KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN PENGERTIAN
Tumor merupakan suatu lesi sebagian hasil pertumbuhan abnormal dari sel yang yang autonom autonom atau relative autonomi yang yang menetap, menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan. Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung kemih). Tumor buli-buli adalah tumor yang dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitur), (insitur), noduler (infiltrat), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltrat. Tumor ini merupakan tumor superfisial. Tumor Tumor ini lama-kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot, dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar.
Gambar . !entuk tumor buli-buli Tumor buli-buli merupakan "# dari seluruh keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita dan angka kejadiannya meningkat pada daerah industri. $ebagian besar (%&'#) tumor tu mor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (%'#) dan adenokarsinoma (%"#) denokarsinoma Terdapat Terdapat * grup adenokarsinoma pada pa da buli-buli, di antaranya adalah+ •
rimer terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-buli. ada beberapa kasus sistitis glandularis kronis dan ekstrofia ekstrofia vesika pada perjalannya lebih lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli rakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakhus) yang mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma 1
Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain, diantaranya adalah+ prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma, dan endometrium. rognosis adenokarsinoma bulu-buli ini sangat jelek arsinoma sel skuamosa arsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas. /angsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi saluran kemih kronis, batu buli-buli, kateter menetap yang dipasang dalam jangka waktu lama, infestasi cacing $chistosomiasis pada buli-buli, dan pemakaian obatobatan sikiofosfamid secara intravesika.
B. KLASIFIKASI
. $taging dan klasifikasi lasifikasi 01-2$34, 516TT dengan modifikasi $T/74G-2/$89 untuk menentukan operasi atau observasi + a. T : pembesaran lokal tumor primer, ditentukan melalui + emeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi. Tis + ;arsinoma insitu (pre invasive ;a) T< + ;ara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan To + Tanda-tanda tumor primer tidak ada T + ada pemeriksaan bimanual didapatkan massa yang bergerak T" + ada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli T* + ada pemeriksaan bimanual indurasi atau massa nodular yang bergerak bebas dapat diraba di buli-buli T*a + invasi otot yang lebih dalam T*b + erluasan lewat dinding buli-buli T= + Tumor sudah melewati struktur sebelahnya T=a + Tumor mengadakan invasi ke dalam prostat, uterus, vagina T=b + Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen b. 4 : embesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan klinis, lympography, urography, operatif 4< + 2inimal yang ditetapkan kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan 4o + Tanpa tanda-tanda pembesaran kelenjar limfe regional 4 + embesaran tunggal kelenjar limfe regional yang homolateral 4" + embesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar linfe regional yang multipel 4* + 2assa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebas antaranya dan tumor 4= + embesaran kelenjar limfe ju
c. 2 : 2etastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh, pemeiksaan klinis, thora< foto, dan tes biokimia 2< + ebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan. 2 + danya metastase jauh 2a + danya metastase yang tersembunyi pada tes-tes biokimia 2b + 2etastase tunggal dalam satu organ yang tunggal 2c + 2etastase multiple terdapat dalam satu organ yang multiple 2d + 2etastase dalam organ yang multiple
Gambar ". $tadium tumor ". Tipe dan 9okasi Tipe tumor didasarkan pada tipe selnya, tingkat anaplasia, dan invasi a. 1fidermoid ;a, kira-kira ># neoplasma buli-buli-s?uamosa cell, anaplastik, invasi yang dalam dan cepat matastasenya. b. deno ;a, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus. c. /habdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak laki-laki, infiltrasi, metastase cepat, dan biasanya fatal. d. rimary malignant lymphoma, neurofibroma, dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing. e. ;a daripada kulit, melanoma, lambung, paru, dan mamma mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi.
C. ETIOLOGI
eganasan buli-buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat disekitar kita. !eberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli adalah + .
ekerjaan 3
".
*.
=.
ekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik k orek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon@pencukur rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik ("-naftilamin, bensidin, dan =aminobifamil). erokok /esiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah "-A kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. /okok mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin. 0ari beberapa penelitian berhasil menemukan adanya hubungan antara merokok dengan terjadinya kanker buli-buli. 8ubungan tersebut terjadi secara dose respone yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan resiko terjadinya kanker buli-buli "-> kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. ada perokok ditemukan adanya peningkatan metabolitB metabolit triptopan yang berada dalam urinnya yang bersifat karsinogenik.. $elain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis, pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli, juga diduga sebagai faktor penyebab. 3nfeksi saluran kemih Telah diketahui bahwa kuman-kuman 1.coli dan roteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan Cat karsinogen. opi, pemanis buatan, dan obat-obatan ebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat.
D. PATOFISIOLOGI
enampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada film kandung kemih pascamiksi. 5ika urogram intravena menunjukkan adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan otot B otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa neoplasma yang menekan ureter. ;T atau 2/3 bermanfaat dalam penilaian praoperatif terhadap penyebab intramural dan ekstramural, invasi lokal, pembesaran kelenjar limfe, dan deposit sekunder pada hati atau paru. 8idronefrosis diartikan sebagai suatu kondisi dimana pelvis dan kalises ginjal berdilatasi, sedangkan definisi hidroureter merupakan dilatasi atau pelebaran dari ureter. enyebab tersering dari kedua kondisi ini sebagian besar adalah obstruksi.elainan lain yang dapat menjadi penyebab adalah striktur, penyimpangan pembuluh darah dan katup, tumor, batu, ataupun lesi di medulla spinalis. 8idronefrosis dapat bervariasi dari yang ringan misalnya hidronefrosis akibat kehamilan sampai yang dapat meng ancam nyawa misalnya pionefrosis. ntuk dapat membedakan kondisi akut dari kronis, secara garis besar dapat dilihat dari gangguan anatomik parenkim ginjal yang minimal. $ementara untuk lebih tepatnya, suatu hidronefrosis dapat dikatakan akut apabila terdapat pengembalian fungsi ginjal secara utuh setelah penyebabnya dihilangkan. $edangkan dikatakan kronis bila setelah penyebabnya dihilangkan, fungsi ginjal tidak kembali normal. atofisiologi terjadinya hidronefrosis dan hiroureter diawali dengan adanya hambatan 4
aliran urin secara anatomik ataupun fisiologik. 8ambatan ini dapat terjadi dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. eningkatan tekanan ureter menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GD/), fungsi tubulus, dan aliran darah ginjal. GD/ menurun dalam beberapa jam setelah terjadinya hambatan. ondisi ini dapat bertahan selama beberpa minggu. Dungsi tubulus juga terganggu. !erat dan durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. 8ambatan aliran yang singkat menyebabkan kelainan yang reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. eningkatan tekanan ureter juga aliran balik pielovena dan pielolimfatik. 0alam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim ginjal. 4amun komponen diluar ginjal dapat berdilatasi maksimal. F. MANIFESTASI KLINIK
. ". *. =. >. A. E. F. &.
rine bercampur darah yang intermitten 2erasa panas waktu berkemih 2erasa ingin berkemih $ering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya mengalami kesulitan untuk berkemih 4yeri suprapubik yang konstan anas badan dan merasa lemah 4yeri pinggang karena tekanan saraf 4yeri pada satu sisi karena hydronefrosis eluhan akibat penyakit yang lebih lanjut berupa + gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau adanya edema tungkai. 1dema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.
G. KOMPLIKASI
. pabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan terjadinya refluks vesiko-ureter dan hidronefrosis ". 5ika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal, yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal *. 8ematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia pada pasien =. 3nfeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi >. /etensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck A. 8ydronefrosis oleh karena ureter mengalami oklusi D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
. 9aboratorium a. 8b menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gross atau micros hematuria. b. 9eukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat bakteri dan pus dalam urine. c. /ight Dinger Tapping (/DT) normal d. 9ymphopenia (4:=&'-"&*') ". /adiologi a. 1
b. /etrograde cystogram dapat menunjukkan tumor c. Dractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli d. ngiography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe *. ;ystocopy dan biopsy a. ;ystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor b. !iopsi dari lesi selalu dikerjakan secara rutin =. ;ystology engecatan pada sediment urine terdapat transionil cel dari tumor >. alpasi !imanual alpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor T/ buli-buli. 5ari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor (T)
A. encitraan 2agnetic resonance imaging (2/3) merupakan suatu pemeriksaan imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. 2/3 dapat mendeteksi tumor dengan ukuran ,> cm. 6alaupun dikatakan bahwa 2/3 konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan muskularis superfisial. 8al ini dapat diatasi dengan pemberian kontras (gadoliniumenhanceddynamic2/3). kurasi 2/3 dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar kurang leb ih F>#. 2/3 dikatakan lebih unggul daripada ;T-$can dan ltrasonografi ($G). 2/3 dapat memperlihatkan tumor intramural, meskipun buli tidak terdistensi maksimal. 8al ini tidak bisa dievaluasi dengan ;T-$can dan $G. $elain itu 2/3 dapat memperlihatkan adanya pembesaran kelenjar limfe. E. PENATALAKSANAAN
. 7perasi a. /eseksi transuretral ) 0ilakukan pada tumor yang posisinya superfisial, tumor papiler, inoperable tumor sebagai tindakan palliatif. ") !ladder diakses melalui cystoscope yang dimasukkan melalui urethra. *) 0iikuti oleh kemoterapi untuk mencegah tumbuhnya kembali sel kanker yang tidak terangkat =) 8ematuria à keluhan yang umum timbul setelah prosedur reseksi transurethra, dikontrol dengan kateter tiga cabang dan irigasi kandung kemih Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah 6
reseksi buli-buli transuretra atau T/ buli-buli. ada tindakan ini dapat sekaligus ditentukan luas infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain+ a. tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau wait and see b. instilasi intravesika dengan obat-obat2itomisin ;, !;G, >-Dluoro racil, $iklofosfamid, 0oksorubisin, atau dengan 3nterferon c. sistektomi radikal, parsial, atau total d. radiasi eksterna, dan e. terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen $isplatinum$ik3ofofamid dan driamisin (;is ; ) Tabel. ltematif Terapi $etelah T/ !uli-buli
$tadium
Tindakan
$uperfisial
T/ !uli@fulgurasi
(stadium ' - )
3nstilasi intravesika
3nvasif
T/ !uli
(stadium !-;- 0l)
$istektomi atau radiasi
2etastasis
juvantivus kemoterapi
(stadium 0")
/adiasi paliatif
b. ;ystectomy dan urine diversion ) rosedur pilihan untuk tumor stage ! yang tidak bisa diatasi melalui tindakan reseksi transurethra atau kemoterapi intravesika ") rosedur dilakukan jika tumor menginvasi dinding vesika, termasuk trigone, atau saat tumor tidak dapat diatasi dengan metode pembedahan yang lebih sederhana *) /adical cystectomy à pengangkatan kandung kemih, urethra, uterus, tuba falopii, ovarium, segmen anterior vagina(wanita) kandung kemih, urethra, dan prostat (pria). 8ingga lemak perivesikal dan nodus limfe pelvis. 7
c. ;ystectomy partial ) 0ilakukan jika klien tidak dapat mentoleransi prosedur cystectomy radical atau jika ada tumor yang tidak dapat diangkat melalui transurethral cystectomy ") 8ingga setengah bagian dari kandung kemih diangkat *) emungkinan sel kanker tumbuh kembali sangat tinggi =) $etelah prosedur pembedahan kapasitas kandung kemih berkurang hingga A' ml dan bertambah hingga ='' ml pada beberapa bulan post pembedahan engangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urine dari ureter dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara lain+ a. reterosigmoidostomi+ yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam sigmoid. ;ara ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulkan penyulit b. onduit usus+ yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin, sedangkan untuk mengeluarkan urine dipasang kateter menetap melalui sebuah stoma. onduit ini diperkenalkan oleh !ricker pada tahun &>' dan saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak praktis. c. 0iversi urine kontinen+ yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urine pada volume tertentu). rine kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan melakukan kateterisasi mandiri secara berkala. d. 0iversi urine 7rthotopic+ adalah membuat neobladder dan segmen usus yang kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai stoma yang dipasang di abdomen. ". /adioterapi a. 0iberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade 333-3H dan stage !"-; b. /adiasi diberikan sebelum operasi selama *-= minggu , dosis *'''-=''' /ads. enderita dievaluasi selama "-= minggu dengan interval cystoscopy, foto toraks, dan 3H, kemudian A minggu setelah radiasi direncanakan operasi. ost operasi radiasi tambahan "'''-*''' /ads selama "-* minggu.
*. emoterapi 8
7bat-obat anti kanker + a. ;itral, > fluoro urasil b. Topical chemotherapy yaitu thic-T1, chemoteraphy merupakan paliatif. >fluorouracil (>-D) dan do
9
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
. ktivitas dan 3stirahat Gejala + 2erasa lemah dan lelah Tanda+ erubahan kesadaran ". $irkulasi Gejala + erubahan tekanan darah atau normal Tanda + Tekanan darah meningkat, takikardi, bradikardi, atau disritmia *. 3ntegritas ego Gejala + erubahan tingkah laku atau kepribadian Tanda+ ;emas, mudah tersinggung =. 1liminasi Gejala + erubahan saat ! Tanda+ 4yeri saat !, urine berwarna merah >. 2akanan dan cairan Gejala + 2ual, muntah Tanda+ 2untah A. 4eurosensori Gejala + ehilangan kesadaran sementara, vertigo Tanda+ erubahan kesadaran samapai koma, perubahan mental E. 4yeri@keamanan Gejala + $akit pada daerah abdomen Tanda+ wajah menyeringai, respon menarik diri pada rangsangan nyeri F. 3nteraksi sosial Gejala + erubahan interaksi dengan orang lain Tanda+ /asa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi &. eamanan Gejala + Trauma baru Tanda+ Terjadi kekambuhan lagi '. $eksualitas Gejala + Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut Tanda+ trofi payudara, amenorea B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
. 0iagnosa keperawatan + 4yeri b.d. proses penyakit (penekanan@kerusakan jaringan saraf, obstruksi jalur saraf, inflamasi). Tujuan + 10
-
lien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas 2elaporkan nyeri yang dialami 2engikuti program pengobatan 2endemonstrasikan teknik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.
riteria hasil + setelah dilakukan tindakan keperawatan <" = jam nyeri klien berkurang. 3ntervensi + a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi, dan intensitas. /asional + 2emberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan keperawatan. b. 1valuasi terapi + pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya. /asional + ntuk mengetahui terapi yang diberikan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi. c. !erikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendegarkan musik atau menonton TH. /asional + ntuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. d. 2enganjurkan teknik penanganan stres dan berikan sentuhan terapeutik. /asional + 2eningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stres dan ansietas. e. 1valuasi nyeri, berikan penanganan bila perlu. /asional + ntuk mengetahui efektivitas penanganan nyeri, tingkat nyeri, dan sejauh mana klien mampu menahannya. f. !erikan analgetik sesuai indikasi /asional + ntuk mengatasi nyeri ". 0iagnosa keperawatan + /isiko infeksi b.d. tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun, malnutrisi, dan prosedur invasif. Tujuan + - lien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dlam pencegahan infeksi - Tidak menunjukkna tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal riteria hasil + $etelah dilakukan tindakan keperawatan <"= jam risiko tidak terjadi pada klien. 3ntervensi + a. ;uci tangan sebelum melakukan tindakan. /asional + 2encegah terjadinya infeksi silang b. 5aga personal hygiene klien dengan baik /asional + 2enurunkan@mengurangi adanya organisme hidup c. 2onitor temperatur /asional + eningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi 11
d. aji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi /asional + 2encegah@mengurangi risiko terjadinya infeksi e. 8indarkan@batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur /asional + 2encegah terjadinya infeksi f. olaboratif - 2onitor ;!;, 6!;, granulosit, platelets /asional + $egera dapat diketahui bila terjadi infeksi - !erikan antibiotik bila diindikasikan /asional + 2engatasi organisme penyebab infeksi *. /isiko kerusakan integritas kulit b.d. efek radiasi dan kemoterapi, defisit imunologik, penurunan intake nutrisi, dan anemia.
Tujuan + -
lien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik - !erpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan riteria hasil + $etelah dilakukan tindakan keperawatan <"= jam maka tidak terjadi kerusakan integritas kulit. 3ntervensi + a. aji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping terapi kanker, amati penyembuhan luka. /asional + 2emberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit. b. njurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal. /asional + 2enghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi c. bah posisi klien secara teratur /asional + 2enghindari penekanan yang terus-menerus pada suatu daerah tertentu. =. /isiko kekurangan volume cairan b.d. output yang tidak normal (vomitting, diare), hipermetabolik, dan kurangnya intake. Tujuan + lien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capillary refill normal, dan urine output normal. riteria hasil + $etelah dilakukan tindakan keperawatan <"= jam kebutuhan cairan klien tercukupi. 3ntervensi + a. 2onitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. 8itung keseimbangan selama "= jam. /asional + emasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia b. Timbang berat badan jika diperlukan. 12
/asional + etidakseimbangan cairan dapat diketahui dengan memonitor berat badan. c. 2onitor vital signs. 1valuasi pulse perpheral, capillary refill time. /asional + Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi, dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi. d. aji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. /asional + 0engan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia. e. njurkan intake cairan sampai *''' ml per hari sesuai kebutuhan individu. /asional + 2emenuhi kebutuhan cairan yang kurang. f. olaboratif - !erikan cairan 3H bila diperlukan /asional + 2emenuhi kebutuhan cairan yang kurang - 2onitor hasil laboratorium + 8b, elektrolit, albumin /asional + 2engetahui perubahan yang terjadi >. ;emas b.d. perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, serta bentuk interaksi. Tujuan + - lien dapat mengurangi rasa cemasnya - /ileks dan dapat melihat dirinya secara objektif - 2enunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan. riteria hasil + $etelah dilakukan tindakan keperawatan selama <"= jam cemas klien berkurang. 3ntervensi + a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. /asional + 0ata mengenai pengalaman klien sebelumya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari duplikasi. b. !erikan informasi tentang prognosis secara akurat /asional + emberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. c. !eri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. !eri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. /asional + 0apat menurunkan kecemasan klien d. 5elaskan pengobatan, tujuan, dan efek samping. !antu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan. /asional + 2embantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. e. ;atat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidakberdayaan, dan lain-lain. /asional + 2engetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya@memberi solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. f. njurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system. /asional + gar klien memperoleh dukungan dari keluarga@orang terdekat. g. !erikan lingkungan yang tenang dan nyaman. 13
/asional + 2emberikan kesempatan pada klien untuk berpikir@beristirahat.
14