LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR MAMAE DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT dr. SOEBANDI JEMBER
Oleh Putri Mareta Hertika, S.Kep NIM 122311101014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2016
LEMBAR PENGESAHAN Laporan pendahuluan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien dengan Tumor mamae di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soebandi Jember telah disetujui dan disahkan pada: Hari, tanggal :
Desember 2016
Tempat: Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soebandi
2
Jember, Desember 2016 Mahasiswa
Putri Mareta Hertika, S.Kep. NIM 122311101014
Pembimbing Klinik Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSD dr. Soebandi Jember
Penanggung Jawab Mata Kuliah Stase Keperawatan Bedah PSIK Universitas Jember
H. Mustakim, S.Kep., Ns., MMKes. NIP 19750225 199703 1 003
Ns. Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep.MB NIP 19810319 201404 1 001
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR MAMAE Oleh : Putri Mareta Hertika, S.Kep A. PENGERTIAN Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik, 2007).
3
Suatu
keadaan
di
mana
sel
kehilangan
kemampuannya
dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 2008). Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu.
B. ETIOLOGI Belum ada penyebab spesifik Tumor payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktorfaktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah Tumor payudara. Faktor-faktor resiko mencakup : 1. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. 2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
4
3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor payudara. 5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun. 6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan Tumor mammae. Oleh sebab itu Tumor mammae lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki pernah mengalami radiasi didaerah dada. C. KOMPLIKASI Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase keotak,hati,kelenjar adrenal,paru,tuang,dan ovarium (Junaidi,2007). D. MANIFESTASI KLINIS Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu,
nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit. Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala. Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Tumor payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Tumor payudara pada tahap lanjut
5
E. PATOFISIOLOGI Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: 1. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahuntahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu. 2. Fase in situ: 1-5 tahun Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara. 3. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun. 4. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempattempat lain bertambah.
6
7
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium meliputi: a. Morfologi sel darah b. Laju endap darah c. Tes faal hati d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma e. Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi 2. Mammagrafi Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak. 3. Ultrasonografi Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm. 4. Thermography Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi. 5. Xerodiography Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluhpembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor. 6. Biopsi Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi. 7. CT. Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain 8. Pemeriksaan hematologi
8
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. H. PENATALAKSANAAN 1. Pencegahan Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
9
2. Pembedahan a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran) Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan
segmental
(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad). b. Mastektomi total Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor. c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila d. Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh isi aksila. e. Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna. 3. Non pembedahan a. Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi. b. Kemoterapi Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. c. Terapi hormon dan endokrin Kanker yang telah menyebar,
memakai
estrogen,
androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk. 2002). L. PENGKAJIAN Pengkajian pada klien dengan kanker payudara diperoleh data sebagai berikut: 1. Aktifitas/istirahat: Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola tidur (contoh, tidur tengkurap).
10
2. Sirkulasi Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe). 3. Makanan/cairan Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan. 4. Integritas Ego Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang. 5. Nyeri/kenyamanan Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik. 6. Keamanan Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar. 7. Seksualitas Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang seksualitas/keintiman. Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung, berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan) M. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pre Operatif 1. Nyeri kronis berhubungan dengan berhubungan dengan: a. Ketidakmapuan psiko sosial atau fisik secara kronis Ditandai dengan: a. b. c. d.
Perubahan berat badan Perubahan pola tidur KelelahanTakut cedera kembali Interksi dengan orang lain menurun
11
e. Perubahan kemampuan dalam melakukan aktifitas. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan: a. Ketergantungan zat kimia b. Penyakit kronis c. Kesulitan mengunyah atau menelan d. Faktor ekonomi e. Intoleransi makanan f. Kebutuhan metabolic tinggi g. Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi h. Akses terhadap makanan terbatas i. Hilang nafsu makan j. Mual dan muntah k. Gangguan psikologis Ditandai dengan a. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolic, baik kalori total maupun zat gizi tertentu c.
Kehilangan berat baan dengan asupan makanan yang adekuat
d.
Melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari RDA. 3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan: a. Ansietas b. Posisi tubuh c. Deformitas tulang d. Deformitas dinding dada e. Penurunan energy dan kelelahan f. Hiperventilasi g. Sindrom hipoventilasi h. Kerusakan musculoskeletal i. Imaturitas neurologis j. Disfungsi neuromuscular k. Obesitas l. Nyeri
12
m. Kerusakan persepsi atau kognitif n. Kelelahan otot-otot pernapasan o. Cedera medulla spinalis Ditandai dengan : Subjektif a. Dispnea b. Napas pendek Objektif a. Perubahan ekskursi dada b. Mengambil posisi tiga titik tumpu c. Bradipnea d. Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi e. Penurunan vntilasi semenit f. Penurunan kapasitas vital g. Napas dalam h. Peningkatan diameter anterior-posterior i. Napas cuping hidung j. Ortopnea k. Fase ekspirasi memanjang l. Pernapasan binir mencucu m. Kecepatan respirasi n. Usia dewasa atau 14 tahun lebih ; ≤11 atau ≥24 x permenit o. Usia 5-14 tahun < 15 atau > 25 p. Usia 1-4 tahun <20 atau >30 q. Usia bayi <25 atau >60 r. Takipnea s. Rasio waktu t. Pengunaan otot bantu asesoris untuk bernapas 5. Ansietas berhubungan dengan a. Hubungan keluarga/hereditas
13
b. Transmisi dan penularan interpersonal c. Krisis situasi dan maturasi d. Stress e. Penyalahgunaan zat f. Ancaman kematian g. Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran, lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi h. Ancaman terhadap konsep diri i. Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial j. Kebutuhan yang tidak terpenuhi Ditandai dengan : Perilaku a.
Penurunan produktivitas
b.
Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
c.
Gerakan yang tidak relevan
d.
Gelisah
e.
Memandang sekilas
f.
Insomnia
g.
Kontak mata buruk
h.
Resah
i.
Menyelidik dan tidak waspada Afektif a. Gelisah b. Kesedihan yang mendalam c. Distress d. Ketakutan e. Perasaan tidak adekuat f. Fokus pada diri sendiri
14
g. Peningkatan kekhawatiran h. Iritabilitas i. Gugup j. Gembira berlebihan k. Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten l. Marah m. Menyesal n. Perasaan takut dan khawatir o. Ketidakpastian’ Fisiologis a. Wajah tegang b. Peningkatan keringat c. Peningkatan keteganbgan d. Terguncang e. Gemetar/tremor f. Suara bergetar Parasimpatis a. Nyeri abdomen b. Penurunan TD, nadi c. Diare d. Pingsan e. Keletihan f. Mual g. Gangguan tidur h. Kesemutan pada ekstremitas i. Sering berkemih Simpatis
15
a. Anoreksia b. Mulut kering c. Wajah kemerahan d. Jantung berdebar-debar e. Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan f. Dilatasi pupil g. Kesulitan bernapas h. Kedutan otot i. Kelemahan Kognitif a. Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis b. Bloking fikiran c. Konfusi d. Penurunan lapang pandang e. Kesulitan untuk berkonsentrasi f. Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah g. Keterbatasan kemampuan untuk belajar h. Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik i. Mudah lupa j. Gangguan perhatian dan cenderung untuk menyalahkan orang lain k. Melamun
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan a. Keterbatasan kognitif b. Kesalahan dalam memahami informasi yang ada c. Kurang pengalaman d. Kurang perhatian didalam belajar e. Kurang kemampuan mengingat kembali
16
f. Kurang familier dengan sumber-sumber informasi Ditandai dengan Subjektif: a. Mengungkapkan masalah secara verbal Objektif a. Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat b. Performa uji tidak akurat c. Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis)
Intra Operatif 1. Resiko infeksi berhubungan dengan a. Penyakit kronis b. Penekanan system imun c. Ketidak adekuatan imunitas dapatan d. Pertahanan primer yang tidak adekuat e. Pertahanan lapis dua yang tidak memadai f. Peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen g. Pengetahuan yang kurang untuk menghindari pajanan pathogen h. Prosedur invasive i. Malnutrisi j. Agen farmasi k. Kerusakan jaringan l. Trauma Post Operasi 1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Biofisika (penyakit kronis), kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit,
krisis
kemoterapi, radiasi) Ditandai dengan:
situasional,
trauma/injury,
pengobatan
(pembedahan,
17
a. Depersonalisasi bagian tubuh b. Perasaan negatif tentang tubuh c. Secara verbal menyatakan perubahan gaya hidup d. Perubahan aktual struktur dan fungsi tubuh e. Kehilangan bagian tubuh f. Bagian tubuh tidak berfungsi 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Eksternal (lingkungan) a. Zat kimia b. Kelembaban c. Hipertermia d. Hipotermia e. Factor mekanik (terpotong, tertekan, akibat restrain) f. Obat g. Kelembaban kulit h. Imobilisasi fisik i. Radiasi Internal (somatic) a. Perubahan status cairan b. Perubahan pigmentasi c. Perubahan turgor d. Factor perkembangan e. Ketidakseimbangan nutrisi f. Deficit imunologis g. Gangguan sirkulasi h. Gangguan status metabolic i. Gangguan sensasi
18
j. Penonjolan tulang Factor perkembangan a. Usia eksterm muda atau tua Ditandai dengan : a. Kerusakan pada lapisan kulit b. Kerusakan pada permukaan kulit c. Invasi struktur tubuh N. RENCANA KEPERAWATAN Pre Operasi
No . Dx 1.
2.
Tujuan /NOC
Intervensi / NIC 19
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Management selama 1 x 24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi : berkurang dengan kriteria: lokasi,karakteristik,dan Kontrol Nyeri onset,durasi,frekuensi,kuali a. Mengenal faktor penyebab tas, intensitas/beratnya b. Mengenal reaksi serangan nyeri nyeri, faktor-faktor c. Mengenali gejala nyeri presipitasi d. Melaporkan nyeri terkontrol 2. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat Tingkat Nyeri mempengaruhi respon a. Frekuensi nyeri pasien terhadap b. Ekspresi akibat nyeri ketidaknyamanan 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk menguragi nyeri (relaksasi, distraksi) 4. Perhatikan tipe dan sumber nyeri 5. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri 6. Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeri 7. Tingkatkan istirahat atau tidur untuk memfasilitasi manajemen nyeri Analgetik Administration 1. Cek obat, dosis, frekuensi, pemberian analgesik 2. Cek riwayat alergi obat 3. Pilih analgetik atau kombinasi yang tepat apabila lebih satu analgetik yang diresepkan 4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau nilai laboratotium, selama 1x24 jam pasien akan khususnya transferin, memperlihatkan status gizi: asupan albumin, dan elektrolit makanan dan cairan yang adekuat 2. Tentukan kemampuan dengan kriteria hasil: pasien untuk memenuhi a. mempertahankan berat badan…. Kg kebutuhan nutrisi ata bertambah…kg pada…..(tglnya) 3. Pantau kandungan nutrisi b. menjelaskan komponen gizi adekuat dan kalori pada catatan c. mengungkapkan tekad untuk asupan mematuhi diet 4. Timbang pasien pada d. menoleransi diet yang dianjurkan interval yang tepat e. mempertahankan masa tubuh dan 5. Berikan terapi nutrisi berat badan dalam batas normal 6. Berikan konseling nutrisi f. memiliki nilai laboratorium dalam 7. Monitor nutrisi
20
O. DISCHARGE PLANNING Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menjelaskan kebutuhan bantuan dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan rumah.
DAFTAR PUSTAKA Bulechek, dkk. 2015. Nursing Intervension Classification. Jakarta: EGC. Daniell, Jane Charette. 2006. Ancologi Nursing Care. Jakarta: EGC. Heather, Herdman. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC. Moorhead, dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification. Jakarta: EGC.
21
Theodore, R. Schrock. 2007. Ilmu Bedah, Edisi 7. Jakarta, EGC Thomas, F Nelson. 2007. Ilmu Bedah, edisi 4. Jakarta: EGC Velde, Van de.2006. Ilmu bedah Edisi 5. Jakarta: EGC