LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATA KEPERAWATAN N PADA PADA KLIEN DENGAN ATRESIA ANI Disusun untuk memenuhi tugas proesi Departemen Pe!iatrik !i R"#$ RSSA
O%eh & Ga!is 'utiara Puspita Ika ()#(*+,(+-
.URUSAN IL'U KEPERAWATAN /AKULTAS KEDOKTERAN UNI0ERSITAS 1RAWI.A2A 'ALANG +(#$
ATRESIA ANI #" Deinisi
Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz, 2002). Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna, 200). Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus se!ara abnormal ("uradi, 200#). Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak ter$adinya perforasi membran yang memisahk memi sahkan an bagi bagian an endo endoterm term meng mengakib akibatkan atkan pemb pembentuk entukan an luba lubang ng anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit !ekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rektum (%urwanto, 200#). Atresia berasal dari bahasa &unani, artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular se!ara kongenital diseb disebut ut $ug $uga a !lausu !lausura. ra. Dengan Dengan kat kata a lain lain tidak tidak adany adanya a luban lubang g di tem tempa patt yang yang seharusnya seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa ter$adi karena bawaan se$ak lahir atau ter$adi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, ani, agenesis agenesis rekti dan atresia rekti. Atresia dapat ter$adi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. 'ika atresia ter$adi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya
+" K%asiikasi
lasifikasi Atresia Ani se!ara umum dapat dibedakan men$adi , yaitu * a. Anal stenosis +er$adinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar. b. embranosus atresia +erdapat membran pada anus. !. Anal agenesis emiliki anus tetapi ada daging diantara re!tum dengan anus. d. -e!tal atresia +idak memiliki rektum. lasifikasi menurut atresia ani menurut ingspread, yaitu * a. /aki laki elompok 1 fistel urin atresia re!tum perineum datar fistel tidak ada in3ertogram* udara 4 # !m dari kulit •
Tindakan: kolostomi neonatus; operasi definitif pada usia 4-6 bulan elompok 11 fistel perineum membran anal stenosis anus fistel tidak ada in3ertogram* udara 5 dari # !m dari kulit Tindakan: operasi langsung pada neonatus b. %erempuan elompok 1 loaka fistel 3agina fistel ano3estibuler atau rekto3estibuler atresia re!tum fistel tidak ada in3ertogram* udara 4 # !m dari kulit Tindakan: kolostomi neonatus •
•
6ambar #. loaka. +ipe ini merupakan gambaran klasik pada perempuan dengan malformasi kongenital dengan sebuah orifi!ium perineal. 6enitalia tampak !ukup pendek, yang ditemukan tetap dengan kloaka. •
elompok 11 fistel perineum stenosis anus
fistel tidak ada in3ertogram* udara 5 # !m dari kulit
Tindakan: operasi langsung pada neonates
6ambar 2. 7istula four!hette. alformasi ini adalah pada suatu tempat pertengahan $alan antara fistula perineal dan fistula 3estibular. 7istula ini mempunyai lapisan mukosa 3estibular yang lembab pada bagian anteriornya, tetapi pada bagian posteriornya kulit perineal kering.
lasifikasi berdasarkan sub kelompok anatomi * a. Anomaly -endah 8 1nfrale3ator -ektum mempunyai $alur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius.
b. Anomaly 1ntermediet -ektum berada pada atau di bawah tingkat otot pubore!talis, lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal. !. Anomaly +inggi 8 "uprale3ator 9$ung re!tum di atas otot pubore!talis dan sfingter internal tidak ada. :al ini biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius retrouretral (pria) atau re!to3agina (perempuan). 'arak antara u$ung buntu re!tum sampai kulit perineum lebih dari # !m. "e!ara umum, anomali anore!tal dapat dibedakan men$adi * a. +anpa fistula b. Dengan fistula a!am ma!am fistula * 7istula rekto3esi!al :ubungan pun!tum dengan bulibuli 7istula rektouretral :ubungan pun!tum dengan uretra 7istula rektoperineal :ubungan pun!tum dengan perineum "tenose ani Beberapa fistula ke dimple anal 7istula rektos!rotal ♂ :ubungan pun!tum dengan s!rotum 7istula rekto3aginal ♀ :ubungan pun!tum dengan 3agina 7istula rekto3estibularis ♀ :ubungan pun!tum dengan 3estibulum %ada wanita, fistula rekto3esi!al dan rektouretral sukar ter$adi oleh karena •
•
•
•
•
•
•
terhalang uterus. &ang paling sering ter$adi ;dalah fistula rekto3estibularis. Bayi yang mempunyai fistula lebih beruntung daripada yang tanpa fistula. %ada bayi tanpa fistula, tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga ditemui ge$ala obstruksi usus.
000 kelahiran ," Epi!emio%ogi
Angka ke$adian rata rata malformasi anorektal atau atresia ani atau anus imperforate
di seluruh dunia adalah # dalam >000 kelahiran. "e!ara umum
malformasi anorektal lebih banyak ditemukan pada laki laki daripada perempuan.
1nsiden #*>000 kelahiran yg dapat mun!ul sebagai sindroma?A@+-/ (?ertebra, anal, !ardial, tra!hea, esophageal, renal, limb) (6rosfeld, 200). 7istula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak ditemui pada bayi lakilaki, diikuti oleh fistula perineal. "edangkan pada bayi perempuan, $enis atresia ani yang paling banyak ditemui adalah atresia ani diikuti fistula rekto3estibular dan fistula perineal (). :asil penelitian Boo!o!k dan Donna di an!hester menun$ukkan bahwa atresia ani letak rendah lebih banyak ditemukan dibandingkan atresia letak tinggi.
3" Patoisio%ogi Gangg. Pertumbuhan Fusi Pembentukan anus dari tonjolan embriogenik
ATRESIA ANI
Feses tidak keluar
)istel rekto*aginal Feses masuk ke uretra
Feses menumpuk
#ikroorganisme masuk saluran kemih
Peningkatan tekanan intra abdominal Reabsorbsi sisa metabolisme tubuh +'suria
Operasi Anoplasti! "olostomi #ual! #untah
$era%unan
Gangguan rasa n'aman Resti n'eriGangguan eliminas
Perubahan de&ekasi
Trauma jaringan
Pengeluaran tidak terkontrol N'eri
Pera(atan tidak adekuat
Iritasi mukosa
Resti kekurangan integritas kulit rasa n'aman Gangguan Resti in&eksi
$" /aktor Risiko
"ampai sekarang, tidak ada faktor risiko yang se!ara $elas mempengaruhi seorang anak dengan ter$adinya atresia ani. +etapi, hubungan genetik disinyalir men$adi faktor pemi!unya. enurut /e3itt (200C) atresia ani memiliki etiologi yang multifaktorial, salah satunya adalah faktor genetik. %ada tahun #>0an didapatkan bahwa risiko atresia ani meningkat pada bayi yang memiliki saudara dengan kelainan atresia ani yakni # dalam #oo kelahiran, dibandingkan dengan populasi umum sekitar # dalam >000 kelahiran. %enelitian $uga menun$ukkan hubungan antara atresia ani dengan pasien dengan trisomi 2# (DownEs syndrome). Dalam 791 (200), dinyatakan bahwa beberapa faktor risiko ter$adinya atresia ani diantaranya yaitu * a. %utusnya saluran pen!ernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur b. 6angguan organogenesis dalam kandungan !. Berkaitan dengan sindrom down d. egagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia #2 minggu atau bulan e. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik di daerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang ter$adi antara minggu keekpat sampai keenam usia kehamilan "elain halhal
diatas,
beberapa faktor risiko yang
diduga dapat
menyebabkan ter$adinya atresia ani diantaranya yaitu * a. %emakaian alkohol oleh ibu hamil %emakaian alkohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alkohol pada
janin dan obatobat tertentu yang diminum oleh ibu hamil $uga bisa menyebakan kelainan bawaan. b. %enyakit -h :al ini ter$adi $ika ibu dan bayi memiliki faktor -h yang berbeda, keadaan yang demikian ter$adi $ika pasangan suami istri mempunyai $enis8tipe resus yang berbeda biasanya ibu memiliki -h () dan ayah memiliki -h (F), sehingga bayi yang dikandung ibu memiliki -h(F) !. +eratogenik +eratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi , obat tertentu dan ra!un merupakan teratogen. "e!ara umum, seorang wanita hamil sebaiknya * engkonsultasikan dengan dokternya setiap obat yang dia minum Berhenti merokok +idak mengkonsumsi al!ohol +idak men$alani pemeriksaan rontgen ke!uali $ika sangat mendesak. d. 1nfeksi • • • •
1nfeksi pada ibu hamil $uga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan se$umlah kelainan bawaan diantaranya, yaitu * •
"indroma rubella kongenital, ditandai dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, kelainan $antung, keterbelakangan mental dan cerebral
•
palsy 1nfeksi toksoplasmosis, pada ibu hamil dapat menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat fatal, gangguan pendengaran, ketidakmampuan bela$ar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan
•
!erebral palsy 1nfeksi 3irus herpes genitalis pada ibu hamil, $ika ditularkan kepada bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung, dapat menyebabkan kerusakan otak, !erebral palsy, gangguan penglihatan atau
•
pendengaran serta kematian bayi "indroma 3ari!ella kongenital, disebabkan oleh !a!ar air dan bisa menyebabkan terbentuknya $aringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih ke!il dari normal, kebutaan, ke$ang dan keterbelakangan mental.
e. 6izi en$aga kesehatan $anin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen, tetapi $uga dengan mengkonsumsi gizi yang baik. "alah satu zat yang penting untuk pertumbuhan $anin adalah asam folat . ekurangan asam folat dapat meningkatkan resiko ter$adinya spina bifida atau kelainan
tabung saraf lainnya. arena spina bifida bisa ter$adi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya f.
mengkonsumsi
asam
folat
minimal
sebanyak
00
mikrogram8hari. 7aktor fisik pada rahim Di dalam rahim, bayi terendam oleh !airan ketuban yang $uga merupakan pelindung terhadap !edera. 'umlah !airan ketuban yang abnormal dapat menyebabkan atau menun$ukkan adanya kelainan bawaan. @airan ketuban yang terlalu sedikit dapat mempengaruhi pertumbuhan paruparu dan anggota gerak tubuh atau dapat menun$ukkan adanya kelainan gin$al yang memperlambat proses pembentukan air kemih. %enimbunan !airan ketuban ter$adi $ika $anin mengalami gangguan menelan, yang dapat disebabkan
oleh kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus atau atresia esofagus). g. 7aktor genetik dan kromosom
7aktor genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. 6en adalah pembawa sifat indi3idu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. 'ika # gen hilang atau !a!at, bisa ter$adi kelainan bawaan. h. 9sia "emakin tua usia seorang wanita ketika hamil (terutama diatas > tahun) maka semakin besar kemungkinan ter$adinya kelainan kromosom pada $anin yang dikandungnya. -" 'aniestasi K%inis
anifestasi klinis yang ter$adi pada atresia ani adalah kegagalan lewatnya mekonium setelah bayi lahir, tidak ada atau stenosis kanal re!tal, adanya membran anal dan fistula eksternal pada perineum ("uriadi,200#). 6e$ala lain yang nampak diketahui adalah $ika bayi tidak dapat buang air besar sampai 2 $am setelah lahir, gangguan intestinal, pembesaran abdomen, pembuluh darah di kulir abdomen akan terlihat menon$ol (Adele,#). Bayi muntah muntah pada usia 2 = $am setelah lahir $uga merupakan salah satu manifestasi klinis atresia ani. @airan muntahan akan dapat berwarna hi$au karena !airan empedu atau $uga berwarna hitam kehi$auan karena ber!ampur dengan !airan mekonium. %ada bayi wanita sering ditemukan fistula rekto3aginal (dengan ge$ala bila bayi buang air besar feses keluar dari (3agina) dan $arang rektoperineal, tidak pernah rektourinarius. "edang pada bayi lakilaki dapat ter$adi fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan $arang rektoperineal. 6e$ala ter$adinya atresia ani se!ara garis besar diantaranya yaitu * a. b. !. d. e.
ekonium tidak keluar dalm 2 $am pertama setelah kelahiran. +idak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi. ekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah. %erut kembung. Bayi muntahmuntah pada umur 2= $am (Ggastiyah, 200>) 9ntuk mengetahui kelainan ini se!ara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan !olok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepan$ang 2 !m ke dalam anus. Atau dapat $uga dengan $ari kelingking yang memakai sarung tangan. 'ika terdapat kelainan, maka termometer atau $ari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. 6e$ala akan timbul dalam 2= $am setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hi$au.
*" Pemeriksaan !iagnostik
9ntuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penun$ang sebagai berikut* a. %emeriksaan -adiologis Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal. •
•
"inar H terhadap abdomen Dilakukan untuk menentukan ke$elasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui $arak peman$angan kantung re!tum dari sfingternya. 9ltrasound terhadap abdomen Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pen!ernaan dan men!ari adanya faktor re3ersible seperti obstruksi oleh
•
•
•
karena massa tumor. @+ "!an Digunakan untuk menentukan lesi. %yelografi intra 3ena Digunakan untuk menilai pel3iokalises dan ureter. -ontgenogram abdomen dan pel3is 'uga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan dengan traktus urinarius
:asil pemeriksaan radiologis yang dapat ditemukan, ialah* •
9dara dalam usus berhenti tibatiba yang menandakan obstruksi di
•
daerah tersebut. +idak ada bayangan udara dalam rongga pel3is pada bagian baru lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil8anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. 9dara berhenti tibatiba
•
di daerah sigmoid, kolon8re!tum. Dibuat foto anterpisterior (A%) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan kaki diatas pada anus benda bang radioopak, sehingga pada foto daerah antara benda radioopak dengan dengan bayangan
udara tertinggi dapat diukur. b. %emeriksaan 7isik -e!tum epatenan re!tal dapat dilakukan !olok dubur dengan menggunakan selang atau $ari. !. %emeriksaan Defek Aspirasi $arum untuk mendeteksi kantong re!tal dengan menusukan $arum tersebut sampai melakukan aspirasi, $ika mekonium tidak keluar pada saat $arum sudah masuk #,> !m defek tersebut dianggap defek tingkat tinggi. d. %emeriksaan 9rin 'ika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya selsel epitel mekonium.
4" Penata%aksanaan
%enatalaksanaan atresia ani tergantung klasifikasinya. %ada atresia ani letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu. %ada beberapa waktu lalu penanganan atresia ani menggunakan prosedur
abdominoperineal
pullthrough tapi metode ini banyak menimbulkan inkontinen feses dan prolaps mukosa usus yang lebih tinggi. %ena dan Defries pada tahun #=2 memperkenalkan
metode
operasi
dengan
pendekatan
postero
sagital
anorektoplasti, yaitu dengan !ara membelah muskulus sfingter eksternus dan muskulus le3ator ani untuk memudahkan mobilisasi kantong rektum dan pemotongan fistel. eberhasilan penatalaksanaan atresia ani dinilai dari fungsinya se!ara $angka pan$ang, meliputi anatomisnya, fungsi fisiologisnya, bentuk kosmetik serta antisipasi trauma psikis. 9ntuk menangani se!ara tepat, harus ditentukankan ketinggian akhiran rektum yang dapat ditentukan dengan berbagai !ara antara lain dengan pemeriksaan fisik, radiologis dan 9"6. omplikasi yang ter$adi pas!a operasi banyak disebabkan oleh karena kegagalan menentukan letak kolostomi, persiapan operasi yang tidak adekuat, keterbatasan pengetahuan anatomi, serta ketrampilan operator yang kurang serta
perawatan
post
operasi
yang
buruk.
Dari
berbagai
klasifikasi
penatalaksanaannya berbeda tergantung pada letak ketinggian akhiran rektum dan ada tidaknya fistula. enurut /eape (#=C), ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya yaitu * a. Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau +@D dahulu, setelah #2 bulan baru diker$akan tindakan definitif (%"A-%) b. Atresia letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes pro3okasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus !. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion d. %ada stenosis ani !ukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan %ena dimana diker$akan minimal %"A-% tanpa kolostomi. %ena se!ara tegas men$elaskan bahwa pada atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan kolostomi terlebih dahulu untuk dekompresi dan di3ersi "
a. Dilakukan dengan general anestesi, dengan intubasi endotrakeal, dengan posisi pasien tengkurap dan pel3is ditinggikan. b. "timulasi perineum dengan alat !ena "uscle #timulator untuk identifikasi
anal dimple. !. 1nsisi bagian tengah sakrum kearah bawah melewati pusat spingter dan berhenti 2 !m didepannya. d. Dibelah $aringan subkutis, lemak, parasagital fiber dan muscle comple$ . e.
(6ambar * teknik operasi %"A-%)
Berikut penatalaksanaan %ostoperatif yang dapat digunakan dalam kasus atresia ani, diantarany yaitu * a. Antibiotik intra 3ena diberikan selama hari, salep antibiotik diberikan selama = #0 hari. b. 2 minggu pas!a operasi dilakukan anal dilatasi dengan heger dilatation, 2 kali sehari dan tiap minggu dilakukan anal dilatasi dengan anal dilator yang dinaikan sampai men!apai ukuran yang sesuai dengan umurnya. Businasi dihentikan bila busi nomor ## mudah masuk.
!. alibrasi anus ter!apai dan orang tua mengatakan mudah menger$akan serta tidak ada rasa nyeri bila dilakukan 2 kali sehari selama minggu merupakan indikasi tutup kolostomi, se!ara bertahap frekuensi diturunkan. d. %ada kasus fistula rektouretral, kateter foley dipasang hingga >C hari. "edangkan pada kasus kloaka persisten, kateter foley dipasang hingga #0 # hari. Drainase suprapubik diindikasikan pada pasien persisten kloaka dengan saluran lebih dari !m. Antibiotik intra3ena diberikan selama 2 hari, dan antibiotik topikal berupa salep dapat digunakan pada luka. e. Dilatasi anus dimulai 2 minggu setelah operasi. 9ntuk pertama kali dilakukan oleh ahli bedah, kemudian dilatasi dua kali sehari dilakukan oleh petugas kesehatan ataupun keluarga. "etiap minggu lebar dilator ditambah # mm ter!apai ukuran yang diinginkan. Dilatasi harus dilan$utkan dua kali sehari sampai dilator dapat lewat dengan mudah. emudian dilatasi dilakukan sekali sehari selama sebulan diikuti dengan dua kali seminggu pada bulan berikutnya, sekali seminggu dalam # bulan kemudian dan terakhir sekali sebulan selama tiga bulan. "etelah ukuran yang diinginkan f.
ter!apai, dilakukan penutupan kolostomi. "etelah dilakukan penutupan kolostomi, eritema popok sering ter$adi karena kulit perineum bayi tidak pernah kontak dengan feses sebelumnya. "alep tipikal yang mengandung 3itamin A, D, aloe, neomy!in dan desitin dapat digunakan untuk mengobati eritema popok ini.
"edangkan menurut urgentsinya, penanganan pada atresia ani dapat dibagi men$adi 2, yaitu * a. %enanganan awal %enanganan Bayi dengan atresia ani harus dihentikan masukan makanan unuk men!egah mual muntah dan dehidrasi lebih lan$ut. Dekompresi dilakukan dengan %emasangan G6+ "ebelum dilakukan tindakan operatif diberikan antibiotik sebagai prefilaksi terhadap infeksi sebelum dilakukan tindakan operatif. b. %enangana lan$ut Bentuk operasi yang diperlukan pada kelainan atresia ani letak rendah, baik tanpa atau dengan fistula, adalah anoplasti perineum, kemudian dilan$utkan dengan dilatasi pada anus yang baru selama 2 bulan . +indakan ini paling baik dilakukan dengan dilator :egar selama bayi di rumah sakit dan kemudian orang tua penderita dapat memakai $ari tangan di rumah, sampai tepi anus lunak serta mudah dilebarkan . sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi men!apai keadaan normal. onstipasi dapat dihindari
dengan pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulose "ebelum operasi ini diker$akan dilakukan terlebih dahulu test pro3okasi dengan stimulator otot untuk dapat mengidentifikasi batas spinkter ani eksternus. %ada kasus atresia letak redah yang lain, operasi diperlukan. +u$uan dari operasi adalah untuk mengembalikan anus ke posisi yang normal dan membuat $arak antara lubang anus dengan 3agina. !m, pembedahan rekonstruktif dapat dilakukan melalui anoproktoplasti pada masa neonatus . Akan tetapi, pada tipe 111 biasanya perlu dilakukan kolostomi pada masa neonatus sebelum dilakukan pembedahan definitif pada usia #2#> bulan. olostomi bertu$uan untuk * engatasi obstruksi usus emungkinkan pembedahan rekonstruktif dapat diker$akan dengan • •
•
lapangan operasi yang bersih emberikan kesempatan pada
ahli
bedah
untuk
melakukan
pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukan letak u$ung rektum yang buntu serta menemukan kelainan bawaan yang lain, olostomi dapat dilakukan pada kolon trans3ersum atau kolon sigmoideum
-+iagram penanganan atresia ani pada ba'i perempuan
-+iagram penanganan atresia ani pada ba'i laki/
Anoplasty
%"A-% adalah metode yang ideal dalam penatalaksanaan kelainan anorektal. 'ika bayi tumbuh dengan baik, operasi definitif dapat dilakukan pada usia bulan. ontrindikasi dari %"A-% adalah tidak adanya kolon. %ada kasus fistula rekto3esikal, selain %"A-%, laparotomi atau laparoskopi diperlukan untuk menemukan memobilisasi rektum bagian distal. Demikian $uga pada pasien kloaka persisten dengan saluran kloaka lebih dari !m.
Penata%aksanaan Post5operati
%erawatan %as!a
anus
ter!apai
dan
orang
tua
mengatakan
mudah
menge$akan serta tidak ada rasa nyeri bila dilakukan 2 kali sehari selama minggu merupakan indikasi tutup kolostomi, se!ara bertahap frekuensi diturunkan. %ada kasus fistula rektouretral, kateter foley dipasang hingga > C hari. "edangkan pada kasus kloaka persisten, kateter foley dipasang hingga #0# hari. Drainase suprapubik diindikasikan pada pasien persisten kloaka dengan saluran lebih dari !m. Antibiotik intra3ena diberikan selama 2 hari, dan antibiotik topikal berupa salep dapat digunakan pada luka. Dilatasi anus dimulai 2 minggu setelah operasi. 9ntuk pertama kali dilakukan oleh ahli bedah, kemudian dilatasi dua kali sehari dilakukan oleh petugas kesehatan ataupun keluarga. "etiap minggu lebar dilator ditambah # mm ter!apai ukuran yang diinginkan. Dilatasi harus dilan$utkan dua kali sehari sampai dilator dapat lewat dengan mudah. emudian dilatasi dilakukan sekali sehari selama sebulan diikuti dengan dua kali seminggu pada bulan berikutnya, sekali seminggu dalam # bulan kemudian dan terakhir sekali sebulan selama tiga
bulan. "etelah ukuran yang diinginkan ter!apai, dilakukan penutupan kolostomi. "etelah dilakukan penutupan kolostomi, eritema popok sering ter$adi karena kulit perineum bayi tidak pernah kontak dengan feses sebelumnya. "alep tipikal yang mengandung 3itamin A, D, aloe, neomy!in dan desitin dapat digunakan untuk mengobati eritema popok ini.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ATRESIA ANI
%ada klien dengan atresia ani menurut "uriadi dan -ita &uliani ( 200# ), Ggastiyah (200#) adalah sebagai berikut * #) a$i bayi * 7ase Dasar %engka$ian #. %engka$ian awal (primer) 2. %engka$ian Dasar ("ekunder) . %engka$ian ulang ( +ertier) #.
%engka$ian Awal (%rimer)
a)
%engka$ian dibuat dengan !epat selama pertemuan perama meliputi *
I Airway * Apakah $alan nafas patenJ I Breathing * Apakah pasien bernafasJ I @ir!ulation * Apakah ada denyut $antungJ I Dissability * ehilangan kemampuan I :emoragi * Apakah ada perdarahan hebat 2) %emeriksaan fisik pendekatan head to toe ) +anpa mekonium dalam 2 $am setelah lahir. ) +entukan kepatenan re!tal dengan menggunakan thermometer atau $ari kelingking yang memakai sarung tangan sepan$ang 2 !m kedalam anus. >) Adanya tin$a dalam urine dan 3agina. ) Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum, ge$ala akan timbul dalam 2 = $am setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hi$au.
%emeriksaan %enun$ang #) 'ika ada fistula, urine dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel sel epitel me!onium. 2) %emeriksaan sinar H lateral in3ersil ( tehnik wangenteen ri!e ) dapat menun$ukkan adanya kumpulan udara dalam u$ung re!tum yang buntu atau didekat perineum, dapat menyesatkan $ika re!tum penuh dengan mekonium yang men!egah udara sampai ke u$ung kantong re!tal. ) 9ltra sound dapat digunakan untuk menentukan letak kantong re!tal. ) Aspirasi $arum untuk mendeteksi kantong re!tal dengan !ara menusukkan $arum tersebut sambil melakukan aspirasi, $ika mekonium tidak keluar pada saat $arum sudah masuk #,> !m defek tersebut dianggap sebagai defek tingkat tinggi.
Diagnosa Kepera6atan
#. 2. . . >.
@emas b8d pembedahan dan mempunyai anak yang tidak sempurna 1nkontinensia Bowel b8d struktur anus yang tidak komplit erusakan integritas kulit b8d kolostomi urang pengetahuan b8d perawatan di rumah dan pembedahan etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b8d ketidakmampuan
men!erna makanan . -esiko defisit 3olume !airan b8d pengurangan intake !airan
Dis7harge P%anning •
Berikan pu$ian saat melakukan perawatan dan $awab pertanyaan se!ara $u$ur
•
apa yang dibutuhkan keluarga A$arkan mengenai tanda dan ge$ala infeksi (demam, kemerahan di daerah luka,
•
terasa panas) A$arkan bagaimana menganai pengamanan pada bayi dan melakukan dilatasi
•
anal Berikan instruksi se!ara tertulis dan 3erbal tentang alat alat yang dibutuhkan
•
untu perawatan di rumah +ekankan tetap mengadakan stimulasi pada bayi untuk mensupport tumbuh kembang
No Diagnosa kepera6atan & 8emas 9:! pem9e!ahan !an mempun;ai anak ;ang ti!ak sempurna
Definisi * %erasaan gelisah yang tak $elas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh indi3idu)K perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. "inyal ini merupakan peringatan adanya an!aman yang akan datang dan memungkinkan indi3idu untuk mengambil langkah untuk menyetu$ui terhadap tindakan Ditandai dengan *
6elisah 1nsomnia -esah etakutan "edih 7okus pada diri ekhawatiran @emas
G<@ *
AnLiety !ontrol @oping
1mpulse !ontrol
riteria :asil *
lien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan ge$ala !emas engidentifikasi, mengungkapkan dan menun$ukkan tehnik untuk mengontol !emas ?ital sign dalam batas normal %ostur tubuh, ekspresi wa$ah, bahasa tubuh dan tingkat akti3itas menun$ukkan berkurangnya ke!emasan
G1@ * AnLiety -edu!tion (penurunan ke!emasan)
6unakan pendekatan yang menenangkan Gyatakan dengan $elas harapan terhadap pelaku pasien 'elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur %ahami prespektif pasien terhdap situasi stres +emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Dorong keluarga untuk menemani anak /akukan ba!k 8 ne!k rub Dengarkan dengan penuh perhatian 1dentifikasi tingkat ke!emasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan ke!emasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 1nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi ke!emasan
Inkontinensia 1o6e% 9:! struktur anus ;ang ti!ak komp%it
G<@*
Bowel @ontinen!e Bowel limination
riteria :asil *
BAB teratur, mulai dari setiap hari sampai > hari Defekasi lunak, feses berbentuk %enurunan insiden inkontinensia usus
G1@ * Bowel 1nkontinen!e !are
%erkirakan penyebab fisik dan psikologi dari inkontimemsia fekal 'elaskan penyebab masalah dan rasional dari tindakan 'elaskan tu$uan dari managemen bowel pada pasien8keluarga Diskusikan prosedur dan !riteria hasil yang diharapkan bersama pasien 1nstruksikan pasien8keluarga untuk men!atat keluaran feses @u!i area perianal dengansabun dan air lalukeringkan 'aga kebersihan ba$u dan tempat tidur /akukan program latihan BAB onitor efek samping pengobatan.
Bowel +raining
-en!anakan program BAB dengan pasien dan pasien yang lain onsul ke dokter $ika pasien memerlukan suppositoria A$arkan ke pasien8keluarga tentang prinsip latihan BAB An$urkan pasien untuk !ukup minum Dorong pasien untuk !ukup latihan 'aga pri3asi klien olaborasi pemberian suppositoria $ika memungkinkan 3aluasi status BAB se!ara rutin odifikasi program BAB $ika diperlukan
Kurang pengetahuan 9:! pera6atan !i rumah !an pem9e!ahan.
Definisi * +idak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topi! spesifik. Batasan karakteristik * mem3erbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai. 7aktor yang berhubungan * keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk men!ari informasi, tidak mengetahui sumbersumber informasi. G<@ *
owlwdge * disease pro!ess owledge * health Beha3ior
riteria :asil *
%asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan %asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di$elaskan se!ara
benar %asien dan keluarga mampu men$elaskan kembali apa yang di$elaskan perawat8tim kesehatan lainnya
G1@ * +ea!hing * disease %ro!ess
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik 'elaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan !ara yang tepat. 6ambarkan tanda dan ge$ala yang biasa mun!ul pada penyakit, dengan !ara
yang tepat 6ambarkan proses penyakit, dengan !ara yang tepat identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna !ara yang tepat "ediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan !ara yang tepat :indari $aminan yang kosong "ediakan bagi keluarga atau "< informasi tentang kema$uan pasien dengan
!ara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk men!egah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan se!ond opinion dengan !ara yang tepat atau diindikasikan ksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan !ara yang tepat -u$uk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan !ara yang tepat 1nstruksikan pasien mengenai tanda dan ge$ala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan !ara yang tepat.
Keti!akseim9angan nutrisi kurang !ari ke9utuhan tu9uh 9:! keti!akmampuan men7erna makanan
Definisi * 1ntake nutrisi tidak !ukup untuk keperluan metabolisme tubuh. Batasan karakteristik *
Berat badan 20 M atau lebih di bawah ideal Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari -DA (-e!omended Daily Allowan!e) embran mukosa dan kon$ungti3a pu!at elemahan otot yang digunakan untuk menelan8mengunyah /uka, inflamasi pada rongga mulut udah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa %erasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan iskonsepsi ehilangan BB dengan makanan !ukup eengganan untuk makan ram pada abdomen +onus otot $elek Gyeri abdominal dengan atau tanpa patologi urang berminat terhadap makanan %embuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea ehilangan rambut yang !ukup banyak (rontok) "uara usus hiperaktif urangnya informasi, misinformasi
7aktorfaktor yang berhubungan *
etidakmampuan pemasukan atau men!erna makanan atau mengabsorpsi zat zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
G<@ * Gutritional "tatus * food and 7luid 1ntake riteria :asil *
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tu$uan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan ampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi +idak ada tanda tanda malnutrisi +idak ter$adi penurunan berat badan yang berarti
Gutrition anagement
a$i adanya alergi makanan olaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan $umlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. An$urkan pasien untuk meningkatkan intake 7e An$urkan pasien untuk meningkatkan protein dan 3itamin @ Berikan substansi gula &akinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk men!egah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) A$arkan pasien bagaimana membuat !atatan makanan harian. onitor $umlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi a$i kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Gutrition onitoring
BB pasien dalam batas normal onitor adanya penurunan berat badan onitor tipe dan $umlah akti3itas yang biasa dilakukan onitor interaksi anak atau orangtua selama makan
onitor lingkungan selama makan 'adwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama $am makan onitor kulit kering dan perubahan pigmentasi onitor turgor kulit onitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah onitor mual dan muntah onitor kadar albumin, total protein, :b, dan kadar :t onitor makanan kesukaan onitor pertumbuhan dan perkembangan onitor pu!at, kemerahan, dan kekeringan $aringan kon$ungti3a onitor kalori dan intake nuntrisi @atat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan !a3itas oral. @atat $ika lidah berwarna magenta, s!arlet
Resiko !eisit
Definisi * %enurunan !airan intra3askuler, interstisial, dan8atau intrasellular. 1ni mengarah ke dehidrasi, kehilangan !airan dengan pengeluaran sodium Batasan arakteristik *
elemahan :aus %enurunan turgor kulit8lidah embran mukosa8kulit kering %eningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan 3olume8tekanan nadi %engisian 3ena menurun %erubahan status mental onsentrasi urine meningkat +emperatur tubuh meningkat :ematokrit meninggi ehilangan berat badan seketika (ke!uali pada third spa!ing)
7aktorfaktor yang berhubungan*
ehilangan 3olume !airan se!ara aktif egagalan mekanisme pengaturan
G<@*
7luid balan!e :ydration Gutritional "tatus * 7ood and 7luid 1ntake
riteria :asil *
empertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, B' urine normal, :+
normal +ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal +idak ada tanda tanda dehidrasi, lastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan 7luid management
+imbang popok8pembalut $ika diperlukan %ertahankan !atatan intake dan output yang akurat onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), $ika diperlukan onitor 3ital sign onitor masukan makanan 8 !airan dan hitung intake kalori harian olaborasi pemberian !airan 1? onitor status nutrisi olaborasikan pemberian !airan Berikan !airan 1? pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan +awarkan sna!k ( $us buah, buah segar ) olaborasi dokter $ika tanda !airan berlebih mun!ul meburuk Atur kemungkinan tranfusi %ersiapan untuk tranfusi
DA/TAR PUSTAKA
Betz @e!ily N "owden. 2002. Buku "aku eperawatan %ediatrik, disi . 'akarta 6@. De 'ong, im N -. "$amsuhida$at. 200>. Buku A$ar 1lmu Bedah. 'akarta* 6@ Dorland. #=. amus "aku edokteran Dorlana. Alih Bahasa* Dyah Guswantari d. 2> 'akarta* 6@ 6rosfeld ', . 1lmu esehatan Anak. 'akarta* 6@ %ena, Alberto.#. 1lmu esehatan Anak. alformasi anorektum. :al #222>. ditor* GelsonK 'akarta* 6@. "udoyo, Aru. 200. Buku A$ar 1lmu %enyakit Dalam. 'akarta* 1nterna %ublishing