PEMBAHASAN
A. Defi Defin nisi isi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari pada yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Meskipun tulang patah , jaringan di sekitarnya juga akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringang lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Brunner and Sudarth, 22!. Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak tidak mampu mampu lagi menahan menahan tekanan tekanan yang yang diberi diberikan kan kepada kepadany nyaa ("onna ("onna #. $ong, 2%!
B. Etiologi
&. 'ede 'edera ra trau traum matik atik 'edera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh a. 'edera 'edera langsun langsung g berarti berarti pukula pukulan n langsung langsung terhadap terhadap tulang tulang sehingga sehingga tulang pata secara spontan. )emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.
1
b. 'edera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur kla*ikula. c. Frak Fraktu turr yang yang dise diseba babk bkan an kont kontra raks ksii kera kerass yang yang mend mendad adak ak dari dari otot otot yang kuat. 2. Frak Fraktu turr )atol )atolog ogik ik.. "alam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trau trauma ma mino minorr dapa dapatt meng mengak akib ibatk atkan an frak fraktu turr dapa dapatt juga juga terja terjadi di pada pada berbagai keadaan berikut a. +umo +umorr tulan tulang g (jina (jinak k atau atau ganas! ganas! )ertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif. b. nfeksi seperti osteomielitis "apat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri. c. -akhitis Suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi itamin " yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisie defisiensi nsi diet, diet, tetapi tetapi kadang kadang/ka /kadan dang g dapat dapat diseba disebabka bkan n kegagal kegagalan an absorbsi absorbsi itamin itamin " atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah. 0. Secar ecaraa spo spontan ntan "isebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas bertugas dikemiliteran.
C. Klasif Klasifika ikasi si Fraktu Frakturr
&. Menu Menuru rutt jumla jumlah h garis garis frak fraktu turr a.Simple fraktur (terdapat satu garis fraktur! b. Multiple fraktur (terdapat lebih dari satu garis fraktur! c.'omminuti*e fraktur (banyak garis fraktur1fragmen kecil yang lepas!
2
2. Menurut luas garis fraktur a. Fraktur inkomplit (tulang tidak terpotong secara langsung! b.
Fraktur komplit (tulang terpotong secara total!
c. air line fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga tidak ada perubahan bentuk tulang! 0. Menurut bentuk fragmen a. Fraktur trans*ersal (bentuk fragmen melintang! b. Fraktur obligue (bentuk fragmen miring! c. Fraktur spiral (bentuk fragmen melingkar! %. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar a. Fraktur terbuka (fragmen tulang menembus kulit!, terbagi 0 &! )ecahan tulang menembus kulit, kerusakan jaringan sedikit, kontaminasi ringan, luka 3& cm. 2! 4erusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih besar, luka 5& cm. 0! #uka besar sampai 6 7 cm, kehancuran otot, kerusakan neuro*askuler,kontaminasi besar.
3
b. Fraktur tertutup (fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar!
D. Patofisiologi
+ulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (8pley, 8. 9raham, &::0!. +api apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang ('arpnito, #ynda ;uall, &::kstrinsik 8danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, =aktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
4
2. Faktor ntrinsik Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang. ( gnata*icius, "onna ", &::< ! E. PATHWAY
4ondisi )atologis
+raumatik
Osteoporosis
;atuh
'a. +ulang
4ecelakaan
+umor +ulang
Olah raga
)enurunan absorbsi kalsium dlm tulang
+ulang menjadi rentan
Fraktur
+erbuka
)embuluh darah rusak
)erdarahan
4ekuran gan *ol. cairan
+ertutup
-eduksi
mobilisasi
>ksterna
+raksi
+erputusnya kontinuitas tulang
nterna
Bedrest
)embedahan
8ncamanan 4ematian
)enekanan )d 4ulit 4erusakan muskulos keletal 4erusakan integritas kulit
8nsietas +rauma jaringan
saraf dalam korteks, marro=, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak
-esiko infeksi ?yeri ambatan mobilitas fisik
"efisit )era=atan "iri
disfagia
5
F. Taha Pen!e"#uhan Tulang
&. +ahap pembentukan hematom "alam 2% jam pertama mulai terbentuk bekuan darah dan fibrin yang masuk kearea fraktur. Suplai darah meningkat, terbentuklah hematom yang berkembang menjadi jaringan granulasi sampai hari kelima. 2. +ahap proliferasi "alam =aktu sekitar < hari, hematom akan mengalami organisasi. +erbentuk benang/benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk re*askularisasi dan in*asi fibroblast dan osteoblast yang akan menhasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. +erbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang ra=an. 0. +ahap pembentukan kalus )ertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang ra=an tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang ra=an dan tulang serat imatur. )erlu =aktu 0/% minggu agar frakmen tulang tergabung dalam tulang ra=an atau jaringan fibrus. %. Osifikasi )embentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2/0 minggu patah tulang melalaui proses penulangan endokondrial. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar/benar bersatu. )roses ini memerlukan =aktu 0/% bulan. <. 4onsolidasi (@/7 bulan! dan -emodeling (@/&2 bulan! +ahap akhir dari perbaikan patah tulang. "engan aktifitas osteoblas dan osteoclas, kalus mengalami pembentukan tulang sesuai aslinya. $. Faktor !ang "e"engaruhi en!e"#uhan tulang tergantung %ari &
&. Banyaknya tulang yang rusak. 2. Asia penderita. $aktu penyembuhan tulang anak/anak jauh lebih cepat daripada orang de=asa. al ini terutama disebabkan akti*itas proses osteogenesis pada periosteum dan endosteum serta proses pembentukan tulang pada bayi sangat aktif. 8pabila usia bertambah, proses tersebut semakin berkurang. 0. "aerah tulang yang patah.
6
%. )ersediaan pembuluh darah1*askularisasi
di sekitar
fraktur
untuk
pembentukan kalus. <. Faktor lain seperti imobilisasi yang tidak cukup, infeksi, interposisi dan gangguan perdarahan setempat.
H. Manifestasi Klinis
+anda/tanda klasik fraktur &. ?yeri 2. "eformitas 0. 4repitasi %. Bengkak <. )eningkatan temperatur lokal @. )ergerakan abnormal . 4ehilangan fungsi
'. Ko"likasi
&. 4omplikasi 8=al a. 4erusakan 8rteri )ecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, '-+ menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. b. 4ompartement Syndrom 4ompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. ni disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat. c. Fat >mbolism Syndrom
7
Fat >mbolism Syndrom (F>S! adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. F>S terjadi karena sel/sel lemak yang dihasilkan bone marro= kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam. d. nfeksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. )ada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial! dan masuk ke dalam. ni biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e. 8*askuler ?ekrosis 8*askuler ?ekrosis (8?! terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan dia=ali dengan adanya olkmanCs schemia. f.
Shock Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. ni biasanya terjadi pada fraktur.
2. 4omplikasi "alam $aktu #ama a. "elayed Anion "elayed Anion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan =aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. ni disebabkan karennDa penurunan supai darah ke tulang. b. ?onunion ?onunion
merupakan
kegagalan
fraktur
berkkonsolidasi
dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah @/: bulan. ?onunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. ni juga disebabkan karena aliran darah yang kurang. c. Malunion Malunion
merupakan
penyembuhan
8
tulang
ditandai
dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas!. Malunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik. (Black, ;.M, et al, &::0!. Fiksasi internal atau Open -eduction nternal Fiksasi (O-F! Fragmen tulang dapat diikat dengan sekrup, pen atau paku pengikat, plat logam yang diikat dengan sekrup, paku intra meduler yang panjang (dengan atau tanpa sekrup pengunci!.
(. Pe"eriksaan Diagnostik&
&. )emeriksaan -adiologi )emeriksaan ini menentukan lokasi dan luasnya fraktur 1 cedera. Antuk mendapatkan gambaran 0 dimensi keadaan dan kedudukan tulang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu 8) atau )8 dan #ateral."alam keadaan
tertentu
diperlukan
proyeksi
tambahan
(khusus!
untuk
memperlihatkan patoligi yang dicari karena adanya super posisi.)erlu diketahui bah=a permintaan E/-ay harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. a. al yang harus dibaca pada E/-ay adalah &! Bayangan jaringan lunak 2! +ipis tebalnya korteks akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau rotasi 0! Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi b. Selain E/-ay kadang perlu teknik khusus seperti &! +omografi menggambarkan tidak satu struktur saja tetapi struktur lain tertutup yang sulit di*isualisasi. )ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tetapi pada struktur lain juga mengalaminya. 2! Myelografi menggambarkan cabang/cabang saraf spinal dan pembuluh darah diruang *erkbre yang mengalami kerusakan akibat trauma. 0! 8rthografi meggambarkan jaringan/jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa. 2. Stan +ulang (Scan '+ 1 M4! Memperlihatkan fraktur untuk mengidentifikasi kerusakan jaringa lunak. "ilakukan bila ada kerusakan *askuler.
9
0. 8rteriogram dilakukan bila kerusakan *askuler dicurigai %. )emeriksaan laboratorium a. itung darah lengkap Mungkin terjadi peningkatan (emokonsentrasi! atau penurunan (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh trauma multiple!, peningkatan jumlah leuksit adalah respon stress normal setelah trauma. b. 4retinin +rauma otot meningkatkan beban kretinin untuk ginjal. K. Penatalaksanaan
8da % konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada =aktu menangani fraktur (% - Fraktur! &. -ekognisi ()engenalan! -i=ayat kecelakaan, parah tidaknya, jenis kekuatan yang berperanan dan deskriptif
tentang
kejadian
tersebut
oleh
pasien
itu
sendiri,
menentukan kemungkinan tulang yang patah yang dialami dan kebutuhan pemeriksaan spesifik untuk fraktur. 4elainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka perkiraan diagnosis fraktur pada tempat kejadian dapat dilakukan sehubungan dengan adanya rasa nyeri dan bengkak lokal, kelainan bentuk, dan ketidakstabilan. 2. -eduksi -eduksi -eduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. a. -eduksi tertutup, mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung ujungnya saling berhubungan ! dengan manipulasi dan traksi manual. 8lat yang digunakan biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya.
10
b. -eduksi terbuka, dengan pendekatan bedah. -eduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen/fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya. Fraktur tertutup pada tulang panjang seringkali ditangani dengan reduksi tertutup. Sebelum dilakukan reposisi beri dahulu anestesi1narkotika intra*ena, sedati* atau anastesi blok syaraf lokal. ni seringkali dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang ga=at darurat atau ruang pembalut gips. 0. -etensi reduksi (mempertahankan reduksi! a. )emasangan gips +epung gips terdiri dari garam kapur sulfat berupa bubuk halus ber=arna
putih
dan
mempunyai
sifat
mudah
menarik
air
(hygroskopis!. Bila diberi air, tepung gips akan membentuk semacam bubur yang beberapa saat kemudian akan mengeras dengan mengeluarkan panas. Antuk fiksasi luar patah tulang dipasang gips spalk atau gips sirkulair. )erban gips spalk biasanya dipakai pada patah tulang tungkai ba=ah karena biasanya akan terjadi oedema. Setelah edema menghilang baru diganti dengan gips sirkulair. Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus (bersambung!, untuk lengan memerlukan =aktu % @ minggu sedangkan tungkai @ & minggu. Makin muda umur pasien makin cepat penyembuhannya. b. +raksi +raksi adalah usaha untuk menarik tulang yang patah untuk mempertahankan keadaan reposisi secara umum traksi didapatkan dengan penempatan beban berat sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang fraktur. Biasanya lebih disukai traksi rangka , :dengan dengan baja steril dimasukkan melalui fragmen distal atau
11
tulang yang lebih distal melalui pembedahan dibanding dengan traksi kulit. 4euntungan pemasangan traksi a! Metode nyata yang dapat mempertahankan reduksi. b! +raksi menjamin bah=a ekstremitas dapat diangkat sehingga mengurangi pembengkakan dan meningkatkan penyembuhan jaringan lunak. c! >kstremitas yang
cedera dapat diamati
dengan mudah
kemungkinan gangguan sirkulasi neuro*askuler. &! 4erugian pemasangan traksi, +ergantung dari jenis traksi yang dipasang misalnya pemasangan traksi
kulit
dapat
menyebabkan
banyak
komplikasi
mengganggu sirkulasi akibat pemasangan ban perban elastis, alergi kulit terhadap plester, traksi yang berlebihan akan membuat kulit rapuh pada orang yang sudah lanjut usia. c. +indakan pembedahan -eposisi terbuka dilakukan melalui operasi1pembedahan. Metode pera=atan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka (O-F Open -eduction nternal FiGation!. nsisi dilakukan pada tempat yang terjadi cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomis menuju tempat yang mengalami fraktur. Fraktur kemudian direposisi ke kedudukan normal secara manual. Sesudah reduksi fragmen/fragmen fraktur kemudian distabilisasi dengan menggunakan ortopedis yang sesuai seperti pin, skrup, plat dan paku. &! 4euntungan pera=atan fraktur dengan operasi antara lain a! 4etelitian reposisi fragmen/fragmen fraktur
12
peralatan
b! 4esempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf di sekitarnya. c! Stabilitas fiksasi yang cukup memadai dapat dicapai. d! )era=atan di -S yang relatif singkat pada kasus tanpa komplikasi. e! )otensi untuk mempertahankan fungsi sendi yang mendekati normal serta kekuatan otot selama pera=atan fraktur. 2! 4erugian yang potensial juga dapat terjadi antara lain a! Setiapanastesi dan operasi mempunyai resiko komplikasi bahkan kematian akibat dari tindakan tersebut. b! )enanganan
operatif
memperbesar
kemungkinan
infeksi
dibandingkan pemasangan gips atau traksi. c! )enggunaan
stabilisasi
logam
interna
memungkinkan
kegagalam alat itu sendiri. d! )embedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak, dan struktur yang sebelumnya tak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi. %. -ehabilitasi -encana program rehabilitasi yang paling rasional sudah harus dimulai sejak permulaan pera=atan di rumah sakit dan oleh karena itu bila keadaan memungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan/latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi.
13
AS)HAN KEPE*AWATAN
A.
Pengka+ian
&! 8namnesa a! dentitas 4lien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perka=inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal M-S, diagnosa medis. b! 4eluhan Atama )ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. ?yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Antuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan (&! )ro*oking ncident apakah ada peristi=a yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri. (2! Huality of )ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. 8pakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
14
(0! -egion radiation, relief apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. (%! Se*erity (Scale! of )ain seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan
skala nyeri atau klien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya. (
15
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari/harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (gnata*icius, "onna ", &::
8kti*itas1istirahat 9ejala
4eterbatasan1kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera
akibat
langsung
dari
fraktur
atau
akibat
sekunder
pembengkakan jaringan dan nyeri.
b.
Sirkulasi +anda a!
)eningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri1ansietas, sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bila terjadi perdarahan.
b!
+akikardia
c!
)enurunan1tak ada denyut nadi pada bagian distal area cedera, pengisian kapiler lambat, pucat pada area fraktur.
d!
ematoma area fraktur.
c.
?eurosensori 9ejala ilang gerakan1sensasi, 4esemutan (parestesia! +anda a! "eformitas
lokal,
angulasi
abnormal,
pemendekan,
rotasi,
krepitasi, spasme otot, kelemahan1kehilangan fungsi. b! 4eterbatasan1kehilangan
fungsi
pada
bagian
yang
terkena
(mungkin segera akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.
16
c! 8gitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri1ansietas atau trauma lain. d.
?yeri14enyamanan 9ejala ?yeri hebat tiba/tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area fraktur, berkurang pada imobilisasi. Spasme1kram otot setelah imobilisasi.
e.
4eamanan +anda a!
#aserasi kulit, perdarahan
b!
)embengkakan lokal (dapat meningkat bertahap atau tiba/tiba!
B.
Diagnosa Keera,atan %an 'nter-ensi
&. ?yeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik. +ujuan
Setelah dilakukan tindakan kepera=atan selama &G7 jam diharapkan nyeri berkurang.
4riteria asil
Menyatakan nyeri berkurang, skala nyeri &, nadi normal (@/&!, pernapasan normal (&@/2%!, klien tampak rileks.
nter*ensi Mandiri a.
-asional Mandiri )ertahankan
a.
Mengholangkan nyeri dan
imobilisasi bagian yang sakit
mencegah
dengan
tulang1
tirah
baring,
traksi. b.
+inggikan dukung
ekstermitas
gips,
kesalahan posisi
teganggan
jaringan
yang cedera dan b. Menurunkan edema dan yang
menurunkan nyeri
terkena. c.
indari penggunaan
17
c.
"apat
meningkatkan
sprei1 bantal plastik diba=ah
ketidaknyamanan
ekstermitas dalam gips
produksi panas dalam gips
d.
yang kering. teknik d. Membantu
8jarkan
relaksasi dan distraksi 4olaborasi
nyeri 4olaborasi
e.
e.
Berikan obat sesuai indikasi
narkotik
dan
analgesik non narkotik injeksi.
karena
mengurangi
"iberikan
untuk
menurunkan nyeri dan atau spasme otot.
2. ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. +ujuan
Setelah dilakukan tindakan kepera=atan selama 0 G 2% jam diharapkan gangguan mobilitas fisik tidak terjadi.
4riteria asil
Menunjukkan teknik yang mampu melakukan akti*itas fisik, klien mampu menunjukkan aktifitas yg mandiri.
nter*ensi Mandiri a.
-asional Mandiri 4aji
imobilitas
yang
derajat
a. )asien mungkin dibatasi oleh
dihasilkan
pandangan diri1 persepsi diri
oleh sedera1 pengobatan dan
tentang
perhatikan
aktual, memerlukan informasi
persepsi
pasien
terhadap imobilisasi
keterbatasan
untuk
fisik
meningkatkan
kemajuan kesehatan. b. Bantu pasien dalam rentang b. Meningkatkan aliran darah ke gerak aktif pada ekstermitas
otot
dan
tulang
yang sakit dan yang tak sakit.
meningkatkan
tonus
untuk otot,
mempertahankan gerak sendi, mencegah
kontraktur
dan
resopsi kalsium yang tidak digunakan c. Abah posisi secara periodik c. Mencegah1 yaitu tiap 2 jam sekali.
insiden
komplikasi
(dekubitus!
18
menurunkan kulit
4olaborasi
4olaborasi
d. 4onsul dengan ahli terapi
d. )asien
fisik
dapat
memrlukan
bantuan
jangka
panjang
dengan
gerakan,
kekuatan,
dan
akti*itas
yang
mengandalkan berat badan, juga penggunaan alat (kruk, tongkat! 0. -esiko nfeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat. +ujuan
Setelah dilakukan tindakan kepera=atan selama 0 G 2% jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
4riteria asil
Mencapai penyembuhan luka sesuai =aktu, bebas drainase purulen, dan demam. +idak ada tanda/tanda infeksi tumor (bengkak!, 4alor (panas!, dolor (nyeri!, rubor (kemerahan!, fungsiolesia (perubahan fungsi!
nter*ensi Mandiri
-asional Mandiri
a.
a.
nspeksi kulit untuk adanya iritasi atau robekan kontinuitas.
)en atau ka=at tidak harus dimasukkan
melalui
yang terinfeksi,
kulit
kemerahan
(dapat menimbulkan infeksi b.
Obser*asi
luka
tulang! untuk b. +anda perkiraan infeksi
pembentukan bula, krepitasi, perubahan
=arna
gas ganggren.
kulit
kecoklatan, bau drainase yang tak enak1 asam. c. 4aji tonus otot.
c.
4ekakuan
otot
menunjukkan
terjadinya
tetanus.
19
d.
#akukan pera=atan luka,
d.
dengan penggantian balut
mencegah
terjadinya
infeksi
mikroorganisme dari luar 4olaborasi
4olaborasi e.
Antuk
Berikan
obat
sesuai
e.
8ntibiotik spektrum luas
indikasi
dapat
digunakan
8ntibiotik
profilaktik
secara
atau
dapat
ditujukan
pada
mikroorganisme khusus. %. 8nsietas b1d ancaman kematian, perubahan dalam status kesehatan +ujuan
4riteria asil
Setelah dilakukan tindakan kepera=atan selsms &G7 jam ansietas klien dapat teratasi. 4lien tampak rileks dan tenang 4lien lebih mengetahui tentang penyakitnya
nter*ensi Mandiri
-asional Mandiri
a. 4aji status mental dan tingkat
a. 8ngguan tingkat kesadaran
ansietas dari pasien1 keluarga
dapat mempengaruhi ekspresi
catat adanya tanda/tandaerbal
rasa takut tetapi tidak tidak
atau non *erbal
menyangkal "erajat
keberadaanya.
ansietas
pengaruhi informasi
akan
di
bagaimana tersebut
diterima
oleh indi*idu.
b. Berikan penjelasan hubungan b.
Meningkatkan
pemahaman,
antara proses penyakit dan
mengurangi rasa takut karena
gejalanya
ketidak tahuan dan dapat membantu
menurunkan
ansietas
c.
Berikan
kesempatan
pasien
20
c. Mengungkapkan rasa takut
untuk
mengungkapkan
isi
pikiran dan perasaan takutnya
d.
Berikan dukungan terhadap
secara terbuka di mana rasa takut dapat ditujukan
d. Meningkatkan perasaan akan
perencanaan gaya hidup yang
keberhasilan dalam
nyata setelah sakit dalam
penyembuhan
keterbatasannya tetapi sepenuhnya menggunakan kemampuan1kapasitas pasien
<. 4erusakan integritas kulit b1d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, ka=at, sekrup! +ujuan
Setelah dilakukan tindakan kepera=atan selama &G7 jam diharapkan kerusakan integritas kulit teratasi.
4riteria hasil
klien tampak lebih nyaman dan aman, luka klien Menunjukkan tanda/tanda penyembuhan
nter*ensi Mandiri
-asional Mandiri
a. )ertahankan tempat tidur yang a. Menurunkan risiko nyaman dan aman (kering,
kerusakan1abrasi kulit yang
bersih,
lebih luas.
alat
tenun kencang,
bantalan ba=ah siku, tumit!. b. Masase kulit terutama daerah b. Meningkatkan sirkulasi perifer penonjolan tulang dan area
dan meningkatkan kelemasan
distal bebat1gips.
kulit
dan
otot
terhadap
tekanan yang relatif konstan pada imobilisasi. c.
#indungi kulit dan gips pada daerah perianal
21
c. Mencegah gangguan integritas kulit dan jaringan akibat kontaminasi fekal.
d.
Obser*asi keadaan kulit, penekanan gips1bebat terhadap
d. Menilai perkembangan masalah klien.
kulit, insersi pen1traksi.
@. 4ekurangan *olume cairan dan elektrolit b1d perdarahan +ujuan
setelah dilakukan tindakan kepera=atan selama 0G2% jam diharapkan kekurangan *ol. cairan klien dapat teratasi
4riteria hasi
menunjukkan *ol. cairan yang stabil dengan keseimbangan intake dan output, berat badan stabil, tt* dalam rentang normal, terjadi peningkatan asupan cairan minimal 2ml.
nter*ensi Mandiri
-asional Mandiri
a. Akur intake I output, timbang
a. Menunjukkan status *ol.
berat badan tiap hari, catat tiap
sirkulasi, terjadinya
penurunan lebih dari ,< kg
perpindahan cairan.
b. Akur tt* (+", nadi, suhu!
b. Antuk mengetahui keadaan umum klien
c.
)antau asupan per oral,
c. Antuk mengontrol asupan klien
minimal &< ml12% jam d. 4olaborasi pemberian suplemen
22
d. Antuk menambah nafsu makan klien
BAB ''' PEN)T)P
A. Kesi"ulan
Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya ("onna #. $ong, 2%!. Fraktur disebabkan karena trauma. +erdapat manifestasi klinis serta komplikasi sebagai akibat fraktur. )emeriksaan diagnostik pada fraktur meliputiJ Foto -ontgen, )emeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah. )enatalaksanaan terapetik meliputi J )engobatan dan -eduksi.
B. Saran
Antuk mencegah terjadinya fraktur kita diharapkan untuk berhati/hati baik dalam berkendara maupun dalam melakukan aktifitas sehari/hari.
23