“HIDROPNEUMOTORAKS” “HIDROPNEUMOTORAKS” 1. Penge Pengerti rtianH anHidr idropn opneum eumoto otora ra! ! Hidropne Hidropneumoto umotoraks raks adalah adalah suatu suatu keadaan keadaan dimana dimana terdapat terdapat udara udara dancaira dancairan n di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.Cairan ini bisa juga disertai disertai dengan dengan nanah nanah (empiema (empiema)) dan hal ini dinamaka dinamakan n dengan dengan piopneu piopneumotor motoraks. aks. Sedangkan pneumotoraks itu sendiri ialah suatukeadaan, di mana hanya terdapat udara di dalam dalam rongg rongga a pleura pleura yang juga menga mengakib kibatk atkan an kolap kolaps s jarin jaringan gan paru. paru.
(Alsagaf (Alsagaff f
&Hood, !"!). Hidropneumothora# merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada ka$um pleura. %ada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paruparu dapat leluas leluasa a menge mengemba mbang ng terha terhadap dap rongg rongga a dada. dada. 'dara 'dara dalam dalam ka$um ka$um pleura pleura ini dapat dapat ditimbulkanoleh a. obekn obeknya ya pleur pleura a $iscer $iscerali alis s sehing sehingga ga saat saat inspi inspiras rasii udara udara yang berasal berasal dari al$eolus akan memasuki ka$um pleura. %neumothora# jenis ini disebut sebagai closed closed pneumotho pneumothora#. ra#. Apabil Apabila a kebocoran kebocoran pleura pleura $iscerali $isceralis s berfungsi berfungsi sebagai sebagai katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari ka$um pleura pleura pada saat ekspirasi ekspirasi.. Akibatnya Akibatnya,, udara udara semakin semakin lama semakin semakin banyak banyak sehing sehingga ga mendo mendoron rong g media mediasti stinum num kearah kearah kontra kontralat later eral al dan menye menyebab babkan kan terjadinya tension pneumothora#. pneumothora#. b. obeknya obeknya dinding dinding dada dada dan pleura parietal parietalis is sehingga sehingga terdapat terdapat hubungan hubungan antara antara ka$um pleura dengan dunia luar. Apabila Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari *+ diam diamet eter er trak trakea ea,, maka maka udar udara a cend cender erun ung g lebi lebih h mele melea ati ti luba lubang ng ters terseb ebut ut dibandin dibanding g traktusre traktusrespir spiratori atorius us yang seharusny seharusnya. a. %ada saat inspiras inspirasi, i, tekanan tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke ka$um pleura leat lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan tekanan rongga rongga dada meningkat, meningkat, akibatny akibatnya a udara udara dari ka$um pleura pleura keluar keluar melalui lubang tersebut. -ondisi ini disebut sebagai open pneumothora#(ritish /horacic Society, !!+). 0enurutHu 0enurutHudak dak & 1allo, 1allo, (!!2) (!!2) hidropne hidropneumoto umotoraks raks dapat dapat dibagi dibagi berdasark berdasarkan an atas beberapa hal, yaitu a. erd erdas asar arka kan n keja kejadi dian an ") %neum %neumoto otorak raks s sponta spontan n primer primer %neu %neumo moto tora raks ks yang yang dite ditemu muka kan n
pada pada
pend pender erit ita a
yang yang
sebe sebelu lumn mny ya
tidak menunjukkan tandatanda sakit. 'mumnya disebabkan oleh pecahnya suatu bleb sub pleura yang biasanya terdapat di daerah apeks paru. 3actor resiko utama adalah merokok. %ada beberapa kasus faktor herediter juga memegang peranan, umumnya penderita berpostur tinggi dan kurus ) %neum %neumoto otorak raks s sponta spontan n sekund sekunder er
%neumotoraks yang ditemukan pada penderita yang sebelumnya telah menderita penyakit, mungkin merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru, tuberkulosis paru, asma kistafibrosis dan karsinoma bronkus. /erjadi sebagai komplikasi penyakit paru dasarnya (underlying lung disease). eberapa penyakit yang sering menjadi penyebab pneumothoraks antara lain %%4- tipe emfisema dan tuberkulosis paru +) %neumotoraks traumatika %neumotoraks yang timbul disebabkan
robeknya
pleura
$iseralis
maupunpleura parietalis sebagai akibat dari trauma. 5) %neumotoraks artifisialis %neumotoraks yang sengaja dibuat dengan memasukkan udara
ke
dalamrongga pleura, dengan demikian jaringan paru menjadi kolaps sehingga dapat beristirahat. %ada 6aman dulu pneumotoraks artifisialis sering dikerjakan untuk terapi tuberkulosis paru. b. erdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru ") %neumotoraks totalis, apabila seluruh jaringan paru dari satu hemitoraks mengalami kolaps. ) %neumotoraks parsialis, apabila jaringan paru yang kolaps hanya sebagian. 7erajat kolaps paru pada pneumothorak totalis dapat dinyatakan dalam persen dengan rumus sebagai berikut umus mengukur $olumenya (A# ) 8 (a # b) 9 "!!: (A # ) c. erdasarkan jenis fistel ") %neumotoraks $entil. 7i mana fistelnya berfungsi sebagai $entilasi sehingga udara dapat masuk kedalam rongga pleura tetapi tidak dapat ke luar kembali. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga pleura makin lama makin tinggi dan dapat mendorong mediastinum kearah kontra lateral. ) %neumotoraks terbuka. 7i mana fistelnya terbuka sehingga rongga pleura mempunyai hubungan terbuka dengan bronkus atau dengan dunia luar; tekanan di dalam rongga pleura sama dengan tekanan di udara bebas. +) %neumotoraks tertutup. 7i mana fistelnya tertutup udara di dalam rongga pleura,
terkurung,
dan
biasanya
akan
diresobsi
spontan.%embagian
pneumotoraks berdasarkan jenis fistelnya ini seaktuaktu dapatberubah. %neumotoraks tertutup seaktuaktu dapat berubah menjadi pneumotoraks terbuka, dan dapat pula berubah menjadi pneumotoraks $entil.
Per"edaan Pneumotora!# Hidrotora!# Hidropneumotora! %neumotoraks adalah keadaan dimana terdapat udara bebas di dalam rongga pleura. %neumotoraks adalah paru dapat kolaps sebagian atau total sehubungan dengan
pengumpulan udara. ( 7oengoes, 0aryllin. !!! ). 7alam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paruparu leluasa mengembang terhadap rongga thoraks. Hidrotoraks (efusi pleura) adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura. 7alam keadaan normal, hanya ditemukan selapis cairan tipis yang memisahkan kedua lapisan pleura.
$. Etio%ogi Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecilyang diameternya tidak lebih dari " cm yang berada di baah permukaan pleura $iseralis, dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. /erbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari al$eoli yang dindingnya ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang beradadi baah pleura $iseralis. Sebab pecahnya dinding al$eolus ini belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga ada dua faktor sebagai penyebabnya. a. 3aktor infeksi atau radang paru. =nfeksi atau radang paru alaupun minimal akan membentuk jaringan parut pada dinding al$eoli yang akan menjadi titik lemah. ". /ekanan intra al$eolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan. 0ekanisme ini tidak dapat menerangkan kenapa hidropneumotoraks spontan sering terjadi pada aktu penderita sedang istirahat. 7engan pecahnya bleb yang terdapat di baah pleura $iseralis, maka udara akan masuk ke dalam rongga pleura dan terbentuklah fistula bronkopleura. 3istula ini dapat terbuka terus, dapat tertutup, dan dapat berfungsi sebagai $entil &. obeknya pleura $isceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari al$eolusakan memasuki ka$um pleura. Hidropneumothora# jenis ini disebut sebagai
closed hidropneumothora#.
Apabila
kebocoran
pleura
$isceralis
berfungsi sebagai katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari ka$um pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan terjadinya tension hidropneumothora#. d. obeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara ka$um pleura dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari *+ diameter trakea, maka udara cenderung lebih meleati lubang tersebut dibanding traktus respiratorius yang seharusnya. %ada saat inspirasi, tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke ka$um pleura
leat lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan rongga dada meningkat, akibatnya udara dari ka$um pleura keluar melalui lubang tersebut. -ondisi ini disebut sebagai open hidropneumothora# (7armanto, 7jojodibroto, !!>) '. Mani(e!ta!i K%ini! /anda dan gejala yang timbul pada %neumotoraks tergantung pada besarnya kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru. 1ejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba tiba bersifat unilateral diikuti sesak napas. 1ejala ini lebih mudah ditemukan bila penderita melakukan akti$itas berat. /api pada sebagian kasus gejala 8 gejala masih dapat ditemukan pada akti$itas biasa atau aktu istirahat. Selain itu terdapat gejala klinis yang lain yaitu suara melemah, nyeri menusuk pada dada aktu inspirasi, kelemahan fisik. %ada tahap yang lebih berat gejala semakin lama akan semakin memberat, penderita gelisah sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral. 1erakan pernafasan tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis disertai syok oleh karena aliran darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara, dan curah jantung menurun a. iasanya akan ditemukan adanya nyeri dada yang terjadi secara tibatiba, nyerinya tajam dan dapat menimbulkan rasa kencang di dada. b. ?afas yang pendek c. ?afas yang cepat d. atuk e. @emas f. %ada kulit bisa ada keluhan sianosis 0anifestasi -linis (arbara ngram, ">>B) ") %neumotoraks tertutup
-
?yeri tajam pada sisi yang sakit seaktu bernafas
-
7isnea dan takipnea
-
%enggunaan otot asesori pernafasan
-
/akikardi
-
7iaforesis
-
1elisah dan agitasi
-
unyi hipertimpani diatas daerah yang sakit
-
@uka memar pada dada
-
/idakadanya bunyi nafas seirama dengan gerakan dinding dada
) %neumotoraks tension
-
7istensi $ena leher
-
-emungkinan emfisesma subkutan
-
0anifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup
+) %neumotoraks terbuka
-
4bser$asi luka dada terbuka terhadap bunyi seperti hisapan
-
0anifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup
5) Hemotoraks
-
%ekak dengan perkusi di atas sisi yang sakit
-
0anifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup
). Pato(i!io%ogi %aruparu dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura $isceralis. 7iantara pleura parietalis dan $isceralis terdapat ca$um pleura. Ca$um pleura normal berisi sedikit cairan serous jaringan./ekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. /ekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. %roses respirasi terdiri dari tahap 3ase inspirasi dan fase eksprasi. %adafase inspirasi tekanan intrapleura > s*d " cmH4; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan intrapleura + s*d 2 cmH4. %neumotorak adalah adanya udara pada ca$um pleura. Adanya udara pada ca$um pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu
pada
proses
respirasi.
%neumotorak
dapat
dibagi
berdasarkan
penyebabnya. a. %neumotorak spontan oleh karena primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi, keganasan), neonatal. b. %neumotorak yang di dapat oleh karena iatrogenik, barotrauma, trauma. %neumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis a. %neumotorak simple tidak diikuti gejala shock atau preshock. b. /ension %nuemotorak diikuti gejala shock atau preschock %neumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan luar menjadi a. 4pen pneumotorak. b. Closed pneumotorak Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang hampir sama. %neumotorak
spontan,
closed
pneumotorak,
simple
pneumotorak,
tension
pneumotorak, dan open pneumotorak. %neumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding al$eolus dan pleura $isceralis. Apabila dinding al$eolus dan pleura $iceralis yang lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam ca$um pleura. 0ekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan ca$um pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang, seperti balon yang dihisap. %engembangan paru menyebabkan tekanan intraal$eolar menjadi negatif sehingga udara luar masuk. %ada pneumotorak spontan, paruparu kolpas, udara inspirasi ini bocor masuk ke ca$um pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. %ada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi ca$um pleura
akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. %ada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke posisi semula. %roses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter. %neumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna. /erjadinya hiper ekspansi ca$um pleura tanpa disertai gejala preshock atau shock dikenal dengan simple pneumotorak. erkumpulnya udara pada ca$um pleura dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak. %ada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil dari kerja al$eoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin berlanjut, hiperekspansi ca$um pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan ca$um pleura karena luka yang bersifat katup tertutup terjadilah penekanan $ena ca$a, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala preshock atau shock oleh karena penekanan $ena ca$a. -ejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak. (Hudak, C.0. !"!) %ada open pneumotorak terdapat hubungan antara ca$um pleura dengan lingkunga luar. 4pen pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. %erlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis) ataukomplit (pleura parietalis dan $isceralis). ilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk kedalam ca$um pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang karena tekanan intrapleura tidak negatif. feknya akan terjadi hiperekspansi ca$um pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal bergeser kemediastinal yang sehat. /erjadilah mediastinal flutter. ilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiper ekspansi ca$um pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada ca$um pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan $ena ca$a, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre shock atau shock oleh karena penekanan $enaca$a. -ejadian inidikenal dengan tension pneumotorak (Hudak, C.0. !"!)
Pato(i!io%ogi
*. Pemeri!aan Diagno!ti a. 3oto ontgen 1ambaran radiologis yang tampak pada foto rontgen kasus hidropneumotoraks antara lain ") agian hidropneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru. -adangkadang paru yang kolaps tidak membentuk garis, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus paru. ) %aru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radioopaue yang berada di daerah hilus. -eadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali. esar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang dikeluhkan. +)
mengarah mendekati hilus, sehingga udara yang dihasilkan akan terjebak di mediastinum. b) mfisema subkutan, dapat diketahui bila ada rongga hitam dibaah kulit. Hal ini biasanya merupakan kelanjutan dari pneumomediastinum. 'dara yang tadinya terjebak di mediastinum lambat laun akan bergerak menuju daerah yang lebih tinggi, yaitu daerah leher. 7i sekitar leher terdapat banyak jaringan ikat yang mudah ditembus oleh udara, sehingga bila jumlah udara yang terjebak cukup banyak maka dapat mendesak jaringan ikat tersebut, bahkan sampai ke daerah dada depan dan belakang. c) ila disertai adanya cairan di dalam rongga pleura, maka akan tampak permukaan cairan sebagai garis datar di atas diafragma 3oto ontegen hidropneumotoraks
(%A),
bagian
yang
ditunjukkan
dengan
anak
panahmerupakan bagian paru yang kolaps b. Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. %ada pasien dengan gagal napas yang berat secara signifikan meningkatkan mortalitas sebesar "!:. c. C/scan thora#. C/scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer
dan
sekunder.
-omplikasi
dapat
berupa
hemopneumotorak,
pneumomediastinum dan emfisemakutis, fistel bronkopleural dan empiema (Sjahriarasad, !!>). +. Penata%a!anaan Medi /indakan pengobatan hidropneumotoraks tergantung dari luasnya permukaan hidropneumotoraks. /ujuan dari penatalaksanaan ini yaitu untuk mengeluarkan udara dari
rongga
pleura,
sehingga
paruparu
bisa
kembali
mengembang.
%ada
hidropneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap. British Thoracic Society dan American College of Chest Physicians telah memberikan rekomendasi penanganan hidropneumotoraks adalah a. 4bser$asi dan pemberian tambahan oksigen. /indakan ini dilakukan apabila luas pneumotoraks D"E: dari hemitoraks. Apabila fistula dari al$eoli ke rongga pleura telah menutup, udara dalam rongga pleura perlahanlahan akan diresorbsi. @aju resorbsinya diperkirakan ",E: dari sisi pneumotoraks perhari. @aju resorbsi tersebut akan meningkat jika diberikan tambahan oksigen. 4bser$asi dilakukan dalam beberapa hari (minggu) dengan foto dada serial tiap "5 jam selama hari bisa dilakukan dengan atau tanpa
harus diraat dirumah sakit.
perantaraan
trokar
atau
klem
penjepit.
Sebelum
trokar
dimasukkan ke rongga pleura, terlebih dahulu dilakukan insisi kulit pada ruang antar sela iga ke enam pada linea aksilaris media. =nsisi kulit juga bisa dilakukan pada ruang antar iga kedua pada linea mid kla$ikula. Sebelum melakukan insisi kulit, daerah tersebut harus dibersihkan cairan disinfektan dan dilakukan injeksi anastesi local dengan lidokain atau prokain : dan kemudian ditutup dengan kain duk steril. Setelah trokar masuk kedalam rongga pleura, pipa khusus (kateter urin) segera dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian trokar dicabut sehingga hanya pipa khusus itu yang masih tinggal di ruang pleura. %emasukan pipa khusus tersebutdiarahkan ke baah jika lubang insisi kulitnya ada diruang antar iga kedua. %ipa khusus atau kateter tersebut kemudian dihubungkan dengan pipa yang lebih panjangdan terakhir dengan pipa kaca yang dimasukkan ke dalam air di dalam botol. 0asuknya pipa kaca ke dalam air sebaiknya cm dari permukaan air, supaya
gelembung
udara
mudah
keluar.
Apabila
paru
sudah
mengembang penuh dantekanan rongga pleura sudah negati$e, maka sebelum dicabut dilakukan uji coba dengan menjepit pipa tersebut selama 5 jam. /indakan selanjutnya adalah melakukan e$aluasi dengan foto dada, apakah paru mengembang dan tidak mengempis lagi atau tekanan rongga pleura menjadi positif lagi. Apabila tekanan rongga pleura menjadi positif lagi maka pipa tersebut belum dapat dicabut. ilaparu sudah mengembang
maka
GS7
dicabut.
%encabutan
GS7
dilakukan
saatpasien dalam keadaan ekspirasi maksimal +) /orakoskopi
dengan
pleurodesis
dan
penanganan
terhadap
adanya
bleb*bulla5. 5) /orakotomi
,. A!u-an Keperaatan ,.1 Penga/ian Emergen&0 dan Kriti! a. Primary Sure0 2 Afif 0uttain, !!) ") Airay a) Assessment %erhatikan patensi airaydengan, -aji dan pertahankan jalan nafas, lakukan head tilt, chin lift jika perlu, gunaka alat bantu jalan nafas jika perlu, pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anastesi untuk dilakukan intubasi jika tidak mampu mempertahankan jalan nafas, dengar suara napas, perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada b) 0anagement =nspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chinlift dan ja thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas, obser$asi dan %emberian 4 apabila fistula yang menghubungkan al$eoli dan rongga pleura telah menutup, maka udara yang berada didalam rongga pleura tersebut akan diresorbsi, laju resorbsi tersebut akan meningkat apabila diberikan tambahan 4, 4bser$asi dilakukan dalam beberapa hari dengan foto toraks serial tiap "5 jam pertama selama hari, tindakan ini terutama ditujukan untuk pneumotoraks tertutup dan terbuka reposisi
kepala, pasang collarneck lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral * nasal) ) reathing a) Assesment %eriksa frekensi napas, perhatikan gerakan respirasi, palpasi toraks, auskultasi dan dengarkan bunyi napas, -aji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse o#imeter, pertahankan saturasi F >:, berikan oksigen
dengan
pertimbangkan
aliran tinggin
untuk
melalui
menggunakan
non
rebreath
bag$al$emask
mask,
$entilation,
periksakan gas darah arteri untuk mengkaji %a4 dan %aC4, kaji respiratory
rate,
periksa
sistem
pernafasan,
cari
tanda
de$iasi
trachea,de$iasi trachea merupakan tanda tension pneumothorak b) 0anagement @akukan bantuan $entilasi bila perlu, lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest. +) Circulation c) Assesment %eriksa frekensi denyut jantung dan denyut nadi, periksa tekanan darah, pemeriksaan pulse o#ymetri, periksa $ena leher dan arna kulit (adanya sianosis), kaji heart rate dan rhytem, catat tekanan darah, lakukan pemeriksaan
-1,
lakukan
pemasangan
=I
akses,
lakukan
pemerikasaan darah $ena untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit d) 0anagement esusitasi cairan dengan memasang i$ lines, torakotomi emergency bila diperlukan, operasi eksplorasi $askular emergency 5) 7isability @akukan
pengkajian
tingkat
kesadaran
dengan
menggnakan
pendekatan1CS, adanya nyeri. /ingkat -esadaran secara kualitatif a) Composmentis eaksi segera dengan orientasi sempurna, sadar akan sekeliling, orientasi baik terhadap orang tempat dan aktu. b) Apatis /erlihat mengantuk saat terbangun klien terlihat acuh tidak acuh terhadap lingkungannya. c) Confuse -lien tampak bingung, respon psikologis agak lambat. d) Samnolen 7apat dibangunkan jika rangsangan nyeri cukup kuat, bila rangsangan hilang, klien tidur lagi.
e) Soporous Coma -eadaan tidak sadar menyerupai koma, respon terhadap nyeri masih ada, biasanya inkontinensia urine, belum ada gerakan motorik sempurna. f) -oma -eadaan tidak sadar, tidak berespon dengan rangsangan. /ingkt kesadaran menurut kuantitas dengan 1CS E) #posure %ada saat pasien stabil kaji riayat kesehatan scara detail dan lakukan pemeriksaan fisik lainnya ". Secondary Survey 13 iayat %enyakit Sekarang -eluhan sesak seringkali datang mendadak dan semakin lama semakin berat, nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat dan tertekan, terasa lebih nyeri pada gerakan pernafasan. Selanjutnya dikaji apakah ada riayat trauma yang mengenai rongga dada seperti peluruh yang menembus rongga dada dan paru, ledakan yang menyebabkan peningkatan tekanan udara dan terjadi tekanan di dada yang mendadak menyebabkan tekanan dalam paru meningkat, kecelakaan lalulintas biasanya menyebabkan trauma tumpul didada atau tusukan benda tajam langsung menembus pleura. ) iayat %enyakit 7ahulu %erlu ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit / paru, %%40, kanker dan tumor metastase ke pleura. +) iayat -esehatan -eluarga -eluarga perlu ditanyakan apakan pernah keluarga klien pernah menderita penyakit yang sama. 5) iayat %sikososial 0eliputi perasaan
klien
terhadap
penyakitnya,
bagaimana
cara
mengatasinya, serta bagaimana prilaku klien pada tindakan yang dilakukan terhadap dirinya E) %emeriksaan3isik (7oengoes, 0.. !!!) a. Sistem %ernapasan Sesak napasJ ?yeri, batukbatuk.J /erdapat retraksi kla$ikula*dadaJ %engambangan paru tidak simetrisJ 3remitus menurun dibandingkan dengan
sisi yang lainJ %ada perkusi ditemukan
adanya
suara
sonor*hipersonor*timpani, hematotraks(redup)J %ada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang*menghilangJ %ekak dengan batas seperti garis miring*tidak jelasJ 7ispnea dengan akti$itas ataupun istirahatJ 1erakan dada tidak sama aktu bernapas. b. Sistem -ardio$askuler ?yeri dada meningkat karena pernapasan dan batukJ /akhikardia,lemah, %ucat, Hb turun *normal, Hipotensiatauhipertensi. c. Sistem %ersyarafan -aji " saraf cranial klien
a) ?er$us = (4lfaktorius) memperlihatkan gejala penurunan daya penciuman dan anosmia bilateral. b) ?er$us == (4ptikus) memperlihatkan gejala berupa penurunan gejala penglihatan. c) ?er$us === (4kulomotorius), ?er$us =I (/rokhlearis) dan ?er$us I= (Abducens), kerusakannya akan menyebabkan penurunan lapang pandang, refleks cahaya ,menurun, perubahan ukuran pupil, bola mata tidak dapat mengikuti perintah, anisokor. d) ?er$us I (/rigeminus), gangguannya ditandai ; adanya anestesi daerah dahi. ?er$us I== (3asialis), pada trauma kapitis yang mengenai
neuron
motorik
atas
unilateral
dapat
menurunkan
fungsinya, tidak adanya lipatan nasolabial, melemahnya penutupan kelopak mata dan hilangnya rasa pada *+ bagian lidah anterior lidah. e) ?er$us I=== (Akustikus), pada pasien sadar gejalanya berupa f)
menurunnya daya pendengaran dan kesimbangan tubuh. ?er$us =9 (1losofaringeus). ?er$us 9 (Iagus), dan ?er$us 9= (Assesorius),
gejala jarang ditemukan
karena penderita
akan
meninggal apabila trauma mengenai saraf tersebut. Adanya Hiccuping (cekungan) karena kompresi pada ner$us $agus, yang menyebabkan kompresi spasmodik dan diafragma. ?er$us 9== (hipoglosus), gejala yang biasa timbul, adalah jatuhnya lidah kesalah satu sisi, disfagia dan disartria. Hal ini menyebabkan adanya kesulitan menelan.. d. Sistem %erkemihan. -ajiadadantidakadanyanyaoliguri
merupakan
tanda
pre
shockdankajiadatidaknya kelainanpada system perkemihan. e. Sistem %encernaan Akibat sesak napasklien mungkinakanmengalami mual muntah dan f.
penurunan nafsu makan dan berat badan. Sistem 0uskuloskeletal 8 =ntegumen -emampuan sendi terbatasJ Ada luka
bekas
tusukan
benda
tajamatautidakJ /erdapat kelemahanatautidakadaJ -ulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi subkutan. g. Sistem ndokrine /erjadi peningkatan metabolismeJ -elemahan. h. Sistem Sosial * =nteraksi. /idak ada hambatan. i. Spiritual -ajiadanyaansietas, gelisah, bingung, pingsan
,.$ Diagno!a Keperaatan Emergen&0 dan Kriti! 7iagnose nanda !"!"5 (Herdman. /. Heather !")
a. -etidakefektifanperfusijaringankardiopulmonerberhubungandenganpenurunanko nsentrasi hemoglobin dalamdarah ". -etidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura. c. ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang berlebihanpadajalan nafasdanpenurunan reflek batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan. d. 1angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membran al$eolar kapiler e. =ntoleransiakti$itasberhubungandengantirah baring * imobilitas,
nyerikronis,
kelemahanumum, ketidakseimbanganantarasuplaidankebutuhanoksigen ,.' Ren&ana eperaatan 2Gilkinson. 0.
"
isiko
-etidakefektifanperfusijaringanjantung
berhubungandenganpenurunankonsentrasi hemoglobin dalamdarah a. /ujuan Setelalah dilakukan tindakan asuhankeperaatan selama K#5 jam diharapakan perfusijaringanjantung kembali efektif dengan kriteria hasil 13 /ekanandarahdalambatas normal (Systole >!"! mmHg, 7iastole 2! $3 '3 )3 *3 +3 ,3
"!! mmHg) ?adidalambatas normal (2!"!! #* mnt) ?adiperiferkuatdansimetris /idakada edema periferdanasites /idakadabunyijantung yang tidak normal yaitubunyijantung S+ dan S5 /idakada angina /idakadabunyinapastambahan, distensi $ena leher, edema
pulmoneratraubisingpadapembuluhdarahbesar 43 /idakadakeletihandanhipotensiortostatik b. =nter$ensi ") %antaunyeri dada (mis intensitas, durasidanfaktorpredisposisi ) 4bser$asiadanyaperubahansegmen S/ pada -1 +) %antaufrekuensinadidaniramajantung 5) Auskultasibunyijantungdanparu E) %antauhasilpemeriksaankoagulasi (mis prothombin time (%/), partial thromboplasti time (%//) danhitungtrombosit) 2) %antaunilaielektrolit yang dihubungkandengandisritmia
(kaliumdan
magnesium serum) B) @akukanpenilaiansirkulasiperifer yang komperhensif (mis ceknadiperifer, edema, pengisiankapiler, arnadansuhuekstremitas ) ) %antau status cairanmeliputiasupandanhaluaran >) $aluasi edema dannadiperifer "!) %antauadanyapeningkatankegelisahan, ansietasdanterengahengah "") Catatperubahan Sa4, S$4, danperubahannilai 17A jikadiperlukan ") /ingkatkanistirahat (mis natasipengujungdankendalikan stimulus lingkungan)
"+) Ajarkanpasiendankeluargauntukmenghindari maneu$er $alsal$a (mis janganmengedansaatdefekasi) "5)
hiper$entilasi 0onitor hasil rongent Catat pergerakan dada dan penggunaan otot bantu pernapasan Auskultasi suara napas dan catat adanya suara napas tambahn erikan pasien posisi semi foler*foler Ajarkan cara napas dalam yang efektif
dan tujuannya >) -olaborasi %emberian terapi oksigen sesuai indikasi dan obat bronkodilator "!) 0onitor aliran oksigen, keefektifan terapi oksigen, dan monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen. '3 7iagnosa + 1angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membran al$eolar kapiler a. /ujuan Setelalah dilakukan tindakan keperaatan selama K#5 jam diharapakan pertukaran gas adekuat dengan kriteria hasil ") /idak sianosis ) -esadaran komposmentis +) Hasil A17 dalam batas normal 5) normal ("2!#*mnt) E) /idak ada nyeti dada, pusing maupun malaise b. =nter$ensi 0anajemen asam basa ") -aji frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan ) %ertahankan kepatenan jalan napas dan terapi =I
+) 0onitor status hemodinamik (/anda $ital dan saturasi 4 secara continue) dan tingkat kesadaran 5) 0onitor gambaran seri A17 dan elektroklit E) 4bser$asi arna kulit, membran mukosa, kuku dan adanya dispnea 2) Auskultasi bunyi napas abnormal, suara napas tambahan dan adanya sianosis perifer B) Catat adanya cianosis perifer ) erikan posisi yang nyaman untuk memaksimalkan potensial $entilasi >) erikan posisi semiforler atau posisi yang mengurangi dispnea "!) ersihakan secret dengan menganjurkan batuk efektif atau pengisapan "") Alih baring sesuai indikasi ") Ajarkan cara mengeluarkan sputum dengan batuk efektif "+)
DA5TAR PUSTAKA
Abdul 0ukti dkk (!!>) Pedoman Diagnosis dan Terapi lab ilmu penyakit paru RSUD Dr Soetomo Surabaya. Surabaya Afif 0uttain, (!!). Asuhan Keperaatan klien dengan gangguan sistem pernafasan. , Respirologi ,
/.
Heather
(!").
'A'DA
"nternational
Diagnosis
KeperaatanDefinisidanKlasifikasi ()*(!()*+$ ), RadiologiDiagnostik ,
Gilkinson.
0.
(!!2).BukuSaku
Diagnosis
KeperaatanDengan"nter%ensi'"CdanKreteria/asil '0C$ disiB.