1. Pengertian
Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk
bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya
500 gram. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki
mekanisme khusus untuk menunjang pertumbuhan dan ketahanan hidup janin.
Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif zat-zat
energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu pada alograft dan
akuisisi janin. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila
terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin
ataupun mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan pada plasenta
adalah kelainan implantasi atau disebut dengan plasenta previa (Manuaba,
2005).
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya
bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta
umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah
fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
Selain pengertian diatas Chalik, (2008). Plasenta previa adalah plasenta
yang berimplantasi pada bagian segmen bawah rahim, sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan
perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa
nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan.
2. Etiologi
Menurut Chalik (2008), yang menjadi penyebab implantasinya blastokis pada
segman bawah rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain
mengemukakan bahwa yang menjadi salah satu penyebabnya adalah
vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin terjadi karena
proses radang maupun atropi.
3. Faktor resiko
Menurut Chalik (2008) faktor risiko timbulnya plasenta previa belum
diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa
frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut,
multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup
yang juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko timbulnya plasenta
previa.
Menurut penelitian Wardana (2007) yang menjadi faktor risiko plasenta
previa yaitu:
1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih
besar dibandingkan dengan umur < 35.
2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar
dibandingkan primigravida.
3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih
besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus.
4. Riwayat seksio sesaria tidak ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya
plasenta previa.
Menurut Chalik (2008), yang menjadi penyebab implantasinya blastokis
pada segman bawah rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain
mengemukakan bahwa yang menjadi salah satu penyebabnya adalah
vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin terjadi karena
proses radang maupun atropi.
4. Klasifikasi
Menurut Chalik (2008). Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang
didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir
pada waktu tertentu yaitu :
a. Placenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan
cervix 4 cm. Pada posisi ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
per-vaginam (normal / spontan / biasa), karena risiko perdarahan
sangat hebat. Plasenta previa sentralis yaitu bila tali pusat plasenta
berada tepat dengan sentral kanalis servikalis.
b. Placenta Previa Partialis
Bila hanya sebagian / separuh plasenta yang menutupi ostium uteri
internum pada pembukaan cervik 4 cm. Pada posisi ini pun risiko
perdarahan masih besar, dan biasanya tetap tidak dilahirkan melalui
per-vaginam.
c. Placenta Previa Marginalis
Bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir ostium uteri internum
pada pembukaan servik 4 cm. Bisa dilahirkan per-vaginam tetapi risiko
perdarahan tetap besar.
d. Low-lying placenta (plasenta letak rendah, lateralis placenta atau
kadang disebut juga dangerous placenta)
Posisi plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan
tetapi belum sampai menutupi uteri internum. Pinggir plasenta berada
kira-kira 3-4 cm di atas pinggir ostium uteri internum, sehinnga tidak
teraba pada pembukaan jalan lahir. Risiko perdarahan tetap ada, namun
bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan per-vaginam dengan aman, asal
hati-hati.
5. Fatofisiologi
- bekas luka operasi pada uterus
- kehamilan multiple
- kehamilan multipara
- tumor endometrium
- vaskularisasi fundus
vaskularisasi desidua menururn
Plasenta previa
Totalis Partialis Marginalis
law lying
Bertambahnya usia kehamilan (trimester ke 3)
Uterus mengalami perubahan (semakin melebar dan servik mulai membuka)
Terjadi pembentukkan segmen bawah Rahim dan pembukaan ostium interna
Plasenta menenpel di segmen bawah Rahim/plasenta lepas dari dinding uterus
Sinus uterus robek/rupture
Perdarahan
6. Tanda dan gejala
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
a) Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan
pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal,
tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan
sebelumnya.
b) Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya.
c) Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
d) Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul
(PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam
rahim, dan dapat menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim
(Manuaba, 2005; Murah dkk, 1999).
7. Penatalaksanaan (Sandra, 2001)
a) Konservatif bila :
1. Kehamilan kurang 37 minggu.
2. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
3. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :
1. Istirahat
2. Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
3. Memberikan antibiotik bila ada indikasi.
4. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan
perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien
dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan
segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
b) Penanganan aktif bila :
1. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
2. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
3. Anak mati
Penanganan aktif berupa :
1. Persalinan per vaginam.
2. Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi
(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada
pemeriksaan dalam didapatkan :
1. Plasenta previa marginalis
2. Plasenta previa letak rendah
3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks
sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada
perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi
yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila
gagal drips. Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.
c) Penanganan (pasif)
1. Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera
dikirim ke Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
2. Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus,
kehamilan belum cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari
2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-
obatan; spasmolitik, progestin/progesterone, observasi teliti.
3. Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan
setua mungkin supaya tidak prematur
4. Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa
dan janin prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas
penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang memberikan
keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah
sakit yang memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas
fisik, penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya
segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang
diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah,
persalinan sesarea dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat
dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala
dapat diperoleh meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan,
adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari serviks, sehingga
plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias (1988)
melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang
dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien
perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan
ke dalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam.
Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea ada dua :
a) Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus
untuk berkontraksi sehingga perdarahan berhenti.
b) Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi
serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam
pada plasenta previa totalis serta parsial.
8. Kemungkinan Data Fokus
a) Wawancara
1. Pengumpulan data
a) Identitas klien : nama klien, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku atau bangsa, pendididkan, pekerjaan, dan alamat.
b) Identitas Penanggung Jawab Pasien
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama :
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri.
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta,
sehingga rahim tegang.
Perdarahan yang berulang-ulang.
b) Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh,
darah yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari
perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya pasien
pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali
pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion
gameli) dll.
c) Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi, tali
pusat pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
d) Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta
tidak mengetahui asal dan penyebabnya.
b) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Keadaan umum
1. Kesadaran : composmetis sampai dengan koma
2. Postur tubuh : biasanya gemuk
3. Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
4. Raut wajah : biasanya pucat
b) Tanda-tanda vital
1. Tensi : normal sampai turun (syok)
2. Nadi : normal sampai meningkat (> 100x / menit)
3. Suhu : normal / meningkat (> 37,5˚ c)
4. RR : normal / meningkat (> 22x / menit)
c) Anamnesa plasenta previa
1. Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu.
2. Sift perdarahan :
a. Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba
b. Tanpa sebab yang jelas
c. Dapat berulang
3. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu atau janin dalam rahim
4. Pada inspeksi dijumpai
a. Perdarahan pervagina encer sampai menggumpal
b. Pada perdarahan yang banyak ibu tanpa anemis
d) Pemeriksaan fisik ibu
1. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
2. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
3. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
a. Tekanan darah, nadi dan pernafasan dalam batas normal
b. Tekanan darah turun, nadi dan pernafasan meningkat
c. Tanpa anemis
e) Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan palpasi abdomen
a) Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur
hamil.
b) Karena plasenta di segmen bahwa rahim, maka dapat dijumpai
kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih
tinggi.
2. Pemeriksaan denyut jantung janin
1. Bervariasi dari normal sampai ke ujung asfiksia dan kematian
dalam rahim.
2. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk
segera mengambil tindakan, Tujuan pemeriksaan dalam untuk :
a. Menegakkan diagnosa pasti
b. Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan
atau hanya memecahkan ketuban.
c. Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar osteum,
uteri, internum.
c) Pemeriksaan diagnostik
1. USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital,
letak dan derajat maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting
karena hal ini berkaitan dengan teknik operasi yang akan dilakukan.
2. Kardiotokografi (KTG) : Kardiotokografi dalam Persalinan adalah
suatu metoda elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam
kehamilan dan atau dalam persalinan. Dilakukan pada kehamilan > 28
minggu.
3. Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO atau
operasi, perlu diperiksa faktor waktu pembekuan darah, waktu
perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan lainnya dilakukan
atas indikasi medis.
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
5. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih
baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur
susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta
7. Amniocentesis
Jika 35-36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin /
spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.
Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru
fetal sudah mature.
9. Analisa Data
"No "Data "Etiologi "Masalah "
" " " "Keperawatan "
"1 "DS : "Plasenta previa "Perubahan "
" "Klien klien mengeluh " "perpusi "
" "badannya terasa lemas. "Bertambahnya usia "jaringan utero "
" "Kontraksi uterus menurun"kehamilan (trimester ke "plasenta "
" " "3) " "
" "Gerakan janin berkurang." " "
" " "Uterus mengalami " "
" " "perubahan (semakin " "
" "DO : "melebar dan servik mulai" "
" "Klien tampak pucat "membuka) " "
" "Tampak adanya perdarahan" " "
" "pervaginam. "Terjadi pembentukkan " "
" "TTV : "segmen bawah Rahim dan " "
" "TD : < 110-120/70-90 "pembukaan ostium interna" "
" "mmHg. " " "
" "Nadi : > 60-100 x/menit."Plasenta menenpel di " "
" " "segmen bawah " "
" "RR : > 22x/menit. "Rahim/plasenta lepas " "
" "Suhu: Normal/meningkat "dari dinding uterus " "
" "(>37,5oC). " " "
" "Djj : >/< 160x/menit "Sinus uterus " "
" "Hasil USG diperoleh "robek/rupture " "
" "gambaran plasenta previa" " "
" "menutupi pinggir, "Perdarahan " "
" "sebagian, keseluruhan, " " "
" "ostium uteri interna, "HbO2 dalam darah menurun" "
" "dan disegmen bawah " " "
" "uterus. "O2 kejaringan menurun " "
" " " " "
" " "Perubahan perpusi " "
" " "jaringan utero plasenta " "
"2 "DS : "Plasenta previa "Intoleransi "
" "Klien mengatakan badanya" "Aktivitas "
" "lemas "Bertambahnya usia " "
" "Klien mengeluh pusing. "kehamilan (trimester ke " "
" " "3) " "
" "DO : " " "
" "Klien tampak tidak "Uterus mengalami " "
" "berenergi atau bertenaga"perubahan (semakin " "
" " "melebar dan servik mulai" "
" "Klien kelelahan "membuka) " "
" "TTV : " " "
" "TD : < 110-120/70-90 "Terjadi pembentukkan " "
" "mmHg. "segmen bawah Rahim dan " "
" "Nadi : > 60-100 x/menit."pembukaan ostium interna" "
" " " " "
" "RR : > 22x/menit. "Plasenta menenpel di " "
" "Suhu: Normal/meningkat "segmen bawah " "
" "(>37,5oC). "Rahim/plasenta lepas " "
" "Hb: < 11 g/dL "dari dinding uterus " "
" "ADL klien di bantu " " "
" "Kekuatan otot klien : "Sinus uterus " "
" "5 / 5 "robek/rupture " "
" "5 / 5 " " "
" " "Perdarahan " "
" " " " "
" " "HbO2 dalam darah menurun" "
" " " " "
" " "O2 kejaringan menurun " "
" " " " "
" " "Metabolisme anaerob " "
" " " " "
" " "Penumpukan asam laktat " "
" " " " "
" " "Kelelahan " "
" " " " "
" " "Intoleransi Aktivitas " "
"3 "DS : "Plasenta previa "Risiko Syok "
" "Klien mengatakan " "hipovoliemik "
" "mengalami perdarahan "Bertambahnya usia " "
" "sejak trimester kedua "kehamilan (trimester ke " "
" "atau awal trimester "3) " "
" "ketiga. " " "
" "Menurut klien, "Uterus mengalami " "
" "perdarahan pertama yang "perubahan (semakin " "
" "keluar sedikit namun "melebar dan servik mulai" "
" "lama kelaman erdarahan "membuka) " "
" "bertambah banyak. " " "
" " "Terjadi pembentukkan " "
" "DO : "segmen bawah Rahim dan " "
" "Klien tampak pucat "pembukaan ostium interna" "
" "Tampak adanya perdarahan" " "
" "pervaginam. "Plasenta menenpel di " "
" "TTV : "segmen bawah " "
" "TD : < 110-120/70-90 "Rahim/plasenta lepas " "
" "mmHg. "dari dinding uterus " "
" "Nadi : > 60-100 x/menit." " "
" " "Sinus uterus " "
" "RR : > 22x/menit. "robek/rupture " "
" "Suhu: Normal/meningkat " " "
" "(>37,5oC). "Perdarahan " "
" "Hasil USG diperoleh " " "
" "gambaran plasenta previa"Kehilangan cairan dan " "
" "menutupi pinggir, "darah " "
" "sebagian, keseluruhan, " " "
" "ostium uteri interna, "Resti syok hipovolemik " "
" "dan disegmen bawah " " "
" "uterus. " " "
" "Hb: < 11 g/dL " " "
10. Diagnosa Keperawatan
1. Syok hipovoliemik b.d kehilangan cairan dan darah akibat perdarahan
2. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta b.d kadar O2 ke jaringan
janin/fetus menurun
3. Intoleransi Aktivitas b.d kelelahan
11. Intervensi keperawatan
"No "Dx Kep"Tujuan "Intervensi "Rasional "
"1 "1 "Umum : "Pantau tanda – tanda vital, "Membantu menentukan beratnya "
" " "Setelah dilakuka "penisian kapiler pada dasar kuku,"kehilangan darah, meskipun "
" " "tindakan keperawatan "warna membran mukosa/ kulit dan "sianosis dan perubahan pada "
" " "selama 1x24 jam syok "suhu. Ukur tekanan vena sentarl, "tekanan darah, nadi adalah "
" " "hipovolemik teratasi. "bila ada. "tanda-tanda lanjut dari "
" " " " "kehilangan sirkulasi atau "
" " "Khusus: " "terjadinya syok. "
" " "Setelah dilakuka "Evaluasi, laporkan, dan catat "Perkiraan kehilangan darah "
" " "tindakan keperawatan "jumlah serta jumlah kehilangan "membantu membedakan diagnosa, "
" " "selama 2-3 jam syok "darah. Lakukan perhitungan "Setiap gram peningkatan berat "
" " "hipovolemik teratasi. "pembalut Timbang pembalut "pembalut sama dengan "
" " " "pengalas. "kehilangan kira-kira 1 ml "
" " "Kriteria hasil: " "darah. "
" " "TTV dalam batas normal"Posisikan klien dengan tepat, "Menjamin keadekuatan darah "
" " "TD : 110-120/70-90 "telentang dengan panggul "yang tersedia untuk otak; "
" " "N : 60-100x/menit "ditinggikan atau posisi "peninggian panggul menghindari"
" " "RR: 16-22x/menit "semi-fowler. Hindari posisi "kompresi vena kava. Posisi "
" " "Suhu : 36,3-37,50C "trendelenburg. "semi- fowler memungkinkan "
" " "Akral hangat " "janin bertindak sebagai "
" " "Kadar Hb dalam batas " "tampon. "
" " "normal (12-16g/dL). "Hindari pemeriksaan rectal atau "Dapat meningkatkan hemoragi, "
" " "Klien tidak tampak "vagina "khususnya bila plasenta previa"
" " "pucat " "marginal atau total terjadi. "
" " "Konjungtiva tidak " "Meningkatkan volume darah "
" " "Anemis "Berikan larutan intravena, "sirkulasi dan mengatasi "
" " "CRT : < 3 detik "ekspander plasma, darah lengkap, "gejala-gejala syok. "
" " " "atau sel-sel kemasan, sesuai "Hemoragi berhenti bila "
" " " "indikasi. "plasenta diangkat dan "
" " " "Siapkan untuk kelahiran sesaria. "sinus-sinus vena tertutup. "
" " " " " "
"2 "2 "Umum : "Perhatikan status fisiologis ibu "Kejadian perdarahan potensial "
" " "Setelah dilakuka "dan janin, status sirkulasi, dan "merusak hasil kehamilan, "
" " "tindakan keperawatan "volume darah. "kemungkinan menyebabkan "
" " "selama 1x24 jam tidak " "hipovolemia atau hipoksia "
" " "terjadi perubahan " "uteroplasenta. "
" " "perpusi jaringan utero"Auskultasi dan laporkan DJJ , "Mengkaji berlanjutnya hipoksia"
" " "plasenta. "catat bradikardia atau "janin. Pada awalnya, janin "
" " " "takikardia. Catat perubahan pada "berespon pada penurunan kadar "
" " "Khusus: "aktivitas janin (hipoaktivitas "oksigen dengan takikardia dan "
" " "Setelah dilakuka "atau hiperaktivitas. "peningkatan gerakan. Bila "
" " "tindakan keperawatan " "tetap defisit, bradikardia dan"
" " "selama 2-3 jam tidak " "penurunan aktivitas terjadi. "
" " "terjadi perubahan " "Menghilangkan tekanan pada "
" " "perpusi jaringan utero"Anjurkan tirah baring pada posisi"vena kava inferior dan "
" " "plasenta. "miring kiri. "meningkatkan sirkulasi "
" " " " "plasenta/janin dan pertukaran "
" " "Kriteria hasil: " "oksigen. "
" " "TTV dalam batas normal"Berikan suplemen oksigen pada "Meningkatkan ketersediaan "
" " "TD : 110-120/70-90 "klien "oksigen untuk ambilan janin. "
" " "N : 60-100x/menit " "Mempertahankan volume "
" " "RR: 16-22x/menit "Ganti kehilangan darah/cairan "sirkulasi yang adekuat untuk "
" " "Suhu : 36,3-37,50C "ibu. "transport oksigen. "
" " "Akral hangat " "Pembedahan perlu bila terjadi "
" " "Kadar Hb dlam batas " "pelepasan plasenta yang berat,"
" " "normal (12-16g/dL). "Kolaborasi dengan dokter untuk "atau bila perdarahan "
" " "Klien tidak tampak "persiapkan intervensi bedah "berlebihan , terjadi "
" " "pucat "dengan tepat. "penyimpangan oksigen janin, "
" " "DJJ : 120-160x/menit " "dan kelahiran vagina tidak "
" " "Pergerakan bayi (+) " "mungkin. "
" " "Kontraksi uterus (+) " " "
" " "Tidak terjadi " " "
" " "pembukaan ostium " " "
" " "interna. " " "
"3 "3 "Umum : "Kaji ulang keluhan klien. "Untuk mengidentifikasi "
" " "Setelah dilakukan " "masalah-masalah klien. "
" " "tindakan keperawatan "Kaji hal-hal yang mampu atau yang"Untuk mengetahui tingkat "
" " "4x24 jam aktifitas "tidak mampu dilakukan oleh klien."ketergantungan klien dalam "
" " "terpenuhi secara " "memenuhi kebutuhannya. "
" " "mandiri. "Bantu klien untuk memenuhi "Pemberian bantuan sangat "
" " "Khusus: "kebutuhan aktivitasnya "diperlukan oleh klien pada "
" " "Setelah dilakukan "sehari-hari sesuai tingkat "saat kondisinya lemah dan "
" " "tindakan keperawatan "keterbatasan klien (membatu "perawat mempunyai tanggung "
" " "selama 1x24 jam "kekamar mandi, memberikan makan)."jawab dalam pemenuhan "
" " "aktifitas terpenuhi " "kebutuhan sehari-hari klien "
" " "secara bertahap, " "tanpa mengalami ketergantungan"
" " " "Letakkan barang-barang di tempat "pada perawat. "
" " "Kriteria hasil: "yang mudah terjangkau oleh klien."Akan membantu klien untuk "
" " "Klien mampu melakukan " "memenuhi kebutuhannya sendiri "
" " "aktivitas mandiri. "Kolaborasi dengan keluarga dalam "tanpa bantuan orang lain. "
" " "Kebutuhan aktivitas "memenuhi kebutuhan. "Memudahkan klien pemenuhan "
" " "sehari-hari terpenuhi " "kebutuhan. "
" " "Klien tampak segar " " "
" " "Kekuatan otot " " "
" " "5 / 5 " " "
" " "5 / 5 " " "
DAFTAR PUSTAKA
1. Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan.
Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
2. Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga berencana unuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
3. Murah Manoe dkk, 1999, Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan
Ginekologi. Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung
Pandang.
4. Prawirohardjo Sarwono, 2008, ed. Keempat. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka: Jakarta.
5. Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
-----------------------
Risiko pertumbuhan janin terhambat/kematian janin
O2 kejaringan fetus menurun
HbO2 dalam darah menurun
Kehilangan cairan dan darah
O2 kejaringan menurun
Resti syok hipovolemik
Metabolisme anaerob
Penumpukan asam laktat
Kelelahan
Perubahan perpusi jaringan utero plasenta
Intoleransi Aktivitas