda ital normal. Inter+ensi
a) +onitor nyeri dada (aal serangan% sifat% lokasi% lamanya dan faktor encetus).
b) An-urkan klien untuk segera minta bantuan eraat atau dokter bila merasakan nyeri. c) $ayakan lingkungan tenang. atasi aktiitas selama serangan nyeri dada. antu mengubah osisi d) $ayakan rencana tindakan dan latihan aktiitas yang tidak mengganggu eriode tidur dan istirahat kllien. e) erikan latihan @2+ f) ilai reson klien terhada aktiitas% catat adanya S# deresi% disritmia% kelelahanm using% sesak dan nyeri dada. g) +enilai tanda&tanda itak saat istirahat dan setelah aktiitas
1' Ke2e3asan behubungan dengan keadaan fisik yang tidak daat dierkiranakan. Data penun)ang
Sub-ektif: klien mengatakan merasa tidak berdaya% takutb mati% gelisah% bertanya erkembangan enyakitnya. 2b-ektif : emosi% sedih% marah% menangis dan gelisah. Tu)uan
Klien dan keluarga mamu mengeksresikan rasa takut a tau kecemasan secara ositif. Kriteria hasi.
Klien mamu mengeksresiksn rasa takut dan cemas secara a-ar serta merasa otimis baha kondisinya daat ulih. Klien -uga mendiskusikan engaruh enyakitnya terhada gaya hidu. Inter+ensi
a) erikan en-elasan singkat tentang tu-uan% hasil yang diharakan setia rosedur dan efek saming. b) erikan kesematan keada klien untuk mengenal lingkungannya dan tim keeraatan c) erikan aktu secukuny bagi klien untuk berbicara dengan teman dekat d) 2bserasi efek yang ter-adi setelah klien mendaatkan kun-ungan dari orang terdekat. e) erikan dukungan untuk mengeksresikan erasaan% mendengarkan keluhan klien. f) Diskusikan kondisi kllien dan erubahan ola hidu yang harus di-alani setelah ulang dari rumah sakkit g) An-urkan berartisiasi aktif dalam rogram rehabilitasi kardio
4' Peru5ahan p*.a tidur berhubungan dengan nyeri dada
Data penun)ang
Sub-ektif: mengeluh sulit tidur% sering ter-aga% using nyeri dada. 2b-ektif : mata sayu% tamak layu% lelah% gelisah% mengua% -umlah -am tidur berkurang. Tu)uan
+emenuhi kebutuhan istirahat klien secara adekuat. Kriteria #asi.
Sub-ektif: menyatakan mamu tidur dengan nyaman% keluhan&keluhan berkurang. 2b-ektif: -umlah -am tidur terenuhi secara normal% klien segar% nyeri hilang. ,nter+ensi a) ,dentifikasi ola normal tidur sebelum masuk rumah sakit dan erubahan yang ter-adi setealh diraat. b) antu klien dalam beradatasi dengan lingkungan rumah sakit. c) ialai adanya faktor yang menun-ang gangguan olatidur. d) erikan tindakan untuk mengatasi faktor enyebab. e) erikan rosedur sebelum aktu tidur yang menun-ang klien istirahat tidur (menggososk unggung% minum susu hangat) f) @encanakan tindakan keeraatan yang tidak mengganggu -am istirahat tidur klien g) Kolaborasi dengan dokter dakan obat sedatif dan obserasi reaksi% efek saming serta tanda&tanda toksisitas obat yang diberikan.
6' Resi* penurunan 2urah )antung berhubungan dengan erubahan faktor&faktor listrik%
enurunan karakteristk miokard. Tu)uan
/urah -antung membaik ! stabil setelah dilakukan tindakan keeraatan selama di @S. Kriteria #asi.
(a)
#idak ada edema
(b) #idak ada disritmia (c)
9aluaran urin normal
(d) ##? dalam batas normal Inter+ensi
a) "ertahankan tirah baring selama fase akut
b) Ka-i dan laorkan adanya tanda enurunan /2"% #D c) +onitor haluaran urin d) Ka-i dan antau ##? tia -am e) Ka-i dan antau *K4 tia hari f) Auskultasi ernafasan dan -antung tia -am sesuai indikasi g) "ertahankan cairan arenteral dan obat&obatan sesuai kebutuhannya. h) 9indari alsaa manuer% menge-an (gunakan la>san) i) erikan obat&obat lausatif (elunak feses)
7' Resi* e.e5ihan +*.u3e 2airan estra+asu.er berhubungan dengan enurunan erfusi
gin-al% eningkatan natrium!retensi air% eningkatan takanan hidrostatik% enurunan rotein lasma. Tu)uan
Keseimbangan olume cairan daat diertahankan selama dilakukan tindakan eraatan di @S. Kriteria #asi.
(a)
#ekanan darah dalam batas normal
(b) #idak ada distensiena erifer! ena dan edema deenden. (c)
"aru bersih
(d) erat badan ideal ( kleal#&100 L 108) Inter+ensi
a) $kur masukan ! haluaran% catat enurunan% engeluran% sifat konsentrasi% hitung keseimbangan -aringan. b) 2bserasi adanya oedema deenden c) #imbang tia hari d) "ertahankan masukan total cairan 000 ml!C -am dalam toleransi kardioaskuler e) Kolaborasi: emberian diet rendah natrium% berikan diuetik.
8' Kerusaan pertuaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alioli atau kegagalan
utama aru&aru% erubahan membran aleolar&kailer (atelektasis% kolas -alan nafas! aleolar edema aru!efusi% sekresi berlebihan! erdarahan aktif ) ditandai de ngan: (a)
Dinea berat
(b) 4elisah (c)
Sianosis
(d) "erubahan 4DA (e)
9ioksemia Tu)uan
2ksigenasi dengan 4DA dalam rentang normal (a 2 H 60 mm9g% a /2 E C7 mm9g dan saturasi H 60 mm9g) setelah dilakukan tindakan eraatan di @S. Kriteria #asi.
(a)
#idak sesak nafas
(b) #idak gelisah (c)
4DA dalam batas normal (a 2 H 60 mm9g% a /2 E C7 mm9g dan saturasi H 60 mm9g)
Inter+ensi
(a) /atat frekuensi dan kedalaman ernafasan% enggunaan otot bantu ernafasan (b) Auskultasi aru untuk mengetahui enurunan !tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan% misalnya krakles% ronki dan lain&lain. (c) Bakukan tindakan untuk memerbaiki! memertahankan -alan nafas misalnya: batuk% enghisaan lendir dan lain&lain. (d) #iggikan keala atau temat tidur sesuai kebutuhan! toleransi asien. (e) Ka-i tolenransi aktiitas% misalnya keluhan kelemahan ! kelelahan selama ker-a atau tanda ital berubah.
9' Int*.eransi ati,itas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara sulai oksigen miocard
dan kebutuhan% adanya istemik! nekrotik -aringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi -antung% tekanan darah dalam aktifitas% ter-adinya disritmia dan kelemahan umum. Tu)uan
#er-adinya eningkatan toleransi ada asien setelah dilaksanakan tindakan keeraatan selama di @S. Kriteria #asi.
(a)
"asien berartisiasi dalam aktiitas sesuai kemamuan asien.
(b) =rekuensi -antung 50&100 >!menit (c)
#D 10&60 mm9g.
Inter+ensi
a) /atat rekuensi -antung% irama dan erubahan #D selama dan sesudah aktifitas. b) #ingkatkan istirahat (di temat tidur) c) atasi aktiitas ada dasar nyeri dan berikan aktiitas sensori yang tidak berat. d) elaskan ola eningkatan bertaha dari tingkat aktiitas% contoh bangun dari kursi bila tidak ada nyeri% ambulasi dan istirahat selama 1 -am setelah makan. e) Ka-i ulang tanda gangguan yang menun-ukkan tidak toleran terhada aktifitas atau memerlukan elaoran ada dokter.
e. *aluasi 1)
yeri yang dirasakan asien sudah berkurang.
)
+ual muntah yang dialami asien sudah berkurang.
3)
"ernafasan sudah mulai normal (sesak nafas hilang)
C)
kaillary refill.
7)
##? sudah stabil.
5)
Kecemasan sudah berkurang.
)
Sebagian aktifitas sudah mamu dilakukan sendiri.
Su35er
9a;inki +ary =ran. 00C. andboo* o# +mergency "ardio$ascular "are #or ealthcare Pro$iders, A9A : $SA oeono udi "rasetyo. 003. Ilmu Penya*it antung,Airlangga $niersity: Surabaya. oyce Beefer. 1II. -u*u Sa*u Pemeri*saan Laboratorium dan !iagnosti* dengan Impli*asi .eperaatan *4/ : akarta.