LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA SCROTALIS
A.
Pengertian Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen menonjol dari rongga abdomen. Hernia Skrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternum dan sampai ke skrotum (Priscilla. 2016).
B.
Anatomi Fisiologi Gambar: 1 Hernia Inguinal
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.
Hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural adalah hernia inguinalis dan yang timbul di bawah lipatan adalah hernia femoralis. Kanalis inguinalis merupakan saluran oblik yang melewati bagian bawah dinding abdomen anterior. Saluran ini memungkinkan struktur-struktur yang melewati menuju ke dan dari testis ke abdomen pada pria. Pada wanita, saluran ini dilewati oleh ligamen rotundum uteri, dari uterus ke labium majus. Selain itu, saluran ini dilewati nervus Ilioinguinalis pada kedua jenis kelamin.
Panjang kanalis inguinalis pada dewasa adalah sekitar 4 cm, terbentuk dari annulus
inguinalis
profundus/interna
sampai
annulus
inguinali
superfisialis/eksterna. Kanalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus inguinalis interna terletak hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna bergerak ke arah lateral akibat pertumbuhan
.
C.
Etiologi Peningkatan tekanan intra abdomen 1. 2. 3. 4.
Batuk Bersin Mengejan Mengangkat beban berat
Kelemahan otot dinding abdomen 1. 2. 3. 4.
D.
Trauma Obesitas Kehamilan Kelaninan kongenital > kelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin
Klasifikasi Menurut Suratun (2010), adapun klasifikasi hernia ialah sebagai berikut: 1.
Hernia Inguinal: a.
Hernia indirek atau lateral : Hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Umumnya terjadi pada pria, Benjolan tersebut bisa mengecil, menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan, mengangkat benda berat atau berdiri dapat tumbuh kembali.
b.
Hernia diarek atau medialis : hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Lebih umum terjadi pada lansia. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehinga meskipun arteri inguinalis internal ditekan bila klien berdiri ataupun mengejan, tetap akan timbul benjolan. Pada klien terlihat adanya massa bundar pada arteri inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila klien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponible.
2.
Hernia femoralis Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang
membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat menghindari kandung kemih masuk kedalam kantong. 3.
Hernia umbilikal Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan abdominal, biasanya pada klien obesitas dan multipara.
4.
Hernia insisional Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara
tidak
adekuat,
gangguan
penyembuhan
luka
kemungkinan
disebabkan oleh infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau obesitas. Usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.
E.
Manifestasi Klinis Menurut Rahayuningsih (2010). Tanda dan gejala pada hernia adalah sebagai berikut: 1. Adanya benjolan di daerah inguinal 2. Benjolan bias mengecil atau menghilang. 3. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal. 4. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi. 5. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.
F.
Patoflodiagram Peningkatan tekanan intra abdomen 1. Batuk 2. Bersin 3. Mengejan 4. Mengangkat beban berat
Kelemahan otot dinding abdomen 1. Trauma 2. Obesitas 3. Kehamilan 4. Kelaninan kongenital > kelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin
Isi rongga abdomen (usus) melewati dinding inguinal
Masuk ke kanal inguinal Isi rongga abdomen melewati annulus inguinal Menonjol ke fesica transversalis Masuk ke kanal inguinal Keluar pada cincin kanalis
-
Teraba benjolan Terdengar bising usus Nyeri pada benjolan
Masuk ke scrotum (Hernia)
Kurang pengetahuan
Obstruksi saluran intestinal
Nyeri Akut
Udema
Bendungan pembuluh darah
Suplai darah terhambat
Iskemic
Nekrosis Ansietas Pembedahan
Nyeri Akut
Defisit Perawatan Diri
Resiko Infeksi
G.
Penatalaksanaan 1. Manajemen medis Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah : a.
Herniotomy: membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak karena dasarnya dalah kongenital tanpa adanya kelemahandinding perut.
b.
Hernioterapi: membuang plastik
untuk
kantong
memperkuat
hernia
dinding
disertai
perut
tindakan bedah
bagian
bawah
di
belakangkanalis inguinalis. c.
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat (malam).
2.
Manajemen keperawatana a.
Pre operasi: Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan pembengkakan daerah inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penang
anannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat. b.
Post operasi Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan lukaoperasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
H.
Komplikasi Menurut Grace (2007) Menyebutkan
komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita hernia ialah: 1. Hematoma (luka atau pada skrotum) 2. Retensi urin akut. Infeksi pada luka. 3. Nyeri kronis. 4. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofitestis. 5. Rekurensi hernia.
I. NO.
Rencana Keperawatan DIAGNOSA KEPERAWATAN
J.
TINDAKAN KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Discarge Planning 1.
Menjaga prinsip aseptik terhadap pasien dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
2.
Mengatasi ketidaknyamannan pasien dengan melibatkan orang tua untuk mendampingi anak/pasien
3.
Memberikan pemahaman kepada orang tua tentang penyakit hernia dapat terjadi kembali
4.
Memberikan edukasi kepada orang tua terkait penyakit yang sedang diderita oleh pasien agar keluarga dapat mengenali tanda dan gejala penyakit sampai dengan penatalaksanaan.
J.
Discarge Planning 1.
Menjaga prinsip aseptik terhadap pasien dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
2.
Mengatasi ketidaknyamannan pasien dengan melibatkan orang tua untuk mendampingi anak/pasien
3.
Memberikan pemahaman kepada orang tua tentang penyakit hernia dapat terjadi kembali
4.
Memberikan edukasi kepada orang tua terkait penyakit yang sedang diderita oleh pasien agar keluarga dapat mengenali tanda dan gejala penyakit sampai dengan penatalaksanaan.
Daftar Pustaka
Grace, P & Borley Mc. (2007). Surgery At Glance. Third Edition. Alih Bahasa: dr Vidhia Utami. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lemone, Priscilla. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Lusianah,
Suratun. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gastrointestinal . Jakarta: Trans Studio Media.
Gangguan
Sistem