LAPORAN PENDAHULUAN “SEPSIS” DI RUANG 11(PERINATOLOGI) RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Profesi Ners Departemen Anak
Oleh: Putr R!h"#$ Ut!"! NIM. 1%&&'&&&&11&&
PROGRAM PROFESI NERS *URUSAN ILMU +EPERAWATAN FA+ULTAS +EDO+TERAN UNI,ERSITAS -RAWI*AA MALANG /&1'
De0e2 Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan lain atau dapat dikatakan suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan tersebut. Septikemia adalah penyakit sistemik yang berhubungan dengan adanya dan bertahannya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah. akteremia adalah adanya bakteri di dalam darah. !iremia adalah adanya "irus di dalam darah. Sepsis neonatorum atau sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi sistemik dan diikuti dengan bakteremia pada bulan pertama kehidupan. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah satunya menurut The #nternational Sepsis Definition $onferen%es SD$'())*+' sepsis adalah sindrom klinis dengan adanya Systemi% #nflammatory ,esponse Syndrome &S#,S+ dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi' S#,S' sepsis' sepsis berat' renjatan-syok septik' disfungsi multiorgan' dan akhirnya kematian. Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan &obak' ())+.
A. +l#203#2 erdasarkan /aktu terjadinya' sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum a/itan dini &early0onset neonatal sepsis+ dan sepsis neonatorum a/itan lambat &late0onset neonatal sepsis+. Sepsis a/itan dini &SAD+ merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode pas%anatal &kurang dari 1( jam+ dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. #n%iden%e rate sepsis neonatorum a/itan dini adalah 2' kasus per *.))) kelahiran hidup dan *0)3 pasien tersebut meninggal. Sepsis a/itan lambat &SA4+ merupakan infeksi pas%anatal &lebih dari 1( jam+ yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit &infeksi nosokomial+. Proses infeksi pasien sema%am ini disebut juga infeksi dengan transmisi hori5ontal. Angka mortalitas SA4 lebih rendah daripada SAD yaitu kira0kira *)0()3. SAD sering dihubungkan dengan infeksi intranatal' sedangkan SA4 sering dihubungkan dengan infeksi postnatal terutama nosokomial. Tabel di ba/ah ini men%oba menggambarkan klasifikasi sepsis berdasarkan a/itan dan sumber infeksi. Klasifikasi sepsis berdasarkan a/itan dan sumber infeksi.
1. Sepsis dini Terjadi 1 hari pertama kehidupan. Karakteristik 6 sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau %airan amnion' biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi. /. Sepsis lanjutan-nosokomial
Terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pas%a lahir. Karakteristik 6 Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat pera/atan bayi' sering mengalami komplikasi. -. Et!l!4 akteria seperti 7s%heri%hia%oli' 4isteria mono%ytogenes' Neisseriameningitidis' Sterpto%o%%us pneumoniae' 8aemophilus influen5ae tipe 'Salmonella' dan Strepto%o%%us grup merupakan penyebab paling sering terjadinya sepsis pada bayi berusia sampai dengan 2 bulan. Strepto%o%%us grup merupakan penyebab sepsis paling sering pada neonatus. Pada berbagai kasus sepsis neonatorum' organisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran. eberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya sepsis pada neonatus' antara lain6 *. Perdarahan (. Demam yang terjadi pada ibu 2. #nfeksi pada uterus atau plasenta 9. Ketuban pe%ah dini . Ketuban pe%ah terlalu %epat saat melahirkan &*: jam atau lebih sebelum melahirkan+ ;. Proses kelahiran yang lama dan sulit. 1. Strepto%o%%us grup dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. Menurut $enters for Diseases $ontrol and Pre"ention &$D$+ Amerika' paling tidak terdapat bakteria pada "agina atau rektum pada satu dari setiap lima /anita hamil' yang dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. ayi prematur yang menjalani pera/atan intensif rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur0prosedur in"asif seperti infus jangka panjang' pemasangan sejumlah kateter' dan bernafas melalui selang yang dihubungkan dengan "entilator.
5. F#3t!r Re23! =aktor0 fa%tor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi se%ara umum berasal dari tiga kelompok' yaitu 6
*.
=aktor Maternal a. Status sosial0ekonomi ibu' ras' dan latar belakang. Mempengaruhi ke%enderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. #bu yang berstatus sosio0 ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. ayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih. b. Status paritas &/anita multipara atau gra"ida lebih dari 2+ dan umur ibu &kurang dari () tahun atua lebih dari 2) tahun %. Kurangnya pera/atan prenatal. d. Ketuban pe%ah dini &KPD+ e. Prosedur selama persalinan. (. =aktor Neonatatal a. Prematurius & berat badan bayi kurang dari *)) gram+' merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi %ukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir' konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun' menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. #maturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit. b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan #g> spesifik' khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. #g> dan #gA tidak mele/ati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut' aktifitas lintasan komplemen terlambat' dan $2 serta faktor tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik' bersama dengan penurunan fibronektin' menyebabkan sebagian besar penurunan akti"itas opsonisasi. %. 4aki0laki dan kehamilan kembar. #nsidens sepsis pada bayi laki0 laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan. d. Pera/atan bayi pas%a lahiran 2. =aktor diluar ibu dan neonatal a. Penggunaan kateter "ena- arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. ayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi. b. Paparan terhadap obat0obat tertentu' seperti steroid' bis menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas' sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas' sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda. %. Kadang0 kadang di ruang pera/atan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang berasal dari petugas & infeksi nosokomial+' paling sering akibat kontak tangan. d. Pada bayi yang minum AS#' spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya' sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.
D. P#t!02!l!4 Selama dalam kandungan janin relatif aman terhadap kontaminasi kuman karena terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta' selaput amnion' khorion' dan beberapa faktor anti infeksi dari %airan amnion. #nfeksi pada neonatus
dapat terjadi antenatal' intranatal dan pas%anatal. 4intas infeksi perinatal dapat digolongkan sebagai berikut6 *. #nfeksi Antenatal. #nfeksi antenatal pada umumnya infeksi transplasenta' kuman berasal dari ibu' kemudian mele/ati plasenta dan umbilikus dan masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi bayi. #nfeksi bakteri antenatal antara lain oleh Strepto%o%%us >roup . Penyakit lain yang dapat melalui lintas ini adalah toksoplasmosis' malaria dan sifilis. Pada dugaan infeksi tranplasenta biasanya selain skrining untuk sifilis' juga dilakukan skrining terhadap T<,$8 &To?oplasma' ,ubella' $ytomegalo"irus dan 8erpes+. (. #nfeksi #ntranatal #nfeksi intranatal pada umumnya merupakan infeksi asendens yaitu infeksi yang berasal dari "agina dan ser"iks. Karena ketuban pe%ah dini maka kuman dari ser"iks dan "agina menjalar ke atas menyebabkan korionitis dan amnionitis. Akibat korionitis' maka infeksi menjalar terus melalui umbilikus dan akhirnya ke bayi. Selain itu korionitis menyebabkan amnionitis dan li@uor amnion yang terinfeksi ini masuk ke traktus respiratorius dan traktus digesti"us janin sehingga menyebabkan infeksi disana. #nfeksi akibat %horioamnionitis
#nfeksi lintas jalan lahir ialah infeksi yang terjadi pada janin pada saat mele/ati jalan lahir melalui kulit bayi atau tempat masuk lain. Pada umumnya infeksi ini adalah akibat kuman >ram negatif yaitu bakteri yang menghasilkan /arna merah pada pe/arnaan >ram dan kandida. Menurut $enters for Diseases $ontrol and Pre"ention &$D$+ Amerika' paling tidak terdapat bakteria pada "agina atau rektum pada satu dari setiap lima /anita hamil' yang dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. 2. #nfeksi Pas%anatal #nfeksi pas%anatal pada umumnya akibat infeksi nosokomial yang diperoleh bayi dari lingkungannya di luar rahim ibu' seperti kontaminasi oleh alat0alat' sarana pera/atan dan oleh yang mera/atnya. Kuman penyebabnya terutama bakteri' yang sebagian
besar adalah bakteri >ram negatif. #nfeksi oleh karena kuman >ram negatif umumnya terjadi pada saat perinatal yaitu intranatal dan pas%anatal. 4intas infeksi perinatal dapat dilihat pada gambar berikut 6
ila paparan kuman ini berlanjut dan memasuki aliran darah' akan terjadi respons tubuh yang berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. erbagai reaksi tubuh yang terjadi akan memperlihatkan pula berma%am gambaran gejala klinis pada pasien. Tergantung dari perjalanan penyakit' gambaran klinis yang terlihat akan berbeda.
ejala klinik infeksi sistemik pada neonatus tidak spesifik dan seringkali sama dengan gejala klinik gangguan metabolik' hematologik dan susunan saraf pusat. Peningkatan suhu tubuh jarang terjadi dan bila ada umumnya terdapat pada bayi %ukup bulan. 8ipotermia lebih sering ditemukan daripada hipertermia. 4eukosit pada neonatus mempunyai rentang yang luas yaitu 9))) sampai 20.))) per mm 2. >ejala klinik sepsis neonatorum pada stadium dini sangat sulit ditemukan karena tidak spesifik' tidak jelas dan seringkali tidak terobser"asi. Karena itu' dibutuhkan suatu dugaan keras terhadap kemungkinan ini agar diagnosa dapat ditegakkan. >ejala klinik sepsis pada neonatus menurut Arief &()):+ dapat digolongkan sebagai6 *. >ejala umum6 bayi tidak kelihatan sehat ¬ doing /ell+' tidak mau minum' kenaikan suhu tubuh' penurunan suhu tubuh dan s%lerema. (. >ejala gastrointestinal6 muntah' diare' hepatomegali dan perut kembung 2. >ejala saluran pernafasan6 dispnea' takipne dan sianosis. 9. >ejala sistem kardio"askuler6 takikardia' edema' dan dehidrasi. . >ejala susunan saraf pusat6 letargi' irritable' dan kejang. ;. >ejala hematologik6 ikterus' splenomegali' petekie' dan perdarahan lain. Menurut Surasmi &())2+' tanda dan gejala sepsis neonatorum biasanya tidak jelas dan non spesifik. Tanda dan gejala dari sepsis neonatorum berupa tanda dan gejala umum seperti hipertermia atau hipotermi bahkan normal' akti"itas lemah atau
tidak tampak sakit' berat badan menurun tiba0tiba' terdapatnya tanda dan gejala gangguan saluran pernapasan seperti dispnea' takipnea' apnea' tampak tarikan otot pernapasan' merintih' mengorok' dan pernapasan %uping hidung. Neonatus memiliki risiko sepsis bila memenuhi dua kriteria risiko mayor atau satu kriteria risiko mayor ditambah dua kriteria minor. =aktor risiko mayor yaitu ketuban pe%ah dini*: jam' demam intrapatum 2: B$' korioamnionitis' ketuban berbau' denyut jantung janin *;)?-menit. =aktor risiko minor yaitu ketuban pe%ah dini*( jam' demam intrapartum 21B$' skor AP>A, rendah' 4S,' usia kehamilan C21 minggu' gemeli - kembar' keputihan dan infeksi saluran ken%ing &ilar' ()*)+. ayi didiagnosis sepsis berdasarkan adanya gejala klinik seperti letargi' reflek hisap menurun' merintih' iritabel' kejang' terdapat gangguan kardio"askuler' gangguan hematolitik' gangguan gastrointestinal' gangguan respirasi /aktu pengosongan lambung memanjang dan pemeriksaan laboratorium seperti $,P*)mg-4' #T ratioE)'(' leukosit C)))-F4 atau 2).)))- F4 dengan atau tanpa biakan darah positip &ilar' ()*)+. F. Pe"er32## D#4!2t3 *. Pemeriksaan darah rutin &hb'leuko'trombosit'$T'T'47D'S>PT+ (. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab. 2. Analisis kultur urine dan %airan sebrospinal &$SS+ dengan lumbal fungsi dapat mendeteksi organisme. 9. DP4 menunjukan peningkatan hitung sel darah putih &SDP+ dengan peningkatan neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi. . 4aju endah darah' dan protein reaktif0% &$,P+ akan meningkat menandakan adanya inflamasi. ;. Saat ini' kombinasi petanda terbaik untuk mendiagnosis sepsis adalah sebagai berikut6 #4;' dan #4*0ra untuk *0( hari setelah mun%ulnya gejalaG #4; &atau #4*0ra )' #4:' >0$S=' TN=' $,P' dan hematologi%al indi%es pada hari ke0)+G $,P' #4; &atau >$S= dan hematologi%al indi%es pada hari ke0*+G dan $,P pada hari0hari berikutnya untuk memonitor respons terhadap terapi. G. Pe#t#l#32### 1. Suportif - 4akukan monitoring %airan elektrolit dan glukosa - erikan koreksi jika terjadi hipo"olemia' hipokalsemia dan hipoglikemia - Atasi syok' hipoksia' dan asidosis metaboli%. - A/asi adanya hiperbilirubinemia - Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi enteral. - Monitoring suhu - Pemberian terapi <( (. Kausatif - Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis ()) mg-kg -(9 jam i." &dibagi ( dosis untuk neonatus umur C 1 hari dibagi 2 dosis+' dan Netylmy%in &Amino glikosida+ dosis 1 *-( mg-kg -per hari i.m-i." dibagi ( dosis &hati0hati penggunaan Netylmy%in dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i." harus dien%erkan dan /aktu pemberian H sampai * jam pelan0 pelan+.
-
-
-
-
Dilakukan septi% /ork up sebelum antibiotika diberikan &darah lengkap' urine' lengkap' feses lengkap' kultur darah' %airan serebrospinal' urine dan feses &atas indikasi+' pungsi lumbal dengan analisa %airan serebrospinal &jumlah sel' kimia' penge%atan >ram+' foto polos dada' pemeriksaan $,P kuantitatif+. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin' gula darah' analisa gas darah' foto abdomen' US> kepala dan lain0lain. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi' pemeriksaan darah dan $,P normal' dan kultur darah negatif maka antibiotika diberhentikan pada hari ke01. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi' $,P tetap abnormal' maka diberikan $efepim *)) mg-kg-hari diberikan ( dosis atau Meropenem dengan dosis 2)09) mg-kg -per hari i." dan Amikasin dengan dosis * mg-kg -per hari i." i.m &atas indikasi khusus+. Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. 4ama pemberian antibiotika *)0*9 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika minimal (* hari.
H. E6$e"!l!4 a. Distribusi =rekuensi Menurut
I.
+!"6l3#2
Komplikasi sepsis neonatorum antara lain6 *. Meningitis Neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus dan-atau leukomalasia peri"entrikular (. Pada sekitar ;) 3 keadaan syok septik akan menimbulkan komplikasi a%ut respiratory distress syndrome &A,DS+. 2. Komplikasi yang berhubungan dengan penggunaan aminoglikosida' seperti ketulian dan-atau toksisitas pada ginjal. 9. Komplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis mulai dari gangguan perkembangan sampai dengan retardasi mental . Kematian *. Pe7e4#h# *. Pen%egahan Primordial Primordial pre"ention &pen%egahan a/al+ ini dimaksudkan untuk memberi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit itu tidak mendapat dukungan dari kebiasaan' gaya hidup dan faktor risiko lainnya. entuk pen%egahan ini berupaya untuk men%egah mun%ulnya faktor predisposisi terhadap masyarakat khususnya ibu dan /anita usia produktif terhadap faktor risiko terjadinya sepsis pada bayinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk men%egah sepsis neonatorum sebagai pen%egahan primordial adalah6 0 Mengatur pola makan sehat dan bergi5i dalam jenis dan jumlah yang %ukup pada ibu untuk mempertahankan daya tahan tubuh serta menjaga kebesihan diri sehingga terhindar dari penyakit infeksi. 0 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan saat hamil &Antenatal $are+ dengan %ara men%ari informasi melalui buku' tele"isi atau media massa lainnya. 0 Tidak melahirkan pada usia ibu risiko tinggi' seperti usia kurang dari () tahun atau lebih dari 2 tahun agar tidak berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah. (. Pen%egahan Primer Pen%egahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pen%egahan primer juga diartikan sebagai bentuk pen%egahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko. Upaya yang dapat dilakukan sebagai pen%egahan primer terhadap kejadian sepsis neonatorum adalah6 0 Me/ujudkan Pelayanan Kebidanan yang aik dan ermutu. idan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kesehatan. eberapa hal yang perlu diperhatikan untuk me/ujudkan pelayanan kebidanan yang baik dan bermutu antara lain6 a. Semua /anita hamil mendapat kesempatan dan menggunakan kesempatan untuk menerima penga/asan serta pertolongan dalam kehamilan' persalinan' dan nifas. b. Pelayanan yang diberikan bermutu. alaupun tidak semua persalinan berlangsung di rumah sakit' namun ada kemungkinan untuk mendapat pera/atan segera di rumah sakit jika terjadi komplikasi. 0 Di/ajibkan bersalin di rumah sakit untuk 6 a. anita dengan komplikasi obstetrik &panggul sempit' preeklampsia0 eklampsia' kelainan letak' dll+.
0
0
0
b. anita dengan ri/ayat obstetrik yang jelek &perdarahan postpartum' kematian janin sebelum lahir' dll+. %. Jarak kelahiran C( tahun atau tahun. d. anita hamil dengan penyakit umum' seperti penyakit jantung' diabetes' dll. e. anita dengan kehamilan ke09 atau lebih. f. anita dengan umur 2 tahun ke atas dan kurang dari () tahun g. Primigra"ida &/anita yang hamil untuk pertama kali+ h. anita dengan keadaan di rumah yang tidak memungkinkan persalinan dengan aman. i. Tinggi badan C*) %m. j. Persalinan prematurus dan postmaturus. Penga/asan ibu dan bayi pada saat intranatal dan postnatal. a. Penga/asan terhadap infeksi baik pada saat intranatal maupun postnatal. b. Melakukan pengamatan pada ibu dan bayi untuk mengetahui ada tidaknya penyulit persalinan sehingga dapat segera ditangani se%ara %epat dan tepat. %. Penga/asan terhadap terjadinya perlukaan kelahiran. Pera/atan Antenatal &Antenatal $are+. Antenatal %are mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan agar pada setiap kehamilan dilakukan antenatal %are se%ara teratur dan sesuai dengan jad/al yang la5im berlaku. Tujuan dilakukannya antenatal %are adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterin sehingga dapat di%apai kesehatan yang optimal dalam menghadapi persalinan' puerperium dan laktasi serta mempunyai pengetahuan yang %ukup mengenai pemeliharaan bayinya.Pera/atan antenatal juga perlu dilakukan untuk men%egah terjadinya persalinan prematuritas atau berat badan lahir rendah yang sangat rentan terkena penyakit infeksi. Selain itu dengan pemeriksaan kehamilan dapat dideteksi penyakit infeksi yang dialami ibu yang dapat mengakibatkan sepsis neonatorum. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 9 kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut6 a. Minimal * kali pada trimester # &K*+' usia kehamilan *0*( minggu. b. Minimal * kali pada trimester ## &K(+' usia kehamilan *20(9 minggu. %. Minimal ( kali pada trimester ### &K2 dan K9+' usia kehamilan (9 minggu. Men%u%i tangan. Dalam lingkungan pera/atan kesehatan' tangan merupakan salah satu syarat penularan yang paling efisien untuk infeksi nosokomial.
0
0
0
se%ara langsung kepada hospes yang rentan' yang menyebabkan infeksi nosokomial dan epidemik di semua jenis lingkungan pasien. Pemberian AS# se%epatnya. Upaya pen%egahan terhadap penyakit infeksi dapat dilakukan dengan keadaan gi5i bayi yang baik. Pemeliharaan gi5i bayi dan balita yang baik memerlukan pengaturan makanan yang tepat yaitu salah satunya dengan pemberian AS# se%ara benar dan tepat.Air susu ibu memegang peranan yang penting untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. A/al menyusui yang baik adalah 2) menit setelah bayi lahir karena dapat merangsang pengeluaran AS# selanjutnya' disamping itu akan terjadi interaksi atau hubungan timbal balik dengan %epat antara ibu dengan bayi. Pembersihan ,uang Pera/atan ayi. entuk' konstruksi dan suasana ruang pera/atan yang baik dan memadai dapat mengurangi insidens infeksi nosokomial. Setiap ruang pera/atan terutama N#$U &Neonatal #ntensi"e $are Unit+ memerlukan paling sedikit * ruangan isolasi untuk ( pasien yang terinfeksi' dan ruangan untuk %u%i tangan' ruangan tempat memakai baju steril untuk tindakan in"asif' dan tempat penyimpanan alat0alat atau material yang sudah dibersihkan. Pera/atan persalinan aseptik. Pera/atan ibu selama persalinan dilakukan se%ara aseptik' dan pemberian ampi%illin * gram intra"ena yang diberikan pada a/al persalinan dan tiap ; jam selama persalinan. Pemberian ampi%illin dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi a/itan dini &early0onset+ sampai ;3 pada bayi lahir prematur karena ketuban pe%ah dini' serta menurunkan resiko infeksi Strepto%o%%us >rup sampai 2;3. Pada /anita dengan korioamnionitis dapat diberikan ampi%illin dan gentami%in' yang dapat menurunkan angka kejadian sepsis neonatorum sebesar :(3 dan infeksi Strepto%o%%us >rup sebesar :;3. Sedangkan /anita dengan faktor risiko seperti korioamnionitis atau ketuban pe%ah dini serta bayinya' sebaiknya diberikan ampisilin dan gentamisin intra"ena selama persalinan. Antibiotik tersebut diberikan sebagai obat profilaksis.
2. Pen%egahan Sekunder Pen%egahan sekunder ini diberikan kepada mereka yang menderita atau dianggap menderita. Adapun tujuan pada pen%egahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. a. Diagnosis Saat ini' upaya penegakan diagnosis sepsis mengalami beberapa perkembangan. Pada tahun ())9' The #nternational Sepsis =orum mengajukan usulan kriteria diagnosis sepsis pada neonatus berdasarkan perubahan klinis sesuai dengan perjalanan infeksi. >ambaran klinis sepsis neonatorum dikelompokkan menjadi 9 "ariabel' yaitu "ariabel klinik' "ariabel hemodinamik' "ariabel perfusi jaringan' dan "ariabel inflamasi.
b. Penatalaksanaan 7liminasi kuman penyebab merupakan pilihan utama dalam tata laksana sepsis neonatorum' sedangkan di pihak lain penentuan kuman penyebab membutuhkan /aktu dan mempunyai kendala tersendiri. 8al ini merupakan masalah dalam melaksanakan pengobatan optimal karena keterlambatan pengobatan akan berakibat peningkatan komplikasi yang tidak diinginkan. *. Pemberian Antibiotik Pada kasus tersangka sepsis' terapi antibiotik empirik harus segera dimulai tanpa menunggu hasil kultur darah. Setelah diberikan terapi empirik' pilihan antibiotik harus die"aluasi ulang dan disesuaikan dengan hasil kultur dan uji resistensi. ila hasil kultur tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri dalam (02 hari dan bayi se%ara klinis baik' pemberian antibiotik harus dihentikan. 0 Pemilihan antibiotik untuk sepsis a/itan dini. Pada bayi dengan sepsis a/itan dini' terapi empirik harus meliputi Strepto%o%%us >roup ' 7. %oli' dan 4ysteria mono%ytogenes. Kombinasi penisilin dan ampisilin ditambah aminoglikosida mempunyai akti"itas antimokroba lebih luas dan umumnya efektif terhadap semua organisme penyebab sepsis a/itan dini. Kombinasi ini sangat dianjurkan karena akan meningkatkan akti"itas antibakteri. 0 Pemilihan antibiotik untuk sepsis a/itan lambat. Kombinasi pensilin dan ampisilin ditambah aminoglikosida juga dapat digunakan untuk terapi a/al sepsis a/itan lambat. Pada kasus infeksi Staphylo%o%%us &pemasangan kateter "askular+' obat anti staphylo%o%%us yaitu "ankomisin ditambah aminoglikosida dapat digunakan sebagai terapi a/al. Pemberian antibiotik harusnya disesuaikan dengan pola kuman yang ada pada masing0masing unit pera/atan neonatus. (. Terapi Suportif &adju"ant+
Pada sepsis neonatorum berat mungkin terlihat disfungsi dua sistem organ atau lebih yang disebut Disfungsi Multi +' pemberian tranfusi dan komponen darah' granulo%yte0ma%rophage %olony stimulating fa%tor &>0 $S= dan >M0$S=+' inhibitor reseptor #40*' transfusi tukar &TT+ dan lain0 lain. 9. Pen%egahan Tertier Tujuan utama dari pen%egahan tertier adalah men%egah %a%at' kematian' serta usaha rehabilitasi. Penderita sepsis neonatorum mempunyai risiko untuk mengalami kematian jika tidak dilakukan diagnosis dini dan terapi yang tepat. Untuk itu bayi0bayi yang menderita sepsis perlu mendapat penanganan khusus dari petugas kesehatan dalam rangka men%egah kematian dan membatasi gangguan lain yang dapat timbul di kemudian hari.
ASUHAN +EPERAWATAN A. Pe43#8# *. iodata (. #dentitas orang tua R9##t +e2eh#t# *. ,i/ayat Penyakit Sekarang $ara lahir' apgar s%ore' jam lahir' kesadaran (. ,i/ayat Prenatal 4ama kehamilan' penyakit yang menyertai kehamilan 2. ,i/ayat Persalinan $ara persalinan' trauma persalinan Pe"er32## F23 2. Keadaan Umum 0 Kesadaran a. menangis b. tidur nyenyak %. tidur dengan gerakan mata yang tepat d. aktif0sadar e. tenang0sadar f. transisional 0 !ital sign ,,' 8,' Suhu' sa<(' P' 0 Antropometri a. Antropometri Statis &struktural+ Pengukuran manusia pada posisi diam' dan linier pada permukaan tubuh. b. Antropometri Dinamis &fungsional+ Iang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan %iri0%iri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan0gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. 9. Kepala 0 Adakah trauma persalinan' adanya %aput' %epat hematan' tanda ponsep . Mata 0 Apakah ada Katarak %ongenital' blenorhoe' ikterik pada s%lera' konjungti"a perdarahan dan anemis. ;. Sistem >astrointestinal 0 Apakah palatum keras dan lunak' apakah bayi menolak untuk disusui' muntah' distensi abdomen' stomatitis' kapan A pertama kali. 1. Sistem Pernapasan 0 Apakah ada kesulitan pernapasan' takipnea' bradipneo' teratur-tidak' bunyi napas :. Tali Pusat 0 Periksa apakah ada pendarahan' tanda infeksi' keadaan dan jumlah pembuluh darah &( arteri dan * "ena+ . Sistem >enitourinaria 0 Apakah terdapat hipospadia' epispadia' testis' AK pertama kali *). 7kstremitas
0
Apakah ada %a%at ba/aan' kelainan bentuk' jumlah' bengkak' posisi-postur' normal-abnormal. **. Muskuloskletal 0 Tonus otot' kekuatan otot' apakah kaku' apakah lemah' simetris-asimetris *(. Kulit 0 Apakah ada pustule' abrasi' ruam dan ptekie. -. Pe"er32## S6e203 *. Apgar S%ore (. =rekuensi kardio"askuler 6 Apakah ada takikardi' bradikardi' normal 2. Sistem Neurologis 0 ,efleks moro 6 tidak ada' asimetris-hiperaktif 0 ,efleks menghisap 6 kuat' lemah 0 ,efleks menjejak 6 baik' buruk 0 Koordinasi refleks menghisap dan menelan 0 5. D#0t#r D#4!2# +e6er#9#t# *. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan <( edema paru. (. Penurunan %urah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload. 2. 8ipertermi berhubungan dengan proses infeksi. 9. ,esiko ketidakstabilan suhu tubuh . Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan %ardia% output yang tidak men%ukupi. ;. Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer D. Re7## Iter;e2 +e6er#9#t# Pere7### D#4!2# Tu8u# $# +rter# N! +e6er#9#t# Iter;e2 (NI5) (NANDA) H#2l (NO5) * Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan NI5: Ar9# M##4e"et nafas berhubungan tindakan kepera/atan Posisikan pasien untuk dengan penurunan selama LLL..pasien memaksimalkan "entilasi ekspansi paru' menunjukkan Pasang mayo bila perlu asites. keefektifan pola nafas' 4akukan fisioterapi dada jika dibuktikan dengan perlu kriteria hasil6 Keluarkan sekret dengan 0 Mendemonstrasikan batuk atau su%tion batuk efektif dan Auskultasi suara nafas' %atat suara nafas yang adanya suara tambahan bersih' tidak ada sianosis dan dyspneu erikan bronkodilator' jika diperlukan &mampu erikan pelembab udara mengeluarkan Kassa basah Na$l 4embab sputum' mampu bernafas dg mudah' Atur intake untuk %airan mengoptimalkan tidakada pursed lips+ 0 Menunjukkan jalan keseimbangan. nafas yang paten Monitor respirasi dan status &klien tidak merasa <( •
• •
•
•
•
•
•
•
(
Penurunan %urah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload
ter%ekik' irama nafas' frekuensi pernafasan dalam rentang normal' tidak ada suara nafas abnormal+ 0 Tanda Tanda "ital dalam rentang normal &tekanan darah' nadi' pernafasan+ Setelah dilakukan asuhan selamaLLL penurunan kardiak output klien teratasi dengan kriteria hasil: Tanda !ital dalam rentang normal &Tekanan darah' Nadi' respirasi+ Dapat mentoleransi akti"itas' tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru' perifer' dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaran A>D dalam batas normal Tidak ada distensi "ena leher arna kulit normal
ersihkan mulut' hidung dan se%ret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten
#Monitor pola nafas
NI5 : adanya nyeri 7"aluasi dada adanya disritmia $atat
jantung $atat adanya tanda dan gejala penurunan %ardia% putput Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung Monitor balan%e %airan Monitor
respon
pasien
terhadap efek pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi akti"itas
pasien Monitor adanya dyspneu' fatigue' tekipneu dan ortopneu Monitor TD' nadi' suhu' dan ,, Monitor !S saat pasien berbaring' duduk' atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD' nadi' ,,' sebelum' selama' dan setelah akti"itas Monitor jumlah' bunyi dan irama jantung Monitor frekuensi dan
irama pernapasan Monitor pola pernapasan
abnormal Monitor suhu' /arna' dan
kelembaban kulit Monitor sianosis perifer
Monitor adanya %ushing triad &tekanan nadi yang melebar' bradikardi' peningkatan sistolik+ #dentifikasi penyebab dari perubahan "ital sign Kelola pemberian obat anti aritmia' inotropik' nitrogliserin dan "asodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung Kelola pemberian antikoagulan untuk men%egah trombus perifer
2
8ipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Setelah dilakukan tindakan kepera/atan selamaLLL..pasien menunjukkan 6 Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria hasil6 Suhu 2; 21$
Nadi dan ,, dalam rentang normal Tidak ada perubahan /arna kulit dan tidak ada pusing' merasa nyaman
NI5 : Monitor
suhu
sesering
mungkin Monitor /arna dan suhu kulit Monitor tekanan darah' nadi dan ,, Monitor penurunan tingkat kesadaran Monitor $' 8b' dan 8%t
Monitor intake dan output
erikan anti piretik6
Kelola Antibiotik6
Selimuti pasien
erikan %airan intra"ena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake %airan dan nutrisi Monitor TD' nadi' suhu' dan ,, adanya fluktuasi $atat tekanan darah Monitor hidrasi seperti turgor kulit' kelembaban membran
9
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan %ardia% output yang tidak men%ukupi.
Setelah dilakukan tindakan kepera/atan selama 2 ? (9 jam . pasien akan 6 Tekanan sisitole dan diastole dalam rentang normal Menunjukkan tingkat kesadaran yang baik
•
•
•
•
•
mukosa+ M##4e"et 2e2#2 6er0er: Monitor tekanan darah dan nadi apikal setiap 9 jam #nstruksikan keluarga untuk mengobser"asi kulit jika ada lesi Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau dingin Kolaborasi obat antihipertensi.
DAFTAR PUSTA+A
Anonim. ())1. Sepsis. Akses internet di http6--///.pediatrik.%om-ilmiahpopular-());)(()0 *[email protected]% abak' 4o/dermik' Jensen' ())9' uku Ajar Kepera/atan Maternitas' 7disi 9G Jakarta' 7>$ erko/ O eers. *1. Neonatal Problems 6 Sepsis Neonatorum. Akses internet http6--debussy.hon.%h-%gi0bin-find*QsubmitQsepsisneonatorum $arpenito' 4J. ())). Diagnosa Kepera/atan' Aplikasi pada Praktek Klinis' 7disi ;.Jakarta 6 7>$. Doengoes' Marylin. 7. ())). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta 6 7>$. 8arianto' Agus. ()):. Sepsis Neonatorum. Akses internet http6--///.pediatrik.%om-artikel-sepsis0neonatorium 8asan' ,usepno. *:;. Ilmu Kesehatan Anak. uku Kuliah 2. Jakarta6 agian #lmu Kesehatan Anak. =KU#. Mansjoer Arief. ())). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aes%ulapius. Jakarta6 =KU#. Nelson. *2. Ilmu Kesehatan Anak . agian (. Jakarta6 7>$. Pra/irohardjo' Sar/ono. ())1. uku A%uan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta 6 ina Pustaka Pra/irohardjo' Sar/ono. ())1. #lmu Kebidanan. Jakarta 6 ina Pustaka Pusdiknakes. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluara. Jakarta6 Depkes ,#.