LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS
OLEH: HAERUL AMRI HUKMAN 142 2010 0242 KELAS B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2014
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. F DENGAN DIABETES MELITUS Di Kelurahan Jongaya RW. 5 Kota Makassar (Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga)
OLEH: HAERUL AMRI HUKMAN 142 2010 0242 KELAS B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2014
KONSEP DASAR A. Pengertian Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya
komplikasi
mikrovaskuler,
makrovaskuler
dan
neurologist. ( Long, 1996 : 4 ) Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. ( Smeltzer,2002 : 1220 ) Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. (Brunner dan Suddarth, 2002).
B. Etiologi Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 ) yaitu : 1. Faktor keturunaN Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin. 2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan
oleh
jarinagan
perifer
tergantung
keseimbangan
fisiologis beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relative. 4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada poct reseptor.
C. Manifestasi Klinik Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia anak – anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada mereka yang berusiadibawah 20 tahun. Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak – anak dan remaja. Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul
adalah penglihatan kabur, luka yang lam asembuh, kaki tersa keras, infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.
D. Komplikasi Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 ) Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 ) 1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA ) Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari
suatu
perjalanan
penyakit
diabetes
mellitus.
Diabetik
ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 ) 2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN) Koma
Hiperosmolar
Nonketotik
merupakan
keadaan
yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262) 3. Hypoglikemia Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256)
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) : 1. Mikrovaskuler a. Penyakit Ginjal Salah
satu
akibat
utama
dari
perubahan – perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272) b. Penyakit Mata (Katarak) Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan
retinopati
(Sjaifoellah,
1996
:
588).
Katarak
disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996 : !6) c. Neuropati Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 : 17) 2. Makrovaskuler a. Penyakit Jantung Koroner Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke b. Pembuluh darah kaki Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang tekena trauma (Long, 1996 : 17) c. Pembuluh darah otak Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)
E. Pathofisiologi Dalam
keadaan
normal
jika
terdapat
insulin,
asupan
glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol,
akibat
rendahnya
produk
insulin/tubuh
tidak
dapat
menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati membran sel, maka pasien akan cepat lewat.
F. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain: 1. Pemeriksaan gula darah Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur. 2. Pemeriksaan dengan Hb Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal. 3. Pemeriksaan Urine Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1. Nama kepala keluarga (KK) 2. Alamat dan telfon 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendidikan kepala keluarga 5. Komposisi keluarga Hub No
Nama
JK
dng
Umur
Pendidikan
Status Imunisasi
Ket
KK
BCG
Polio
DPT
Hepa titis
Campak
6. Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut . 7. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut berkait dengan kesehatan. 8. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. 9. Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain. Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga, barang yang dimiliki keluarga.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi.
Nonton TV.
Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga 11. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti 12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 13. Riwayat keluarga inti (tinggal dalam satu rumah) Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber Yankes yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap Yankes. 14. Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
Pengkajian Lingkungan 15. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. 17. Mobilisasi geografis keluarga Mobilisasi
geografis
keluarga
ditentukan
dengan
kebiasaan
keluarga berpindah tempat. 18. Perkumpulan
keluarga
dan
interaksi
dengan
masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat. 19. Sistem penduduk keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.
Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga 20. Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga. 21. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. 22. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. 23. Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Fungsi Keluarga 24. Fungsi efektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 25. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan dalam keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. 26. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga melaksakan 5 tugas kesehatan.
Hal-Hal Yang Dikaji Sejauh Man Keluarga Melakukan Pemenuhan Tugas Perawatan Keluarga adalah : a. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga mengenal masyarakat kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya
serta
persepsi
keluarga
terhadap
masyarakat. b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masyarakat yang dialami.
Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.
Apakah
keluarga
mempunyai
sikap
negatif
terhadap
masalah kesehatan.
Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
Apakah keluarga kurang mempercayai terhadap tenaga kesehatan.
Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).
Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sumber-sumber yang
ada
dalam
keluarga
(anggota
keluarga
yang
bertanggung jawab, sumber keuangan / finansial, fasilitas fisik, psiko sosial).
Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Untuk
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :
Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki.
Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.
Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
e. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan dimasyarakat yang perlu dikaji adalah :
Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang diperoleh fasilitas kesehatan.
Sejauh
mana
tingkat
kepercayaan
keluarga
terhadap
petugas dan fasilitas kesehatan.
Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
27. Fungsi reproduksi a. Berapa jumlah anak b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga. c. Metode
apa
yang
digunakan
keluarga
dalam
upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga. 28. Fungsi ekonomi a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. Stres Dan Koping Keluarga 29. Stressor jangka pendek dan panjang a. Stressor jangka pendenk adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan. b. Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi / stressor. 31. Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila mengalami permasalahan. 32. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan
mengenai
strategi
adaptasi
disfungsional
yang
digunakan keluarga bila menghadapi masalah. 33. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
34. Harapan Keluarga Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM: 1. Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala. 2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang mengatur keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat. C. Intervensi DP Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
Tujuan Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama I Minggu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada klien dan keluarga mampu : 1. Menyebutkan pengertian DM.
Intervensi Rasional Kaji pengetahuan Menetahui tingkat keluarga tentang pengetahuan pengertian DM, keluarga tentang penyebab DM, tanda DM. dan gejala DM. Jelaskan pada keluarga tentang pengartian DM, penyebab DM, tanda 2. Menyebutkan dan gejala DM. Beri kesempatan penyebab DM. pada keluarga untuk 3. Menyebutkan mengungkapkan. tanda dan gejala DM.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama I Minggu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit untuk mencegah komplikasi, keluarga juga mampu : 1. Menyebutkan
Kaji pengetahuan keluarga tentang koplikasi DM, penanganan DM, makanan yang tidak boleh dimakan/bebas dimakan dan boleh tapi dibatasi. Jelaskan pada
Agar keluarga mengetahui komplikasi DM. Keluarga mampu melakukan perawatan mandiri pada DM.
anggota keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang mengetahui keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat.
komplikasi DM.
keluarga tentang DM, 2. Menyebutkan komplikasi penanganan DM dan cara penanganan makanan yang tidak DM. boleh dimakan/bebas 3. Menyebutkan dimakan dan boleh makanan yang tidak tapi dibatasi. boleh di Berikesempatan makan/bebas pada keluarga untuk dimakan, boleh mengungkapkan. dimakan tapi Beri reiforcement dibatasi. positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama I Minggu keluarga mampu memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, keluarga juga mampu : Menyebutkan arti rumah sehat. Menyebutkan ciri rumah sehat. Memodifikasi dan memelihara lingkungan yang sehat.
Kaji pengetahuan Agar Keluarga keluarga tentang arti dapat hidup rumah sehat dan ciri dilingkungan yang rumah sehat. sehat Suport keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah. Jelaskan keluarga pentingnya lingkungan sehat peningkatan kesehatan.
pada tentang yang bagi derajat
DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer. dkk, (2002), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III, Media Aesculapius FKUI, Jakarta Askandar Tjokroprawiro, dr. DR. Prof. (2002), Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Brunner & Suddarth (2002), Keperawatan Mediakl Bedah Vol.2, EGC, Jakarta M. Syaifullah (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid Edisi III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Sarwono Waspadji (2002), Pedoman Diit Diabetes Melitus, Balai penerbit FKUI, Jakarta