LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR TIROID
Oleh : Uci Sri Wahuni, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2017
Laporan Pendahuluan Tumor Tiroid A. Landasan Teoritis Tumor Tiroid 1. Defenisi . Tipe Kanker Tiroid :
1. Adenocarsinoma papiler -
paling sering ditemukan ( 50-60 % )
-
dimulai pada masa kanak-kanak atau pada awal usia dewasa.
-
Tampak sebagai nodul asimtomatik pada kelenjar yang normal.
-
Merupakan kanker tiroid yang paling kronik dan mempunyai prognosis yang paling baik.
-
Tumor ini jarang bermetastasisi secara hematogen, tetapi pada 10 % kasus terdapat metastasis jauh.
- Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional 2. Adenocarsinoma folikular -
Muncul pada usia lebih tua
-
25 % dari keganasan tiroid
-
terbungkus dalam kapsul dan terasa sebagai masa yang elastis atau mirip karet pada palpasi
-
tumor ini lewat jalur hematogen ke tulang, hati dan paru. Limpadenopati servikal
3. Adenocarsima medular -
5-10 % keganasan tiroid terdapat sebagai tumor yang padat dan keras didapat pada usia diatas 40 tahun tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak
-
Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium
dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin serum 4. Adenocarsinoma anaplastik -
5 % dari keganasan tiroid berupa masa yang keras, irreguler, tumbuh dengan cepat, dan dapat menimbulkan nyeri dan nyeri tekan.
-
Prognosis sangat buruk
-
50 % pada pasien yang berusia diatas 60 tahun
-
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
2. Etiologi Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khusus untuk well differentiated carcinoma(papilar dan folikular) adalah radiasi dan goiter endemis dan untuk jenis medular adalah faktor genetic Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.
Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.
Faktor genetik. Adanya riwayat keturunan dari keluarga.
3. Etiologi Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.
Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.
Faktor genetik. Adanya riwayat keturunan dari keluarga.
4. Patofisiologi Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret. Kadang-kadang mirip goiter nodular jinak. Nodula-nodula tiroid dapat diraba secara klinis pada sekitar 5-10 % orang dewasa. Kebanyakan nodular tersebut jinak, tetapi beberapa nodula tiroid ganas atau tidak, harus dinilai faktor-faktor resiko dan gambaran klinis massa tersebut dan dilakukan beberapa pemeriksaan. Kelenjar
tiroid
mengeluarkan
memiliki iodium
mekanisme
dari
dalam
yang
darah
asngat dan
efisien
memekatkan
untuk atai
“menangkap” unsur ini bagi sintesis hormon tiroid berikutnya. Efektifitas mekanisme untuk memekatkan iodida ini dicerminkan oleh konsentrasi iodida dalam jaringan tiroid yang dapat mencapai 20-40 kali konsentrasi iodida dalam plasma. Jika susu dan sumber makanan lain terkontaminasi oleh bahan radioaktif sebagai akibat dari detonasi nuklir atau kecelakaan pada pabrik tenaga nuklir, maka iodida radioaktif akan dipekatkan dalam kelenjar tiroid pada konsentrasi yang sangat tinggi dan akan menyebabkan radiasi kelenjar tiroid sehingga meningkatkan resiko terjadinya kanker kelenjar
tiroid. Dengan demikian, dalam masyarakat yang terpajan radioaktif yang tinggi harus dilakukan upay-upaya untuk menghalangi pengambilan iodida radioaktif dengan cara membanjiri atau menjenuhkan kelenjar tiroid dengan iodida nonradioaktif Pemberian larutan jenuh kalium iodida atau preparat iodida lainnya sesegera mungkin setelah terjadinya pajanan akan menghasilkan inhibisi yang hampir penuh terhadap absorbsi iodida radioaktif oleh kelenjar tiroid dan meningkatkan kecepatan eksresi setiap zat radioaktif yang terserap.
5. Manifestasi klinis -
Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.
-
Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
-
Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
-
Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik.
-
Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
-
Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain
6. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik
-
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang.Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid
diferensiasi baik.Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan
indikator
tumor
residif
atau
tumbuh
kembali
(barsano).Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler. -
Radiologis o
Foto X-Ray Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening.Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang.Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
Ultrasound Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhana dan murah.
Computerized Tomografi CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat. Biopsi Aspirasi
Pada
dekade
ini
biopsy
aspirasi
jarum
halus
banyak
dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor
diambil
untuk
pemeriksaan
sitologi.Berdasarkan
arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.
7. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
Penatalaksanaan medic Macam Pembedahan Tiroid, yaitu : a. Ismektomi Ismektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada pada ismus tiroid, beserta bagian ismus dari kelenjar tiroid. b. Lobektomi Subtotal Lobektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid sekitarnya pada satu sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian posterior. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid. c. Lobektomi Total / Hemitiroidektomi
Lobektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid seluruhnya pada satu sisi. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus, atau pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan FNA menunjukkan neoplasma folikuler. Bila hasil pemeriksaan histopatologis dari spesimen menunjukkan karsinoma tiroid, maka tindakan lobektomi total tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor prognostik yang baik. d. Tiroidektomi Subtotal Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid disekitarnya pada kedua sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian posterior. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai kedua sisi. e. Tiroidektomi hampir Total Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid pada satu sisi disertai pengangkatan sebagian besar jaringan tiroid sisi kontralateral dengan menyisakan 5 g saja pada sisi tersebut. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh
jaringan
tiroid
satu
lobus
dan
sebagian
jaringan
tiroid
kontralateral.Tindakan tersebut juga dapat dilakukan pada karsinoma tiroid deferensiasi baik pada satu lobus dan belum melewati garis tengah, untuk menghindari kelenjar paratiroid bilateral.Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur ini harus dilanjutkan dengan pemberian ablasi sisa jaringan tiroid menggunakan yodium radioaktif. f.
Tiroidektomi Total Tiroidektomi Total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid. Operasi ini dikerjakan pada karsinoma tiroid deferensiasi terutama bila disertai adanya faktor prognostik yang jelek, karsinoma tiroid tipe meduler, karsinoma tiroid tipe anaplastik yang masih operabel.
2.
Non Pembedahan
a.
Radioterapi Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran
sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas.Radioterapi
digunakan
sebagai
terapi
kuratif
maupun
bersifat
adjuvan.Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor.Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut: 1) Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan
atau
tanpa
dikombinasikan
dengan
pengobatan
lain
seperti
pembedahan dan kemoterapi. 2) Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar. 3) Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman. 4) Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif. Jenis radioterapi : 1)
Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).
Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker. 2)
Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)). Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya.
Contoh
obat
radioterapi
melalui
infus
adalah
metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid. b.
Kemoterapi Kemoterapi
memerlukan
penggunaan
obat
untuk
menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar.Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker.Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping. Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi
bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat. Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin. Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat). Misalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal (anemia), sel darah putih (neutropenia atau leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia).Jika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti
erythropoietin
atau
darbepoietin,
bisa
diberikan
untuk
pertambahan pembentukan sel darah merah, atau sel darah merah bisa ditransfusikan.Jika
thrombocytopenia
hebat,
platelet
bisa
ditransfusikan untuk merendahkan risiko pendarahan. c.
Terapi Ablasi Iodium Radioaktif Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah
operasi,selanjutnya
diberikan
terapi
ablasi
iodium
radioaktif.
Mengingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel folikuler tiroid termasuk sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler. Ada 3 alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu: - Merusak atau mematikan sisa fokus mikro karsinoma. -
Untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa jaringan tiroid normal.
- Meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan hanya oleh sel tiroid. Untuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total, kadar hormone tiroid diturunkan dengan menghentikan obat L-tiroksin, sehingga TSH endogen terstimulasi hingga mencapai kadar diatas 25-30 mU/L. d.
Terapi Supresi L-Tiroksin Evaluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum
dikatakan sembuh total. Target kadar TSH pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan kematian karena keganasan tiroid adalah 0,1-0,5 mU/L, sedang untuk kelompok risiko tinggi adalah 0,01 mU/L.
Adapun penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan adalah modifikasi aktivitas, pemantauan berkelanjutan, pengaturan suhu, dukungan emosional, dan pendidikan pasien.(Smeltzer, 2002. Hlm: 1302-1303). -
Modifikasi aktivitas Penderita kangker tiroidakan mengalami pengurangan tenaga dan letargi sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, resiko komplikasi akibat imobilitas akan meningkat. Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas menjadi terbatas akibat perubahan pada status kardiovaskuler dan pulmoner yang terjadi akibat hipertiroidisme. Peranan perawat yang penting adalah membantu perawatan dan kebersihan diri pasien sambil mendorong partisipasi pasien untuk melakukan aktivitas yang masih berada dalam batas toleransi yang ditetapkan untuk mencegah komplikasi imobilitas.
-
Pemantauan berkelanjutan
Pamantauan TTV dan tingkat kognitif pasien dilakukan dengan ketat selama proses penegakan diagnosis dan awal terapi untuk mendeteksi : a) Kemunduran status fisik dan mental b)
Tanda serta gejal yang menunjukkan peningkatan laju metabolik
akibat
terapi
yang
melampaui
kemampuan
reaksi
sistem
kardivaskuler dan pernafasan c) Keterbatasan dan komplikasi miksidema yang berkelanjutan 3) Pengaturan suhu Pasien yang sering mengalami gejala menggigil dan menderita intoleransi yang ekstrem terhadap hawa dingin meskipun ia berada pada ruangan yang nyaman atau panas. Ekstra pakaian dan selimut yang diberikan dan pasien harus dilindungi terhadap hembusan angin. 4) Dukungan emosional Penderita
hipertiroidisme
sedang
hingga
berat
dapat
mengalami reaksi emosional hebat terhadap perubahan penampilan serta citra tubuhnya dan terhadap terlambatnya diagnosis, yang sering dijumpai pada penyakit ini. 5) Pendidikan pasien Pasien
dan
keluarga
sering
sangat
prihatin
terhadap
perubahan yang mereka saksikan akibat hipertiroid. Sering kita menentramkan pasien dan keluarga dengan penjelasan bahwa banyak diantara gejala-gejala tersebut akan menghilang setelah dilakukan terapi dan berhasil dilakukan.pasien diberitahu untuk terus minum obat seperti yang diresepkan dokter meskipun gejala sudah membaik. Instruksi tentang diit untuk meningkatkan penurunan berat badan begiru pengobatan dimulai, untuk prose penyembuhan.
8.
Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah : a. Perdarahan Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan drain pada pasien setelah operasi. b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara. c.
Trauma pada nervus laringeus rekurens Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.
d. Sepsis yang meluas ke mediastinum Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi. (Sutjahjo, 2006, hal:86) Kompilkasi akibat tiroidektomi dibagi dalam 3 golongan, yaitu: a. Minor : seroma b. Jarang : kerusakan trunkus simpatikus c. Mayor : perdarahan intraoperatif d. Perdarahan pasca operatif e. Trauma pada n. laringeus rekuren/ superior f. Hipoparatiroidisme g. Hipotiroidisme h. Krisis tiroid i.
Infeksi
9. WOC
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas klien
Identitas
klien
meliputi,
nama,
umur,
agama,
jenis
kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b. Keluhan utama dan alasan masuk Biasanya keluhan utam klien dengan cedera kepala adalah penurunan kesadaran, cedera pada bagian kepala, sakit kepala, mual dan muntah c. Riwayat kesehatan sekarang -
Pembesaran kelenjar pada daerah leher, merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher
d.
Perasaan sesak karena inflitrasi atau desakan ke trakea Nyeri atau nyeri tekan bagi jenis anaplastik
Riwayat kesehatan dahulu -
Pernah terpajan dengan radiasi eksternal leher, kepala atau dada
-
Defisisensi iyodium
-
Adanya goiter endemis di sekitar tempat tinggal atau sekitar lingkungan
-
Makanan terkontaminasi dengan zat radioaktif
e. Riwayat kesehatan keluarga Mengkaji adanya anggota keluarga yang menderita hipertensi dan DM. Pola Fungsinal Gordon
a. Pola persepsi terhadap kesehatan Pada kasus ca tiroid, biasanya klien mencari pengobatan alternatif b.
Pola nutrisi / metabolik Biasanya klien mengalami penurunan nafsu makan, sulit untuk menelan, mual, muntah, evaluasi terhadap pola nutrisi klien untuk mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat.
c.
Pola eliminasi Perlu dikaji pola eliminasi alvi seperti frekuensi, konsistensi, warna serta
bau
feces,
pada
pola
eliminasi
uri
dikaji
frekuensi
kepekatannya, warna, bau dan jumlah. d.
Pola aktivitas dan latihan Biasanya klien mengalami kelemahan, keletihan, perubahan pola tidur,keterbatasan dalam hobi dan latihan.
e.
Pola tidur dan istirahat Biasanya klien sering terbangun karena nyeri
f.
Pola kognitif-perseptual Biasanya klien mengalami masalah dalam berkomunikasi, sulit untuk berbicara
g.
Pola persepsi diri / konsep diri Biasanya dampak yang timbul pada klien ca iroud yaitu rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal.
h.
Pola seksual dan produksi Biasanya klien ca tiroid akan mengalami masalah dalam hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap
i.
Pola peran-hubungan Biasanya klien ca tiroid harus menjalani rawat inap sehingga klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat.
j.
Pola menajemen koping stress Umumnya pada klien ca tiroid timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,
k.
Pola keyakinan-nilai Biasanya kebutuhan beribadah klien ca tyroid biasanya mengalami gangguan karena klien harus dirawat dan keterbatasan gerak klien.
Pemeriksaan fisik head to toe
- Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher \ - Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik - Parastesia dan reflek tendon menurun - Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara - Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan labor tidak ada yang spesifik, kecuali pemeriksann kadar kalsitonin yang dicurigao karsinoma medular. -
Kadar hormon thyroglobulin, petanda tumor.
-
USG: untuk menentukan apakah nodul padat atau kistk.
-
Radiolois untuk mencari metastasis
-
BAJAH
-
Diagnosa pasti dengan histopatologi: parafin coupe
-
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat membantu mengevaluasi nodul dan massa tiroid. Namun, hasil evaluasi ini jarang bersifat pasti
-
Biopsi jarum pada kelenjar tiroid digunakan untuk menegakkandiagnosis kanker tiroid, membedakan nodul tiroid yang bersifat kanker dan nodul bukan kanker, dan untuk menentukan stadium kanker
-
Pemeriksaan diagnostik tambahan mencakup pemeriksaan MRI, pemindai CT, pemindai tiroid, pemeriksaan ambilan iodium radioaktif, dan tes supresi tiroid
-
Teknik sidik tiroid kamera taknetium 99M, yang dapat menentukan appakah nodula itu bersifat soliter atau bagian dari goiter multinodular. Dan untuk menentukan apakah nodula tersebut masih berfungsi atau tidak
-
Pemeriksaan ekografik dari nodula dapat dilakukan untuk membedakan secara akurat apakah massa itu bersifat kistik atau padat. Karsinoma tiroid umumnya padat, dan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Diagnosa Keperawatan o
Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses penyakit : destruksi jaringan saraf
o
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik, anoreksia
o
Kecemasan b.d perubahan status kesehatan dan kemungkinan prosedur pembedahan serta kurang terpanjan informasi
o
Gangguan konsep diri : body image b.d perubahan struktur
DAFTAR PUSTAKA
Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi" , Edisi ke-4 Buku ke II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Bulechek, Gloria M, dkk. 2008 (Ed). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis, MO: Mosby Brunner & suddrath, 2002.Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta : EGC Herdman ,T.H. 2012 (Ed). NANDA Internasional Nursing Diagnoses: Definition and Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell. Moorhead, Sue, dkk. 2008 (Ed). Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis, MO: Mosby Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2006, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga